BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini diberi judul Perencanaan dan Pemasangan Air. Conditioning di Ruang Kuliah C2 PSD III Teknik Mesin Universitas

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN.

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

BAB III DATA GEDUNG DAN LINGKUNGAN

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB V KESIMPULAN UMUM

BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Grafik tegangan (chanel 1) terhadap suhu

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

Analisis Konsumsi Energi Listrik Pada Sistem Pendingin Ruangan (Air Conditioning) Di Gedung Direktorat Politeknik Negeri Pontianak

STUDI EVALUASI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KAMPUS BUKIT JIMBARAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE

BAB I PENDAHULUAN. refrijerasi. Teknologi ini bisa menghasilkan dua hal esensial yang

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

LAMPIRAN I. Universitas Sumatera Utara

BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA

BAB II LANDASAN TEORI

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

PENGARUH TEKANAN TERHADAP PENGKONDISIAN UDARA SISTEM EKSPANSI UDARA

ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Abstrak

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

Bab 14 Kenyamanan Termal. Kenyaman termal

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

PERHITUNGAN DAN METODE KONSTRUKSI SISTEM PENDINGINAN TERHADAP AUDITORIUM

BAB III PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Perhitungan beban pendinginan office PT. XX yang berlokasi di Jakarta

HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

ANALISIS BEBAN PENDINGIN PADA RUANG KULIAH PRODI NAUTIKA JURUSAN KEMARITIMAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki

BAB II DASAR TEORI. konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk

BAB IV ANALISA DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Saran. 159

BAB IV PERHITUNGAN PENDINGIN GEDUNG

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN PADA LANTAI 2 GEDUNG SENTRA BISNIS & DISTRIBUSI PT. CITRA NUSA INSAN CEMERLANG (CNI)

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3

UNIT 4 SIKLUS REFRIGERASI

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

STUDI PEMANFAATAN CAHAYA ALAM SEBAGAI SUMBER PENCAHAYAAN RUANG KULIAH GEDUNG E KAMPUS A UNIVERSITAS TRISAKTI DALAM RANGKA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

BAB IV. ducting pada gedung yang menjadi obyek penelitian. psikometri untuk menentukan kapasitas aliran udara yang diperlukan untuk

PENGEMBANGAN PIRANTI LUNAK PENAKSIRAN BEBAN PENDINGINAN TATA-UDARA BANGUNAN

Universitas Mercu Buana 49

BAB IV: KONSEP Pendekatan Konsep Bangunan Hemat Energi

PERHITUNGAN ULANG SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA GERBONG KERETA API PENUMPANG EKSEKUTIF MALAM (KA. GAJAYANA)

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Pathologi Bangunan dan Gas Radon Salah satu faktor paling populer penyebab terganggunya kesehatan manusia yang berdiam

STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

Perbedaan GH di daerah Tropis dan Sub Tropis. Keunggulan Tanaman dalam GH

Pengantar Sistem Tata Udara

BANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

LAPORAN TUGAS MENGHITUNG NILAI OTTV DI LABTEK IXC

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik.

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

III. METODE PENELITIAN. Agar efisiensi operasi AC maximum, masing-masing komponen AC harus

BAB I PENDAHULUAN. Unit 1 Pengenalan Tentang Pengkondisian Udara

PERHI TUNGAN BEBAN PENDI NGI N PADA RUANG LABORATORI UM KOMPUTER PAPSI - I TS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Hotel Sapadia Siantar. Hotel Danau Toba International Medan. Rumah Sakit Columbia Asia Medan

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur

BAB III METODOLOGI DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas

Transkripsi:

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA UNIT 9 SUMBER-SUMBER PANAS Delapan unit sebelumnya telah dibahas dasar-dasar tata udara dan pengaruhnya terhadap kenyamanan manusia. Juga telah dibahas grafik psychrometrics dan penggunaanya untuk memprediksi karakteristik dari kondisi udara tertentu. Semua informasi ini mengarahkan kita ke tahapan yang lebih praktis mengenai tata udara seperti beban pendingin, estimasi beban pendingin dan pemanasan. Sumber-Sumber Panas Beban Pendingin Sumber panas yang akan dijelaskan disini secara prinsip diterapkan untuk beban pendingin di musim panas. Beberapa sumber seperti dar manusia, lampu dan peralatan kecil rumah tangga yang merupakan bagian yang biasanya diabaikan ketika menghitung beban panas di musimk dingin untuk perumahan kecil. Untuk instalasi komersial yang lebih besar, panas dari manusia, lampu dan peralatan rumah tangga menjadi signifikan dan dianggap sebagai faktor yang menambah beban panas. Sumber Panas dari Luar Sumber panas yang membuat beban pendingin di musim panas membesar adalah dari struktur luar. Sumber panas yang paling besar adalah dari matahari, yang sering disebut sebagai panas solar. Panas matahari masuk ke struktur bangunan dengan dua cara: secara langsung melalui kaca, dan melalui konduksi dari material bangunan. Panas matahari masuk melalui kaca segera diserap di dalam ruangan. Pengaruhnya dapat segera terasa. Panas matahari yang masuk melalui konduksi dari dinding dan atap tidak segera diserap dalam ruangan. Tergantung dari konstruksi yang digunakan, pengaruh panas matahari tidak terasa dalam beberapa jam. Dalam beberapa contoh panas dari matahari mungkin tidak mencapai daerah bagian dalam ruangan sampai matahari terbenam. Jumlah panas yang masuk melalui struktur bangunan tergantung dari jenis material yang digunakan dan diukur dalam term faktor U. Faktor U ini merupakan jumlah panas yang mengalir melalui luas 1 ft 2 permukaan bangunan. Nilai U bervariasi tergantung material yang digunakan dan akan dibahas pada unit 10. Drs. Ricky Gunawan, MT/Teknik Refrigerasi & Tata Udara JPTM-FPTK UPI

Gambar 71 Sumber Panas dari Luar Panas konduksi terjadi dalam bagian bangunan sebagai akibat dari adanya perbedaan temperatur udara luar dan dalam, semakin besar perbedaan itu semakin cepat laju perpindahan panasnya. Jumlah panas konduksi sebagai akibat adanya perbedaan temperatur, tergantung dari ukuran luas dinding atau atap dan tergantung pada resistansi terhadap aliran panas dari material yang digunakan. Aliran panas konduksi diukur dalam term faktor U. Gambar 72 Panas Konduksi Untuk mendapatkan panas konduksi yang mengalir melalui permukaan bangunan faktor U harus dikalikan dengan luas permukaan, kemudian dikalikan lagi dengan besarnya perbedaan temperatur udara luar dan dalam. Total panas yang mengalir itu disebut Q. Q diukur dalam term BTU/jam. Contoh: Jumlah panas sensibel akibat konduksi (Q) dari dinding Diketahui: Luas dinding 8 x 20 ft 2 Faktor U = 0,25 Temperatur luar 90F Temperatur bagian dalam 78F Drs. Ricky Gunawan, MT/Teknik Refrigerasi & Tata Udara JPTM-FPTK UPI

Carilah: Jawaban: Total panas konduksi (Q) Q = luas permukaan x factor U x perbedaan temperatur luar dan dalam Q = (8x20) x 0,25 x (90-78) Q = 10 x 0,5 x 12 Q = 489 BTU/Jam (panas sensibel) Orientasi Bangunan Karakteristik lain tidak mengubah jumlah total beban panas, tetapi dapat digunakan secara praktis adalah posisi bangunan dihubungkan dengan matahari. Pengaruh panas matahari secara langsung terlibat dan melalui kaca yang ada di dinding. Hal ini dianggap terjadi pada gedung yang memiliki luas kaca yang sama dan terjadi ditengah musim panas. Berikut ini beban panas matahari dan waktu terjadinya. Karena matahari terbit di timur, maka beban panas matahari melalui kaca didinding timur merupakan jumlah terbesar pada pagi hari. Di tengah hari, beban panas matahari berkurang dan pengaruhnya terasa melalui kaca di dinding selatan. Gambar 73a Orientasi Bangunan Biasanya sebelum tengah hari, beban akan mencapai intensitas terbesarnya. Saat itu terasa melalui kaca di dinding barat. Dinding utara, disinari pada sore hari dengan intensitas yang kurang dan beban melalui kaca sekitar 10% dari beban sebelah timur atau barat. Drs. Ricky Gunawan, MT/Teknik Refrigerasi & Tata Udara JPTM-FPTK UPI

Gambar 73b Orientasi Bangunan Walaupun informasi ini cukup mendasar, perlu diterapkan secara praktis pada pengaruh yang menyeluruh (overall effect) beban matahari. Sebagai contoh. Jika sebuah gedung yang digunakan untuk urusan dagang eceran (retail) mempunyai permukaan kaca besar menghadap ke timur, dan dinding sisanya hanya mempunyai luas kaca yang kecil dapat menghemat biaya awal instalasi tata udara sampai 25%. Ini digunakan untuk menghemat biaya awal. Pemilihan alat yang digunakan untuk mengatasi beban terbesar gedung, dalam contoh ini beban panas matahari melalui kaca dipermukaan sebelah timur. Beban beriikutnya adalah mungkin dari dinding barat. Walaupun panas matahari di sore hari tidak sebesar beban panas matahari pada pagi hari, tetapi harus tetap dihitung pada luas kaca minimum. Alat yang dipilih akan kecil karena beban yang harus ditanggulangi juga lebih kecil. Temperatur di pagi hari yang lebih hangat, tentunya harus dipilih alat yang dapat mengatasi beban panas pada pagi hari. Sedangka pada sore harinya beban menjadi lebih kecil sehingga cenderung akan lebih dingin. Apabila memilih alat hanya untuk menanggulangi beban pada sore hari yang relatif lebih kecil, maka beban pada pagi hari akan tidak teratasi. Dinding dan Atap Panas dari sinar matahari masuk ke bangunan melalui dinding dan atap lebih lambat disbanding ketika masuk melalui kaca. Saat kontak pertama, sinar matahari menembus kulit gedung. Sejumlah panas masuk ke material bangunan dan sebagian dipantulkan kembali ke atmosfir. Panas masuk terus menerus ke material bangunan semakain dalam, sampai akhirnya tembus mencapai permukaan bagian dalam. Jika matahari bersinar terus menerus tanpa berubah posisi dan dengan intensitas yang sama akan berlangsung kira-kira 7 jam, maka panas akan mencapai sisi dalam dari dinding batu setebal 12 inchi. Gambar menjelaskan suatu perbandingan relatif, perolehan panas melalui atap, dinding dan kaca. Gambar tersebut Drs. Ricky Gunawan, MT/Teknik Refrigerasi & Tata Udara JPTM-FPTK UPI

menunjukkan bahwa panas menembus kaca jauh lebih mudah dibanding dengan material non transparan, apalagi sedemikian tebal. Gambar 74 Dinding dan Atap Infiltrasi Sumber panas lain yang harus dipertimbangkan ketika membuat estimasi beban adalah infiltrasi. Beban panas ini adalah ketika udara masuk menyelinap ke dalam bangunan melalui celah atau retakan sekitar pintu dan jendela dan melalui pintu yang terbuka. Beban ini secara langsung berhubungan dengan kualitas gedung dan ada tidaknya penahan angin (weather stripping). Jika dikerjakan dengan teliti, maka jumlah celah jadi sedikit dan tentunya estimasi beban pendingin jadi kecil. Derajat infiltrasi juga dipengaruhi oleh kecepatan angin dan kuatnya angin, jika semakin besar maka akan besarnya pula infiltrasinya. Beban infiltrasi ke dua adalh panas yang masuk ke bangunan melalui saluran yang menyuplai udara luar sebagai vantilasi. Standar ventilasi telah dibuat oleh Asosiasi Refrigerasi dan Tata Udara. Standar ini menetapkan besarnya jumlah udara yang diperlukan untuk membuang bau yang tidak diinginkan, misanya asap rokok, sehingga beban infiltrasi menjadi faktor ketika kita menghitung beban pendingin. Untuk mencari beban udara ventilasi, kalikanlah ft 3 udara ventilasi dengan factor 1,08, kemudian kali lagi dengan perbedaan temperatur luar dan dalam. Faktor 1,08 diterapkan hanya untuk panas sensibel saja. Contoh: Beban Ventilasi Udara Sensibel (Musim Panas) Diketahui : Udara ventilasi 500 ft 3 Temperatur luar 90F Temperatur bagiam dalam 78F Faktor pengali 1,08 Carilah : Panas yang harus ditambahkan (Q) Sistem Pendingin 2 93

Jawab : Q = (ft 3 x 1,08) x (temperatur luar temperatur dalam) Q = (500 x 1,08) x (90-78) Q = 6480 BTU/jam (panas sensibel) Contoh berikut menjelaskan cara mencari beban panas laten (uap air) yang ada diudara ventilasi. Dalam contoh ini perbedaan kandungan uap air menggantikan perbedaan temperatur dan faktor pengalinya yaitu 0,68. Beban Ventilasi Udara Laten (Musim Panas) Diketahui : Udara ventilasi 500 ft 3 Temperatur luar 90F dan RH 50% Temperatur bagiam dalam 78F dan RH 45% Factor pengali 0,68 Carilah : Panas yang dibutuhkan (Q) Jawab : Q = (ft 3 x 0,68) x (kandungan uap air di udara dalam luar) Q = (500 x 0,68) x (107-62) Q = 340 x 45 Q = 15.300 BTU/jam (panas laten) Jumlah total panas yang ditambahkan, terdiri atas panas sensibel dan panas laten, yaitu: Q = 6480 + 15.300 = 21.780 BTU/jam Sumber panas luar yang lain yaitu uap air. Uap air masuk ke ruangan dengan cara infiltrasi dan disebut panas laten. Udara masuk melalui celah dan menjadi bagian dari beban ruangan, terjadi sepanjang adanya udara ventilasi dan jadi bagian beban suplai udara luar. Sumber-Sumber Panas dalam Ruangan Sumber-sumber panas dari dalam ruangan antara lain: penghuni, lampu, perabotan dan motor listrik. Penghuni merupakan sumber panas sensibel dan panas laten. Panas yang dihasilkan oleh seseorang tergantung dari energi yang dikeluarkannya. Dalam keadaan diam menghasilkan energi yang sedikit, tetapi apabila beraktivitas (aktif) akan lebih banyak energi yang dibutuhkan. Sebagai contoh: seseorang duduk diam menghasilkan kira-kira 1/7 x jumlah panas yang dihasilkan oleh orang yang bermain bowling. Sistem Pendingin 2 94

Gambar 75 Sumber Panas dari dalam Ruang Semua jenis lampu mengeluarkan panas. Panas yang dihasilkan oleh lampu pijar setara dengan watt-nya (daya lampu), sedangkan lampu neon (TL) kira-kira 25% lebih besar dari daya rata-ratanya. Kenaikan jumlah panas itu karena adanya trafo (ballast). Beban panas dari lampu bervariasi tergantung pemakaian dan dayanya. Motor listrik, peraltan dan mesin kantor merupakan penambah panas dari dalam ruangan. Seperti hal lampu, beban panas berhubungan langsung dengan besarnya energi yang digunakan. Panas dari motor biasanya didasarkan kepada jumlah daya kudanya (HP), tetapi juga bergantung dari variasi pemakaian, cara start dan menghentikannya. Panas dari peralatan mesin kantor berhubungan dengan banyaknya bahan bakar atau daya yang dikonsumsi. Beban sebenarnya dari sumber-sumber panas tersebut juga dipengaruhi oleh cara pemakaian. Penyimpanan (Storage) Setiap struktur mempunyai kemampuan untuk mengambil panas dan menahannya. Seperti dijelaskan di depan, hal tersebut dapat memakan waktu lama panas menembus sampai ke sisi lain dinding atau atap. Dalam beberapa contoh, bahkan pengaruh tersebut tidak terasa sampai matahari tenggelam. Artinya bagian luar, juga bagian dalam permukaan dinding atau atap mengandung panas. Semua benda yang ada di dalam ruagan seperti : furniture, dan lantai mengandung panas. Jika panasnya masih ada saat peralatan tata udara dimatikan pada malam hari, sebagia kecil akan tertahan dan akan menjadi bagian dari beban panas saat peralatan itu dioperasikan lagi pada pagi harinya. Pada bagian ini dibicarakan mengenai penurunan kemampuan operasi tata udara selama malam hari atau saat pagi hari sebelum gedung itu dihuni lagi. Karena panas matahari tidak ada pada periode itu, maka beban panas bangunan dianggap berada dibawah Sistem Pendingin 2 95

kemampuan tata udara. Oleh karena itu, sangat mungkin untuk menurunkan temperatur dinding, atap atau benda lain di dalam gedung ke titik di mana tidak ada lagi beban panas tersisa, agar beban yang terjadi benar-benar beban actual pada saat itu. Kapasitas tersimpan dapat digunakan untuk mengurangi sebagian panas matahari di pagi hari dan beban panas merupakan beban ruang karena berpenghuni. Gambar 76 Storage Prinsip ini dapat diterapkan pada unit kemorsial kecil dan instalasi rumah tangga, agar beban panas yang terjadi berada di bawah kapasitas maksimum peralatan tata udara. Hendaknya selalu diusahakan agar temperatur tidak terlalu dingin pada saat di huni. Kapasitas pendinginan yang tersimpan dapat digunakan mengurangi ukuran atau kemampuan peralatan tata udara. Gambar berikut memperlihatkan bahwa perlengkapan dapat jadi lebih kecil daripada yang semestinya digunakan untuk menanggulangi beban maksimum. Prinsipnya, simpanan tadi dapat digunakan untuk setiap instalasi untuk kenyamanan, dimana beban maksimum terjadi hanya dalam 2 atau 3 jam saja. Tidak direkomendasikan apabila terjadi perubahan yang kritis. Zoning/Kapling Pengkaplingan di dalam tata udara merupakan luas daerah di dalam ruangan yang dipisahkan dari bagian lainnya, biasanya menggunakan partisi. Pengkaplingan itu memungkinkan untuk mengatasi beban dalam daerah berlainan secara individu. Pengkaplingan biasanya menghasilkan biaya operasi yang lebih rendah, sebaliknya jika tidak menggunakan pengkaplingan menghasilkan biaya awal/peralatan yang lebih tinggi. Sistem Pendingin 2 96

Gambar 77 Jika beban yang terjadi berbeda di dalam bagian lain dari gedung atau temperatur berbeda diperlukan dalam bagian ruangan tertentu, kondisi ini harus dilakukan pengkaplingan (zoning). Jika pengkaplingan diperlukan, estimasi beban biasanya jadi dasar penggunaan satu peralatan sentral dibanding menggunakan beberapa peralatan untuk tiap kapling. Hal ini digambarkan dengan cara membagi sebuah gedung (ruangan) menjadi 4 kapling, utara, selatan, timur dan barat Jika beban maksimum dikapling utara 5 ton, kapling selatan 5 ton, kapling timur 10 ton dan barat 12 ton, maka jumlah kapasitas pendinginan adalah 32 ton apabila dikerjakan secara terpisah. Untuk kapling yang sama ditanggulangi secara sentral sehingga kapasitas maksimum itulah yang harus ditanggulangi setiap jam setiap hari. Karena semua kapling tidak terkena panas matahari secara terus menerus, maka beban maksimum itu tidak akan terjadi secara terus menerus. Oleh karena itu, diperlukan suplai sebesar beban yang diperlukan tiap waktu untuk mengatasi beban kapling tertentu secara maksimum, ditambah kapling lainnya. Beban kapling barat mempunyai beban lebih besar dari area lainnya, sehingga beban maksimum terjadi kira-kira jam 4 sore. Matahari menyinari dinding barat, beban terbaca sebagai berikut: utara 5 ton, selatan 5 ton, timur 5 ton dan barat 12 ton. Kapasitas beban pendinginan ruangan itu dalah 5+5+5+5+12 = 27 ton. Berarti berkurang 5 ton jika dibandingkan dengan jumlah total perkapling, 5 ton itu merupakan pengurangan di kapling timur pada pukur 4 sore. Sistem Pendingin 2 97

Gambar 78 Beban Pendinginan Beban maksimum yang digunakan disini menggambarkan beban maksimum yang diperlukan tiap hari dalam setahun. Kehilangan panas adalah panas yang keluar dari sebuah ruangan. Panas dapat hilang melalui cara konduksi dan juga filtrasi melalui celah disekitar jendela dan pintu, juga melalui pintu yang terbuka. Konduksi Perolehan panas di musin panas secara konduksi melalui konduksi melalui dinding dan atap. Panas juga hilang melalui konduksi di kaca dan melalui lantai dan pondasi. Oleh karena itu, beban panas terdiri dari panas yang hilang melalui konduksi lewat bahan atau material dan melalui infiltrasi melalui celah dan pintu terbuka. Gambar 79 Beban Panas yang Hilang Sistem Pendingin 2 98

Jumlah panas yang hilang dipengaruhi oleh bahan atau material, konstruksi bangunan dan perbedaan temperatur antara luar dan dalam. Faktor U adalah jumlah panas yang mengalir yang tetap digunakan untuk membantu menghitung Q jumlah panas yang hilang melalui material. Dalam sistem pemanas, perbedaan temperatur biasanya lebih besar. Oleh karena itu, perpindahan panas dengan cara konduksi biasanya lebih besar dibanding pada saat pendinginan. Sebagai contoh, perbedaan temperatur rata-rata untuk pendingin mungkin antara 10 sampai 20F, tetapi untuk pemanasan antara 30 sampai 70F. Contoh berikut ini menunjukkan nilai yang sama yang digunakan untuk menjelaskan beban pendinginan total untuk luas dinding tertentu, perbedaan temperatur: Contoh: Total panas yang hilang karena konduksi (Q) pada bingkai dinding Diketahui: Permukaan dinding 8 ft x 20 ft Temperatur luar 20F Temperatur dalam ruangan 75F Faktor U = 0,25 Carilah: Total beban panas yang hilang melalui dinding (Q) Jawab: Q = luas permukaan x factor u x perbedaan temperatur Q = (8x20) x 0,25 x (75-20) Q = 160 x 0,25 x 55 Q = 2200 BTU/jam Gambar 80 Panas yang Hilang Sistem Pendingin 2 99

Panas juga hilang melalui tanah dibawah lantai dan melalui dinding di bawah tanah. Biasanya kehilangan panas lebih besar terjadi dari alas lantai ke tanah. Secara prinsip, terdapat perbedaan antara temperatur permukaan tanah dan tanah bagian dalam. Perbedaan itu tergantung juga dari temperatur udara, tetapi perbedaan itu tidak terjadi apabila kedalaman 8 ft di bawah tanah dimana temperatur tanah tetap sama, tidak dipangaruh oleh temperatur permukaan. Temperatur minimum adalah 45F. Faktor U yang hilang melalui lantai ke tanah akan dijelaskan di unit 10 dan 11. Ventilasi Sumber panas terakhir yaitu panas yang diperlukan untuk meningktkan temperatur udara yang digunakan untuk ventilasi. Dapat dikatakan sebagai sumber beban panas dibanding sebagai panas yang hilang. Panas yang digunakan untuk menaikan temperatur udara ventilasi tidak bena-benar hilang, karena udara itu sudah masuk ke ruang pemanas.hal ini merupakan beban tambahan, karena udara ventilasi harus dipanaskan. Panas udara ventilasi dicari dengan cara yang sama seperti untuk beban pendinginan. Kalikan factor 1,08 dengan ft 3 udara kalikan lagi dengan perbedaan temperatur. Faktor 1,08 hanya untuk panas sensibel. Contoh: Beban Panas Sensibel Udara Ventilasi (Musim Dingin) Diketahui: Udara ventilasi 500 ft 3 Temperatur luar 20F Temperatur dalam 75F Fakor pengali 1,08 Carilah: Jumlah panas yang ditambahkan (Q) Jawab: Q = ft 3 x 1,08 x beda temperatur dalam dan luar Q = 500 x 1,08 x (75 20) Q = 540 x 55 Q = 29.700 Btu/jam Panas sensibel Jika kondisi kelebaban menunjukkan bahwa beban panas laten ditambahkan, maka panas yang diperlukan dicari, sebagai berikut: Q = ft 3 x 0,68 x beda temperatur dalam dan luar, dalam tetes air/lb udara Sistem Pendingin 2 100

Contoh: Beban Panas Laten Udara Ventilasi (Musim Dingin) Diketahui: Udara ventilasi 500 ft 3 Kondisi udara di dalam 75F dan RH 35% Kondisi udara di dluar 20F dan RH 25% Fakor pengali 0,68 Carilah: Jumlah panas yang ditambahkan (Q) Jawab: Q = ft 3 x 0,68 x beda kondisi di dalam dan luar, tetes air/lb udara Q = 500 x 0,68 x (46 4) tetes air Q = 340 x 42 tetes air Q = 14.280 Btu/jam Panas laten Pengurangan Beban Panas Ada beberapa cara untuk mengurangi beban panas. Dinding, atap, langit-langit dan lantai dapat diinsulasi dengan memasang penyekat angin atau memasang kaca dua rangkap untuk jendela dan pintu. Tebal insulasi yang dianjurkan antara 2 sampai 4 inchi. Sebenarnya 1 inchi pertama yang paling efektif. Tebal insulasi inchi ke dua masih signifikan untuk menahan laju aliran panas. Tebal insulasi inchi ke tiga dan keempat kurang efektif lagi. Lebih dari empat inchi sudah tidak efektif lagi. Penambahan penyekat angin sekitar jendela atau kaca ganda mengurangi aliran udara panas konduksi melalui kaca sekitar 40% sampai 60%. Kesimpulan Deskripsi Beban: Beban tata udara (AC) adalah jumlah panas yang harus ditambahkan atau dihilangkan dari ruang/bangunan untukmempertahankan kondisi yang dinginkan. Menentukan jumlah panas yang ditangani untuk mengatasi dan memelihara kondisi nyaman yang dikehendaki disebut Estimasi Beban. Pengetahuan, pengalaman dan kepantasan merupakan factor yang perlu untuk diketahui untuk menghasilkan estimasi beban yang tepat. Sistem Pendingin 2 101

Beban Pendingin (Sumber panas dari luar) Sumber panas luar misalnya panas matahari yang langsungmelalui kaca, panas konduksi, panas udara ventilasi dan panas udara infiltrasi merupakan sumber utama beban pendingin di musim panas. Panas matahari masuk ke bangunan langsung melalui kaca dengan radiasi dan dengan konduksi melalui material bangunan. Pengaruh panas matahari langsung terasa, panas konduksi mungkin tidak terasa dalam beberapa jam. Jumlah panas matahari melalui konduksi yang masuk ke ruangan tergantung dari material bangunan. Faktor U merupakan nilai yang digunakan untuk mencari jumlah panas yang mengalir melalui luas permukaan tiap 1ft persegi. Panas konduksi melalui material konstruksi bangunan terjadi sebagai hasil dari adanya perbedaan temperatur udara luar dan udara dalam. Jumlah panas konduksi yang masuk ke dalam ruangan tergantung dari ukuran permukaan dan dari besarnya resistansi aliran panas terhadap bahan yang digunakan. Q adalah total beban panas dan dinyatakan dalam Btu/jam. Orientasi bangunan dapat mengurangi biaya peralatan AC sampai dengan 25%. Kira-kira akan memerlukan waktu tujuh jam untuk sinar matahari masuk sampai ke bagian dalam tembok batu setebal 12 inchi. Panas matahari menembus kaca jauh lebih cepat disbanding menembus material lain seperti kayu atau batu. Beban panas infiltrasi masuk ke ruanga melalui celah disekitar jendela atau pintu atau pintu yang terbuka. Udara ventilasi merupakan salah satu sumber panas. Uap air yang masuk melalui infiltrasi dan ventilasi juga merupakan beban panas. Beban panas sensibel berasal dari infiltrasi atau dari udara ventilasi dari cari dengan rumus: Q = ft 3 x 1,08 x beda temperatur dalam dan luar. Beban panas laten berasal dari udara infiltrasi atau ventilasi dapat dicari dengan rumus: Q = ft 3 x 0,68 x beda kandungan uap air di dalam dan luar. Total panas (Q) dicari dengan cara menjumlahkan panas sensibel dan laten Sistem Pendingin 2 102

Beban Pendingin (Sumber panas dari dalam) Sumber panas dari dalam adalah penghuni (manusia), lampu, perabotan, motor dan mesin. Orang yang aktif menghasilkan panas lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak aktif. Lampu menghasilkan panas tergantung dari berapa besar dayanya (watt). Motor, perabotan dan masin menghasilkan panas tergantung dari daya atau konsumsi bahan bakar. Simpanan (Storage) Setiap struktur (benda) menyerap panas dan menambah panas dirinya. Panas tersimpan dapat menjadi sumber panas tambahan pada saat start dipagi hari. Kapasitas pendinginan tersimpan dapat digunakan untuk mengatasi sebagian panas pada saat maksimum. Menggunakan panas simpanan dapat mengurangi peralatan. Kapling (Zoning) Kapling adalah area di dalam ruangan (gedung) dapat dipisahkan seperti layaknya ruangan, biasanya menggunakan partisi. Kapling memungkinkan mempertahankan temperatur tetap tinggi atau tetap rendah disuatu area di dalam gedung (ruangan). Kapling atau zoning dapat menurunkan biaya. Jika pengkaplingan dilakukan, maka estimasi beban harus didasarkan pada penggunaan suatu AC sentral. Estimasi dengan cara kapling harus didasarkan pada kapling berbeban maksimum ditambah beban dari kapling lainnya. Beban maksimum menggambarkan pendinginan maksimum yang diperlukan sepanjang hari sepanjang tahun. Kehilangan Panas Beban Pemanasan Beban pemanasan terdiri atas panas yang keluar dari ruangan melalui konduksi dan infiltrasi melalui celah sekeliling jendela atau pintu. Jumlah aliran panas konduksi tergantung dari jenis bahan dan perbedaan temperatur antara udara di dalam dan di luar. Sistem Pendingin 2 103

Jumlah panas yang hilang melalui celah tergandung pada kualitas konstruksi ruangan dan kecepatan angin. Panas yang hilang melalui konduksi dapat dicari dengan rumus berikut: Q = luas permukaan x factor U x perbedaan temperatur dalam dan luar Udara ventilasi yang dingin merupakan sumber panas. Beban panas sensibel udara ventilasi dapat dicari dengan rumus: Q = ft 3 x 1,08 x beda temperatur dalam dan luar Beban laten udara ventilasi dapat dicari dengan rumus: Q = ft 3 x 0,68 x beda kandungan uap air dalam dan luar, dalam tetes air/lb udara Pengurangan Beban Panas Beban panas dapat dikurangi dengan cara menggunakan insulasi, penyekat angin dan menggunakan kaca rangkap (double). Insulasi dianjukan satu atau dua inchi untuk dinding, dua sampai empat inchi dianjurkan agar efektif untuk atap. Tugas Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan jelas! 1. Sebutkan sumber utama panas luar yang membuat beban pendingin dimusim panas jadi besar. 2. Apakah factor U itu? 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Q? 4. Tuliskan persamaan untuk mencari beban panas sensibel udara ventilasi? 5. Tuliskan persamaan untuk mencari beban panas sensibel udara ventilasi? 6. Sebutkan sumber beban utama udara dalam? 7. Bagaimana cara mencari beban lampu dan motor? 8. Definisikan beban tata udara (AC)? 9. Total panas terdiri atas dua jenis panas. Jelaskan masing-masing? 10. Apakah yang dimaksud dengan Estimasi Beban? Sistem Pendingin 2 104