Pemulihan Gangguan Jiwa

dokumen-dokumen yang mirip
Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model

Terapi Kognitif dan Perilaku Untuk Penderita Hipomania dan Mania

Dasar Dasar Pelayanan Pemulihan Gangguan Jiwa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

Pendekatan Umum Menuju Pemulihan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

LETTER OF CONSENT. Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan masyarakatnya. Kondisi masyarakat yang sehat dan cerdas akan. tantangan global di masa kini dan di masa yang akan datang.

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERAN KELUARGA PADA PEMULIHAN KESEHATAN JIWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian)

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah orang dengan gangguan skizofrenia dewasa ini semakin. terutama di negara-negara yang sedang berkembang seperti indonesia dan

Universitas Sumatra Utara

I. UMUM. menjadi...

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH

BAB I PENDAHULUAN. diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku sehingga menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

K U E S I O N E R PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA MANAJER

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami kekambuhan. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

******* Dedicated for God,pap,mum,brother and sister..

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan fungsi mental berupa frustasi, defisit perawatan diri, menarik diri

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dalam proses belajarnya. Mulai tahun 2009 jumlah dalam 1 kelas 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy,

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

Dampak. terhadap anak-anak Reaksi anak-anak terhadap situasi darurat

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOHESIVITAS PEER GROUP PADA REMAJA SKRIPSI

KUISIONER SELF-EFFICACY

Manfaat Hypnosis 3 JURUS JITU HYPNOLEARNING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah

Dr. H. Lilian B Koord. Blok Kedokteran Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. emosi yang bervariatif dari waktu ke waktu, khususnya pada masa remaja yang

note BUILDING AGREEMENT AQUARIUS note Learn More in Less Time D08 AQUARIUS

TEKNIK KOMUNIKASI KUNCI KESUKSESAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan merupakan suatu upaya. pemeriksaan, pengobatan atau perawatan di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Terapi Rehabilitasi Untuk Meningkatkan Kemandirian Pasien Gangguan Jiwa Pasca Penyalahgunaan Zat Terlarang

BAB I PENDAHULUAN. yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB V PENUTUP. yang telah dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci utama keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk kesejahteraan dan kesembuhan orang lain. Maka haruslah tergerak motifmotif

LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dalam pekerjaan. Perubahan gaya hidup tersebut diantaranya adalah

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta

Transkripsi:

Materi ini merupakan salah satu Bahan kuliah online gratis Bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa Danperawat pendamping Pemulihan Gangguan Jiwa Oleh: TirtoJiwo, Juni 2012 TirtoJiwo1

Pengantar Tulisan ini membahas tentang topik pemulihan dari gangguan jiwa. Dalam tulisan ini akan didiskuskan tentang bagaimana orang yang berbeda beda mendefinisikan pemulihan secara berbeda dan mendorong orang untuk mengembangkan definisi mereka sendiri tentang pengertian pemulihan. Apa itu pemulihan? Orang mendefinisikan pemulihan dari gangguan jiwa dengan cara mereka sendiri. Beberapa orang menganggapnya sebagai suatu proses, sementara yang lain menganggapnya sebagai suatu tujuan atau hasil akhir. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana penderita gangguan jiwa yang berbeda menggambarkan pemulihan dari sudut pandang mereka sendiri: Pemulihan dari gangguan mental tidak seperti pemulihan dari flu. Pemulihan ganguan jiwa berarti memulihkan kehidupan Anda dan identitas Anda. Pemulihan bagi saya adalah memiliki hubungan yang baik dan merasa punya saudara atau teman. Ini membuat saya bisa menikmati hidup saya. Saya tidak memikirkan masa lalu. Saya berfokus pada masa depan saya. Menjadi lebih mandiri adalah bagian penting dari proses pemulihan saya. Tidak memiliki gejala lagi adalah definisi saya tentang pemulihan. Pemulihan bagi saya adalah serangkaian langkah. Kadang-kadang langkahlangkah kecil, seperti memperbaiki makan siang, berjalan-jalan, mengikuti rutinitas harian saya. Langkah-langkah kecil yang semakin bertambah. Memiliki gangguan mental adalah bagian dari hidup saya, tetapi bukan pusat kehidupan saya. Pemulihan adalah tentang memiliki kepercayaan diri dan harga diri. Aku punya sesuatu yang positif untuk aku sumbangkan kepada masyarakat. Apa yang membantu orang dalam proses pemulihan? Orang-orang menggunakan berbagai strategi untuk membantu diri mereka sendiri dalam proses pemulihan seperti: Terlibat dalam self-help program. Saya terlibat dalam sebuah kelompok pendukung yang merupakan bagian dari program swadaya. Semua orang di kelompok ini pernah mengalami gejala kejiwaan. Saya merasa sangat TirtoJiwo2

TirtoJiwo3 nyaman di sana. Orang-orang lain memahami apa yang saya alami. Mereka juga memiliki ide yang baik untuk memecahkan masalah tertentu. Tetap aktif. Saya menemukan bahwa semakin saya tetap aktif di siang hari, semakin baik bagi saya. Saya membuat daftar setiap hari dari apa yang saya ingin lakukan. Saya mencoba daftar kegiatan yang menyenangkan serta halhal pekerjaan yang menghasilkan. Dengan tetap aktif membuat saya merasa lebih percaya diri. Mengembangkan sistem pendukung. Adanya dukungan saudara atau teman membuat saya bisa melakukan hal-halsecara bersama dengan mereka dan membicarakan segalanya dengan mereka. Kadang-kadang saya harus meluangkan waktu untuk menjaga hubungan persaudaraan atau kekeluargaan ini dan memastikan aku tetap selalu terhubung dengan mereka. Lebih baik bagi saya untuk tidak bergantung pada satu orang saja. Menjaga kesehatan fisik. Ketika saya smenjaga kesehatan fisik. Ketika saya sudah makan semabrangan (makanan tidak sehat) atau tidak melakukan latihan fisik apapun, itu membuat saya merasa lemas, baik secara fisik maupun mental. Jadi saya mencoba untuk makan sesuatu yang memiliki gizi yang layak dan saya mencoba untuk melakukan setidaknya olahraga ringan setiap hari. Itu membuat banyak perbedaan pada diri saya. Menyadari lingkungan dan bagaimana hal itu mempengaruhi Anda. Saya berkonsentrasi jauh lebih baik ketika saya di lingkungan yang tenang. Bila suasana berisik saya menjadi terganggu dan kadang-kadang saya menjadi mudah marah. Sedapat mungkin saya mencari tempat yang lebih tenang dan situasi dengan lebih sedikit orang. Saya juga merasa terganggu berada di sekitar orang yang kritis atau suka menyalahkan. Sedapat mungkin saya menghindari orang semacam itu. Meluangkan waktu untuk bersantai dan rekreasi. Saya tidak bisa hanya bekerja sepanjang waktu. Saya perlu waktu untuk santai dan bersenang-senang juga. Istri saya dan saya ingin menyewa video setiap hari Jumat. Kami bergiliran memilih apa yang akan kita tonton. Mengekspresikan kreativitas. Saya suka menulis puisi. Ini membantu saya untuk mengekspresikan emosi saya dan menuangkan pengalaman saya dalam kata-kata. Dan kadang-kadang saya membaca puisi orang lain. Ini sangat memuaskan. Mengekspresikan spiritualitas. Melakukan kegiatan keagamaan sangat penting bagi saya. Saya menjadi anggota sesuatu pengajian, tapi saya juga menemukan spiritualitas dalam dzikir. Melaksanakan pilihan perawatan dan kegiatan. Aku telah memilih pengobatan berupa bergabung dengan kelompok swadaya, bekerja paruh waktu, dan minum obat. Saya ingin menjadi proaktif. Setelah melalui kegiatan tersebut ternyata membuat saya merasa kuat, seperti saya dapat menangani tantangan sehari-hari saya. Aku sedang dalam program dukungan sebaya (peer group), dan saya bertemu terapis sekali seminggu yang membantu saya mencari tahu

bagaimana menghadapi beberapa masalah dalam hidup saya. Kedua hal tersebut penting untuk pemulihan saya Tahap tahap pemulihan Pemahaman tentang tahap tahap pemulihanakan dapat membantu seseorang dalam pemulihan dari gangguan mental. Pemulihan biasanya berarti mengubah berbagai hal dalam bidang kehidupan seseorang sehingga hal-hal tersebut bekerja atau berfungsi lebih baik baginya. Membuat perubahan tidak mudah tetapi pemahaman tentang cara kerja perubahan dapat membantu mengupayakan perubahan tersebut. Bagi banyak orang yang baru sembuh dari gangguan jiwa (mental) sangat bermanfaat bagi mereka untuk berpikir tentang pemulihan sebagai sebuah perjalanandengan tahapan yang berbeda. Pemahaman tentang tahapan pemulihan akan membantu mereka untuk menyadari sampai tahap mana mereka berada saat ini dan untuk mendapatkan gambaran kemana mereka harus melangkah dalam perjalanan pemulihan menuju ke tahap berikutnya. Setiap orang memang berbeda beda, namun polapemulihan dari gangguan jiwa sering serupa. Ada 5 tahapan dalam pemulihan gangguan jiwa, yaitu: Tahap I: Perasaan terjebak (stuck).didalam tangga pemulihan,tangga pertama adalah keadaan dimana penderita merasa dirinya terjebak, yaitu kondisi dimana penderita tidak merasa mampu menghadapi masalah atau tidak mau atau mampu menerima bantuan. Tahap II: Bersediamenerimabantuan. Dari tanggapertama, yaituterjebak kemudianmeningkatpindah ke tanggaberikutnyayaitutahap dimana seorangpenderitasudah bisa menerimabantuan. Pada tahap ini penderita ingin menjauh atau menghindar dari masalah dan mereka berharaporang lain akan bisa mengatasi masalah yang dia hadapi untuk mereka. Disini ada perasaan ketergantungan. Tahap III: Percaya. Pada tahap berikutnya penderita mulai percaya bahwa mereka dapat membuat perubahan atau perbaikan dalam hidupnya. Mereka mulai melihat ke masa depan tentangapa yang mereka inginkan serta menjauh dari hal hal yang tidak mereka inginkan. Mereka mulai melakukan hal-hal atas keinginan sendiri untuk mencapai tujuan merekadan tetap bersedia menerima bantuan orang lain. Tahap IV: Belajar.Langkah berikutnya adalah belajar bagaimana membuat pemulihan diri mereka bisa menjadi suatu kenyataan. Ini adalah proses coba coba (trial and error). Beberapa hal yang mereka lakukan bisa berjalan, namun beberapa hal lain tidak bisa jalan atau gagal. Dalam tahap ini mereka memerlukan dukungan agar bisa berhasil melalui proses ini. Di Indonesia, karena tidak adanya jaminan sosial, masalah pekerjaan dan penghasilan merupakan masalah sulit yang harus diatasi oleh para penderita gangguan TirtoJiwo4

jiwa. Ditahap ini, dukungan dari masyarakat agar mereka bisa kembali bekerja akan sangat diperlukan. Tahap V: Mandiri. Ketika mereka dalam tahap belajar, mereka secara bertahap menjadi lebih mandiri sampai mereka mencapai ke suatu titik dimana mereka ngelola sesuatu tanpabantuan dari orang lain. Uraian lebih rinci dari tangga atau tahapan pemulihan adalah sebagai berikut: Tahap Kemandirian Tangga ke 10. Pada tangga teratas ini tentunya penderita sudah tidak memiliki masalah besar tertentu yang mungkin membuatnya kambuh lagi atau mengancam kemampuannya untuk hidup mandiri. Mereka berperilaku baik dan dapat diterima orang orang di sekitarnya. Mereka sudah tidak memerlukan bantuan dari luar untuk mempertahankan kemandirian dalam hidu. Mereka tahu kapan membutuhkan dukungan dan bagaimana cara mendapatkannya. Tangga ke 9. Cara mereka melakukan kegiatan sehari hari sekarang sudah cukup mapan dan terasa lebih alami dan otomatis. Sebagian besar perubahan yang terjadi pada diri mereka dapat berjalan mulus tanpa dukungan, tetapi pada saat krisis mereka masih rentan pada kemungkinan tergelincir kembali sehingga diperlukan seseorang yang dapat membantu untuk memeriksa/ memastikan bahwa semuanya baik-baik saja dan membantu mereka untuk mengenali tanda bahaya dan mengambil tindakan bila diperlukan. Tahap Belajar Tangga ke 8. Dengan dukungan, mereka dapat mengatasi kemunduran dan belajar lebih banyak tentang apa yang dapat membantu untuk membuat mereka tetap dijalur pemulihan yang benar. Mereka belajar sehingga mereka mempunyai ide atau cara yang lebih baik berdasar dari apa yang selama ini berhasil dalam perjalanan menuju tujuan pemulihan mereka. Hal tersebut membantu memperkuat motivasi mereka, keyakinan mereka pada diri sendiri dan kemampuan mereka untuk mencapai tujuan pemulihan. Untuk alasan ini, mereka mulai menjadi lebih konsisten dalam melakukan hal-hal yang membantu dalam perjalanan pemulihan mereka dan membuat mereka lebih maju dan semakin dekat ke sasaran yang mereka inginkan. Meskipun ketika semuanya berjalan lancar, bisa saja muncul tantangan baru. Yang penting bagi mereka sekarang adalah untuk terus berjalan ke arah yang sama dan minta bantuan ketika membutuhkan. Pada tangga ke 8 ini penting untuk tidak tergoda untuk berubah terlalu cepat. Pada tahap ini mereka masih membutuhkan dukungan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk itu mereka perlu memiliki seseorang dimana mereka bisa berbicara tentang bagaimana mereka mengelola sesuatu dan untuk membantu mereka mengenali seberapa jauh mereka telah pulih. TirtoJiwo5

Tangga ke 7.Ketika mereka terus mencoba hal hal baru dan berupaya menuju tujuan pemulihan, mereka akan menyadari bahwa beberapa hal bisa berjalan dengan baik dan beberapa hal lain akan gagal. Ini adalah proses trial and error (coba coba) dan mereka akan belajar banyak tentang apa yang berhasil dan apa yang tidak bisa jalan atau gagal. Bila mereka mengalami kemunduran, hal tersebut dapat membuat mereka kecewa dan mereka mungkin akan tergoda untuk menyerah dan kembali ke cara lama dalam melakukan sesuatu, olehkarena itu benar-benar penting untuk memiliki seseorang yang dapat diajak bicara dan dapat membantu mereka mencapai keberhasilan dan melihat kemunduransebagai kesempatan untuk belajar dan menjadi lebih terampil dalam mencapai tujuannya. Tahap Percaya Tangga ke 6. Mereka mulai membangun kepercayaan ini dengan melakukan sesuatu yang berbeda. Mereka mulai untuk melaksanakan rencana pemulihan ke dalam tindakan danmelakukan hal-hal baru. Ini tidak mudah. Dibutuhkan keberanian untuk mencoba melakukan hal-hal berbeda dan menjauh dari pola kuno yang tidaksehat. Disini mereka membutuhkan banyak dukungan untuk naik dan mencegah kembali jatuh. Langkah selanjutnya di sini adalah menjaga keyakinan dan terus maju meskipun sering terasa sulit. Tangga ke 5 Sekarang, untuk pertama kali, mereka mulai benar-benar percaya bahwa hidup mereka bias berubah. Mereka mulai memiliki kesadaran akan apa yang mereka inginkan serta apa yang tidak mereka inginkan. Mereka dapat melihat bahwa perubahan nyata yang langgeng tidak akan terjadi kecuali jika mereka berusaha untuk membuatnya jadi kenyataan. Ini adalah titik balik yang benar-benar penting, yaitu perubahan dalam cara mereka melihat diri sendiri dan hidup mereka yang membuat hal-hal baru menjadi mungkin. Langkah berikutnya adalah untuk bertindak berdasar atas perubahan ini. Tahap Menerima Bantuan Tangga ke 4. Mereka mulai bersedia menerima bantuan dan dukungan, berbicara tentang sesuatu dengan petugas dan bersedia melakukan kegiatan bersama. Mereka mulai merasa bahwa keadaan mereka membaik. Pada tahap ini, mereka sangat mengandalkan petugas untuk membuat perubahan bisa terjadi dan mendorong segalanya kearah yang lebih baik. Tanpa petugas mengarahkan proses pemulihan ke depan, mereka dapat terpeleset kembali dengan cepat dan mereka mungkin menyalahkan petugas jika ada sesuatu yang tidak berhasil. Langkah berikutnya adalah untuk terus bergerak dan secara bertahap memegang kendali sehingga mereka dapat mengarahkan hidupnya sesuai dengan keinginan mereka. Tangga ke 3. Pada tahap ini mereka memiliki perasaan yang benar-benar kuat bahwa mereka ingin pulih kembali. Perubahan mungkin tampak TirtoJiwo6

mustahil atau menakutkan dan mereka mungkin tidak tahu apa yang mereka inginkan, tetapi mereka tahu bahwa mereka tidak ingin melanjutkan hidup seperti yang lalu. Mereka mulai menerima tawaran bantuan, terutama untuk menyelesaikan masalah-masalah mendesak, meskipun kadang-kadang mereka mungkin merasa hal tersebut terlalu banyak dan Anda mungkin merasa perlu untuk menarik diri lagi. Tahap Terjebak (Stuck atau trapped). Tangga ke 2. Mereka mulai berpikir bahwa"kondisi dirinya tidak harus seperti ini" atau mereka memiliki dorongan untuk menjangkau bantuan. Pikiran tersebut masih hilang timbul. Meskipun demikian, ini adalah benar-benar tanda positif, hal tersebut merupakan suatu langkah pembuka terhadap hal hal yang mulai bergerak dan berubah kearah pemulihan. Pada tahap ini mulai ada kejelasan dan kesadaran. Langkah selanjutnya adalah mempercayai pikiran-pikiran tersebut dan bertindak atas dorongan untuk mencaribantuan. Pada tahap ini banyak hal dapat mulai berubah. Tangga ke 1. Pada awal perjalanan mereka tidak ingin berbicara tentang keadaan diri mereka. Mereka mungkin merasa terputus dan tidak sadar atas masalah yang terjadi atau mereka mungkin berpikir tentang hal tersebut sepanjang waktu tetapi merasa takut untuk bicara atau mereka merasa bahwa tidak ada siapa pun yang bisa dipercaya. Oleh karena itu, mereka seperti terjebak atau terperangkap. Pemulihan tidak selalu harus bergerak lurus dari titik atau tangga pertama berjalan naik menuju tangga yang terakhir. Setiap orang dapat berbeda beda dalam setiap tangga dari proses pemulihan tersebut. Bahkan dalam sata tahap seseorang bisa terus bergerak maju atau kadang mundur sesuai perubahan keadaan mereka. Dimanapun mereka berada dalam proses perjalanan, dengan mengetahui berada pada tahap apa dan ketahap mana mereka harus mengarahkan usahanya, akan dapat memudahkan orang lain mendukung proses pemulihannya. Secara garis besar, proses pemulihan dari gangguan jiwa perlu menggarap sepuluh bidang kehidupan utama, yaitu: Mengelola kesehatan jiwa. Ini adalah tentang bagaimana mereka mengelola masalah-masalah kesehatan mental. Ini tidak selalu berarti tidak lagimemiliki gejala atau perlu minum obat-obatan, meskipun hal ini dapat saja terjadi. Namun disini lebih kepada belajar bagaimana mengelola diri mereka dalam kaitannya dengan gejala dan membangun kehidupan yang memuaskan dan bermakna, tidak hanya terbatas sebagai pasien. TirtoJiwo7

Hubungan (relationship). Ini adalah tentang hubungan penting dalam hidup Anda. Kami menyarankan agar Anda memilih salah satu hubungan di mana Andaingin hal yang berbeda dan dikaitkandengan dimana Anda saatiniberada pada tangga tahapanpemulihan. Ini bisa hubungansebagaianggota keluarga, teman dekat atau pasangan jika Anda tidak memilikidan ingin memilikipasangan. Bisa jadi hubungandenganseseorang yang penting bagi Anda tetapi saatinianda tidak berhubungan dengan orang tersebut.siapapun yang anda pilih, ini adalah tentang memiliki sejumlah kedekatan yang Anda inginkan. Kesehatan fisik dan perawatan diri. Ini adalah tentang seberapa baik Anda merawat diri sendiri - menjaga kesehatan fisik Anda, menjaga kebersihan, bagaimana Andamenampilkan diri, mampu mengatasi stres dan mengetahui bagaimana untuk menjaga kesehatan Perilaku Addictive (kecanduan).ini adalah tentang setiap perilaku adiktif yang mungkin Anda miliki, seperti penggunaan narkoba atau alkohol, atau kecanduan lainnya, sepertiperjudian, makanan atau belanja. Ini adalah tentang bagaimana Anda sadartentangmasalah yang ada di area ini dan apakahanda berusahauntuk mengurangi karenadapatmenyebabkandampak buruk padaanda atau orang lain. Jika Anda tidak memiliki masalah dengan obatobatan,alkohol, judi atau perilaku adiktif lainnya, Anda tidak perlu untuk membahas bidang ini. Ketrampilan hidup. Ini adalah tentang sisi praktis untuk dapat hidup mandiri - berbelanja dan memasak untuk diri sendiri, menghadapitetangga dan orang yang berkunjung, menjaga tempat Anda bersih dan rapi dan menjaga uang Anda. Tanggung Jawab. Ini adalah tentang memenuhi tanggung jawab Anda dalam kaitannya dengan tempat di mana Anda tinggal saat ini - apakah itu rumah sakit, tinggal di rumahbersamakeluarga atau di tempat Anda sendiri. Tanggung jawabdisini meliputi hal-hal seperti membayar sewa,bergaul dengan warga dantetangga atau sesama, jika Anda tinggal di tempat Anda sendiri, mengambil tanggung jawabterhadaptamu yang berkunjung. Hal ini juga mencakup tentangtanggungjawabdalamhalhukum atau menjadi bermasalah dengan polisi atau pengadilan. Jaringan sosial. Ini adalah tentang jaringan sosial dan menjadi bagian dari komunitas Anda. Ini mencakup mengambil bagian dalam kegiatanmenjadisukarelawan atau mengikutikursus, menjadi bagian dari lingkungan Anda, sebuah organisasi klub atau masyarakat, sekolah atau pengajian, ataukelompok teman-teman. TirtoJiwo8

Identitas dan harga diri. Ini adalah tentang bagaimana Anda menilaitentang diri Anda sendiridan bagaimana Anda mendefinisikan siapa Anda. Hal ini tentang pemulihanke titikdi mana Anda memiliki rasa identitas Anda sendiri Apa yang Anda suka dan tidak suka, apa yang Anda lakukan dengan baik dan apa yang kelemahananda, dan bagaimana anda menerima dan menyukai siapa Anda. Ketika melihat skala ini mungkin bisa membantu untuk bertanya pada diri sendiri,apa aku baik? Apa yang saya nilai dalam diri saya? Dan bagaimana saya memperkenalkan diri kepada orang baru? Pekerjaan. Ini adalah tentang pekerjaananda - apakah Anda ingin bekerja, apakah anda tahu apa yang ingin anda lakukan, memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan dan menjaga agar tidak dipecat. Bagi sebagian orang, pekerjaan tetap (yang dibayar)mungkin tidak sesuai tapi cukup berupa kegiatan sukarela atau kegiatan yang seperti pekerjaan sehingga dalam tangga pemulihan paling tinggi berada di tangga ketujuh. Kepercayaan dan harapan. Ini adalah tentang rasa bahwa ada orang yang dapat Anda percaya dan ada harapan untuk masa depan Anda. Ini adalah tentang percaya pada orang lain, percaya pada diri sendiri dan akhirnya memiliki iman kepadatuhan. TirtoJiwo9