PENYISIHAN Fe-ORGANIK PADA AIR TANAH DENGAN PROSES OZONISASI

dokumen-dokumen yang mirip
PENYISIHAN Fe-ORGANIK PADA AIR TANAH DENGAN AOP (ADVANCED OXIDATION PROCESS)

EFISIENSI OZONISASI AIR TANAH DALAM PROSES DESINFEKSI

BAB III Metodologi Penelitian

Konsentrasi Sisa Ozon pada Pengolahan Lindi TPA Paripurna menggunakan Advanced Oxidation Process (AOP)

Efek Perlakuan ph pada Ozonisasi

8. ASIDI-ALKALINITAS

Bab III Metodologi Penelitian. III.1 Umum

Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Pengolahan Lindi dengan Menggunakan Advanced Oxidation Process (AOP) dengan Variasi Debit Udara

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV

II. PRINSIP Elektroda gelas yang mempunyai kemampuan untuk mengukur konsentrasi H + dalam air secara potensio meter.

PENURUNAN KONSENTRASI BESI DALAM AIR SECARA OKSIDASI KIMIA LANJUT (FOTOKIMIA SINAR UV DAN UV-PEROKSIDASI) ABSTRAK

IV.1 Kualitas Air Sumur di Daerah Bandung

Penurunan Konsentrasi Besi Dalam Air Secara Oksidasi Kimia Lanjut (Fotokimia Sinar Uv Dan Uv-Peroksidasi) Elfiana 1 ABSTRAK

AIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM

PENURUNAN KONSENTRASI BAHAN ORGANIK DAN BESI DALAM AIR GAMBUT DENGAN METODE UV-OZON

Bab IV Data dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengukur, menganalisis dan mengambil kesimpulan (Rustaman, 2003:2) Salah. satu ilmu yang merupakan rumpun IPA yaitu ilmu kimia.

PENGOLAHAN LOGAM FE DAN MN DALAM AIR DENGAN METODE OZONASI (O 3 ) DAN ADSORPSI (STUDI KASUS : DANAU BEKAS TAMBANG DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG)

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 2, Juni 2011, Halaman ISSN:

STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

Studi Penurunan Kandungan Besi Organik dalam Air Tanah dengan Oksidasi H 2 O 2 -UV

PENYISIHAN BESI DAN ZAT ORGANIK DARI AIR TANAH MENGGUNAKAN OZON (AOP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

Pengaruh Karakteristik Lindi terhadap Ozonisasi Konvensional dan Advanced Oxidation Processes (Aop)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENENTUAN KUALITAS AIR

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

MODEL ALAT PENGOLAHAN Fe dan Mn MENGGUNAKAN SISTEM VENTURI AERATOR DENGAN VARIABEL KECEPATAN ALIRAN DAN JUMLAH PIPA VENTURI

[Teknik Lingkungan] Itenas No.1 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Februari 2016]

BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

Untuk mengetahui konsentrasi besi (total, Fe2+), maka dilakukan pengujian

PENGOLAHAN LINDI DENGAN PROSES OKSIDASI LANJUT BERBASIS OZON

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

PENGARUH ph TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS WARNA PADA PROSES OZONISASI AIR GAMBUT

ABSTRAK. Kata Kunci: fotokatalis, fenol, limbah cair, rumah sakit, TiO 2 anatase. 1. Pendahuluan

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-120

METODOLOGI PENELITIAN

Studi Kinetika Proses Adsorpsi NOM pada Air Permukaan dengan Zeolit dan Karbon Aktif

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

Wahyudin, Rachmat Triandi Tjahjanto*, Sri Wardhani

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

UJI KINERJA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PARTIKEL BOARD SECARA AEROBIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

Penurunan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Dalam Air Tanah dengan Metode Aerasi Conventional Cascade dan Aerasi Vertical Buffle Channel Cascade

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

PENURUNAN KANDUNGAN AMMONIA PADA LIMBAH CAIR DENGAN METODA AERASI BUBBLING DAN PEMANASAN. S a r i a d i *) ABSTRAK

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

FORUM IPTEK Vol 13 No. 03. PENGGUNAAN KAPORIT PADA PENGOLAHAN AIR BERSIH DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT KANKER Oleh : Mulyono, ST *)

PENGARUH OZONISASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS WARNA DAN KADAR BESI

PENGARUH WAKTU REAKSI DAN SUHU PADA PROSES OZONASI TERHADAP PENURUNAN WARNA, COD DAN BOD AIR LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

3 METODOLOGI PENELITIAN

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah.

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

BAB VI PEMBAHASAN. Berdasarkan data hasil penelitian daya bunuh disinfektan uji terhadap. (Salmonella thyphosa dan Staphylococcus aureus) dibandingkan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Bab IV Data dan Hasil Pembahasan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, WIB : a. Kadar Fe lantai dasar : Fe = 1000

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

DEGRADASI ZAT WARNA RHODAMIN B SECARA Advanced Oxidation Processes METODE FENTON BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI H 2 O 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

28 Jurnal Teknik WAKTU Volume 12 Nomor 02 Juli 2014 ISSN :

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER

STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN

Bab III. Metodologi Penelitian

DISINFEKSI DAN NETRALISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Fe 3+ + H 2 O 2 Fe 2+ + HOO + H + (2) Fe 3+ + H 2 O 2 (Fe...O 2 H) +2 + H + (3) (Fe...O 2 H) +2 Fe 2+ + HO 2 (4)

PEMANFAATAN TANAH GAMBUT SEBAGAI ADSORBEN PENYISIHAN SENYAWA AMMONIA DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU ABSTRAK

Penyisihan Kekeruhan dan DHL Lindi dengan Menggunakan Advanced Oxidation Process (AOP) pada Reaktor Kontinu

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

ISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No.2 Desember 2011

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI

PENGARUH OZON DAN MEDIA FILTER ZEOLIT PASIR AKTIF DALAM PENYISIHAN WARNA AIR GAMBUT DENGAN ALIRAN PAKSA

Transkripsi:

PENYISIHAN Fe-ORGANIK PADA AIR TANAH DENGAN PROSES OZONISASI Kancitra Pharmawati 1, Moh. Rangga Sururi, 2 Eka Wardhani 3 Indra Suryana 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Lingkungan, ITENAS E-mail: 1 kancitra@yahoo.com; 2 rangsoer@yahoo.com; 3 ekw_wardhani@yahoo.com; 4 indra_suryana@yahoo.com ABSTRAK Permasalahan pemanfaatan air tanah untuk kebutuhan domestik sering dihadapkan pada kandungan (Fe 2+ ) dan bahan organik yang berdampak pada kesehatan dan estetika. Penyisihan Fe dan bahan organik sangat sulit jika dilakukan melalui proses oksidasi biasa. Maksud penelitian ini untuk mengetahui efisiensi penyisihan kandungan kandungan besi (Fe 2+ ) organik melalui proses oksidasi dengan menggunakan ozon. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi sisa ozon, penyisihan besi dan bahan organik. Sampel air yang digunakan adalah air tanah di daerah Padasuka Bandung. Penelitian ini menggunakan reaktor semi batch bervolume 1,5 liter dengan waktu kontak yang digunakan 5, 1, 15, 2, 25, dan 3 menit. Metode yang digunakan untuk mengukur konsentrasi sisa ozon adalah Indigo Colorimetric 45- O 3 - B, untuk mengukur kandungan besi (Fe 2+ ) adalah metode Phenantroline. Pada penelitian ini juga mengukur kandungan besi total untuk mengetahui kandungan (Fe 3+ ).Pengukuran bahan organik menggunakan metode Titrasi Permanganometri. Kandungan besi (Fe 2+ ) pada sampel air tanah adalah 3,271 mg/l dan kandungan bahan organiknya sebesar 4,38 mg/l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyisihan kandungan besi maksimum sebesar 92,15%, terjadi pada C=,75 mg/l dan t= 15 menit sedangkan penyisihan bahan organik maksimum sebesar 42,85% terjadi pada C=,623 mg/l dan t= 2 menit Kata Kunci : Besi, Bahan Organik,Konsentrasi Sisa Ozon, Ozonisasi PENDAHULUAN Air mempunyai peran strategis terhadap kebutuhan manusia, namun air tidak hanya dibutuhkan manusia tetapi oleh makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Air yang dimaksud adalah air bersih, yang saat ini ketersediaanya sulit diperoleh. Air bersih yang dimaksud adalah air yang jernih, ISBN 978 979-851-2-5 Prosiding :

Prosiding : PROSIDING III tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan air minum adalah air bersih yang aman untuk dikonsumsi. Dampak tingginya kandungan besi menyebabkan warna air berubah menjadi kuning-coklat,mengganggu kesehatan, estetika dan bersifat korosif terhadap pipa yang akan mengganggu sistem distibusi air (Soemirat,24). Oleh karena itu menurut Kepmenkes RI No.97/Menkes/SK/VII/ tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air, didalam sistem penyediaan air minum kandungan besi dibatasi sampai,3 mg/l. Proses penyisihan besi (Fe 2+ ) yang umum digunakan dalam sistem penyediaan air minum adalah proses oksidasi secara kimiawi, yaitu menaikkan tingkat oksidasi oleh suatu oksidator dengan tujuan merubah bentuk besi terlarut (Fe 2+ ) menjadi bentuk besi tidak larut (Fe 3+ ). Proses oksidasi dapat dilakukan dengan metode aerasi, klorinasi dan permanganat. Namun dalam aplikasinya teknologi yang diterapkan tersebut masih belum memuaskan karena besi yang ditemui berada dalam bentuk senyawa organik misalnya bersenyawa dengan bahan organik dan asam humus (Notodarmojo.et al, 27). Alternatif teknologi yang dapat digunakan untuk menyisihkan kandungan besi yang berikatan dengan bahan organik adalah metode ozonisasi yang memanfaatkan sifat ozon sebagai oksidator (Notodarmojo.et al, 27). Selain itu, ozon memiliki keunikan yaitu ozon mudah terdekomposisi menjadi OH radikal yang merupakan oksidator terkuat dalam air. OH radikal bersifat tidak selektif sehingga jika ada bahan yang tahan terhadap ozon maka akan dioksidasi oleh OH radikal. Oleh karena itu reaksi dengan hidroksil radikal menjadi lebih penting karena memiliki oksidasi potensial leih tinggi sekitar 2,8V melebihi ozon yang hanya memiliki 2,7V (Beltrand, dalam Sururi 28). Oleh karena itu, maka dilakukan penelitian mengenai ozonisasi pada sampel air tanah dengan tujuan untuk mengetahui konsentrasi sisa ozon, efisiensi penyisihan kandungan besi (Fe 2+ ) dan efisiensi penyisihan kandungan bahan organik dalam air tanah. Gambar 1 Skema Alat Ozonisasi 328

PROSIDING III Prosiding : METODOLOGI PENELITIAN STUDI LITERATUR Studi literatur diperlukan untuk mendukung dan memahami rumusan teoritis yang diperlukan pada penelitian ini. Studi literatur bersumber dari berbagai media, seperti buku, jurnal, dan internet. PERSIAPAN PERALATAN Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini, yaitu peralatan analisis laboratorium untuk mengukur karakteristik air dan alat untuk ozonisasi, berupa: Aerator digunakan untuk mensuplai udara ke ozone generator. Flow Meter untuk mengatur udara yang akan dimasukan ke ozone generator. Debit udara yang dimasukkan ke dalam generator adalah 2,5 L/menit. Ozon generator digunakan untuk mengubah oksigen menjadi ozon. Ozon kontaktor. Ozon yang dihasilkan oleh ozone generator, dialirkan menuju kontaktor. Dalam kontaktor, ozon dikontakkan dengan sampel air yang akan diolah. Ozon dekomposer digunakan untuk memecah kelebihan ozon menjadi oksigen sebelum terlepas ke udara. PERSIAPAN BAHAN Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan-larutan kimia untuk pengukuran karakteristik air dan larutan indigo stock solution dan indigo reagent II untuk pengukuran konsentrasi sisa ozon dalam air. Sedangkan untuk pengukuran kandungan besi dan bahan organik terdiri dari HCl pekat, Amonium asetat, Phenanthroline, Kalium permanganat, Asam oksalat dan asam Sulfat. PENGAMBILAN SAMPEL AIR Sampel air yang digunakan pada penelitian ini adalah air tanah Padasuka di daerah Bandung. Pengambilan sampel dilakukan di daerah tersebut karena air tanah tersebut adalah air tanah dalam dengan kedalaman 5-6 meter, digunakan sebagai bahan baku air minum dan mempunyai kandungan besi (Fe 2+ ) tinggi melebihi persyaratan permenkes RI No.97/Menkes/SK/VII/ yaitu,3 mg/l. Alasan lain karena jarak lokasi sampel dengan tempat penelitian tidak jauh sehingga pada waktu sampling kualitas air tanah tidak terjadi perubahan yang signifikan. Terutama kandungan besi (Fe 2+ ) yang mudah teroksidasi setelah kontak dengan udara. Pengambilan sampel air dilakukan pada bulan Januari - April 21. Sampling air dilakukan secara sesaat (grab sample) menggunakan jerigen 5 liter. PENGUKURAN KUALITAS SAMPEL AIR Metode pengukuran parameter kualitas sampel air yang dilakukan pada ozonisasi konvensional dan AOP dapat dilihat pada Tabel 2. 329

Prosiding : PROSIDING III Tabel 2 Metode Pengukuran Parameter Air yang Digunakan No. Parameter Air Metode Pengukuran 1 ph ph meter 2 Suhu - 3 Kandungan Besi Phenantroline (Fe 2+ ) 4 Mangan Colorimetri dengan Persulfat 5 Alkalinitas Titrasi asam-basa 6 Bahan organic Titrasi Permanganometri Sumber: Standard Methode 2 th Edition. OZONISASI Sistem yang digunakan pada ozonisasi adalah semi batch, dengan prinsip kerja memompakan udara bebas kedalam ozon generator menggunakan aerator dengan debit pemompaan 2,5 L/menit. Sehingga menghasilkan ozon dalam fasa gas, kemudian dikontakkan secara kontinyu ke dalam kontaktor berisi sampel air bervolume 1,5 liter sehingga diperoleh ozon di dalam air. PENGUKURAN KONSENTRASI SISA OZON Konsentrasi ozon yang terukur pada penelitian ini sebenarnya adalah konsentrasi sisa ozon karena ozon merupakan gas yang sangat reaktif. Kereaktifan ozon menyulitkan bagi pengukuran kelarutan ozon di dalam air secara langsung tanpa terjadi reaksi oksidasi dengan senyawa lain yang terdapat di dalam air. Diperkirakan terjadi kehilangan konsentrasi ozon sekitar 1% selama persiapan pengukuran (Hoignẻ dan Bader, 1975). Metode yang digunakan untuk pengukuran konsentrasi sisa ozon, yaitu metode Indigo Colorimetric (45-O3-B) dengan prinsip pengukuran penyerapan cahaya yang sebanding dengan intensitas warna larutan. Pengukuran dilakukan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 6 nm. INTERVAL WAKTU KONTAK Pemilihan interval waktu kontak berdasarkan studi litelatur yang ada. Kemudian dilakukan percobaan dari beberapa interval waktu kontak yang dapat menyisihkan besi mencapai,3 mg/l sesuai baku mutu permenkes No.97/Menkes/SK/VII/. Hasil interval waktu yang di dapat adalah 5, 1, 15, 2, 25, dan 3 menit. HASIL DAN PEMBAHASAN DATA KARAKTERISTIK SAMPEL AIR Hasil pengukuran kualitas air pada masing-masing sampel air tanah dapat dilihat pada Tabel 3. Dari Tabel 3 dapat dilihat parameter suhu pada sampel air tanah berada pada kondisi suhu ruang yaitu 24 ± 3 o C sementara parameter ph berada pada suasana asam. ph asam disebabkan oleh adanya air hujan yang merupakan input sumber air tanah, bersifat asam lemah dengan tingkat keasaman berkisar ph 5,6. 33

PROSIDING III Prosiding : Kandungan besi terlarut (Fe 2+ ) pada sampel air tanah Padasuka sebesar 3,721 mg/l. Keberadan kandungan besi biasanya bersamaan dengan unsur Mangan (Mn). Kandungan Mn pada sampel air tanah Padasuka sebesar 1,13 mg/l. Konsentrasi bahan organik pada air tanah Padasuka dalam angka permanganat yaitu sebesar 4,38 mg/l. Keberadaan bahan organik dipengaruhi oleh adanya dekomposisi tumbuhan dan hewan pada masing-masing air tanah secara proses biologi (Notodarmojo,25). Adanya bahan organik pada sampel air tanah mengindikasikan bahwa air tanah tersebut mengandung besi organik, karena senyawa besi dalam air tanah bisa berikatan dengan bahan organik(keller,24). Tabel 3 Karakteristik Fisik dan Kimia Sampel Air Parameter Kualitas Sampel Air Tanah No. Air Padasuka 1 Suhu ( o C) 24,2 2 ph 5,41 3 Mangan(mg/L) 1,13 4 Bahan Organik (mg/l) 4,38 5 Alkalinitas (mg/l) 218,9 6 Besi Fe 2+ (mg/l) 3,271 Sumber: Penelitian (21) Tingginya konsentrasi alkalinitas pada sampel air tanah Padasuka yaitu sebesar 218,9 mg/l dipengaruhi oleh kondisi ph dan bahan organik pada air tanah. Dimana ph rendah dan adanya bahan organik menunjukan alkalinitas yang tinggi (Sawyer,1994). Semua parameter kualitas sampel air diatas sangat penting karena keberadaanya akan mempengaruhi dekomposisi ozon pada proses ozonisasi konvensional untuk penyisihan kandungan besi. Seperti suhu yang meningkat akan menurunkan kelarutan ozon dalam air, kemudian ph pada air terdapat ion hidrosida (OH - ) yang memprcepat dekomposisi ozon (inisiator) dan alkalinitas merupakan inhibitor yang memperlambat rekasi OH radikal. Sedangkan kandungan besi (Fe 2+ ), mangan dan bahan organik termasuk inisiator. KONSENTRASI SISA OZON PADA PROSES OZONISASI Pengukuran konsentrasi sisa ozon dalam sampel air tanah Padasuka dilakukan pada setiap interval waktu kontak setelah proses ozonisasi. Hasil dapat dilihat pada Gambar 2. Dari Gambar 2 pada proses ozonisasi terjadi peningkatan konsentrasi sisa ozon. Peningkatan yang signifikan terjadi dari waktu kontak -15 menit dengan konsentrasi sisa ozon sebesar,75 mg/l. Kemudian pada waktu kontak 2 menit konsentrasi sisa ozon mengalami sedikit penurunan menjadi,623 mg/l dan pada waktu kontak 25-3 menit konsentrasi sisa ozon kembali meningkat menjadi sebesar,694 mg/l. 331

Prosiding : PROSIDING III Gambar 2 Grafik Konsentrasi Sisa Ozon Terhadap Waktu Kontak dengan Proses Ozonisasi Peningkatan konsentrasi sisa ozon pada ozonisasi dikarenakan ozon yang di kontakan ke dalam reaktor dilakukan secara terus-menerus dengan debit udara sebesar 2,5 L/menit sedangkan volume sampel air tanah di dalam reaktor berkurang setiap penambahan waktu kontak. Alasan lain karena pada awal waktu kontak dekomposisi ozon dipercepat oleh adanya inisiator berupa besi Fe 2+ yang tinggi, mangan dan bahan organik. Kemudian seiring penambahan waktu kontak kandungan besi(fe 2+ ) teroksidasi oleh ozon dan OH radikal menjadi besi (Fe 3+ ) sehingga inisiator besi (Fe 2+ ) berkurang. Begitu juga dengan inisiator mangan dan bahan organik yang akan teroksidasi oleh ozon (Lenntech,21). Sedangkan adanya penurunan konsentrasi sisa ozon pada waktu 15-2 menit kemungkinan pengaruh ph air yang meningkat dimana di dalamnya terdapat OH - yang merupakan inisiator sehinga dekomposisi ozon akan dipercepat. Kemudian pada waktu 2-3 menit konsentrasi sisa ozon kembali meningkat karena pengaruh alkalinitas sebagai inhibitor. Reaksi inisiasi ozon dapat dilihat dalam persamaan reaksi berikut. Inisiator OH - : (von Gunten, 23 dalam Sururi, 28) O 3 + OH - O 2 + HO 2... (1) Inisiator besi (Fe 2+ ) : (Hart dalam Sallanko,26) Fe 2+ + O 3 Fe 3+ + O3 -... (2) EFISIENSI PENYISIHAN KANDUNGAN BESI PADA AIR TANAH PADASUKA Kandungan besi (Fe 2+ ) awal sebelum proses ozonisasi pada air tanah Padasuka sebesar 3,232 mg/l. Hasil pengukuran setelah dilakukan ozonisasi dapat dilihat pada Gambar 3 Dari Gambar 3 pada waktu 1 menit setelah dilakukan proses ozonisasi dengan konsentrasi sisa ozon sebesar,564 mg/l didapat sisa besi terlarut (Fe 2+ ) sebesar,254 mg/l dengan penyisihan mencapai 92,15%. Penyisihan terjadi dibuktikan dengan adanya perubahan kandungan besi(fe 2+ ) menjadi besi (Fe 3+ ) yang dapat dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan Gambar 3 dan 4 pada sampel air tanah tersebut setelah melalui proses ozonisasi terjadi penyisihan besi terlarut. Penyisihan besi (Fe 2+ ) terjadi karena ozon yang dikontakkan kedalam reaktor yang berisi air tanah akan 332

PROSIDING III Prosiding : mengoksidasi besi terlarut (Fe 2+ ) menjadi besi (Fe 3+ ). Selain ozon adanya OH radikal hasil dekomposisi ozon akan berperan dalam mengoksidasi besi. Reaksi ozon pada proses ozonisasi dapat dilihat pada persamaan reaksi dibawah ini : (Hart dalam Sallanko,26) Fe 2+ + O 3 Fe 3+ + O 3 -... (3) O 3 - O - + O 2... (4) O - + H 2 O OH + OH -... (5) OH + Fe 2+ OH - + Fe 3+... (6) OH + O 3 HO 2 + O 2... (7) Fe 3+ + 3OH - Fe(OH) 3... (8) Sedangkan reaksi OH radikal dalam ozonisasi persamaan reaksi dibawah ini: (Notodarmojo et al,27) dapat dilihat pada Fe-R + OH F 2+ + RH... (9) Fe 2+ + OH F 3+ + OH -... (1) OH + RH CO 2 + H 2 O + garam mineral... (11) 1 9 8 7 4 5 6 % 3 2 1 5 1W a k t1u 5 K o n2 ta k ( m2 5e n it) 3 E f is ie n s i P e n y i s ih a n B e s i F e 2 + Gambar 3 Grafik Hubungan Penyisihan Besi (Fe 2+ ) dengan Konsentrasi Sisa Ozon dan Efisiensi Penyisihan Besi dengan Proses Ozonisasi Gambar 4 Grafik kandungan Besi (Fe 2+ ) dan Besi (Fe 3+ ) selama Proses Ozonisasi 333

Prosiding : PROSIDING III Dari gambar 3 hubungan penyisihan besi (Fe 2+ ) dengan konsentrasi sisa ozon adalah dengan adanya konsentrasi sisa ozon yang meningkat maka dalam proses ozonisasi terjadi penyisihan kandungan besi (Fe 2+ ) menjadi besi (Fe 3+ ). PENYISIHAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA AIR TANAH PADASUKA Kandungan bahan organik sebelum proses ozonisasi konvensional pada air tanah Padasuka yaitu 4,38 mg/l. Hasil pengukurannya dapat dilihat pada Gambar 5. % 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 5 1 15 2 25 3 Waktu Kontak (menit) Efisiensi penyisihan bahan oranik Gambar 5.Grafik dan Efisiensi Penyisihan Bahan Organik dengan Proses Ozonisasi Dari Gambar 5 dapat dilihat pada air tanah setelah dilakukan ozonisasi terjadi penyisihan bahan organik mencapai 42,85% pada waktu 2 menit meskipun hasilnya berfluktuasi. Adanya penyisihan bahan organik karena ozon akan mengoksidasi bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana. Reaksi yang terjadi antara ozon dan organik dapat dilihat dibawah ini (von Gunten, 23 dalam Sururi, 28). O 3 + NOM 2 NOM 2 + + O 3 -... (12) Sedangkan reaksi yang terjadi antara OH radikal dan organik dapat dilihat dibawah ini (von Gunten, 2 dalam Sururi 28): OH + NOM 3 NOM 3 +H 2 O atau NOM 3 + OH -... (13) NOM 3 + O 2 NOM-O 2 NOM 3 + O 2... (14) Hasil yang berfluktuasi diperkirakan karena adanya gangguan kandungan mangan (Mn) dari sampel air tanah yang akan bereaksi dengan ozon membentuk permanganat. Sehingga permanganat yang terbentuk akan terukur sebagai angka permanganat (Hoignẻ,1994). Reaksi mangan dengan ozon dapat dilihat di bawah ini (Hai-Yan Li dan Jiu-Hui Qu, 24) Mn(II) + O 3 + 2H + Mn(IV) + O2 + H 2 O... (15) 334

PROSIDING III Prosiding : KESIMPULAN DAN SARAN Peningkatan konsentrasi sisa ozon pada proses ozonisasi membuktikan bahwa keterlarutan ozon dalam air berperan sebagai oksidator yang akan mengoksidasi besi (Fe 2+ ) menjadi besi (Fe 3+ ). Selain itu terjadi dekomposisi ozon membentuk OH radikal yang juga berperan dalam oksidasi besi (Fe 2+ ) dan oksidasi bahan organik. Maka dengan proses ozonisasi dapat menyisihkan kandungan besi (Fe 2+ ) sebesar 92,15% dan menyisihkan bahan organik sebesar 42,85%. Adanya penyisihan kandungan besi dan bahan organik pada penelitian ini mengindikasikan bahwa besi organik yang terdapat pada sampel air tanah dapat disisihkan dengan proses ozonisasi. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kualitas sampel air terhadap dekomposisi ozon dalam penyisihan kandungan besi (Fe 2+ ) dan untuk pengukuran bahan organik sebaiknya tidak dilakukan dengan metode permanganometri. DAFTAR PUSTAKA Hai-Yan Li,Jiu-Hui Qu,Xiang Zhao, dan Hui-Juan Liu.24.Removal of Alachlor from Water by Catalyzed Ozonation in the Presence of Fe 2+, Mn 2+, and Humic Substances. Beijing : Laboratory of Environmental Aquatic Chemistry. Hoignẻ, J., Bader, H. (1976). The Role of Hydroxyl Radical Reactions in ozonation Processes in Aqueous Solutions, Wat. Res. 1, 377-386. Keller M. 24. Iron Removal by Ion Exchange: Standing on Solid Ground Pdf. Diunduh 2 Januari 21.http://www.wcponline.com/pdf/64%2Iron.pdf Lenntech,21.Ozone reaction mechanisms. Diunduh pada 2 januari 21. http://www.lenntech.com/library/ozone/reaction/ozone-reactionmechanisms.htm Rohmatun. Roosmini,D. Notodarmojo, S.27, Studi Penurunan Kandungan Besi Organik dalam AirTanah dengan Oksidasi H2O2-UV, Thesis Program Master, Institut Teknologi Bandung Sallanko, Jarmo. Lakso, Esko.dan Ropelinen,Jyrki. 26. Iron Behavior in the Ozonation and Filtrationof Groundwater. Finland: Institute of Technology. Sawyer, Clair N, Perry L. McCArty, and Gene F. Parkin. 1994. Fourth Edition : Chemistry For Environmental Engineering. United Stated :MC Graw-Hill. Standar Methods For Environmental of Water and Wastewater. American Public Health Association. 1995. Soemirat, Juli. 24. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjahmada University Press. Sururi, Rangga. 28. Pembentukan Low Molekul Weight (LMW) Organic : aldehid, sebagai hasil samping proses desinfeksi dengan ozon. Bandung : Institut Teknologi Bandung (ITB). 335