BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku dari orang tua terhadap anak bisa menjadi alasan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan

BAB I PENDAHULUAN. struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir. 1

PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan

BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada pola penyakit. Beberapa penyakit non-infeksi, termasuk penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat

THALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan dengan adanya peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

BAB I PENDAHULUAN. Jantung adalah salah satu organ vital manusia yang terletak di dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan sifatnya irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Patent duktus arteriosus (PDA) merupakan salah satu penyakit jantung

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan kegawatan neurologi yang serius, menduduki peringkat

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asupan gizi yang baik selama kehamilan merupakan hal yang penting,

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Viskositas darah didefinisikan sebagai kontribusi faktor reologik darah terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB I PENDAHULUAN. non-infeksi makin menonjol, baik di negara maju maupun di Negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi. permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. (Sudarta, 2013). Penyakit Jantung Bawaan penyebab kematian pada bayi dan

EMBOLI AIR KETUBAN dr. Sanny Santana, SpOG dr. Irsjad Bustaman, SpOG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. banyak ditemukan dengan insiden antara 8-10 kejadian setiap 1000 kelahiran

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular sekarang merupakan penyebab kematian paling

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat. Pola penyakit yang semula didomiasi penyakit-penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2020 Indonesia diperkirakan merupakan negara urutan ke-4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH) DI RUANG SINDORO RSUD BOYOLALI

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

BAB I PENDAHULUAN. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Schizophrenia adalah penyakit otak yang timbul akibat. normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RSUD DR. SOESILO KABUPATEN TEGAL SKRIPSI

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit kardiovaskular yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumbatan penyempitan dan pecahnya pembuluh darah. killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan aliran darah ke otak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ditulis oleh dr.h.m.edial Sanif,SpJP,FIHA Jumat, 27 Juni :41 - Terakhir Diperbaharui Senin, 07 September :12

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah suatu bentuk kelainan kardiovaskular

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular adalah sistem organ pertama yang berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan suplai pembuluh darah, perkembangan janin tidak dapat terjadi dan kematian janin tidak dapat dihindarkan. 1 Organ vital yang terdapat pada sistem kardiovaskular adalah jantung, yang memegang peran penting pada kehidupan setiap insan, termasuk bayi dan anak yang sedang mengalami tumbuh kembang. Struktur dan fungsi jantung yang normal sangat dibutuhkan untuk mempertahankan peredaran darah yang stabil guna mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh seorang anak. 2 PJB (Penyakit Jantung Bawaan) adalah kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan embriologi janin. 3 Kelainan ini dapat melibatkan bagian dalam dinding jantung, klep di dalam jantung, atau arteri dan vena yang membawa darah ke jantung 1

atau keseluruh tubuh. 4 Ketika katup, ruang, arteri dan vena cacat, pola sirkulasi ini bisa terganggu. PJB mungkin memiliki efek mengganggu pada sistem peredaran darah seseorang. Anak dengan PJB memiliki kelainan struktur jantung yang dapat berupa lubang atau defek pada sekat ruang-ruang jantung, penyempitan atau sumbatan katup atau pembuluh darah yang berasal atau bermuara ke jantung, ataupun abnormalitas konfigurasi jantung serta pembuluh darah. Kelainan struktur tersebut dapat bersifat tunggal ataupun berkombinasi sehingga menimbulkan PJB kompleks. 2 Keparahan berkisar dari masalah yang sederhana, seperti "lubang" antara bilik jantung, malformasi untuk yang sangat parah, seperti tidak adanya satu atau lebih ruang atau katup. 5 Menurut WHO 2015, di negara-negara berkembang, diagnosis sering terlambat karena kurangnya program skrining dan diperparah oleh terbatasnya ketersediaan tempat tidur rumah sakit dan keterpencilan masyarakat pedesaan dari pusat-pusat perkotaan utama di mana tersedia spesialis kardiologi pediatrik. Kendati terdapat ribuan tipe kelainan, secara garis besar PJB dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yakni PJB sianotik dan asinotik.tipe pertama disebut dengan PJB sianotik, yaitu jenis PJB yang menyebabkan warna kebiruan (sianosis) pada kulit dan selaput 2

lender terutama di daerah lidah/bibir dan ujung-ujung anggota gerak akibat kurangnya kadar oksigen di dalam darah (>5 g/dl hemoglobin). Tipe yang kedua disebut dengan PJB non-sianotik, yaitu PJB yang tidak menimbulkan warna kebiruan pada anak. 6 PJB non-sianotik umumnya menimbulkan gejala gagal jantung yang ditandai dengan sesak yang memberat saat menyusu/beraktivitas, bengkak pada wajah, anggota gerak, serta perut, dan gangguan pertumbuhan yang menyebabkan kekurangan gizi. 2, 7 Penyakit jantung bawaan adalah cacat lahir yang paling sering, mempengaruhi 8 dari 1000 kelahiran hidup. 8 Beberapa PJB dapat didiagnosis selama kehamilan menggunakan echocardiogram janin, yang menciptakan gambar ultrasound dari jantung bayi yang sedang berkembang. Namun, beberapa PJB tidak terdeteksi sampai bayi lahir bahkan selama masa kanak-kanak atau dewasa. Jika penyedia layanan kesehatan mencurigai PJB yang mungkin ada, bayi bisa mendapatkan beberapa tes ( seperti ekokardiogram ) untuk memastikan diagnosa. 9 Penyakit ini dapat ditemukan pada 20% hingga 30% dari semua defek sejak lahir dan mencakup spektrum malformasi yang luas. PJB mengenai 6-8 dari setiap 1000 kelahiran hidup, dan insidennya lebih tinggi pada bayi prematur dan bayi yang meninggal 3

saat dilahirkan. 1 Selama 15 tahun terakhir, stabilisasi terjadi, sesuai dengan 1,35 juta bayi baru lahir dengan PJB setiap tahun. Perbedaan geografis yang signifikan ditemukan, Asia melaporkan prevalensi PJB kelahiran tertinggi dengan 9,3 per 1.000 kelahiran hidup. Dilaporkan prevalensi jumlah PJB lahir di Eropa secara signifikan lebih tinggi daripada di Amerika Utara (8,2 per 1.000 kelahiran hidup dengan 6,9 per 1.000 kelahiran hidup). Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa semakin maju suatu negara maka semakin sedikit angka kejadian pasien PJB, hal tersebut karena di negara berkembang masih banyak keterbatasan dan hambatan, yaitu akses perawatan kesehatan masih terbatas di banyak bagian dunia, seperti fasilitas diagnostik, asal genetik, lingkungan, socioeconomic, atau etnis. 10 Menurut PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia), penyakit jantung bawaan menempati peringkat pertama diantara penyakit-penyakit lain yang menyerang bayi. Dari 220 juta penduduk Indonesia, diperhitungkan bayi yang lahir mencapai 6.600.000 dan 48.800 diantaranya adalah penyandang penyakit jantung bawaan. 11 Setidaknya 15% dari PJB berhubungan dengan kondisi genetik. Sekitar 20 % sampai 30 % dari orang-orang dengan PJB memiliki masalah fisik atau gangguan perkembangan 4

atau kognitif. Anak-anak dengan PJB sekitar 50 % lebih mungkin untuk menerima layanan pendidikan khusus dibandingkan dengan anak-anak tanpa cacat lahir. 12 PJB adalah kondisi yang hadir pada saat lahir dan dapat mempengaruhi struktur jantung bayi dan cara kerjanya. Bila terjadi kelainan pada struktur dan cara kerja jantung, maka aliran darah keseluruh tubuh jadi terganggu dan kebutuhan nutrisi tubuh menjadi berkurang dan bisa berdampak buruk menjadi malnutrisi pada anak. Malnutrisi pada anak dengan PJB dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Hal ini disebabkan oleh karena anak tersebut akan lebih sering terkena penyakit, ketidakberhasilan operasi, gangguan pertumbuhan dan peningkatan resiko kematian. 13 Sejumlah faktor dapat menjadi penyebab terjadinya malnutrisi pada bayi dengan PJB, antara lain hipoksemia, asupan kalori yang tidak adekuat, hipermetabolisme, malabsorbsi, dan faktor hormon pertumbuhan. Asupan kalori yang tidak adekuat diyakini menjadi penyebab utama terjadinya malnutrisi pada bayi dengan penyakit jantung bawaan. Proses pemberian makan pada bayi dengan kelainan jantung bawaan sama dengan suatu latihan fisik, menuntut peningkatan jumlah energi. Intoleransi terhadap pemberian makan 5

dapat disebabkan ketidakmampuan untuk mengeluarkan cukup energi, ditandai dengan takikardia, takipnea, sesak napas, dan muntah. 14 Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, m), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). 15 Ketidakseimbangan energi merupakan faktor utama kegagalan pertumbuhan dan malnutrisi pada anak dengan kelainan jantung bawaan. Secara umum, anak memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi. Tingkat metabolisme basal bayi hampir dua kali orang dewasa per kilogram berat badan. 14 Gangguan pertumbuhan pada penderita PJB terutama disebabkan oleh gangguan hemodinamik yang menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan, baik karena kelainan hemodinamik akibat PJB itu sendiri maupun akibat hipertensi pulmonal. Anak PJB dengan gangguan hemodinamik ringan dapat tumbuh dan berkembang secara normal, tetapi anak dengan gangguan hemodinamik berat terancam mengalami gangguan 6

pertumbuhan. Malnutrisi akibat penyakit jantung bawaan merupakan penyebab utama gagal tumbuh pada anak. Anak-anak dengan PJB pada umumnya mengalami gizi buruk dan gagal tumbuh. Malnutrisi pada anak penderita penyakit jantung bawaan dipengaruhi oleh banyak faktor dan terjadi apabila asupan gizi tidak mampu memenuhi kebutuhan metabolisme tubuhnya. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui secara jelas gambaran pertumbuhan anak dengan PJB di RS PHC Surabaya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan satu masalah utama, yaitu: Mengetahui gambaran pertumbuhan anak dengan penyakit jantung bawaan di Rumah Sakit PHC Surabaya Kemudian dapat dijabarkan lebih lanjut dalam masalah-masalah khusus yaitu : 1. Apakah ada pengaruh penyakit jantung bawaan terhadap pertumbuhan anak di Rumah Sakit PHC Surabaya? 2. Apakah faktor-faktor dari penyakit jantung bawaan yang mempengaruhi pertumbuhan anak di Rumah Sakit PHC Surabaya? 7

3. Apakah terdapat perbedaan dalam pertumbuhan pada anak dengan penyakit jantung bawaan asianotik dengan sianotik? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mendapatkan gambaran pertumbuhan pada anak dengan PJB di Rumah Sakit PHC Surabaya. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Menjelaskan pengaruh PJB terhadap pertumbuhan anak di Rumah Sakit PHC Surabaya. 2. Mempelajari faktor-faktor dari PJB yang mempegaruhi pertumbuhan pada anak di Rumah Sakit PHC Surabaya. 3. Mengetahui gambaran pertumbuhan pada anak dengan kelainan jantung bawaan asianotik dan sianotik. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti Memberikan informasi mengenai gambaran pertumbuhan anak dengan penyakit jantung bawaan di Rumah Sakit PHC Surabaya. 8

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Akademik dan Peneliti Lain 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi peneliti mengenai gambaran pertumbuhan anak dengan penyakit jantung bawaan di Rumah Sakit PHC Surabaya. 2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. 1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat Memberikan Informasi kepada masyarakat mengenai gambaran pertumbuhan anak dengan penyakit jantung bawaan. 9