PERENCANAAN KONTROL PID PADA MOTOR INDUKSI BERBASIS MATLAB SIMULINK

dokumen-dokumen yang mirip
SIMULASI KONTROL PID UNTUK MENGATUR PUTARAN MOTOR AC

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa,

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps,

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik adalah mesin listrik yang mengubah energi listrik ke energi

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri skala kecil hingga skala besar di berbagai negara di

ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pengendali PID Berbasis PLC Modicon TSX Micro 3722 Untuk Mengatur Kecepatan Motor Induksi Tiga Fase

1 BAB I PENDAHULUAN. listrik. Di Indonesia sejauh ini, sebagian besar kebutuhan energi listrik masih disuplai

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

Politeknik Negeri Sriwijaya. Laporan Akhir BAB I PENDAHULUAN

SIMULASI PENGENDALI KECEPATAN MOTOR DC DENGAN PENYEARAH TERKENDALI SEMI KONVERTER BERBASIS MATLAB/SIMULINK

Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative)

ANALISIS PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 FASA 20 HP DENGAN PERBANDINGAN KONTROL PI DAN PID

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Dapat dikatakan pula bahwa energi listrik menjadi

PENGATURAN KECEPATAN KIPAS ANGIN DENGAN TEKNOLOGI INVERTER FAN CONTROLLING BASED ON INVERTER TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA SISTEM KENDALI FUZZY PADA CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DENGAN DUA PENGGERAK PUSH BELT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA CVT

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MOTOR INDUKSI 1. PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 2. JENIS JENIS MOTOR LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo,Surabaya

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

PERANCANGAN GENERATOR INDUKSI MAGNET PERMANEN SATU FASE KECEPATAN RENDAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pembuatan Modul Inverter sebagai Kendali Kecepatan Putaran Motor Induksi

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

Perancangan Dan Pengujian Motor Induksi Tiga Fase Multi-Kutub

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

SIMULASI PENGENDALI P. I. D. FUZZY PADA SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH

DISAIN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI FUZZY BERBASIS DIAGRAM LADDER PLC MITSUBISHI Q02HCPU PADA SISTEM MOTOR INDUKSI

Kontrol Kecepatan Motor Induksi Menggunakan Metode PID-Fuzzy

BAB I PENDAHULUAN. menggerakan belt conveyor, pengangkat beban, ataupun sebagai mesin

Perbaikan Faktor Daya Motor Induksi 3 fase menggunakan Mikrokontroler 68HC11

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK 6 MOTOR INDUKSI 3 PHASA

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PID TERTALA NICHOLS ZIEGLER SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN AWAL GENERATOR AXIAL MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

Pemodelan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Kendali Pi

PEMODELAN DINAMIS PENGATURAN FREKUENSI MOTOR AC BERBEBAN MENGGUNAKAN PID

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

1BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah baterai. Baterai memberikan kita sumber energi listrik mobile yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBELAJARAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

RANCANG BANGUN MODEL PENYEIMBANG BEBAN PADA GENERATOR INDUKSI

SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS GENETIC ALGORITHM SKRIPSI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

REALISASI PROTOTIPE KURSI RODA LISTRIK DENGAN PENGONTROL PID

Presentasi Tugas Akhir

Analisa Pengendalian Kecepatan Motor DC Menggunakan Pengendali Hybrid SMC dan Pid dengan Metode Heuristik

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

Pengendalian Gerak Robot Penghindar Halangan Menggunakan Citra dengan Kontrol PID

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi tepat guna. Teknologi tepat guna yang mampu memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT)

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia industri diperhadapkan pada suatu persaingan (kompetisi). Kompetisi dapat

RANCANG BANGUN KENDALI DIGITAL MOTOR BLDC UNTUK MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik HCSR04. Gambar 2.2 Cara Kerja Sensor Ultrasonik.

Analisis Penalaan Kontroller PID pada Simulasi Kendali Kecepatan Putaran Motor DC

PENGENDALI PID. Teori kendali PID. Nama Pengendali PID berasal dari tiga parameter yg secara matematis dinyatakan sebagai berikut : dengan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE)

BAB III 1 METODE PENELITIAN

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kontrol PID (Proportional Integral Derivative)

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL...

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

DAFTAR ISI ABSTRAK... DAFTAR ISI...

Transkripsi:

PERENCANAAN KONTROL PID PADA MOTOR INDUKSI BERBASIS MATLAB SIMULINK Andi Kurniawan N 1, Hery Hariyanto 2 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Semarang Jl. Sukarno-Hatta, Tlogosari, Semarang, Indonesia Email: andikn76@gmail.com 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Semarang Jl. Sukarno-Hatta, Tlogosari, Semarang, Indonesia Abstract Motor induction s speed tends to decrease if load given to them. Therefore we need a controller that could maintenance the speed. Furthermore, the controller is also used to handle the speed changes when the load is removed or loaded. The speed controller is guarded with adjust the frequency proportional voltage input, integral and derivative. As a result is good and reliable controller for those methods and reduce the drawback. The PID controller is suitable for a motor with inconsistent load that sudden load changes. Keywords: Controller Proportional Integral Derivative (PID), induction motor speed, load Abstrak Kecepatan motor induksi cenderung turun jika diberi beban sehingga diperlukan suatu pengendali untuk mempertahankan kecepatan yang diinginkan. Pengendali juga diperlukan untuk mengatasi perubahan kecepatan saat beban dilepas atau diberikan. Pengaturan kecepatan diatur dengan mengatur frekuensi tegangan masukan proporsional, integral, dan derivatif menghasilkan pengendali yang bagus dan handal karena ketiga mode tersebut dapat saling melengkapi kekurangan masing-masing. Pengendali PID cocok untuk mengatasi perubahan beban yang mendadak. Kata Kunci: Pengendali Proposional Integral Derivatif (PID), kecepatan motor induksi, beban 1. PENDAHULUAN Motor AC lebih banyak digunakan dari pada motor DC karena arus AC dapat dibangkitkan dan didistribusikan dengan biaya yang lebih murah dari pada arus DC. Selain itu, motor AC memiliki keunggulan dalam hal biaya, ukuran, berat, dan membutuhkan lebih sedikit perawatan dibanding motor DC. Motor induksi sangkar tupai adalah jenis motor AC yang paling banyak digunakan dalam industri. Motor ini dapat dioperasikan di tempat di mana banyak terdapat gas dan debu atau pada kondisi yang sangat lembab dan akan beroperasi dengan sangat baik dengan sedikit perhatian. Motor ini tidak memiliki sikat dan komutator, dan konstruksinya kuat, sehingga mampu menahan lonjakan arus yang besar, dan mudah untuk perbaikan dan perawatan. Kecepatan sinkron motor induksi (ns) dirumuskan dengan ns = 120 f/p sehingga pengaturan kecepatan dapat dilakukan dengan mengatur frekuensi tegangan masukan (f) atau dengan mengubah jumlah kutub (p). Pengaturan kecepatan dengan mengubah jumlah kutub dilakukan dengan merancang lilitan stator sedemikian rupa sehingga dengan pengubahan sederhana pada hubungan kumparan, jumlah kutub dapat diubah dengan perbandingan 2:1. Cara ini tidak praktis dan hanya dapat menghasilkan variasi kecepatan yang sedikit. Sedangkan pengaturan kecepatan dengan pengaturan frekuensi, dilakukan dengan inverter, dapat menghasilkan perubahan kecepatan yang diskret maupun kontinyu dengan rentang pengaturan yang lebar, perubahan kecepatan yang halus, dan tanggapan pengaturan yang cepat. Perencanaan Kontrol PID (Andi K, Hery H.) 731

732 Dahulu motor DC lebih disukai untuk dioperasikan pada kecepatan yang bervariasi karena pengendaliannya mudah dan tanggapannya cepat. Namun setelah dikembangkannya inverter penggunaan motor AC untuk kecepatan yang bervariasi pun menjadi populer. Beberapa aplikasi yang penting dari pengendalian kecepatan motor induksi adalah pada pengendalian kecepatan kipas angin, kompresor, pompa, dan blower. Ketika motor induksi dioperasikan secara langsung dari tegangan jala-jala (pada frekuensi 50 Hz dan besar tegangan tetap), motor induksi berputar dengan kecepatan yang relatif konstan. Namun demikian, kecepatan motor dipengaruhi oleh beban. Saat beban motor bertambah maka kecepatannya akan turun, dan sebaliknya. Jika motor ingin dioperasikan pada kecepatan konstan saat bebannya berubah, diperlukan suatu pengendali untuk mengatur frekuensi tegangan masukan. Permasalahannya bagaimana pengendali PID dapat diatur agar kecepatan motor mencapai set point dengan cepat dan stabil. 2. METODE PENELITIAN 2.1 PERANGKAT KERAS (HARDWARE) Pada analisa pemodelan simulasi kendali PID tersebut menggunakan komputer dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Intel pentium 3 2. CPU 1.8 GHz 3. RAM 248 MB 2.2 PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE) Perancangan perangkat lunak pada analisa pemodelan simlasi kendali proporsianal integral derivatif ini meliputi program microsoft windows XP profesional versi 2002, sedangkan sofware pendukung dengan menggunakan bahasa pemrograman matlab dengan menggunakan simulink yang disimpan di dalam komputer. 2.3 Diagram Alir kontrol PID pada Motor 3 fase Untuk mengatur kecepatan putaran motor, digunakan kendali PID controller dan diagram alirnya dapat dilihat pada Gambar 3. Mulai Purtaran Motor 700 rpm Kontrol PID Coba-coba Kp, Ki dan Kd Actual Rpm Motor selesai Gambar 3 Diagram alir kendali PID motor 3 fase 2.4 Kendali PID Motor 3 Fase Kendali PID yang dirancang adalah sebagai berikut, yang terdiri dari block parameter sum, PID controller, dq2abc, inverter, motor induksi dan machine measurement. Techno Science Vol.6 No.1 Mei 2012 732

Gambar. 4 Simulink control PID pada motor 3 fase 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Simulasi dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem PID dengan parameter PID yang ditentukan yaitu dengan mengubah nilai-nilai Kp, Ki dan Kd. Dengan perubahan konstanta proporsional, integral dan derivative kita dapat menganalisa putaran motor yang dihasilkan. 3.1 Simulasi Dengan Perubahan Konstanta Proporsional 3.1.1 Konstanta proporsional 0 Pada simulasi dengan menggunakan konstanta proporsional sebesar 0, konstanta integral sebesar 2.5 dan konstanta derivative sebesar 0.1. Dalam simulasi tersebut dapat kita lihat Gambar 5 Grafik putaran motor dengan menggunakan Kp 0, Ki 2.5 dan Kd 0.1 3.1.2 Konstanta proporsional 2.5 Simulasi dengan menggunakan konstanta proporsional sebesar 2.5, konstanta integral sebesar 2.5 dan konstanta derivative sebesar 0.1. dalam simulasi tersebut dapat kita lihat hasilnya pada grafik tersebut dibawah : Perencanaan Kontrol PID (Andi K, Hery H.) 733

734 Gambar. 6 Grafik putaran motor dengan menggunakan Kp 2.5, Ki 2,5 dan Kd 0,1 Pada gambar 6 mencoba dengan konstanta proporsional sebesar 2.5 didapat hasil pada grafik menunjukkan respon yang kurang cepat untuk mencapai putaran 700 rpm. Respon tersebut diimbangi dengan putaran yang stabil. 3.1.3 Konstanta proporsional 4.5 Simulasi dengan menggunakan konstanta proporsional sebesar 4.5, konstanta integral sebesar 2.5 dan konstanta derivative sebesar 0.1. dalam simulasi tersebut dapat dilihat Gambar 7 Grafik putaran motor dengan menggunakan Kp 4.5, Ki 2,5 dan Kd 0,1 Pada gambar.7 mencoba dengan konstanta proporsional sebesar 4.5 didapat hasil pada grafik menunjukkan respon yang kurang cepat untuk mencapai putaran 700 rpm. Respon tersebut diimbangi dengan putaran yang stabil pada putaran motor. 3.2 Simulasi Dengan Perubahan Konstanta Integral 3.2.1 Konstanta Integral 0 Pada simulasi perubahan nilai konstanta integral kita mencoba dengan konstanta proporsional sebesar 1, sedangkan nilai konstanta integral kita lakukan trial and error menggunakan nilai konstanta dimulai dari 0 sampai dengan 5 dan konstanta derivative sebesar 0.1. Simulasi tersebut dapat kita lihat pada grafik dibawah ini : Techno Science Vol.6 No.1 Mei 2012 734

Gambar 8. Grafik putaran motor dengan menggunakan Kp.1, Ki 0 dan Kd 0,1 Pada gambar.8 mencoba dengan konstanta integral sebesar 0 didapat hasil pada grafik menunjukkan respon yang tidak baik, putaran out put mendekati 500 rpm. Respon tersebut diimbangi dengan putaran yang kurang stabil pada putaran motor. 3.2.2 Konstanta Integral 2.5 sebesar 2.5 dan konstanta derivative sebesar 0.1. dalam simulasi tersebut dapat kita lihat Gambar 9 Grafik putaran motor dengan menggunakan Kp.1, Ki 2.5 dan Kd 0,1 Pada gambar. 9 mencoba dengan konstanta integral sebesar 2.5 didapat hasil pada grafik menunjukkan respon yang baik, putaran out put cepat medekati putaran sebesar 700 rpm. Respon tersebut diimbangi dengan putaran yang kurang stabil. 3.2.3 Konstanta Integral 5 sebesar 5 dan konstanta derivative sebesar 0.1. dalam simulasi tersebut dapat kita lihat Gambar.10 Grafik putaran motor dengan menggunakan Kp.1, Ki 5 dan Kd 0,1 Perencanaan Kontrol PID (Andi K, Hery H.) 735

736 Pada gambar.10 mencoba dengan konstanta integral sebesar 5. didapat hasil pada grafik menunjukkan respon yang baik, putaran out put sangat cepat medekati putaran sebesar 700 rpm. Respon tersebut diimbangi dengan putaran yang kurang stabil. 3.3 Simulasi Dengan Perubahan Konstanta Derivatif Pada simulasi dengan perubahan nilai konstanta derivative mencoba dengan konstanta proporsional sebesar 1, sedangkan nilai konstanta integral sebesar 2.5 sedangkan konstanta derivative dilakukan trial and error dengan range 0 sampai dengan 0.3. 3.3.1 Konstanta Derivatif 0 Pada simulasi ini dicoba dengan menggunakan konstanta derivative sebesar 0, Simulasi tersebut dapat kita lihat hasilnya pada grafik dibawah ini : Gambar.11 Grafik putaran motor dengan menggunakan Kp.1, Ki 2.5 dan Kd 0 Pada gambar.11 mencoba dengan konstanta derivatifl sebesar 0. didapat hasil pada grafik menunjukkan respon yang sangat baik, putaran out put sangat cepat mencapai putaran yang diinginkan sebesar 700 rpm. Respon tersebut diimbangi dengan putaran yang sangat stabil. 3.3.2 Konstanta Derivatif 0.1 sebesar 5 dan konstanta derivative sebesar 0.1. dalam simulasi tersebut dapat kita lihat Gambar.12 Grafik putaran motor dengan menggunakan Kp.1, Ki 2.5 dan Kd 0.1 Pada gambar.12 mencoba dengan konstanta derivatifl sebesar 0.1 didapat hasil pada grafik menunjukkan respon yang baik, putaran out put yang naik dengan perlahan mencapai putaran yang diinginkan sebesar 700 rpm. Respon tersebut diimbangi dengan putaran yang stabil. Techno Science Vol.6 No.1 Mei 2012 736

3.3.3 Konstanta Derivatif 0.2 sebesar 5 dan konstanta derivative sebesar 0.2. dalam simulasi tersebut dapat kita lihat Gambar.13 Grafik putaran motor dengan menggunakan Kp.1, Ki 2.5 dan Kd 0.2 Pada gambar.13 mencoba dengan konstanta derivatifl sebesar 0.2 didapat hasil pada grafik menunjukkan respon yang baik, putaran out put yang naik dengan perlahan mencapai putaran yang diinginkan sebesar 700 rpm. Respon kurang bagus kerena responnya lambat. 3.3.4 Konstanta Derivatif 0.3 sebesar 5 dan konstanta derivative sebesar 0.3. dalam simulasi tersebut dapat kita lihat Gambar.14 Grafik putaran motor dengan menggunakan Kp.1, Ki 2.5 dan Kd 0.3 Pada gambar.14 mencoba dengan konstanta derivatifl sebesar 0.3 didapat hasil pada grafik menunjukkan respon yang baik, putaran out put yang naik dengan perlahan mencapai putaran yang diinginkan sebesar 700 rpm. Respon sangat lambat dibandingkan dengan memakai konstanta derivative sebesar 0.2. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil simulasi dan analisa yang dilakukan didapatkan hal-hal penting sebagai berikut: a. Pada simulasi dengan melakukan pengubahan konstanta proporsional dimulai dari 0 sampai dengan 5, pengubahan tersebut dengan interval 0.5. Sedangkan konstanta integral sebesar 2.5 dan konstanta derivatif sebesar 0.1 diperoleh grafik yang hampir sama tidak terjadi perubahan yang sangat significant. Hasil simulasi tersebut menunjukkan kenaikan putaran motor yang baik tetapi tidak terjadi putaran yang konstan setelah mencapai putaran yang diinginkan. Perencanaan Kontrol PID (Andi K, Hery H.) 737

738 b. Pada simulasi dengan melakukan pengubahan konstanta integral dimulai dari 0 sampai dengan 5, pengubahan tersebut dengan interval 0.5. Sedangkan konstanta proporsional sebesar 1 dan konstanta derivatif sebesar 0.1 diperoleh grafik putaran yang tidak baik karena untuk mencapai putaran yang diinginkan sangat lama dan setelah mencapai putaran yang diinginkan putarannya berubah-ubah. Dengan melakukan pengubahan nilai konstanta integral hasilnya lebih buruk dibandingan dengan melakukan pengubahan konstanta proporsional. c. Pada simulasi dengan melakukan pengubahan konstanta derivatif dimulai dari 0 sampai dengan 0.3, pengubahan tersebut dengan interval 0.1. Sedangkan konstanta proporsional sebesar 1 dan konstanta integral sebesar 2.5 diperoleh grafik putaran yang sangat baik pada saat konstanta derivatifnya sama dengan 0, yaitu putaran dapat mencapai putaran yang diinginkan sangat cepat dan setelah mencapai putaran yang dinginkan yaitu sebesar 700 rpm putaran motor tersebut tetap konstan. d. Pada simulasi kendali putaran dengan menggunakan kontrol proporsional, integral dan derivatif tersebut sebenarnya cukup menggunakan kontrol proporsional integral saja pada saat dilakukan pengubahan nilai konstanta derivatif pada hasil simulasi menunjukkan respon yang tidak bagus. DAFTAR PUSTAKA [1] Bambang Sarjono, Haris Santosa, Mesin Listrik II (Mesin AC), Politeknik Negeri Semarang. [2] Dwi Haryanto, Thomas wahyu, Analisis dan Desain system Kontrol dengan Matlab, Andi, Yogyakarta, 2001 [3] Fitzgerald., Mesin-Mesin Listrik, Erlangga, Jakarta, 1990. [4] Soelaiman TS, Mabuchi Magarisawa, Mesin Tak Serempak Dalam Praktek, PT. Pradnya Paramitha 1984 Techno Science Vol.6 No.1 Mei 2012 738