SHIGELLA. Klasifikasi. : Proteobacteria : Gamma Proteobacteria : Enterobacteriaceae. : Shigella dysentriae

dokumen-dokumen yang mirip
UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae

BAB II TUJUAN PUSTAKA. jalan seperti es dawet, es kelapa muda, dan es rumput laut. Pecemaran oleh

: Clostridium perfringens

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Klebsiella pneumoniae. Gamma Proteobacteria Enterobacteriaceae. Klebsiella K. pneumoniae. Binomial name Klebsiella pneumoniae

= Campylobacter jejuni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. radang usus besar yang disebabkan oleh kuman dari genus Shigella. (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bumbu bawang merah, bawang putih, jahe, garam halus, tapioka, minyak,

Morfologi dan Taksonomi Escherichia coli

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan penyebab yang banyak menimbulkan kesakitan

BAB 1 PENDAHULUAN. Disentri basiler yang berat pada umumnya disebabkan oleh Shigella

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi penyebab kematian satu juta orang di negara berkembang terutama terjadi

Rickettsia prowazekii

Staphylococcus aureus

COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI ( )

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan

TINJAUAN PUSTAKA Campylobacter jejuni

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan diagnosa penyakit diare di bangsal rawat inap RSUD Dr. Moewardi tahun

STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C

Bacillius cereus siap meracuni nasi anda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa jenis basil gram negatif dari Genus Shigella. Masa inkubasi bakteri

Actinomyces israelii

KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi Trichuris trichiura adalah salah satu penyakit cacingan yang banyak

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. Gejala penyerta dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, demam,

marcescens bersifat tidak patogen. Bakteri ini berwarna kemerahmerahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RABBIT FEVER?? Francisella tularensis

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. sayap (terbang) yang berbentuk membran. Hanya sesekali bergerak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rickettsia typhi Penyebab Typhus Endemik

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian penyakit Tifoid (Thypus) di masyarakat.

TERUMBU KARANG JUGA BISA SAKIT LHO...!!!

Nama : Tiwi Anggraini NIM : Kelas : C PENYAKIT LEGIONAIRE

E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran μm 2.

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disebabkan oleh protozoa, seperti Entamoeba histolytica, Giardia lamblia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecamatan Kuta Selatan terletak di selatan Kabupaten Badung tepatnya pada 8º

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang seperti Indonesia (Stella et al, 2012). S. typhii adalah bakteri

Mamah: susuku tercemar!

BAB 1 PENDAHULUAN. hari kemudian. Lama gejala rata-rata pada orang dewasa adalah 7 hari, pada

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyakit ternak di Indonesia dapat

Chlamydia psittaci merupakan salah satu bakteri dari genus Chlamydophyla. dikenal juga sebagai Miyagawanella atau Bedsonia. Chlamydia psiitaci

II. TINJAUAN PUSTAKA. makanan yang tidak tercerna. Alat pencernaan itik termasuk ke dalam kelompok

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada dewasa, konsistensi

MIKROORGANISME PATOGEN. Prepare by Siti Aminah Kuliah 2. Prinsip Sanitasi Makanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk berbagai keperluan tentunya kita telah mengenal bahkan mungkin

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

I. PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan kematian, yang disebut sebagai salmonellosis. Habitat

Farmakoterapi I Diar dan konstipasi. Ebta Narasukma A, M.Sc., Apt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melalui program proyek desa tertinggal maupun proyek lainnya, namun sampai

TINJAUAN PUSTAKA Daging Sapi Daging Ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

: Vibrio vulnificus. Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR SINGKATAN... v. DAFTAR TABEL... vii BAB I PENDAHULUAN...

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. kematian di dunia. Salah satu jenis penyakit infeksi adalah infeksi

Waspada penyakit yang menyebar di musim kemarau : Nocardiosis!

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NEISSERIA MENINGITIDIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecamatan Abiansemal adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Badung

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Shigella dysentriae Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma disentri, yakni: sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus, berak-berak, dan tinja mengandung darah dan lendir. Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya. ltulah sebabnya pada akhir-akhir ini nama diare invasif lebih disukai oleh para ahli. Dulu dikenal hanya dua macam disentri berdasarkan penyebabnya, yakni disentri basiler yang disebabkan oleh Shigella spp. dan disentri amuba yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica. Tapi sekarang telah diketahui banyak penyebab lain berupa parasit dan bakteri, yaitu Shigella spp., Salmonella spp., Campylobacter spp., Vibrio parahaemolyticus, I'leisomonas shigelloides, EIEC (Enteriinnasive E. coil), Aeromonus spp., Entamoeba histolytica atau Giardia lambha. Wabah umumnya terjadi pada kelompok homoseksual, pada kondisi crowding, ditempat-tempat dimana sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan rendah seperti di penjara, tempat penitipan anak, panti asuhan, rumah sakit jiwa dan pada tempat pengungsi yang padat. Shigellosis endemis pada daerah iklim tropis maupun iklim sedang, kasus-kasus yang dilaporkan hanyalah sebagian kecil saja dari kasus, yang sebenarnya terjadi. Penularan secara orofaecal dengan ambang infeksi yang rendah dan merupakan basil yang rapuh sehingga penularannya dapat dicegah dengan cuci tangan saja (hand washing disease). Ada empat spesies Shigella, yaitu Shigella flexneri, Shigella dysentriae, Shigella boydii dan Shigella sonnei. Pada umumnya S. flexneri, S.Boydii dan S. dysentriae paling banyak ditemukan di negara berkembang seperti Indonesia. Sebaliknya S. sonnei paling sering ditemukan dan S. dysentriae paling sedikit ditemukan di negara maju. Antibiotik terpilih untuk infeksi Shigella adalah ampisilin, kloramfenikol, sulfametoxazol-trimetoprim. Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa kanamisin, streptomisin dan neomisin merupakan antibiotik yang dianjurkan untuk kasuskasus infeksi Shigella. Masalah resistensi kuman Shigella terhadap antibiotik dengan

segala aspeknya bukanlah merupakan suatu hal yang baru. Shigella yang resisten terhadap multiantibiotik (seperti S. dysentriae 1) ditemukan di seluruh dunia dan sebagai akibat pemakaian antibiotika yang tidak rasional. SHIGELLA Shigella adalah binatang tidak bergerak, gram negatif, bersifat fakultatif anaerobik yang dengan beberapa kekecualian tidak meragikan laktosa tetapi meragikan karbohidrat yang lainnya, menghasilkan asam tetapi tidak menghasilkan gas. Habitat alamiah Shigella terbatas pada saluran pncernaan manusia dan primata lainnya dimana sejumlah spesies menimbulkan disentri basiler. Klasifikasi Kingdom Phylum Class Order Family Genus Species : Bacteria : Proteobacteria : Gamma Proteobacteria : Enterobacteriales : Enterobacteriaceae : Shigella : Shigella dysentriae Morfologi Batang ramping, tidak berkapsul, tidak bergerak, tidak membentuk spora, gram negatif. Bentuk cocobasil dapat terjadi pada biakan muda. Shigella adalah fakultatif anaerob tetapi paling baik tumbuh secara aerobic. Koloninya konveks, bulat, transparan dengan pinggir-pinggir utuh mencapai diameter kira-kira 2mm dalam 24 jam. Kuman ini sering ditemukan pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya meragikan laktosa.

Shigella mempunyai susunan antigen yang kompleks. Terdapat banyak tumpang tindih dalam sifat serologic berbagai spesies dan sebagian besar kuman ini mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh kuman enteric lainnya. Antigen somatic O dari Shigella adalah lipopolisakarida. Kekhususan serologiknya tergantung pada polisakarida. Terdapat lebih dari 40 serotipe. Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifatsifat biokimia dan antigenic. Patogenesis dan patologi Shigellosis disebut juga Disentri basiler. Disentri sendiri artinya salah satu dari berbagai gangguan yang ditandai dengan peradangan usus, terutama kolon dan disertai nyeri perut, tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah dan lender. Habitat alamiah kuman disentri adalah usus besar manusia, dimana kuman tersebut dapat menyebabkan disentri basiler. Infeksi Shigella praktis selalu terbatas pada saluran pencernaan, invasi dalam darah sangat jarang. Shigella menimbulkan penyakit yang sangat menular. Dosis infektif kurang dari 10 3 organisme. Proses patologik yang penting adalah invasi epitel selaput lendir, mikroabses pada dinding usus besar dan ileum terminal yang cenderung mengakibatkan nekrosis selaput lendir, ulserasi superfisial, perdarahan, pembentukan pseudomembran pada daerah ulkus. Ini terdiri dari fibrin, lekosit, sisa sel, selaput lendir yang nekrotik, dan kuman. Waktu proses berkurang, jaringan granulasi mengisi ulkus dan terbentuk jaringan parut. Toksin Semua Shigella mengeluarkan lipopolisakarida yang toksik. Endotoksin ini mungkin menambah iritasi dinding usus. Selain itu Shigella dysentriae tipe 1 menghasilkan eksotoksin yang tidak tahan panas yang dapat menambah gambaran klinik neurotoksik dan enterotoksik yang nyata. Gejala Setelah masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak timbul nyeri perut, demam, dan tinja encer. Tinja yang encer tersebut berhubungan dengan kerja eksotoksin dalam usus halus. Sehari atau beberapa hari kemudian, karena infeksi

meliputi ileum dan kolon, maka jumlah tinja meningkat, tinja kurang encer tapi sering mengandung lendir dan darah. Tiap gerakan usus disertai dengan mengedan dan tenesmus (spasmus rektum), yang menyebabkan nyeri perut bagian bawah. Demam dan diare sembuh secara spontan dalam 2-5 hari pada lebih dari setengah kasus dewasa. Namun, pada anak-anak dan orang tua, kehilangan air dan elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, dan bahkan kematian. Kebanyakan orang pada penyembuhan mengeluarkan kuman disentri untuk waktu yang singkat, tetapi beberapa diantaranya tetap menjadi pembawa kuman usus menahun dan dapat mengalami serangan penyakit berulang-ulang. Pada penyembuhan infeksi, kebanyakan orang membentuk antibodi terhadap Shigella dalam darahnya, tetapi antibodi ini tidak melindungi terhadap reinfeksi. Pengobatan Pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit akan sembuh pada 4-7 hari. Minum lebih banyak cairan untuk menghindarkan kehabisan cairan, jika pasien sudah pada tahap dehidrasi maka dapat diatasi dengan Rehidrasi Oral. Pada pasien dengan diare berat disertai dehidrasi dan pasien yang muntah berlebihan sehingga tidak dapat dilakukan Rehidrasi Oral maka harus dilakukan Rehidrasi Intravena. umumnya pada anak kecil terutama bayi lebih rentan kehabisan cairan jika diare. Untuk infeksi berat Shigella dapat diobati dengan menggunakan antibiotika termasuk ampicilin, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciprofloxacin. Namun, beberapa Shigella telah menjadi kebal terhadap antibiotika, ini terjadi karena penggunaan antibiotika yang sedikit-sedikit untuk melawan shigellosis ringan Epidemiologi Disentri basiler dapat ditemukan di seluruh dunia. Disentri ini dapat terjadi di daerah yang populasinya padat tetapi sanitasinya sangat buruk. Penyebarannya dapat terjadi melalui kontaminasi makanan atau minuman dengan kontak langsung atau melalui vector, misalnya lalat. Namun factor utama dari disentri basiler ini adalah melalui tangan yang tidak dicuci sehabis buang air besar.

Pencegahan Penyakit disentri basiler ini dapat dicegah dengan cara : 1. Selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan teliti. 2. Mencuci sayur dan buah yang dimakan mentah. 3. Orang yang sakit disentri basiler sebaiknya tidak menyiapkan makanan. 4. Memasak makanan sampai matang. 5. Selalu menjaga sanitasi air, makanan, maupun udara. 6. Mengatur pembuangan sampah dengan baik. 7. Mengendalikan vector dan binatang pengerat. PUSTAKA Anonim, 2008, Emergence of Resistant Shigella dysentriae in the IDP camps, http://www.who.int/disasters/repo/5830.doc, diakses tanggal 11 Mei 2008 Anonim, 2008, Shigellosis, http://fkuii.org/tikidownload_wiki_attachment.php?attid=971&page=haji%20dadang%20erianto, diakses tanggal 11 Mei 2008 Anonim, 2008, Shigella dysentriae, http://en.wikipedia.org/wiki/shigella_dysenteriae, diakses tanggal 13 Mei 2008 Ayuw, 2006, Shigellosis, http://fkuii.org/tiki-index.php?page=shigellosis9, diakses tanggal 11 Mei 2008 Hiswani, 2003, Diare Merupakan Salah Satu Masalah Kesehatan Masyarakat yang Kejadiannya Sangat Erat dengan Keadaan Sanitasi Lingkungan, http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-hiswani7.pdf, diakses tanggal 8 Mei 2008 Simanjuntak, C.H., Epidemiologi Disentri, http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_epidemiologidisentri.pdf/08_epidemiol ogidisentri.html, diakses tanggal 8 Mei 2008 Jawetz, E., 1995, Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan, edisi 16, 303-306, EGC, Jakarta Devi Nathania (078114127)