II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. struktur ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian, industri-perdagangankomunikasi-transportasi

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia memberikan ciri-ciri negara dengan taraf hidup

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Pabundu Tika (2005:4) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. data utama yang digunakan adalah data ketenagakerjaan dan pendapatan regional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Tenaga Kerja, Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian

Setengah Penganggur Kabupaten/Kota Karangasem AGUSTUS 2015

Nilai Tukar Petani Kabupaten Magelang Tahun 2013

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

KINERJA DAN PERSPEKTIF KEGIATAN NON-PERTANIAN DALAM EKONOMI PEDESAAN *

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih

TINJAUAN PUSTAKA. tebel silang memperoleh kesimpulan bahwa 1) Aktivitas usaha luar tani di

TINJAUAN PUSTAKA. Yang paling sering digunakan yaitu melalui tingkat pendapatan, pendapatan menunjukan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

ANGKATAN KERJA PARTISIPASI ANGKATAN KERJA, PENGANGGURAN DAN KESEMPATAN KERJA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

TINJAUAN PUSTAKA. serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat. dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

I PENDAHULUAN. Petani merupakan pekerjaan yang telah berlangsung secara turun-temurun bagi kehidupan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2015*)

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya perubahan struktur penguasaan lahan pertanian, pola

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN Jumlah penduduk wajib KTP Orang

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Objek penelitian dalam meramalkan partisipasi angkatan kerja dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

No. Katalog :

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

DISTRIBUSI PEMILIKAN DAN PENGUSAHAAN TANAH DI SUMATERA BARAT *

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. utama. Industrialisisasi dimasa sekarang tidak dapat terlepas dari usaha dalam

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2016

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Angkatan Kerja Banyak hal mengenai kehidupan sosial di suatu negara/masyarakat dapat di

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor. Pendapat lain mengatakan, kesempatan

PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA. Oleh: Iwan Setiawan*)

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alam dan budayanya, serta memiliki potensi yang cukup besar di sektor pertanian. Sebagian

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

I. PENDAHULUAN. permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja di Indonesia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sektor pertanian telah. masyarakat, peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

Transkripsi:

13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Ekonomi Geografi ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur aktivitas keruangan ekonomi sehingga titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian, industri-perdagangankomunikasi-transportasi dan lain sebagainya (Nursid Sumaatmadja 1988:54). Pengertian di atas menggambarkan bahwa manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya demi kelangsungan hidupnya, untuk memenuhi kebutuhannya manusia akan bekerja sehingga kebutuhan hidupnya akan terpenuhi, oleh kerena itu geografi ekonomi digunakan sebagai ilmu yang melatarbelakangi penelitian ini, karena penelitian ini berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas ekonomi penduduk terutama penduduk usia muda yang bekerja pada sektor non pertanian di Desa Tegal Rejo Kecamatan Belitang I Kabupaten OKU Timur.

14 2. Penduduk Usia Produktif Penduduk usia produktif adalah penduduk usia kerja yang sudah bisa menghasilkan barang dan jasa. Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mengambil penduduk umur 10 tahun ke atas sebagai kelompok usia kerja. Akan tetapi sejak tahun 1998 mulai menggunakan usia 15 tahun ke atas atau lebih tua dari batas usia kerja pada periode sebelumnya. Kelompok penduduk umur 0-14 tahun dianggap sebagai kelompok penduduk yang belum produktif secara ekonomis, kelompok penduduk umur 15-64 tahun sebagai kelompok penduduk yang produktif, dan kelompok penduduk umur 64 tahun ke atas sebagai kelompok yang tidak lagi produktif. Berbicara tentang penduduk usia produktif sangat erat kaitannya dengan tenaga kerja dan angkatan kerja. a. Tenaga kerja Tenaga kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu baik di luar maupun di dalam hubungan kerja. Mulyadi Subri (2012:59) mendefinisikan tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

15 Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun 64 tahun. Jenis tenaga kerja berdasarkan keahlian atau kemampuannya dapat dibedakan menjadi: (Mulyadi Subri 2012: 81): Tenaga Kerja Terdidik, Tenaga Ahli/Tenaga Mahir Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang mendapatkan suatu keahlian atau kemahiran pada suatu bidang karena sekolah atau pendidikan formal dan non formal. Contohnya seperti sarjana ekonomi, insinyur, sarjana muda, doktor, master, guru dan lain sebagainya. Tenaga kerja terdidik (skilled labour) adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tinggi. Tenaga Kerja Terlatih Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja. Keahlian terlatih ini tidak memerlukan pendidikan karena yang dibutuhkan adalah latihan dan melakukannya berulang-ulang sampai bisa dan menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya adalah supir, pelayan toko, tukang masak, montir, pelukis, dan lain-lain. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh tenaga kerja model ini seperti kuli, buruh angkut, buruh pabrik, pembantu, tukang becak, dan lain-lain.

16 b. Angkatan Kerja (Labor Force) Menurut Mulyadi Subri (2012:60) "angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu produksi barang dan jasa''. Jadi angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetap tetapi sementara tidak bekerja dan tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tetapi mencari pekerjaan secara aktif. Penyediaan tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah penduduk, tenaga kerja, jam kerja, pendidikan, produktivitas dan lain-lain. Penyediaan tenaga kerja dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan struktur umur. Semakin banyak penduduk dalam umur anak-anak, semakin kecil jumlah yang tergolong tenaga kerja. Jumlah angkatan kerja dipengaruhi oleh tingkat partisipasi angkatan kerja. 3. Lapangan Pekerjaan Lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan dari usaha/perusahaan/instansi dimana seseorang bekerja atau pernah bekerja. Mulyadi Subri (2012:72) menyatakan lapangan pekerjaan utama seseorang adalah bidang kegiatan utama pekerja tersebut. Lapangan pekerjaan/usaha ini biasanya digolongkan atas: 1. Pertanian, perburuan, kehutanan, dan perikanan. 2. Pertambangan dan penggalian. 3. Industri pengolahan. 4. Listrik, gas dan air. 5. Bangunan. 6. Perdagangan besar, eceran dan rumah makan. 7. Angkutan, pergudangan dan komunikasi. 8. Keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan dan tanah serta jasa perusahaan. 9. Jasa-jasa kemasyarakatan.

17 Jenis pekerjaan utama seseorang adalah macam pekerjaan yang dilakukan pekerja tersebut. Mulyadi Subri (2012:76) menggolongkan jenis pekerjaan utama menjadi: 1. Tenaga profesional, teknisi, dan sejenisnya 2. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan 3. Tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenis 4. Tenaga usaha penjualan 5. Tenaga usaha jasa 6. Tenaga usaha pertanian, perburuan dan perikanan 7. Tenaga produksi, operator alat-alat angkutan dan pekerja kasar. 4. Sektor Non Pertanian Menurut Lanjouw dan Lanjouw, 1997 dalam Davis (2003:89) kegiatan ekonomi nonpertanian atau rural non-farm economy activities (RNFE) memiliki pengertian yaitu segala aktivitas yang memberikan pendapatan (termasuk pendapatan barang) yang bukan merupakan kegiatan pertanian (semua kegiatan produksi makanan primer, bunga, dan serat, meliputi proses tanam, ternak, hortikultura, kehutanan, dan perikanan) dan berlokasi di wilayah pedesaan). Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, mengklasifikasikan sektor non-pertanian sebagai sektor yang terdiri atas (1) sektor pertambangan dan penggalian, (2) industri pengolahan, (3) sektor listrik, air, dan gas, (4) bangunan, (5) perdagangan, hotel, dan restoran, (6) pengangkutan dan telekomunikasi, (7) keuangan, dan (8) jasa-jasa. Bagi perekonomian desa, RNFE memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan mengurangi jurang pendapatan antara desa dan kota dan kemiskinan desa. Bentuk konstribusi RNFE terhadap perekonomian desa yakni (Davis, 2003:92): a) Menyerap surplus tenaga kerja

18 b) Membantu rumah tangga tani membagi resiko c) Menawarkan kegiatan yang lebih menguntungkan sebagai pendukung atau pengganti pendapatan dari usahatani. d) Menyediakan dana cadangan bagi penduduk miskin desa untuk bertahan ketika gagal panen e) Memanfaatkan keuntungan komparatif desa f) Meningkatkan kualitas hidup, barang, dan jasa di wilayah desa Menurut Sigit (1998) dalam Haris Prabowo (2011:32) keputusan penduduk dalam memilih lapangan kerja pada sektor non pertanian tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, secara umum penyebab transformasi tenaga kerja terjadi akibat adanya perubahan pada tingkat pendidikan, adanya peluang untuk bekerja diluar sektor pertanian, sempitnya kepemilikan lahan pertanian (sawah) dan upah yang lebih tinggi di luar pertanian. Selanjutnya Davis (2003:67) menyebutkan bahwa keputusan individu desa untuk bekerja di ekonomi non-pertanian disebabkan oleh beberapa faktor, yakni: 1). Tingkat pendapatan, 2). Tingkat pendidikan, 3). Kepemilikan Lahan. 5. Jenis Pekerjaan Penduduk Usia Muda pada Sektor Non Pertanian Pekerjaan penduduk usia muda pada sektor non pertanian dalam penelitian ini meliputi: a. Pegawai Pegawai adalah orang yang melaksanakan pekerjaan dengan mendapat imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah atau perusahaan. Dalam penelitian ini pegawai terbagi menjadi 2 yaitu:

19 - Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil yaitu mereka yang telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas jabatan negeri atau tugas negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundangundangan yang berlaku. - Pegawai swasta Pegawai swasta yaitu mereka yang berkerja pada suatu badan usaha baik milik perseorang atau perusahaan swasta dan diberikan imbalan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang bersifat harian, mingguan, maupun bulanan yang biasanya imbalan tersebut diberikan secara bulanan. (http://hujau.blogspot.com/2010/06/pengertian-buruh-karyawan.pegawai.). b. Pedagang Pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan, memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan. Pedagang dapat dikategorikan menjadi: 1. Pedagang grosir, beroperasi dalam rantai distribusi antara produsen dan pedagang eceran. 2. Pedagang eceran, disebut juga pengecer, menjual produk komoditas langsung ke konsumen. Pemilik toko atau warung adalah pengecer. (http://id.wikipedia.org/wiki/pedagang)

20 Dalam penelitian ini penduduk usia muda yang bekerja sebagai pedagang tergolong dalam pedagang eceran, namun sumber modal diperoleh dari orang tua penduduk usia muda dan ada yang mengadakan kerjasama dengan rekannya, namun penduduk usia muda tersebut yang mengelola dagangannya. c. Buruh Buruh adalah mereka yang berkerja pada usaha perorangan dan diberikan imbalan kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, baik lisan maupun tertulis, yang biasanya imbalan kerja tersebut diberikan secara harian. Berdasarkan pendapat tersebut yang dimaksud buruh dalam penelitian ini adalah penduduk usia muda yang bekerja sebagai buruh industri batu bata dan penduduk usia muda yang bekerja sebagai buruh bangunan yang upahnya diberikan secara harian. 6. Pendidikan Penduduk Usia Muda Sumber daya manusia yang berkualitas dapat dicapai dengan penggembangan SDM melalaui pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang tinggi dan strategis dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia. Bahkan lebih jauh lagi telah mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik bagi individu, masyarakat maupun pemerintah. Hal ini berdasarkan pada pertimbangan bahwa pendidikan sebagai suatu institusi yang menyediakan tenaga kerja yang sesuai keahliannya dan bahkan mempersiapkan masyarakat dengan keterampilan-keterampilan yang diperoleh sehingga mampu

21 membuka dan memperluas lapangan kerja itu sendiri. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja. Sony Sumarsono (2003:10) Pada umumnya jenis dan tingkat pendidikan dianggap dapat mewakili kualitas tenaga kerja. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Sedangkan menurut Payaman J. Simanjuntak (1998:69) pendidikan dan latihan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja, dengan demikian meningkatkan produktivitas kerja. Lebih lanjut menurut M. Djumhana (2003:289) tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi. Jadi yang dimaksud dengan tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah jenjang sekolah (formal) yang terakhir dicapai penduduk usia produktif golongan muda umur 15-24 tahun yang bekerja pada sektor non pertanian yaitu berdasarkan jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP), pendidikan menengah (SMA/SMK) dan perguruan tinggi (Diploma/Sarjana). 7. Tingkat Pendapatan Penduduk Usia Muda Literatur ekonomi klasik menyebutkan bahwa insentif pendapatan merupakan penentu utama keputusan individu untuk berpartisipasi dalam suatu aktivitas ekonomi. Semakin tinggi tingkat pendapatan yang diperoleh berarti semakin tinggi

22 tingkat kesejahteraan yang diterima. Suatu aktivitas ekonomi yang memberikan tingkat kesejahteraan tinggi akan menarik individu untuk berpartisipasi di dalamnya. Davis (2003:72) menyebutkan jika tingkat pendapatan yang ditawarkan kegiatan ekonomi non-pertanian lebih tinggi daripada kegiatan pertanian, maka tenaga kerja desa akan lebih memilih untuk bekerja di kegiatan non-pertanian daripada pertanian. Dalam pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian usaha. Boediono (1992 :180) mengemukkan bahwa pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Selanjutnya Ellis (2000) dalam Haris Prabowo, 2011), menyatakan bahwa kenaikan dalam upah non-pertanian atau kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan penghasilan uang mendorong individu untuk mendiversifikasi pekerjaan. Dapat disimpulkan semakin tinggi tingkat pendapatan suatu pekerjaan semakin besar pula keinginan seseorang untuk berpartisipasi di dalamnya. Dalam penelitian ini pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan yang diterima oleh responden yang bekerja pada sektor non pertanian. Variabel ini diukur dengan menggunakan ukuran dengan satuan rupiah, karena sebagian besar responden bekerja sebagai pegawai swasta maka variabel ini diukur menggunakan UMR. Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Selatan Nomor: 757/KPTS/DISNAKERTRANS/2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang Upah Minimum Regional Kabupaten OKU Timur Sumatera Selatan Tahun 2013, ditetapkan bahwa Upah Minimum Regional Kabupaten OKU Timur Sumatera

23 Selatan untuk sektor umum sebesar Rp 1.095.000, berdasarkan UMR tersebut tingkat pendapatan dikelompokkan menjadi 2 yaitu: 1. Pendapatan < Rp 1.095.000 2. Pendapatan Rp 1.095.000. 8. Luas Lahan Pertanian Orang Tua Penduduk Usia Muda Lahan pertanian sebagai aset penting yang dimiliki petani sangat menentukan peluang berusaha bagi dirinya. Aset ini berpengaruh terhadap besarnya pendapatan yang mereka peroleh dari pengolahan d iatas lahan tersebut. Lahan yang sempit tentu saja membuat hasil yang diperoleh tidak memadai sehingga pendapatan yang mereka peroleh juga rendah (Abustam dalam Haris Prabowo, 2011:7). Menurut Lubis dan Soertarto (1991) dalam Herlina (2002:5) sebenarnya faktor yang menentukan bergesernya konsistensi pekerjaan orang tua dan anak di sektor pertanian adalah karena kurang tersedianya lahan dan sumberdaya. Mereka menilai walaupun pekerjaan pertanian menguntungkan tetapi, karena faktor ini mereka meninggalkan sektor pertanian. Hayami dan M. Kikuchi (dalam Haris Prabowo 2011:28) menyatakan bahwa pada awalnya di mana ketersediaan lahan masih mencukupi, penduduk desa yang berprofesi sebagai petani mampu untuk dapat hidup layak. Akan tetapi, seiring dengan pertambahan jumlah penduduk desa akibat laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, ketersediaan lahan tidak lagi mencukupi. Terjadi fragmentasi kepemilikan lahan hingga individu hanya memiliki proporsi lahan yang sangat kecil. Seringkali,

24 hasil output dari lahan yang kecil ini tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup. Akibatnya, para pemilik lahan kecil harus menggadaikan lahannya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Akhirnya, pemilik lahan kecil banyak yang akhirnya menjadi tenaga penggarap atau buruh tani. Dilihat dari segi kepemilikan lahan maka kriteria petani di Indonesia atas dasar kepemilikan lahan menurut Koslan A Tohir (1991:49) adalah sebagai berikut: 1) Orang yang memiliki tanah seluas kurang dari 0,1 hektar tidak digolongkan sebagai petani, mereka adalah buruh tani. 2) Petani yang memiliki tanah seluas 0,1 0,5 hektar adalah petani berlahan sempit atau petani miskin. 3) Petani yang memiliki tanah seluas 0,5 1,0 hektar adalah petani kecukupan atau berlahan sedang. 4) Petani yang memiliki tanah luas lebih dari 1 hektar adalah petani berlahan luas atau mampu. Sedangkan Cahyono (1983) menggolongkan petani berdasar luas garapan menjadi 3 golongan yaitu: (1) Petani gurem untuk luas lahan sampai 0,5 Ha, (2) Petani menengah untuk luas lahan 0,5-1 Ha, (3) Petani luas untuk luas lahan d iatas 1 Ha. Ketika sektor pertanian tidak bisa lagi diharapkan sebagai sumber mata pencaharian tunggal, maka banyak rumah tangga desa, khususnya rumah tangga miskin desa, menyiasati desakan ekonomi dengan cara mendiversifikasi sumber mata pencaharian. Salah satu cara mendiversifikasi sumber mata pencaharian yang dilakukan oleh rumah tangga desa adalah dengan berpartisipasi di kegiatan ekonomi non pertanian, baik sebagai mata pencaharian utama maupun mata pencaharian sampingan. Begitu juga halnya dengan penduduk usia produktif golongan muda umur 15-24 tahun lebih memilih bekerja pada sektor non pertanian dikarenakan semakin sempitnya lahan pertanian akibat pertambahan jumlah penduduk dan perubahan penggunaan lahan.

25 B. Kerangka Pikir Lapangan pekerjaan dan jenis pekerjaan dapat menentukan keadaan ekonomi dan sosial seseorang, adanya kesempatan kerja pada sektor non pertanian mengakibatkan penduduk desa ikut berpartisipasi di dalamnya, terutama bagi kalangan tenaga kerja muda. Semakin tinggi prestise lapangan kerja dan jenis pekerjaan yang dimiliki, maka akan semakin tinggi pula status sosial ekonominya, tentunya kesempatan memperoleh pekerjaan yang demikian tidak terlepas dari peran pendidikan. Latar belakang pendidikan seseorang akan menentukan lapangan kerja dan jenis pekerjaan yang diperolehnya, karena mereka yang berbekal pendidikan yang cukup, memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja terutama pekerjaan di luar pertanian. Tingkat pendapatan yang ditawarkan mempengaruhi penduduk usia produktif untuk ikut berpartispasi pada kegaiatan ekonomi non pertanian, jika pendapatan yang ditawarkan sektor non pertanian lebih tinggi maka penduduk akan lebih memilih bekerja pada sektor non pertanian. Sempitnya lahan pertanian yang disebabkan oleh budaya sistem pewarisan lahan yang menyebabkan pemecahan lahan (land division) mengakibatkan penduduk usia muda Desa Tegal Rejo lebih memilih bekerja di luar pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut:

26 Deskripsi Tingkat Pendidikan, Pendapatan dan Luas Lahan Pertanian Orang Tua Penduduk Usia Muda yang Bekerja pada Sektor Non-Pertanian a. Tingkat pendidikan b. Pendapatan c. Luas Lahan Pertanian Orang Tua Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir.