LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Memperkuat Peran Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Kasus HIV-

ANALISIS EPIDEMIOLOGI HIV AIDS DI KOTA BANDUNG DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

BAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang

Satiti Retno Pudjiati. Departemen Dermatologi dan Venereologi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERAN LSM/KOMUNITAS DALAM KOLABORASI TB-HIV

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan

KEBIJAKAN NASIONAL KOLABORASI TB HIV

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

KEBIJAKAN PROGRAM PENGENDALIAN HIV-AIDS DAN IMS. Subdit AIDS dan PMS DITJEN PP & PL, KEMENKES KUPANG, 4 September 2013

Situasi HIV & AIDS di Indonesia

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

Dr Siti Nadia M Epid Kasubdit P2 AIDS dan PMS Kementerian Kesehatan RI. Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang akan disampaikan (Azrul & Azwar, 1983). Sedangkan Glanz, dkk.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dr. Kirana Pritasari, MQIH Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan

komisi penanggulangan aids nasional

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

Lokakarya LSL dalam Pengembangan SRAN. Integrasi program LSL dalam SRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

Kebijakan Program PMTS Paripurna KPA Nasional Dibawakan pada Lecture Series: Overview PMTS Kampus Atmajaya Jakarta, 7 November 2012

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

Pelibatan Komunitas GWL dalam Pembuatan Kebijakan Penanggulangan HIV bagi GWL

Program Peningkatan Cakupan Tes HIV, Inisiasi Dini ART dan Kelangsungan ODHA Minum ARV pada Populasi Berisiko Tinggi di Kota Denpasar,

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

KERANGKA ACUAN KLINIK MS DAN VCT PENDAHULUAN

SRAN Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Per 1 September 2015

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

SURVEI TERPADU BIOLOGIS DAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e.

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Interactive clinical Case Family. Prof. DR. Dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD, KAI, dyah a. waluyo

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

BAB I PENDAHULUAN. pada sejarah, United National HIV/AIDS (UNAIDS) & Word Health. diperkirakan sebanyak 1.6 juta orang diseluruh dunia.

SUFA (Strategic Use of ARV) di Kabupaten Jember ; Capaian dan Kendala

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 5 ayat 1, yang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB I PENDAHULUAN sebanyak 1,1 juta orang (WHO, 2015). menurut golongan umur terbanyak adalah umur tahun dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB I PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah suatu. kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN HIV DAN AIDS MELALUI PENDIDIKAN

Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang. Timur yang teridentifikasi menjadi wilayah terkonsentret HIV dan AIDS selain Malang

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

BAB I PENDAHULUAN. 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang berbunyi Setiap orang berhak

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

DAFTAR ISI Deskripsi dan uraian umum Daftar isi

Layanan Komprehensif Berkesinambungan dan Peningkatan Retensi ARV. Kasubdit HIVAIDS dan PIMS KEMENKES

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

SITUASI PENDANAAN PROGRAM HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA. Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta 2013

Transkripsi:

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 1. Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tahun, dengan puncak peringatan pada tanggal 1 Desember. 2. Panitia peringatan Hari AIDS Sedunia bergantian setiap tahunnya dan pada tahun 2104 Kementerian Hukum dan HAM ditunjuk sebagai ketua penyelenggara peringatan Puncak Hari AIDS Sedunia 2014. Dalam susunan kepanitiaan, Menteri Kesehatan sebagai Pengarah, Dirjen P2PL sebagai Wakil Ketua Umum I dan Direktur P2ML sebagai Wakil Ketua I Bidang Acara Puncak. 3. Tema Hari AIDS Sedunia Tahun 2014 adalah Cegah dan lindungi diri, keluarga dan masyarakat dari HIV dan AIDS dalam rangka perlindungan HAM, dengan subtema a. Pencegahan penularan baru HIV dan AIDS terhadap diri, keluarga dan masyarakat b. Perlindungan HAM bagi ODHA dari stigma dan diskriminasi melalui lingkungan yang kondusif dengn optimalisasi Komunikasi Informasi Edukasi c. Peningkatan Program Penanggulangan HIV dan AIDS secara Komprehensif dan Berkesinambungan di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI 4. Rangkaian Hari AIDS Sedunia di Indonesia diperingati oleh berbagai pihak baik pemerintah, swasta, LSM dan masyarakat sejak bulan Mei 2014 sampai dengan Desember 2014, di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan. 5. Kementerian Kesehatan memperingati Hari AIDS Sedunia 2014 dengan menyelenggarakan Simposium HIV dan Infeksi Oportunistik dan Peluncuran Buku Pedoman Nasional ARV pada tanggal 1 November 2014 bersama dengan PDPAI (Perhimpunan Dokter Peduli AIDS) yang bertujuan untuk mengupdate tatalaksana tenaga medis dalam pengobatan ARV ODHA dewasa dan anak. 6. Di tingkat nasional acara puncak Hari AIDS Sedunia 2014 dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2014 di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Jakarta, yang rencana akan dihadiri oleh Presiden RI. 7. Situasi HIV/AIDS di Indonesia Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai dengan September 2014, HIV- AIDS tersebar di 386 (78%) dari 498 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia. Provinsi pertama kali ditemukan adanya HIV-AIDS adalah Provinsi Bali, sedangkan yang terakhir melaporkan adalah Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2011.

Jumlah Kasus HIV dan AIDS per tahun sampai dengan September 2014 Sampai dengan tahun 2005 jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 859, tahun 2006 (7.195), tahun 2007 (6.048), tahun 2008 (10.362), tahun 2009 (9.793), tahun 2010 (21.591), tahun 2011 (21.031), tahun 2012 (21.511), tahun 2013 (29.037), dan tahun 2014 (22.869). Sampai dengan September 2014, jumlah kumulatif HIV yang dilaporkan sebanyak 150.296 orang dan AIDS sebanyak 55.799 orang Jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (32.782), diikuti Jawa Timur (19.249), Papua (16.051), Jawa Barat (13.507), dan Bali (9.637) Jumlah Infeksi HIV yang Dilaporkan Menurut Kelompok Umur Tahun 2010-2014 Faktor resiko penularan HIV terutama adalah melalu jalur seksual (57%), Pengguna Narkoba Suntik (15%) Penularan LSL (4%),penularan dari Ibu ke anak sebesar 3%.

No. Jumlah Infeksi HIV yang Dilaporkan Provinsi sampai dengan September 2014 Provinsi s.d. 2005 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014* 1 NAD - - - - 2 26 31 26 46 31 162 Jumlah 2 Sumatera Utara 49 566 511 626 677 1,347 1,251 1,337 1,603 1,252 9,219 3 Sumatera Barat - - - - 224 212 132 133 222 213 1,136 4 Riau - - - 119 112 337 439 314 412 317 2,050 5 Jambi - - - - 40 86 105 203 208 109 751 6 Sumatera Selatan 52 126 32 149 119 226 265 230 262 191 1,652 7 Bengkulu - - - - 29 55 33 40 79 72 308 8 Lampung - - - - 27 93 295 335 189 151 1,090 9 Bangka Belitung - - - - 12 85 103 132 97 81 510 10 Kep. Riau - - - 456 311 743 674 792 926 653 4,555 11 DKI Jakarta - 2,393 1,584 3,145 2,679 5,186 4,012 3,926 5,865 3,992 32,782 12 Jawa Barat 69 641 736 605 726 1,535 1,429 1,416 3,041 3,309 13,507 13 Jawa Tengah 47 382 266 343 443 993 1,057 1,110 2,322 2,069 9,032 14 DI Yogyakarta 66 126 121 306 179 310 310 272 489 432 2,611 15 Jawa Timur 88 983 635 1,576 1,222 2,731 2,715 2,912 3,391 2,996 19,249 16 Banten 48 348 572 299 182 400 433 395 502 463 3,642 17 Bali - - - 730 717 1,628 1,557 1,737 1,690 1,578 9,637 18 NTB 12 39 65 48 41 93 132 110 170 102 812 19 NTT 2 32 57 133 144 360 352 242 259 170 1,751 20 Kalimantan Barat 227 547 387 463 379 643 499 465 525 439 4,574 21 Kalimantan Tengah - - - - - 21 68 46 57 61 253 22 Kalimantan Selatan - - - - - 21 83 88 174 160 526 23 Kalimantan Timur 13 133 81 112 180 392 429 392 467 342 2,541 24 Sulawesi Utara 18 423 469 155 94 186 222 212 264 269 2,312 25 Sulawesi Tengah - - - - - 38 37 86 147 96 404 26 Sulawesi Selatan 65 89 132 484 375 692 611 524 792 550 4,314 27 Sulawesi Tenggara - - - - - 6 49 71 100 104 330 28 Gorontalo - - - - - 6 11 8 26 17 68 29 Sulawesi Barat - - - - - 21 5 7-6 39 30 Maluku - - - - - 216 440 295 236 269 1,456 31 Maluku Utara - - - - - 14 46 92 54 41 247 32 Papua Barat 86 100 77 160 192 390 356 535 448 370 2,714 33 Papua 17 256 323 453 687 2,499 2,850 3,028 3,974 1,964 16,051

No. Provinsi s.d. 2005 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014* Jumlah Nasional 859 7,195 6,048 10,362 9,793 21,591 21,031 21,511 29,037 22,869 150,296 Estimasi Orang dengan HIV dan AIDS di Indonesia tahun 2012 adalah sebanyak 591.823 sedangkan saat ini ODHA yang sudah kita ketahui baru berjumlah 150.296. Yang ini berarti dalam membongkar fenomone gunung es baru sekitar 30% ODHA yang telah terdeteksi, sehingga saat ini kita masih harus mengintensifikasikan penemuan ODHA sehingga setidaknya cakupan sasaran kita mencapai 80%. Dari data jumlah kasus yang dilaporkan setiap tahun terjadi peningkatan jumlah pengidap HIV sedangkan jumlah penderita AIDS semakin menurun. Ini bisa disimpulkan bahwa semakin banyak orang yang diketahui status HIV nya masih belum masuk kedalam stadium AIDS, jika dibandingkan dengan sekitar 10 tahun yang lalu, dimana jumlah kasus AIDS lebih banyak dilaporkan dibandingkan kasus HIV. Deteksi dini ini semakin baik seiring dengan makin banyaknya jumlah fasyankes yang dapat memberikan layanan bagi ODHA baik tes HIV, pengobatan IMS, dan pengobatan ARV sehingga semakin banyak orang yangmengetahui status HIV nya lebih dini sebelum muncul gejala-gejala AIDS. Saat ini Kementerian Kesehatan sedang berupaya untuk meningkatkan cakupan tes HIV, cakupan terapi ARV dan retensi ARV. Inisiatif ini sebagai tindak lanjut dari Kajian Cepat dan Konsultasi Nasional, pada tahun 2013 Kementerian Kesehatan dan dikenal dengan Strategic Use of ARV (SUFA). Dalam inisiatif ini, untuk meningkatkan cakupan tes HIV, dilakukan penawaran rutin tes HIV kepada pasien Infeksi Menular Seksual (IMS), ibu hamil, pasien TB, pasien hepatitis, pasangan ODHA, warga Binaan masyarakat (WBP) dan populasi kunci ( Pekerja seks, Penasun, Waria, Transgender dan Lelaki seks dengan lelaki). Untuk meningkatkan cakupan terapi ARV, maka ARV dapat segera diberikan tanpa melihat jumlah CD4, pada ibu hamil dengan HIV, pasien ko-infeksi TB-HIV, pasien ko-infeksi hepatitis-hiv, ODHA yang pasangannya HIV negatif dan populasi kunci (WPS, LSL, penasun dan waria/transgender). Sementara, untuk meningkatkan retensi pengobatan ARV, Kementerian Kesehatan telah menyediakan obat ARV triple fixed dose combination (triple FDC), yaitu satu tablet obat yang berisi 3 rejimen ARV. Obat ini mempunyai toksisitas dan efek samping yang lebih rendah dan jadual minum obat lebih mudah. Selain itu, pelibatan ODHA, keluarganya serta komunitas dalam pengobatan ART juga dapat membantu meningkatkan retensi pengobatan ARV. Selain itu dalam upaya promotif Kampanye Aku Bangga Aku Tahu (ABAT), yang bertujuan agar setidaknya kaum muda dapat mengenal bagaimana mencegah HIV dan AIDS serta informasi lainnya terkait mitos dan fakta tentang HIV dan AIDS. Kampanye ini mengangkat slogan Jiwa yang tegar NO Narkoba, Hati yang murni NO Seks Bebas. Sampai dengan tahun 2014, 33 Provinsi sudah melakukan orientasi fasilitator Kampanye ABAT di 210 kab/kota.

Selain itu untuk menjangkau anak muda sebagai sasaran kampanye, juga dilaksanakan kampanye melalui sosial media diantaranya melalui facebook (Aku Bangga Aku Tahu) dan twitter (@BanggaAkuTahu). Bahkan untuk meningkatkan partisipasi anak muda, juga dibuat kuis online ten teen quiz (www.10teenquiz.com) tentang pengetahuan seputar HIV dan AIDS dan video instruksional tentang HIV dan AIDS. Kementerian Kesehatan juga aktif untuk menggalang kerjasama lintas sektoral melalui Pokja HIV dan AIDS. Sebagai tindak lanjut ditandatanganinya Kesepakatan Bersama 5 Kementerian (Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sosial, serta Kementerian Agama) untuk peningkatan pengetahuan benar dan komprehensif pada muda tentang HIV dan AIDS, yang memperkuat komitmen nasional dalam upaya pengendalian HIV dan AIDS di kalangan orang muda. Perkembangan dari kesepakatan ini sebagai berikut: Kemendikbud mewajibkan pada setiap orientasi mahasiswa baru dilakukan sosialisasi mengenai HIV/AIDS dan peserta diminta mengisi kuesioner. Selain itu telah dilakukan pula sosialisasi mengenai HIV/AIDS ke anak SD dan SMP. Kementerian Agama mengupayakan sosialisasi tentang HIV/AIDS pada pasangan usia subur di propinsi DI Yogyakarta Kemendagri telah melakukan sosialisasi dan penerbitan peraturan terkait kepada seluruh kepala daerah sehingga para kepala daerah tersebut memerintahkan jajaran di bawahnya untuk melaksanakan program tersebut. Kemensos menyiapkan modal usaha untuk ODHA dan keluarganya setelah sebelumnya diberi pelatihan. Pesan dan Harapan : Sesuai dengan tema HAS 2014 : Cegah dan Lindungi Diri, Keluarga dan Masyarakat maka untuk mengendalikan epidemi HIV kita harus melakukan memperkuat upaya promotif dan preventif untuk mencegah perilaku beresiko. Remaja dan usia produktif adalah salah satu kelompok yang paling berisiko untuk terinfeksi HIV. Remaja sangat dikaitkan dengan aktifitas seksual yang berisiko dan penggunaan napza sehingga menjadi kelompok yang berisiko. Kemudahan akses kepada layanan kesehatan yang peduli remaja secara komprehensif. Layanan yang peduli remaja ini tidak saja berbasis layanan kesehatan, namun bisa dimulai semenjak layanan di sekolah. Optimalisasi peran intitusi pendidikan adalah salah satu peluang yang sangat menarik untuk dapat turut serta menurunkan epidemi HIV. Kedua mengetahui status HIV perlu agar kita dapat segera melakukan upaya pencegahan termasuk melakukan perubahan perilaku sehingga tidak menularkan kepada pasangan ataupun keluarga sekitar kita.