INTRODUKSI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENGGUNAKAN PIPA PARALON DI DESA TANJUNG SETEKO KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR

dokumen-dokumen yang mirip
M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

POTENSI DAN PROSPEK PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH SECARA VERTICULTURE SEBAGAI SARANA UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH KABUPATEN BUNGO

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN HIDROPONIK MEMBENTUK WIRAUSAHAWAN BARU PADA PERUM KUWAK UTARA KELURAHAN NGADIREJO KOTA KEDIRI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari

AKUAPONIK. Sutrisno Estu Nugroho Anang Hari Kristanto,

PELUANG PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENDUKUNG KEMANDIRIAN PETANI DI KOTA PONTIANAK DAN KABUPATEN KUBURAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tahun Bawang

METODE DEMONSTRASI. Oleh :Tuty Herawati

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK)

PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA VELTIKULTUR UNTUK PENANAMAN TUMBUHAN OBAT DALAM PEMAKSIMALAN PEKARANGAN RUMAH

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

PMTI/23/2016 PROPOSAL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM RUMAH PANGAN LESTARI SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LAHAN DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS RUMAH TANGGA

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

ANALISIS USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L) ORGANIK DALAM POLYBAG DENGAN KONSEP KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)

IbM KELOMPOK PKK DUSUN SUKAREJO DAN DUSUN KARANGHARJO DALAM PEMANFAATAN PEKARANGAN DENGAN INTRODUKSI PADI METODE SRI DI POT BERBASIS MOL PUEYEM

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELATIHAN DAN IMPLEMENTASI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI KELURAHAN LINGKAR SELATAN KOTA JAMBI 1 Novalina, Zulkarnain, Wilma Yunita dan Yusnaini 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyak dibicarakan dan dianjurkan. Hal ini terjadi karena munculnya isu

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Tanamanan Markisa Kuning Pemanfaatan Pekarangan di Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. allin dan allisin yang bersifat bakterisida (Rukmana, 1994).

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERSIHAN SUNGAI MELALUI PENGGUNAAN TEMPAT SAMPAH TERAPUNG ( FLOATING TRASH CAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penerapan Teknologi Berkebun Sayur secara Vertikultur pada Siswa Sekolah Dasar di Purwokerto, Jawa Tengah

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN HORTIKULTURA

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

KERAGAAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYURAN ORGANIK DI KOTA MALANG TESIS

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober8-9 Oktober 2015 ISBN:

BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. nilai ekonomis tinggi ditinjau dari sisi pemenuhan konsumsi nasional dan sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

IMPLEMENTASI SISTEM LEISA PADA BUDIDAYA SAPI KELOMPOK PETERNAK GADING TANI, DESA ARISAN GADING, KECAMATAN INDRALAYA SELATAN, KABUPATEN OGAN ILIR

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sayuran terutama sawi. Hal ini terjadi karena sawi memiliki kandungan gizi yang

I. PENDAHULUAN. lainnya, baik dalam bentuk mentah ataupun setengah jadi. Produk-produk hasil

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Transkripsi:

INTRODUKSI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENGGUNAKAN PIPA PARALON DI DESA TANJUNG SETEKO KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR Selly Oktarina, Yulian Junaidi, Idham Alamsyah, Thirtawati, Desi Aryani Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk membuat pipa paralon sebagai media sayuran organic, mengajarkan dan mempraktekkan teknologi budidaya tanaman sayuran organik dengan media paralon. Kegiatan ini dilakukan di Desa Tanjung Seteko Kabupaten Ogan Ilir. Penanaman sayuran organik di lahan sempit juga masih memungkinkan, salah satu caranya dengan media paralon. Media paralon dianggap cukup efektif untuk penanaman sayuran organik karena dapat memperindah pekarangan. Media paralon ini dapat dibuat secara vertikal dan horizontal. Selain itu bisa juga digantung dan diletakkan sesuai keindahan. Adapun cara pembuatan media paralon terdiri dari: 1) Pipa yang panjang dipotong menjadi 3 bagian, 2) lalu tandai dengan spidol tarik garis sepanjang 2 cm, 3) Lalu panaskan bagian yang akan dibuat lubang pada paralon, 4) Kemudian tekan bagian tersebut agak lama, 5) Buat lubang pada tutup (dop) agar air bisa keluar, 6) Siapkan media tanam, 7) baru paralon bisa digunakan. Kata kunci : introduksi, budidaya, sayuran,organik,paralon 1

I. PENDAHULUAN Sayuran organik bukan istilah baru dalam pertanian dimana sayuran organik merupakan budidaya sayuran yang diterapkan oleh petani dengan tidak menggunakan zat-zat kimia. Sayuran organik awalnya banyak diterapkan oleh petani untuk konsumsi sendiri, hal ini dikarenakan untuk menghemat biaya yang dikeluarkan untuk pupuk dan pestisida. Menurut Anonim (1997), bahan organik merupakan bahan esensial yang tidak dapat digantikan dengan bahan lain di dalam tanah, yang berperan mempertahankan dan memperbaiki tekstur dan struktur tanah. Selain itu juga, sebagai sumber nutrisi bagi beberapa mahluk hidup di dalam tanah termasuk tumbuhan. Upaya dalam penyediaan bahan organik tersebut dapat dilakukan dengan pengembangan Mikro Organisme Lokal (MOL), pembuatan kompos dan pestisida nabati. Sekarang ini, tidak hanya petani saja yang kita jumpai mau melakukan kegiatan budidaya sayuran, tetapi ibu-ibu rumah tangga juga yang memiliki lahan yang cukup mau melakukan budidaya sayuran khususnya bumbu-bumbuan seperti : kunyit, serai, cabai, terung, waluh dan lain sebagainya. Sebagian besar petani masih menggunakan pupuk dan pestisida dalam melakukan budidaya sayuran tersebut, hal ini bertujuan produksi sayuran bagus dan banyak serta mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Penanaman sayuran organik di lahan sempit juga masih memungkinkan, salah satu caranya dengan media paralon. Media paralon dianggap cukup efektif untuk penanaman sayuran organik karena dapat memperindah pekarangan. Media paralon ini dapat dibuat secara vertikal dan horizontal. Selain itu bisa juga digantung dan diletakkan sesuai keindahan. Akan tetapi, mereka tidak memikirkan dampak produksi sayuran yang mereka hasilkan bagi tanah sebagai media tanam dan kesehatan manusia sebagai konsumen akhir. Hal ini disebabkan oleh kekurang tahuan petani tentang sayuran organik yang murah dan aman bagi kesehatan bersama. Sayuran organik didapat apabila kita menerapkan sistem pertanian organik pada sayuran yang kita budidayakan. Adanya gerakan keamanan pangan dan sayuran, menginspiransi petani di Desa Tanjung Seteko Kecamatan Indralaya Utara untuk mengetahui dan mempelajari konsep pertanian organik. Selama ini, petani setempat telah mengenal dan menggunakan pupuk kandang pada budidayanya, akan tetapi tetap menggunakan bahan kimia lainnya. Desa Tanjung Seteko Kecamatan Indralaya Utara secara administratif termasuk dalam pemerintahan Indralaya dan termasuk dalam wilayah Kabupaten Ogan Ilir. Dari tahun ke tahun, kegiatan budidaya sayuran cukup aktif dilakukan diikuti dengan kegiatan penyuluhan sehingga anggota kelompok terus bertambah. Sebagian besar petani, memiliki pendidikan hanya sebatas Sekolah Dasar (SD). Budidaya sayuran organik di Desa Tanjung Seteko Kecamatan Indralaya Utara cukup potensial untuk dikembangkan. Faktor-faktor yang mendukung pengembangan budidaya sayuran organik ini adalah : 1. Sayuran merupakan kebutuhan utama masyarakat akan vitamin yang dikandung, dan semua masyarakat setiap harinya tiga kali mengkonsumsi sayuran. 2. Masyarakat pembudidaya sayuran organik akan selalu meningkat sesuai kebutuhan pasar. 3. Penghasilan masyarakat meningkat karena sayuran organik memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan sayuran biasa. 4. Tingginya aspirasi masyarakat untuk mengadopsi dan menerapkan teknologi budidaya sayuran organik tersebut. 2

Oleh sebab itu, masyarakat cukup antusias dalam mengenal dan mempelajari konsep budidaya sayuran organik yang mereka kelola agar aman dikonsumsi. Berkaitan dengan hal tersebut maka : 1. Munculnya keinginan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan teknis budidaya sayuran organik dengan menggunakan teknologi sederhana yang tepat guna, murah, aman dan ramah lingkungan. 2. Munculnya ide untuk membuat tempat percontohan sebagai perbandingan sayuran organic dan sayuran biasa. Dari hal-hal tersebut, maka petani setempat sangat membutuhkan bantuan dalam bentuk bimbingan teknis yang berkesinambungan dan terarah. Bantuan yang diperkirakan paling efisien sesuai dengan keterbatasan waktu, dana dan tenaga adalah melalui : 1. Pemberian bantuan berupa benih sayuran yang berkualitas. 2. Pelatihan pembuatan media paralon. 3. Pendampingan secara berkelanjutan (konsultasi dan pembinaan) Adanya kegiatan ini diharapkan dapat : 1. Memotivasi anggota kelompok tani dan ibu rumah tangga mau memanfaatkan pekarangan dengan menanam sayuran organik menggunakan media paralon. 2. Mengembangkan keanggotaan kelompok sayuran organik sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan sekitarnya. Perumusan masalah Berdasarkan hasil survei dan observasi menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh petani adalah sebagai berikut : 1. Dari pengeluaran biaya produksi sayuran masih membutuhkan biaya yang cukup besar untuk pembelian pupuk dan bahan kimia lainnya. 2. Adanya keinginan mempraktekkan pembuatan media paralon karena terbatasnya pekarangan. II. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Desa Tanjung Seteko Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. Khalayak sasaran adalah masyarakat di Desa Tanjung Seteko. LPM menurunkan Tim Pengabdian yang akan melakukan kegiatan bagi petani. Metode yang diterapkan meliputi pelatihan pembuatan pipa paralon untuk sayuran organik. Bentuk kegiatan: penyuluhan, peragaan dan pendampingan. Metode yang diterapkan meliputi pemberian bantuan, pelatihan serta bimbingan pembuatan media paralon. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini meliputi : 1) Tahap persiapan, yang meliputi koordinasi tim pelaksana, koordinasi dengan Pemerintah Desa tentang peserta yang diikutsertakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, 2) Program inti yaitu penyuluhan teknik budidaya, peragaan dan pendampingan sampai penyelesaian, 3) Evaluasi dan pembuatan laporan hasil kegiatan. Adapun Prosedur kegiatan secara garis besar ádalah: 1) Siapkan bahan untuk pembuatan media pipa paralon, 2) Siapkanlah tanaman/sayuran yang akan ditanam pada media tersebut, 3) Penanaman. 3

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu lokasi yang cukup strategis di Kecamatan Indralaya Utara adalah Desa Tanjung Seteko dimana merupakan salah satu desa yang cukup maju. Hal ini didukung lancarnya jalur transportasi dan cukup luasnya lahan baik persawahan maupun sayuran yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Meskipun demikian, masyarakat setempat selalu ingin mengetahui inovasi baru berupa informasi yang dapat meningkatkan pendapatan dan memperkaya pengetahuan mereka. Tim pengabdian yang terdiri dari 5 orang dosen dan 2 mahasiswa sebagai pelaksana kegiatan Praktik Lapang, melalui kegiatan pengabdian masyarakat memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin sebagai bentuk mengabdikan ilmu yang dimiliki kepada masyarakat guna memajukan desa. Hal ini merupakan ajang transfer ilmu pengetahuan dan teknologi oleh tim pengabdian untuk berbagi informasi guna menambah pengetahuan masyarakat tani setempat. Masyarakat sangat antusias dengan adanya kegiatan penyuluhan yang dilakukan. Masyarakat yang menjadi peserta dalam kegiatan ini adalah masyarakat yang memiliki bermacam-macam jenis pekerjaan, mereka juga melakukan budidaya sayuran. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan oleh Tim Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unsri yang bekerja sama dengan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebanyak lebih kurang 20 orang. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Desa, Pihak Puskesmas dan masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga. Acara diawali dengan pembukaan kemudian ketua pelaksana dan tim pengabdian mulai menyampaikan materi lalu diikuti diskusi dan tanya jawab. Setelah semua rangkaian kegiatan selesai, acara ditutup dengan foto bersama. Penyuluhan ini dilengkapi dengan pembagian leaflet yang dapat membantu masyarakat untuk mengerti tentang materi yang diberikan. Adapun pemaparan materi tentang Introduksi Budidaya Sayuran Organik Menggunakan Pipa Paralon Kepada Ibu Rumah Tangga di Desa Tanjung Seteko Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir terdiri dari: Tahapan Pembuatan media Paralon: 1. Pipa yang panjang dipotong menjadi 3 bagian. 2. Lubang tanam dibuat dengan cara paralon dibagi menjadi 3 bagian secara vertikal. Tandai dengan spidol berjarak 20-30cm. 3. Lalu buat tiga buah lubang dalam satu lingkaran dengan jarak garis satu dengan lainnya sepanjang 2 cm. 4. Panaskan area yang ada di atas garis sambil diputar secara merata agar paralon menjadi lembek. 5. Setelah cukup lembek tekan area di atas garis ketika paralon masih panas. Tahan tekanan anda hingga paralon berangsur dingin. 6. Buat lubang pada tutup/dop untuk tempat jalan keluarnya air, menggunakan api atau bor. Pasang dop dibagian bawah paralon. 7. Jika diperlukan siapkan media campuran (pecahan arang dan bata merah) untuk ditaruh didasar setiap lubang yang berfungsi untuk menahan air ketika keluar. 8. Lalu siapkan media tanam ( tanah, dan pupuk) taruh diatas media campuran. 9. Terakhir, tanam tanaman sayuran dimedia tanam tadi dimulai dari lubang bagian atas. 4

Pada saat diskusi dan tanya jawab, masyarakat sangat antusias dalam menyampaikan pertanyaan dalam hal media paralon, pembuatan dan proses penanaman. Partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dinilai sangat baik, karena materinya cocok untuk meningkatkan keindahan pekarangan. Selain itu, kegiatan ini sangat menunjang program bina desa dan lomba desa dalam kegiatan membangun desa. Pembuatan media paralon bisa dibuat secara horizontal maupun vertikal dan ada juga yang dibuat secara kombinasi horizontal dan vertikal. Secara horizontal, cukup sering dibuat masyarkat karena relatif lebih mudah. Berbeda secara vertikal dimana masyarakat bisa dibuat menjadi pagar atau ditanam tergantung keinginan dan nilai estetika. Hal ini tergantung dimana lokasi media paralon akan diletakkan. Jenis tanaman yang dapat ditanam pada media paralon adalah sayuran dan tanaman hias. Sayuran bisa dimanfaatkan dari bumbu dapur seperti : cabai, bawang, tomat kecil dan lain sebagainya. Sebelum ditanam di media paralon, sebaiknya dilakukan penyemaian terlebih dahulu. Menurut teori adopsi inovási, inovasi yang diberikan kepada masyarakat tidak mesti harus selalu baru, tetapi bisa hal yang lama dan telah dimodifikasi sehingga menimbulkan keunikan tersendiri. Adanya keinginan petani untuk mendapatkan informasi baru merupakan salah satu cara mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi. Dengan adanya tim pengabdian maka semakin meyakinkan masyarakat bahwa intensitas pertemuan banyak memberikan manfaat. Pertemuan sebagai transfer ilmu dan teknologi dapat terwujud dalam kelompok tani, karena bersifat kolektif. Keberadaan dan kegiatan kelompok tani selalu diusahakan tidak mengganggu aktivitas usahatani mereka. Setelah kegiatan berlangsung, dalam beberapa minggu kedepannya dilakukan evaluasi. Evaluasi ini sebagai bentuk gambaran sejauh mana pengetahuan yang terserap petani,masyarakat, melihat perubahan pola pikirnya dan kemampuan masyarakat dalam bertindak. Dimana diharapkan dengan adanya masyarakat memiliki pengetahuan mengenai berbagai jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan serta bentuk media paralon yang dapat digunakan. IV. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Dari kegiatan pengabdian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Adanya penyuluhan tentang pembuatan media paralon cukup membuat masyarakat antusias dimana cukup banyak masyarakat yang hadir pada saat pelaksanaan kegiatan pengabdian. 2. Petani belum banyak mengetahui tentang pemanfaatan media paralon sebagai media tanam yang dapat menambah nilai estetika. SARAN Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian ini disarankan kepada pemerintahan desa setempat agar dapat menjaring kebutuhan teknologi yang disesuaikan agar masyarakat mengalami perubahan perilaku. 5

DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. "Prospek Pertanian Organik di Indonesia ", Juli 2002. Diakses pada 23 Mei 2010. Diakses pada 15 Maret 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/pertanian_organik. [2] Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Indonesia, 2002. Prospek Pertanian Organik, 4 Juli 2002. [3] Departemen Pertanian. 1984. Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. Badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian. Jakarta. [4] International Federation of Organic Agriculture Movements. "PRINSIP-PRINSIP PERTANIAN ORGANIK ". Diakses pada 23 Mei 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/pertanian_organik Diakses pada 15 Maret 2012. [5] Kartasapoetra, A.G. 1991. Teknologi Penyuluhan pertanian. Bina Aksara. [6] Manto, 2010 dalam MOL Mikro Orgnisme Lokal. Diakses pada 15 Maret 2012. http://isroi.com/2010/04/23/mol-mikro-organisme-lokal/ [7] Mardikanto. 1983. Pengantar Penyuluhan pertanian. Hapsara. Surakarta. [8] Samsudin, U. 1982. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bina Cipta. Bandung. [9] Sarwidaningrum, 2011 dalam kompas, 6 mei 2011. Diakses pada 15 Maret 2012. [10] Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia Press : Jakarta. [11] Samsudin, U. 1982. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bina Cipta. Bandung. [12] Sarwidaningrum, 2011 dalam kompas, 6 mei 2011. Diakses pada 15 Maret 2012. [13] Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia Press : Jakarta. 6