SISTEM PAKAR KOSULTASI SISWA BERMASALAH (STUDI KASUS: MA URUL HUDA CIAMIS) Oleh : ARIP MUAWIR - IM 206700092 Jurusan Teknik Informatika ABSTRAK Pendidikan sebagaimana tertuang dalam GBH tahun 973 adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya. Untuk membuat Sistem Pakar Konsultasi ini, penulis menggunakan teknik pencarian Depth First Search (DFS) dan Backward Chaining sebagai mesin inferensinya. Pengujian alpha dan betha diterapkan untuk melihat kelayakan dari program serta memperoleh efisiensi dalam konseling siswa. Hasil pengujian alpha dan betha pada sistem pakar menunjukkan sistem pakar sudah layak berdasar quisioner pada pengujian alpha, pada pengujian betha dapat disimpulkan sistem pakar dengan metode pencarian DFS lebih efisien dan efektif digunakan di lingkungan pendidikan. Kata Kunci : Metode Pencarian Depth First Search (DFS), Mesin Inferensi Backward Chaining, Sistem Pakar, Konseling Siswa Bermasalah, Pengujian alpha, Pengujian betha. ABSTRACT Education as stated in the Guidelines of State Policy of 973 was a conscious effort to develop the personality and ability inside and outside the school that last a lifetime. Basically, education is a process of educating, a process in order to influence students to be able to adjust to the environment as possible, so that will cause a change in him. To make this Consultation Expert System, the authors use a search technique Depth First Search (DFS) and Backward Chaining as inferensinya machine. Betha alpha testing and applied to look at the feasibility of the program as well as gaining efficiency in counseling students. Test results on the alpha and betha expert system expert system was feasible showed quisioner based on alpha testing, the testing can be concluded betha expert system with DFS search method is more efficient and effective use in educational environments. Keywords: Method of Depth First Search (DFS), Backward Chaining Inference Engine, Expert System, Counseling Troubled Students, Alpha Testing, Testing betha. PEDAHULUA Pendidikan sebagaimana tertuang dalam GBH tahun 973 adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya.
Madrasah Aliyah sebagai salah satu instansi pendidikan yang ada dibawah payung Departemen Agama, menitik beratkan siswanya pada bekal ilmu agama. Dengan bekal ilmu agama siswa MA siapa untuk menjalani hidup di dunia dan akhirat, tapi adakalanya tidak semua siswa dapat merealisasikan ilmu-ilmu agama dalam kesehariannya. Sehingga timbulah kenakalan remaja, kenakalan remaja bukanlah penyakit atau masalah yang harus dijauhi tapi harus mendapatkan perhatian khusus dan bimbingan. Perhatian dan bimbingan ini sering dilakukan oleh guru Bimbingan Konseling (BK), yang tugasnya adalah membimbing dan mengarahkan siswa-siswi kepada potensinya. Tapi adakalanya guru BK identik dengan keras dan ditakuti oleh siswa, sehingga bimbingan yang dilakukan guru BK lebih banyak dijauhi oleh siswa dan memandang dengan ketakutan saja. Padahal bimbingan akhlak dan norma-norma baik harus di praktekan atas kesadaran sendiri dari siswa, bukan berupa paksaan atau ancaman hukuman. Penulis merasa perlu untuk berkontribusi dalam mencari jalan keluar masalah ini, maka penulis mengajukan membangun sistem pakar dengan judul SISTEM PAKAR KOSULTASI SISWA BERMASALAH (Studi Kasus MA urul Huda Ciamis). Agar bisa mengakomodir siswa bermasalah yang tidak mau bimbingan dengan guru BK karena alasan diatas, sehingga bimbingan akan tetap berjalan melalui sistem pakar ini dan perhatian guru BK masih bisa berlanjut untuk menindak lanjuti hasil dari bimbingan. Perumusan Masalah Penarikan perumusan masalah ini agar menjadi acuan untuk memecahkan masalah dalam sistem pakar yang akan dibuat.. Bagaimana membangun sistem pakar yang nyaman dan mudah untuk konseling siswa bermasalah?. 2. Bagaimana sistem pakar memberikan rekomendasi dari hasil konseling kepada siswa?. 3. Bagaimana membentuk sistem pakar agar bekerja dengan metode guru BK yaitu mendengarkan, menganalisis dan memberikan konseling untuk siswa? Batasan Masalah Melihat begitu besarnya cakupan yang ada dalam masalah bimbingan akhlak dan norma-norma baik untuk siswa bermasalah, maka disini penulis merasa harus membatasi agar tidak berkutat terlalu dalam. Penulis membatasi masalah tersebut dalam beberapa poin, diantaranya :. Studi kasus dilakukan di MA urul Huda Kabupaten Ciamis. 2. Sistem pakar yang dibangun menggunakan metode Depth First Search. 3. Sistem pakar tidak ditunjukkan untuk mengganti keberadaan guru BK di madrasah, sistem pakar ini dibangun untuk membantu guru BK dalam konseling. 4. Rekomendasi yang diberikan berupa pembinaan diri lewat pengetahuan dan teori akhlaq serta norma-norma baik, dan rujukan melakukan pembinaan nyata lebih lanjut. Tujuan Penelitian Maka disini akan dipointkan beberapa tujuan penelitian yang akan dilakukan penulis, diantaranya :
. Membangun sistem pakar yang dapat mengakomodir bimbingan terhadap siswa bermasalah dengan pendekatan pengetahuan akhlak dan norma-norma baik. 2. Membantu jajaran pengajar dan terutama BK untuk mengontrol siswa bermasalah sedini mungkin. 3. Menumbuhkan kesadaran akhlak dan norma-norma baik pada siswa, baik yang bermasalah ataupun tidak. 4. Memberikan kesempatan kepada siswa dalam menyadari permasalahan yang siswa hadapi. DASAR TEORI Sistem Pakar (Expert System) Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan knowledge based system yaitu suatu aplikasi komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan atau pemecahan persoalan dalam bidang yang spesifik. Sistem ini bekerja dengan menggunakan pengetahuan (knowledge) dan metode analisis yang telah didefinisikan terlebih dahulu oleh pakar yang sesuai dengan bidang keahliannya. Sistem ini disebut sistem pakar karena fungsi dan perannya sama seperti seorang ahli yang harus memiliki pengetahuan, pengalaman dalam memecahkan suatu persoalan. Sistem biasanya berfungsi sebagai kunci penting yang akan membantu suatu sistem pendukung keputusan atau sistem pendukung eksekutif. Konsep dasar dari sistem pakar yaitu meliputi keahlian (expertise), ahli (experts), pemindahan keahlian (transfering expertise), inferensi (inferencing), aturan (rules) dan kemampuan memberikan penjelasan (explanation capability). Tujuan dari sistem pakar adalah untuk memindahkan kemampuan (transferring expertise) dari seorang ahli atau sumber keahlian yang lain ke dalam komputer dan kemudian memindahkannya dari komputer kepada pemakai yang tidak ahli (bukan pakar). Proses ini meliputi empat aktivitas yaitu:. Akuisi pengetahuan (knowledge acquisition) yaitu kegiatan mencari dan mengumpulkan pengetahuan dari para ahli atau sumber keahlian yang lain. 2. Representasi pengetahuan (knowledge representation) adalah kegiatan menyimpan dan mengatur penyimpanan pengetahuan yang diperoleh dalam komputer. Pengetahuan berupa fakta dan aturan disimpan dalam komputer sebagai sebuah komponen yang disebut basis pengetahuan. 3. Inferensi pengetahuan (knowledge inferencing) adalah kegiatan melakukan inferensi berdasarkan pengetahuan yang telah disimpan didalam komputer. 4. Pemindahan pengetahuan (knowledge transfer) adalah kegiatan pemindahan pengetahuan dari komputer ke pemakai yang tidak ahli. Sistem pakar terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu: lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembangan digunakan sebagai pembangun sistem pakar baik dari segi pembangun komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi.
Gambar. Struktur Sistem Pakar Visual Prolog Awalnya bahasa Prolog diciptakan oleh Calmeraur dan dipopulerkan oleh buku-buku terkenal yang dikarang oleh Clocksin dan Mellish juga oleh Ivan Bratko kemudian dibawa pada produsen perangkat lunak Borland yang menjual Turbo Prolog untuk sistem MsDos. Tetapi tidak mendapatkan pemasaran yang baik dan Borland berhenti menjual Turbo Prolog. Setelah beberapa tahun, pembuat Turbo Prolog kembali ke Denmark dan memulai perusahaan PDC (Prolog Development Company). Mereka membuat dengan bahasa mereka dan terciptalah Visual Prolog. Visual Prolog berorientasi objek, ia memiliki Graphical User Interface dan juga memiliki Integrated Development Environment. Gambar.2 Integrated Development Environment
Biodata Pakar (ahli) Pakar I ama : H. MOH. PATOI, M.Pd.I TTL : Ciamis, 4 Mei 964 Riwayat Pendidikan Dilahirkan dilingkungan pondok pesantren dan lahir dari seorang ulama terkemuka yang memimpin Pesantren urul Huda Kawali Ciamis. Pendidikan dasar beliau di SD Selamaya selesai pada tahun 977. Pendidikan menengah pertamanya diselesaikan di MTS Kawali pada tahun 980. Melanjutkan pendidikan menengah akhir di MA urul Huda pada tahun 987-990, sebagai salah satu angkatan pertama di Madrasah yang sekarang beliau pimpin. Menyelesaikan S di IAID Darusalam Ciamis pada tahun 995 dengan gelar S.Ag. Kemudian mengambil akta IV di UI Bandung pada tahun 998. Beliau memegang jabatan kepala madrasah pada tahun 200, dan tahun 20 beliau menerima gelar magisternya di IAID Ciamis dan mendapatkan gelar M.Pd.I. Pakar II ama : Hj. Maria Ulpah, S.Ag TTL : Karawang, 2 oktober 972 Riwayat Pendidikan Ibu dari 5 anak ini terlahir di Karawang, tapi sekarang menetap di Ciamis setelah menikah. Pendidikan dasar beliau di selesaikan di SD Kampung Sawah 4 pada tahun 985. Pendidikan menengah pertamanya mengambil di MTS Al Ahliah Bakanmaja Cikampek, dan selesai tahun 988. Meneruskan pendidikan menengah akhir di MA Al Masturiah Sukabumi, selesai tahun 99. Selanjutnya beliau mengambil S di IAID Ciamis dan selesai tahun 2000. Beliau telah menjadi guru BK di MA urul Huda selama 5 tahun lebih, semenjak di tugaskan pada tahun 2005. Sekarang beliau sedang mengambil S2 di IAID Ciamis dan masih berlanjut. AALISIS DA PERACAGA Tabel Permasalahan Keberhasilan suatu sistem pakar terletak pada pengetahuan dan bagaimana mengolah pengetahuan tersebut agar dapat ditarik suatu kesimpulan. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil wawancara dan analisa lewat buku dikonversi kedalam sebuah tabel permasalahan dan sebab guna mempermudah proses pencarian solusi. Tabel jenis permasalahan dan sebab ini digunakan sebagai pola pencocokan informasi yang dimasukan oleh pemakai dan basis pengetahuan. Berikut adalah tabelnya :
Keterangan ama Permasalahan : P0 Bolos P02 Malas P03 Kesulitan belajar pada bidang tertentu P04 Berkelahi dengan teman sekolah P05 Bertengkar P06 Minum-minuman keras tahap awal P07 Berpacaran P08 Menyontek P09 Terlambat masuk sekolah P0 Gangguan emosional P Berpacaran dengan perbuatan menyimpang P2 Berkelahi antar sekolah P3 Kesulitan belajar karena gangguan keluarga P4 Minum-minuman keras tahap pertengahan P5 Melakukan gangguan sosial dan asusila P6 Gangguan emosional berat P7 Kecanduan alkohol dan narkotika P8 Pelaku kriminalitas P9 Siswi hamil P20 Percobaan bunuh diri P2 Perkelahian senjata tajam dan senjata api Keterangan ama Sebab : S0 Terbawa arus pergaulan bebas S02 Terprovokasi oleh teman-teman S03 Karena saling mencela S04 Konflik pribadi/kelompok S05 Merasa terisolir dari kelas sehingga malas sekolah S06 Selalu dicurigai/dimusuhi oleh teman-temannya S07 Terlambat tiba disekolah karena ada tugas dari orang tua S08 Kurang memahami mata pelajaran yang diikuti sehingga malas mengerjakan tugas S09 Kurang motivasi, baik yang berasal dari luar ataupun dari dalam dirinya S0 Kurang lengkap alat/sarana dan prasarana belajar S Tidak menyukai guru mata pelajaran tersebut S2 Tidak menyukai mata pelajaran/tidak menguasai S3 Potensi dan bakat S4 Prestasi belajar rendah S5 Sering terlambat masuk sekolah S6 Karena masalah perempuan/pacar S7 Direndahkan/diacuhkan salah satu temannya S8 Mengalami frustasi/kekecewaan S9 Keinginan sendiri karena merasa sudah dewasa S20 Merasa kurang mampu mengerjakan soal S2 Tidak menguasai pelajaran S22 Kurang percaya diri/kesiapan mental S23 Potensi yang terbatas S24 Susah mendapatkan angkutan umum S25 Bangun kesiangan S26 Kurangnya tanggung jawab pada dirinya
S27 Sedang memiliki masalah dengan pribadi, teman, kerabat/keluarga S28 Ingin mengikuti arus zaman sekarang S29 Kurangnya pembinaan orang tua S30 Dirumah orang tua sering sekali ribut dan membuat konsentrasi pecah S3 Broken home S32 Frustasi karena keadaan keluarga S33 Pengaruh menonton film/video dewasa S34 Keadaan keluarga yang membuat frustasi sehingga siswa tidak nyaman berada dalam kondisi apapun S35 Mempunyai masalah kesehatan pribadi (gangguan emosi) S36 Frustasi berat karena masalah keluarga S37 Terpaksa karena keadaan ekonomi S38 Kurang perhatian orang tua S39 Kelainan kejiwaan S40 Mengikuti/meniru adegan-adegan yang ada ditelevisi S4 Kurang pantauan dari orang tua S42 Masalah pribadi yang berat S43 Masalah pribadi/keluarga S44 Meniru adegan dalam film-film keras (action) S45 Masalah pribadi yang sudah tidak dapat dibendung lagi Pohon Pelacakan Pohon pelacakan merupakan hal yang menentukan keberhasilan sistem yang dibangun. Pohon pelacakan yang digunakan untuk mendiagnosa permasalahan adalah menggunakan metode Depth-First-Search, dapat dilihat pada gambar.3 :
Analisis Basis Data Memperhatikan data serta informasi yang akan digunakan dalam proses pembangunan aplikasi ini, maka dibangun sebuah desain basis data dengan menggunakan Entity Relational Diagram (ERD) pada gambar berikut : Id_Konseling Ahli Konseling Id_Sebab Pertanyaan AlQuran Konseling Id_Konseling Hadist Relasi_Kons Id_Relasi Id_KonsAgama Sebab Sebab Penjelasan Kons_Agama Id_Permasalahan Id_KonsAgama Permasalahan Siswa_ Bermasalah Id_Permasalahan Id_Masalah Masalah Permasalahan Id_Relasi Id_Sebab Id_SiBer Masalah Mempunyai Id_Masalah Gambar.4 Entity Relational Diagram (ERD) Diagram Konteks Diagram Konteks merupakan gambaran sistem secara umum yaitu hubungan sistem dengan lingkungan sistem. Terdapat dua entitas yang terhubung langsung dengan sistem yaitu PEGGUA dan PAKAR. Data Pilihan Jawaban USER SISTEM PAKAR KOSULTASI SISWA BERMASALAH Info Pertanyaan Yang Harus Dijawab Info Hasil Konseling Gambar.5 Diagram Konteks
KESIMPULA DA SARA Berdasarkan permasalahan yang ada pada Sistem Pakar Konsultasi Siswa Bermasalah (Studi : Kasus MA urul Huda Ciamis) dapat disimpulkan sebagai berikut :. Dapat memberikan konseling yang nyaman dan mudah dengan menggunakan metode pencarian Depth First Search dan mesin inferensi Backward Chaining. 2. Dapat membantu siswa untuk mengetahui secara awal permasalahan dan sebab yang dihadapinya. 3. Dapat memberikan konseling atas permasalahan yang dihadapinya, konseling secara umum maupun konseling secara agama. Saran-saran yang penulis kemukakan diharapkan dapat lebih meningkatkan hasil yang telah didapatkan. Berikut beberapa saran yang disampaikan oleh penulis :. Antar muka dapat dibuat lebih menarik dan lebih user friendly. 2. Dikemudian hari agar ada riset lebih lanjut dan mendapatkan pakar yang lebih kompeten untuk menunjang sistem pakar ini agar lebih diterima diberbagai kalangan siswa dan sekolah. 3. Algoritma pencarian pada sistem pakar ini agar lebih ditingkatkan dengan riset berkesinambungan, agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam mencari dan mendapatkan solusi yang terbaik bagi siswa (user). PUSTAKA Abdul Kadir & Terra Ch. Triwahyuni, Pengenalan Teknologi Informasi, Andi Yogyakarta, 2005. Costa, Eduardo, Visual Prolog 7.2 for Tyros, 2009. Dr. Syamsu Yusuf, L. & Dr. A. Juntika urihsan, Landasan Bimbingan & Konseling, PT. Remaja Rosdakarya, 200. Fatahansyah, Basis Data, Penerbit Informatika, 2007. Fernando C.. Pereira and Stuart M. Shieber, Prolog and atural-language Analysis, Microtome Publishing, 2002. Kusumadewi, Sri, Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Graha Ilmu, 2003. Scott, Randall, a guide to Artificial Intelligence with Visual Prolog, Outskirts Press, Inc. Denver, Colorado, 200. Sommerville, Ian, Software Engineering, Penerbit Erlangga, 2003. wiki.visual-prolog.com www.amzi.com/expertsystemsinprolog/index.html