DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

Belajar dan Pembelajaran

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 1 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

Pengembangan Model PembelajaranTatap Muka, Penugasan Terstruktur dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... A. Latar Belakang... B. Tujuan... C. Ruang Lingkup...

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 44 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 1 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

pembelajaran berbasis paikem

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 22 B. TUJUAN 22 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 22 D. UNSUR YANG TERLIBAT 23 E. REFERENSI 23 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 23

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 43 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 43 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 22 B. TUJUAN 22 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 22 D. UNSUR YANG TERLIBAT 23 E. REFERENSI 23 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 23

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 36 B. TUJUAN 36 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 37 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 13 E. REFERENSI 13 F. URAIAN PROSEDUR KERJA 15

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI...

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 36 B. TUJUAN 36 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 37 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 1 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

RINTISAN SISTEM SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA. oleh: Tim Pengembang Kurikulum

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 105 B. TUJUAN 105 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 105 D. UNSUR YANG TERLIBAT 106 E. REFERENSI 106 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 106

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 105 B. TUJUAN 105 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 105 D. UNSUR YANG TERLIBAT 106 E. REFERENSI 106 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 106

PENGELOLAAN DAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 105 B. TUJUAN 105 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 105 D. UNSUR YANG TERLIBAT 106 E. REFERENSI 106 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 106

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 34 D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 145 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 13 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 13

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 144 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 52

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 101 B. TUJUAN 101 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 101 D. UNSUR YANG TERLIBAT 102 E. REFERENSI 102 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 102

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 65 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66

PENGEMBANGAN INDIKATOR DALAM UPAYA MENCAPAI KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN KARANGANYAR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : Terima kasih!

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14

MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MULOK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

KATA PENGANTAR. Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA, Harris Iskandar, Ph.D NIP. Dit.

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 92 B. TUJUAN 92 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 92 D. UNSUR YANG TERLIBAT 93 E. REFERENSI 93 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 93

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 1

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 90 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KTSP KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah

SILABUS SEBAGAI LANDASAN PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAGI GURU YANG PROFESIONAL

STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007)

PANDUAN PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

SUPLEMEN KEPALA SEKOLAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 89 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PROF. DR. ABDUL GAFUR, MSC

BSNP PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

VALIDASI. DOKUMEN KURIKULUM / KTSP 2013 ) Tahun Pelajaran 2014 / 2015 INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KURIKULUM / KTSP 2013

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

Transkripsi:

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN TM, PT, DAN KMTT 56 LAMPIRAN 2 : INSTRUKSI KERJA PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN TM, PT, DAN ATAU KMTT 57 LAMPIRAN 3 : CONTOH DESAIN PEMBELAJARAN TM, PT DAN KMTT YANG TERINTEGRASI KE DALAM SILABUS 58 2010-Direktorat Pembinaan SMA 0

A. Latar Belakang JUKNIS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TM, PT, DAN KMTT DI SMA Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat interaksi antara seseorang dengan lingkungannya yang dilakukan secara sadar dan berkesinambungan dengan tujuan tertentu. Pernyataan ini mengandung makna bahwa kegiatan belajar diharapkan dapat berlangsung kapan saja dan di mana saja, dengan atau tanpa adanya interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sebagai kurikulum operasional, penyusunannya harus disesuaikan dengan kebutuhan, karakteristik, dan potensi satuan pendidikan (internal), serta lingkungan setempat. Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran pada satuan pendidikan, KTSP memuat komponen-komponen yang berkaitan dengan pembelajaran. Salah satu komponen tersebut adalah beban belajar. Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT). Kegiatan belajar dengan sistem tatap muka dilaksanakan sesuai dengan jam belajar efektif yang terjadwal yang disusun oleh satuan pendidikan. Sistem pembelajaran dengan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi yang dirancang oleh guru sesuai kompetensi yang diharapkan. Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui ketiga sistem tersebut secara terintegrasi dan dengan pendekatan yang bervariasi sangat berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi peserta didik di satuan pendidikan tersebut. Kenyataan di lapangan menunjukkan adanya beberapa kendala dan masukan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pembelajaran dengan sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur oleh satuan pendidikan, antara lain masih banyak guru yang belum memahami hakikat kegiatan pembelajaran dengan sistem penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, sehingga dalam perencanaan dan pelaksanaanya menyimpang dari ketentuan yang ada dan guru masih mengandalkan sistem tatap muka dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hal lain adalah masih banyak guru yang belum tahu tempat menuliskan kegiatan pembelajaran dengan sistem penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur tersebut di dalam rencana pembelajaran sangat banyak, karena persepsi mereka berbeda-beda. Berkaitan dengan permasalahan/kendala dan masukan tersebut, Direktorat Pembinaan SMA melengkapi Panduan Pembelajaran Tatap Muka, Penugasan Terstruktur, dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur yang telah ada dengan Petunjuk Teknis Pengembangan Pembelajaran Tatap Muka, Penugasan Terstruktur, dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur di SMA. B. Tujuan Petunjuk teknis ini disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi guru dalam merancang dan mengembangkan kegiatan pembelajaran TM, PT, dan KMTT sesuai dengan ketentuan dan mekanisme yang telah ditetapkan. C. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup petunjuk teknis ini meliputi kegiatan: 1. Penugasan wakasek bidang akademik/kurikulum dan guru/mgmp untuk pengembangan kegiatan pembelajaran TM, PT dan KMTT; 2. Penyampaian arahan teknis tentang pengembangan kegiatan pembelajaran TM, PT, dan KMTT; 2010-Direktorat Pembinaan SMA 50

3. Penyusunan rencana pengembangan kegiatan pembelajaran TM, PT, dan KMTT; 4. Penyusunan langkah-langkah kerja pengembangan rancangan kegiatan pembelajaran TM, PT, dan KMTT; 5. Pengembangan draf rancangan kegiatan pembelajaran TM, PT, dan KMTT; 6. Reviu dan revisi draf rancangan kegiatan pembelajaran TM, PT, dan KMTT; 7. Finalisasi hasil revisi rancangan pembelajaran TM, PT, dan KMTT; 8. Penandatanganan dokumen rancangan kegiatan pembelajaran TM, PT, dan KMTT yang sudah dicantumkan dalam silabus dan RPP. D. Unsur yang Terlibat 1. Kepala SMA, 2. Wakil kepala SMA bidang akademik/kurikulum, 3. Guru, dan 4. MGMP sekolah. E. Referensi 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Stándar Isi; 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan; 4. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas - Ditjen. PMPTK2009; 5. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) - Badan Standar Nasional Pendidikan,2006; 6. Panduan Pembelajaran Tatap Muka, Penugasan Terstruktur, dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur, Direktorat Pembinaan SMA Jakarta, 2008. F. Pengertian dan Konsep 1. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) perubahan dilakukan secara sadar, 2) berkesinambungan dan fungsional, 3) permanen, 4) positif dan aktif, 5) memiliki arah tujuan, dan 6) terdiri atas tiga aspek, yaitu pengetahuan, sikap, dan psikomotor (Panduan Pembelajaran TM, PT, dan KMTT yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA, BAB II, A.1); 2. Beban belajar untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/SMLB, SMK/SMAK, atau bentuk lain yang sederajat menggunakan jam pembelajaran setiap minggu setiap semester dengan sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, sesuai kebutuhan dan ciri khas masing-masing (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab III pasal 10); 3. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan 2010-Direktorat Pembinaan SMA 51

peserta didik (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 lampiran Bab III); 4. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, guru, dan lingkungan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, Glosarium butir 15); 5. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan atau kemampuan lainnya pada kegiatan TM. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan percepatan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, Glosarium butir 16); 6. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik (Peraturan Menteri Pendidikan Nasiona Nomor 22 Tahun 2006, Glosarium butir 17); 7. Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, beban belajarnya dinyatakan dalam jam pelajaran yang ditetapkan bahwa satu jam pelajaran untuk SMA/MA berlangsung selama 45 menit. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SMA/MA maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan; 8. Tidak semua KD memerlukan kegiatan PT dan KMTT, akan tetapi mempertimbangkan kompleksitas materi, daya dukung, intake peserta didik, dan alokasi waktu; 9. Secara umum ada dua pendekatan pembelajaran yaitu berpusat pada guru yang biasanya menggunakan strategi ekspositorik dengan metode ceramah dan tanya jawab, sedang yang berpusat pada peserta didik biasanya menggunakan strategi discovery inquiri, dengan metode observasi, diskusi kelompok, eksperimen, ekplorasi, simulasi (panduan pembelajaran TM, PT, dan KMTT yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA, BAB II A.1); 10. Strategi ekspositori adalah kegiatan pembelajaran berupa instruksional langsung (direct instructional) yang dipimpin oleh guru. Metode yang digunakan adalah ceramah atau presentasi, diskusi kelas, dan tanya jawab. Namun demikian, ceramah atau presentasi yang dilakukan secara interaktif dan menarik dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran (Panduan TM, PT dan KMTT yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA Bab II); 11. Pemilihan strategi ekspositori dilakukan atas pertimbangan: a. Karakteristik peserta didik dengan kemandirian belum memadai; b. Sumber referensi terbatas; c. Jumlah pesera didik dalam kelas banyak; d. Alokasi waktu terbatas; dan e. Jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek pengetahuan)atau bahan ajar; 12. Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi ekspositori adalah sebagai berikut: a. Preparasi, guru menyiapkan bahanmateri pembelajaran; b. Apersepsi diperlukan untuk penyegaran; c. Presentasi (penyajian) materi pembelajaran; d. Resitasi, pengulangan pada bagian yang menjadi kata kunci kompetensi atau materi pembelajaran; 13. Strategi discoveri inquiri adalah kegiatan pembelajaran berbentuk Problem Based Learning yang difasilitasi oleh guru. Strategi ini melibatkan aktivitas peseserta didik yang tinggi. Metode yang digunakan adalah observasi, diskusi kelompok, eksperimen, 2010-Direktorat Pembinaan SMA 52

ekplorasi, simulasi, dan sebagainya (Panduan TM, PT dan KMTT yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA Bab II); 14. Pemilihan strategi discovery inquiry dilakukan atas pertimbangan: a. Karakteristik peserta didik dengan kemandirian cukup memadai; b. Sumber referensi, alat, media, dan bahan cukup; c. Jumlah peserta didik dalam kelas tidak terlalu banyak; d. Materi pembelajaran tidak terlalu luas; dan e. Alokasi waktu cukup tersedia; 15. Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi discovery inquiry adalah sebagai berikut: a. Guru atau peserta didik mengajukan dan merumuskan masalah; b. Merumuskan logika berpikir untuk mengajukan hipotesis atau jawaban sementara; c. Merumuskan langkah kerja untuk memperoleh data; d. Menganalisis data dan melakukan verifikasi; e. Melakukan generalisasi (Panduan pembelajaran TM, PT dan KMTT yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA, BAB II A.1); 16. Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi a. Berpusat pada peserta didik b. Terpadu c. Memandang peserta didik sebagai manusia yang unik d. Menerapkan pembelajaran tuntas e. Pembelajaran berorientasi pemecahan masalah f. Menggunakan berbagai metode dan multimedia g. Guru sebagai fasilitator, motivator, dan nara sumber (Panduan pembelajaran TM, PT dan KMTT yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA, BAB II A.2); 17. Pemetaan strategi, metode dalam kegiatan TM, PT, dan KMTT pada sekolah yang menggunakan sistem paket: No Kegiatan Strategi Metode Keterangan 1 Tatap Muka variasi strategi ekspositori maupun diskoveri inkuiri ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi, ekplorasi, kajian pustaka, Terjadwal 2 Penugasan terstruktur 3 Kegiatan mandiri tidak terstruktur diskoveri inkuiri diskoveri inkuiri tanya jawab, dan simulasi. penugasan, observasi lingkungan, atau proyek penugasan, observasi lingkungan, atau proyek Tidak terjadwal namun dirancang ke dalam silabus dan RPP Tidak terjadwal 18. Kepala SMA bertanggung jawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran sesuai dengan peraturan yang ditetapkan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan, B. 5.c butir 6); 19. Wakil Kepala SMA Bidang Akademik/Kurikulum bertanggung jawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasiona Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan, B. 5.c butir 6; 2010-Direktorat Pembinaan SMA 53

20. Setiap guru bertanggung jawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan, B. 5.c butir 7; 21. MGMP sekolah merupakan wadah untuk menyamakan persepsi yang berkenaan dengan mata pelajaran dan dapat dijadikan sebagai tim kerja dalam menyelesaikan tugas-tugas guru terutama perencanaan (Panduan kegiatan TM, PT, dan KMTT yang diterbitkan Direktorat Pembinaan SMA BAB III point A). G. Uraian Prosedur Kerja 1. Kepala SMA menugaskan wakasek bidang akademik/kurikulum untuk menyusun rencana kegiatan pengembangan pembelajaran TM, PT, dan KMTT; 2. Kepala SMA memberikan arahan teknis tentang pengembangan kegiatan pembelajaran TM, PT, dan KMTT, sekurang-kurangnya memuat: a. Dasar pengembangan pembelajaran TM, PT dan KMTT b. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran TM, PT dan KMTT c. Manfaat pengembangan pembelajaran TM, PT dan KMTT d. Hasil yang diharapkan melalui pembelajaran TM, PT dan KMTT e. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pengembangan pembelajaran TM, PT, dan KMTT; 3. Wakil kepala SMA bidang akademik/kurikulum membuat rencana kegiatan pengembangan pembelajaran TM, PT, dan KMTT yang meliputi: a. Tujuan pengembangan pembelajaran TM, PT, dan KMTT b. Hasil yang diharapkan c. Ruang lingkup pengembangan d. Alokasi waktu e. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya f. Alokasi pembiayaan; 4. Wakil kepala SMA bidang akademik/kurikulum menyusun langkah-langkah kerja pengembangan rancangan kegiatan pembelajaran TM, PT dan KMTT yang mencakup: a. Penyiapan hasil analsis SK/KD b. Identifikasi Indikator pencapaian untuk penentukan jenis kegiatan pembelajaran c. Penentuan tujuan pembelajaran d. Pengembangan kegiatan pembelajaran yang terdiri dari atas kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup; 5. Guru atau MGMP sekolah di bawah koordinasi wakil kepala SMA bidang akademik/ kurikulum mengembangkan draf rancangan kegiatan pembelajaran TM, PT, dan KMTT sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengkaji dan memetakan SK/KD agar diketahui karakteristiknya. Hal ini perlu dilakukan untuk merancang strategi dan metode yang akan digunakan pada kegiatan TM, PT, dan KMTT; b. Mendeskripsikan KD secara lebih rinci dan terukur ke dalam rumusan indikator pencapaian kompetensi. Indikator berguna untuk merancang kegiatan pembelajaran yang diperlukan, misalnya, indikator yang dominan pada prinsip dan prosedural menyarankan kegiatan pembelajaran dengan strategi diskoveri inkuiri; c. Mengembangkan rancangan kegiatan pembelajaran TM, PT, dan KMTT yang sudah terintegrasi ke dalam silabus (Contoh terlampir); d. Menjabarkan silabus atau desain pembelajaran dalam bentuk rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) tiap pertemuan. 2010-Direktorat Pembinaan SMA 54

6. Kepala SMA bersama wakil kepala SMA bidang akademik/kurikulum dan guru/mgmp melakukan reviu dan revisi draf rancangan kegiatan pembelajaran TM, PT, dan KMTT; 7. Wakil kepala SMA bidang akademik/kurikulum dan guru/mgmp memfinalkan hasil revisi rancangan pembelajaran TM, PT, dan KMTT; 8. Kepala SMA menandatangani dokumen rancangan kegiatan pembelajaran TM, PT, dan KMTT yang sudah dicantumkan dalam silabus dan RPP. 2010-Direktorat Pembinaan SMA 55

Lampiran 1 : Alur Prosedur Kerja Pengembangan Kegiatan Pembelajaran TM, PT, dan KMTT PROSES INPUT WAKIL KEPALA SMA BIDANG KEPALA SMA AKADEMIK/KURiKULUM GURU /MGMP SEKOLAH OUTPUT 1. PP Nomor 19 Tahun 2005 2. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 3. Panduan Penyusunan KTSP (BSNP) 4. Panduan Pengembangan kegiatan pembelajaraan TM,PT dan KMTT (Dit. PSMA) Menugaskan wakasek Bidang Akademik/Kurikulum untuk menyusun rencana kegiatan pengembangan pembelajaran TM, PT dan KMTT Memberikan arahan teknis tentang pengembangan pembelajaran TM,PT, KMTT: 1. Tujuan Menyusun rencana kegiatan pengembangan pembelajaran TM, PT dan KMTT Membuat rencana kegiatan pengembangan pembelajaran TM, PT dan KMTT Menyusun langkah-langkah kerja pengembangan rancangan kegiatan pembelajaran TM, PT dan KMTT Mengembangkan draf rancangan kegiatan pembelajaran TM, PT dan KMTT, mencakup: Pemetaan SK/KD Perumusan IP Pengembangan rancangan TM, PT dan KMTT Penjabaran ke dalam silabus dan RPP Melakukan reviu dan revisi draf rancangan kegiatan pembelajaran TM, PT dan KMTT tidak layak ya Memfinalkan rancangan kegiatan pembelajaran TM, PT dan KMTT yang telah direvisi Menandatangani rancangan kegiatan pembelajaran TM, PT dan KMTT yang telah difinalkan Rancangan pembelajaran TM, PT dan KMTT yang terintegrasi di dalam silabus dan RPP 2010-Direktorat Pembinaan SMA 56

Lampiran 2 : Instruksi Kerja Pengembangan Kegiatan Pembelajaran TM, PT, dan atau KMTT Menyiapkan data untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran TM, PT dan atau KMTT Hasil Pemetaan SK/KD Mengembangkan indikator pencapaiannya Penentuan kegiatan pembelajaran: TM, PT dan atau KMTT Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang meliputi: kegiatan pendahuluan kegiatan inti kegiatan penutup Tidak Layak Ya Rancangan kegiatan pembelajaran: TM, PT dan atau KMTT Pengembangan kegiatan pembelajaran TM, PT dan atau KMTT telah selesai Keterangan : Penentuan kegiatan pembelajaran TM, PT dan KMTT dinyatakan dalam penyusunan silabus Pengembangan kegiatan pembelajaran yang meliputi pendahuluan, kegiatan inti dan penutup dibuat ketika menyusun RPP 2010-Direktorat Pembinaan SMA 57

Lampiran 3 : Contoh Desain Pembelajaran TM, PT dan KMTT yang Terintegrasi ke dalam Silabus SILABUS Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : X Semester : 1 Standar Kompetensi :1. Memahami hakikat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Alokasi waktu : 2 X 45 Menit KOMPETENSI DASAR Materi Pembelajaran KEGIATAN PEMBELAJARAN TM PT KMTT INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR 1.1 Mendeskrips ikan hakikat bangsa dan unsur-unsur terbentukn ya negara Bangsa dan negara o Pengertian dan unsur bangsa o Pengertian Negara dan Unsur-unsur negara - Rakyat - Wilayah - Pemerintah yang berdaulat - Pengakuan dari negara lain Mengkaji berbagai literatur tentang Pengertian dan unsur bangsa Mendiskusikan hasil kajian literatur, Pengertian Negara dan Unsur-unsur negara Menpresentasikan hasil diskusi kelompok tentang bangsa dan negara Mengkaji literatur untuk dapat menguraikan unsurunsur terbentuk nya bangsa Indonesia Menjelaskan pengertian bangsa Menguraikan unsur bangsa Mendeskripsikan pengertian negara Mengidentifikasi unsur Negara o Non tes: Performan ce tes (tugas kelompok / individu) o Tes tertulis (Uraian, pilihan ganda, lainnya) o Presentasi 2 x 45 Darji Darmodiharjo, (1990), Pendidiikan Pancasila di Perguruan Tinggi, Malang: Penerbit IKIP Malang Budiyanto,(1999 ) Tata negara untuk SMA, Jakarta Penerbit Erlangga 2010-Direktorat Pembinaan SMA 58