BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB II URAIAN TEORITIS. Ahmad Fadli (2006) : Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan itu juga semakin meningkat. Penting bagi perusahaan untuk terus meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pemberi manfaat bagi sumber daya lainnya, memberi kontribusi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebab tanpa memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, mustahil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis interaksi motivasi...puji Lestari, FPsi UI, PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

dapat memuaskan baik bagi perusahaan maupun bagi individu itu sendiri. Kekhawatiran individu akan hasil yang ada akan sangat mempengaruhi performansi

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. perusahaan sektor publik. Salah satu perusahaan sektor publik yang menjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

TINJAUAN PUSTAKA. tujuan perusahaan. Tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok, sebagai pemberi tugas atau sebagai pengarah dan mengkoordinasikan

sikap individu maupun kelompok yang mendukung seluruh aspek kerja termasuk

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Bisnis perbankan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

Rena Marliana F

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang begitu cepat terutama adanya persaingan yang sangat ketat antara satu

BAB II LANDASAN TEORI & HIPOTESIS. Stoner mendefinisikan kepemimpinan manajerial sebagai suatu proses

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut :

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN VISIONER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI S K R I P S I

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. dayanya rendah, slowdown dan terkesan upaya dalam menyelesaikan. pekerjaan kurang optimal. Selain itu, dikatakan juga bahwa pegawai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMBAHASAN. 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Karyawan merupakan satu-satunya sumber daya organisasi (perusahaan) yang tidak bisa digantikan oleh kemajuan teknologi. Faktor karyawan dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dapat belajar cepat untuk bertahan. Olehkarena itu organisasi harus

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepentingan umum. Beralamat di Jl. Basuki Rachmad No. 100 Malang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini berisi pembahasan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Departemen Agama Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang

BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS. memengaruhi tersebut. Berdasarkan pengertian diatas dan dikaitkan dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbaiki lingkungan kerja di tempat kerja. Lingkungan kerja yang buruk

BAB I PENDAHULUAN. manajemennya, khususnya dalam bidang sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk

Pendetakan tradisional

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan dapat bekerja dengan baik apabila memiliki kinerja yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi organiasi dalam mengelola,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB I PENDAHULUAN. Masing-masing berusaha membenahi perusahaannya dalam segala aspek mulai

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin pesatnya perkembangan lingkungan bisnis yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia ini merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (Studi Kasus : SMA AL-ISLAM 2 SURAKARTA) TESIS. Oleh MAHMUDAH : Q

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan semakin ketat. Di satu pihak peralatan kerja semakin modern dan efisien, dan di lain pihak beban kerja di unit-unit dalam organisasi juga semakin bertambah. Keadaan ini tentu saja akan menuntut energi pegawai yang lebih besar dari yang sebelumnya. Sebagai akibatnya, pengalaman-pengalaman yang disebut stres dalam taraf yang cukup tinggi menjadi semakin terasa, maka untuk dapat bertahan dalam usahanya diperlukan sumber daya insani yang berpotensi dan profesional mulai dari staf hingga ke tingkat managerial. Oleh sebab itu tidaklah berlebihan jika Manajemen Sumber Daya Insani (MSDI) dipandang sebagai bidang strategis dalam memimpin organisasi, karena MSDI memiliki tanggung jawab bagaimana mengelola dan memperdayakan sumber daya yang ada pada individual (pegawai) sehingga dapat dikembangkan secara maksimal di dalam tatanan kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individual pegawai itu sendiri. Faktor lain yang menentukan kuatnya SDI yang profesional di suatu perusahaan adalah bagaimana seorang pemimpin baik di tingkat bagian (departemen) atau keseluruhan (komprehensif) dapat memberikan motivasional serta contoh-contoh yang baik terhadap bawahannya. Hal ini dibutuhkan agar ada rasa kebersamaan dalam bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 1

Tentu saja tugas meningkatkan motivasional karyawan ini memang bukan tugas yang mudah. Perbedaan latar belakang dan karakteristik setiap individual, membuat mereka melihat dan menerima suatu keadaan di dalam perusahaan dengan berbagai sudut pandang. Bagaimana suasana lingkungan dalam bekerja, jabatan, tugas dan tanggung jawab, serta kompensasi-kompensasi yang diterima dari perusahaan yang mereka miliki itulah yang sangat mempengaruhi motivasionalnya. Sebuah masyarakat modern, banyak orang yang hanya mendapatkan sedikit kepuasan pribadi dari pekerjaan mereka dan mempunyai rasa berprestasi atau kreatif yang kecil. Pada organisasi-organisasi besar, orang harus bekerja sama, melaksanakan perintah-perintah yang mungkin tak pernah mereka mengerti atau pun setujui. Selain itu keharusan untuk mentaati instruksi-instruksi dari para senior atau pemimpin mereka yang bukan hak para karyawan untuk memilihnya dan mungkin belum pernah dilihatnya. Dalam hal inilah seorang pemimpin harus dapat menetapkan arah dengan mengembangkan suatu visi terhadap masa depan, kemudian mereka menyatukan orang dengan mengkomunikasikan visi ini dan mengilhami mereka untuk mengatasi rintangan-rintangan (Robbins, 2001:2). Banyak hal yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Maka jika kita melihat dari arti kepemimpinan yang diungkapkan oleh Kotler (1988:5) adalah proses menggerakkan seseorang atau sekelompok orang kepada tujuantujuan yang umumnya ditempuh dengan cara-cara yang tidak memaksa. Dari banyak definisi tentang kepemimpinan dapat diidentifikasi bahwa parameter 2

kepemimpinan umumnya diarahkan pada gaya dan perilaku pemimpin, sedangkan orientasinya adalah pencapaian tujuan atau hasil yang dikenal dengan efektivitas kepemimpinan. Dalam proses mempengaruhi orang lain atau bawahannya, pemimpin tidak hanya mengandalkan kekuasaan yang ada pada posisi resminya, tetapi berusaha memperluas pengaruhnya melalui penerapan gaya kepemimpinannya yang sesuai. Dengan langkah seperti itu maka seorang pemimpin dapat mendorong adanya motivasional yang kuat pada karyawan. Peningkatkan produktifitas karyawan pun bukan menjadi hal yang sulit lagi karena karyawan yang bekerja dapat dengan maksimal melayani pelanggan dengan profesional. Motivasi itu sendiri berasal dari bahasa latin motus yang berarti untuk bergerak (Radio dalam Indrayanto, 2003:2). Motivasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah motivasi seseorang dalam bekerja, keinginan yang kuat untuk mencapai keberhasilan dalam pekerjaan yang ditandai dengan upaya aktualisasi diri, kepedulian pada keunggulan dan pelaksanaan tugas yang optimal berdasarkan perhitungan yang rasional. Indikator dari aktualisasi diri adalah dedikasi, bertanggung jawab, independensi, percaya diri, dan kepuasan pribadi. Oleh karena itu, teori yang digunakan penulis untuk mengungkapkan hubungan antara gaya kepemimpinan dengan motivasional kerja karyawan adalah kepemimpinan transformasional. Pemimpin transformasional mampu membangkitkan motivasi kerja karyawannya, juga diyakini mampu membangun komitmen organisasional karyawan melalui upaya-upaya untuk memberdayakan dan mentransformasi para bawahannya (Pareke, 2004). 3

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkeinginan untuk meneliti PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASIONAL KERJA KARYAWAN DIVISI ORAL PADA PT INTERBAT BANDUNG. 1.2 Identifiksi Masalah Kepemimpinan sangatlah berhubungan erat dengan unsur manusia yang sifatnya dinamis. Karena itu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, seorang pemimpin haruslah sangat sensitif dan peka terhadap situasi lingkungan dan juga terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat disajikan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan penelitian ini. Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini, maka beberapa masalah yang dapat dirumuskan adalah: a. Bagaimana gaya kepemimpinan yang diterapkan para karyawan pada Divisi Oral di PT Interbat Bandung? b. Bagaimana tingkat motivasi para karyawan pada Divisi Oral di PT Interbat Bandung? c. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi para karyawan pada Divisi Oral di PT Interbat Bandung? 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan penulis dalam membuat skripsi ini adalah untuk: a. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan para karyawan di PT Interbat Bandung. b. Untuk mengetahui tingkat motivasi para karyawan di PT Interbat Bandung. c. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja para karyawan di PT Interbat Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan PT Interbat, Divisi Oral ini diharapkan dapat menghasilkan kegunaan: a. Bagi Penulis Sebagai sarana dalam memperluas pengetahuan atau wawasan dan pengalaman mengenai gaya kepemimpinan dalam perusahaan dan motivasi kerja.. b. Bagi Perusahaan Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi masukkan bagi perusahaan mengenai tingkat motivasional kerja karyawan, serta pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasional kerja karyawan pada Divisi Oral di PT Interbat Bandung. c. Bagi Pihak Lain Agar dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang bermanfaat dan berarti tentang salah satu isu Manajemen Sumber Daya Insani, serta dapat dijadikan 5

sebagai salah satu bahan kajian/referensi yang berguna bagi masyarakat yang ingin mendalami/menggali lebih jauh tentang topik penelitian ini. 1.5 Rerangka Pemikiran Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik. Banyak literatur tentang kepemimpinan yang memberikan penjelasan bagaimana pemimpin yang baik, sikap, dan gaya yang sesuai dengan situasi kepemimpinan serta syarat-syarat untuk menjadi pemimpin yang baik. Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, watak, dan kepribadian sendiri yang membedakan dirinya dari yang lain. Kepemimpinan mempunyai peran sentral dalam kehidupan organisasi, dimana terjadi interaksi kerjasama antara dua orang atau lebih. Seorang pemimpin harus mampu menciptakan komunikasi yang baik dan rasa saling pengertian dengan bawahan sehingga tercipta hubungan dan suasana kerja yang nyaman bagi bawahan sehingga kelancaran kerja dapat terwujud dan tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Kepemimpinan memikirkan ketika seseorang membuat orang lain bekerja kearah beberapa tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Massie dan Douglas, 1975:295). Sedangkan definisi kepemimpinan dari Koontz dan O Donnel (1959:429) adalah sebagai sebuah kemampuan untuk menciptakan pengaruh antar diri perseorangan, dengan berkomunikasi, kearah prestasi dari seluruh tujuan. Berdasarkan teori Psikologi yang diungkapkan oleh Terry (1986), dapat kita ketahui bahwa fungsi seorang pemimpin adalah mengembangkan sistem 6

motivasional terbaik. Kepemimpinan yang memotivasional sangat memperhatikan hal-hal seperti pengakuan, kepastian emosional, dan kesempatan untuk memperhatikan keinginan dan kebutuhannya. Selain itu, Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (1998:334) mengungkapkan definisi kepemimpinan, yaitu suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan untuk memotivasional orang-orang dalam mencapai tujuan tertentu. Adapula teori yang diungkapkan Katz dan Kahn (1986) tentang kepemimpinan, dimana kepemimpinan sebagai tambahan pengaruh yang melebihi dan mengatasi kepatuhan mekanis pada pengarahan rutin organisasi, yang diartikan bahwa seseorang dapat memotivasional atau mendorong orang lain mengerjakan sesuatu atas kemauannya sendiri. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang memainkan peranan penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin dapat menyusun struktur tugas untuk menentukan sejauh mana penugasan pekerjaan diprosedurkan (Robbins, 1996). Hubungan antara pemimpin dan mereka yang dipimpin bukanlah hubungan satu arah, tetapi senantiasa harus terdapat hubungan timbal balik atau interaksi. Pemimpin harus dapat mempengaruhi kelompoknya, karena apabila ia tidak mampu melakukannya berarti ia tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai pemimpin yang baik Seorang pemimpin harus dapat mengenal sifat-sifat individu 7

para karyawannya dan ia mengetahui kualitas-kualitas apa yang akan merangsang mereka untuk bekerja sebaik mungkin (Winardi, 2000:57). Adakalanya kepemimpinan seorang pemimpin dapat sangat menonjol dalam periode tertentu, sedangkan pada waktu yang lainnya hal tersebut mulai memudar. Perilaku seorang pemimpin dapat diterima dengan baik oleh para bawahannya, apabila bersifat motivasional sejauh (Suwarto, 1998:189): a. Membuat bawahan memerlukan kepuasan yang bergantung kepada kinerja yang efektif. b. Memberikan latihan, bimbingan, dukungan dan ganjaran yang perlu untuk kinerja yang efektif. Gaya kepemimpinan adalah ciri khas seorang pemimpin melakukan kegiatannya dalam membimbing, mengarahkan, mempengaruhi, menggerakkan bawahannya pada satu tujuan (Steers, 1985:159). Seperti gaya kepemipinan transformasional, dimana para pengikut seorang pemimpin transformasional merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan hormat terhadap pemimpin tersebut, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih daripada yang awalnya diharapkan terhadap mereka (Bass dalam Yukl, 1985) Sikap serta gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap organisasi bahkan terhadap produktivitas dan keinovatifan karyawan. Kepemimpinan juga dapat digambarkan dalam garis kontinum mulai dari inisiatif (initiating) sampai pada kepemimpinan pertimbangan (considerating). Struktur inisiatif menggambarkan bahwa pimpinan mengatur dan menentukan pola organisasi, saluran komunikasi, struktur peran dalam pencapaian tujuan 8

organisasi, dan cara pelaksanaannya. Pertimbangan menggambarkan hubungan yang hangat antara atasan dan bawahan, adanya sikap saling percaya, kekeluargaan, dan penghargaan terhadap gagasan yang datang dari bawahan. Setiap tipe gaya kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan (Anonim,?). Perilaku pemimpin memiliki peran yang sangat besar terhadap tingkat inovasi bagian penelitian dan pengembangan karena gaya yang dimiliki oleh seorang pemimpin dapat memberikan dampak yang positif terhadap tingkat inovasi pada bagian penelitian dan pengembangan jika pemimpin tersebut memberikan kepercayaan dan dorongan kepada bawahan untuk melakukan aktivitas inovasi (Couch,?) Seorang pemimpin dapat dikatakan berhasil dengan baik yaitu jika ia dapat memahami bahwa fungsi motivasional tidak terbatas hanya memotivasional bawahan atau pengikutnya, melainkan juga memotivasional diri sendiri. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa orang yang memiliki motivasional yang tinggi memiliki peluang untuk berhasil dibandingkan dengan mereka yang memiliki motivasional berprestasi rendah (Ghirla,?). Menurut Teori Hirarki-Kebutuhan dari Teori motivasional yang dikemukakan oleh Maslow, bahwa kebutuhan-kebutuhan golongan yang lebih bawah tidak menjadi tak penting, tapi kebutuhan-kebutuhan golongan yang lebih tinggi mencapai arti yang lebih penting bagi individual dan kebutuhan-kebutuhan pada golongan bawah menjadi terpenuhi (Kossen, 1986:129). Maka dalam hal ini, tugas para pemimpin transformasional untuk menggerakkan kebutuhan-kebutuhan 9

tingkatan yang lebih tinggi atau penting pada para pengikut (Yukl, 1994,296). Apabila seseorang merasa bahwa upayanya akan mengarah pada penyelesaian tugas dan orang itu mengetahui bahwa penyelesaian tugas tersebut akan mengarah kepada hasil yang penting, maka motivasional itu akan muncul (Garry Dessler, 1986:329). Motivasi kerja seseorang dapat bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi internal), maupun karena faktor-faktor yang berasal dari luar (motivasi eksternal). Mujiasih dan Hadi (2003) menemukan bahwa perilaku pemimpin transformasional dapat mempertinggi motivasional seseorang untuk mengeluarkan usaha ekstra (extra-effort) untuk mencapai kinerja yang direncanakan. Hasil ini sejalan dengan konsep tentang kepemimpinan transformasional, yang berasumsi bahwa pemimpin transformasional berusaha untuk membangkitkan kebutuhan para bawahannya pada tingkatan yang lebih tinggi. Judge dan Bono (2000) menemukan bahwa individu-individu yang mempersepsikan bahwa pemimpinnya memerankan perilaku-perilaku kepemimpinan transformasional cenderung memiliki tingkat motivasi kerja yang lebih tinggi. Selain itu juga ada beberapa gaya kepemimpinan lainnya, seperti yang diungkapkan oleh Lippitt dalam Harper dan Row (1960:26-27) mengemukakan bahwa ada tiga gaya kepemimpinan, yaitu: a. Gaya Otoriter - Semua determinasi policy dilakukan oleh pemimpin. 10

- Teknik-teknik dan langkah-langkah aktivitas ditentukan oleh pejabat satupersatu, hingga langkah-langkah mendatang senantiasa tidak pasti. - Pemimpin biasanya mendikte tugas pekerjaan khusus dan teman sekerja setiap anggota. - Domonator cenderung bersikap pribadi dalam pujian dan kritik pekerjaan setiap anggota, ia tidak turut serta dalam partisipasi kelompok secara aktif kecuali apabila ia memberikan demonstrasi. b. Gaya Demokratis - Policies merupakan bahan pembahasan kelompok dan keputusan kelompok yang dirangsang dan dibantu oleh pemimpin. - Perspektif aktivitas dapat dicapai selama diskusi berlangsung. Dilukiskan langkah-langkah umum ke arah tujuan kelompok dan apabila diperlukan nasihat teknis, maka pemimpin menyarankan dua atau lebih banyak prosedur-prosedur alternatif, yang dapat dipilih. - Para anggota bebas untuk bekerja dengan siapa yang mereka kehendaki dan pembagian tugas terserah kepada kelompok. - Pemimpin bersifat objektif dalam pujian dan kritiknya dan ia berusaha untuk menjadi anggota kelompok secara mental, tanpa terlampau banyak melakukan pekerjaan tersebut. c. Gaya Laissez -Faire - Kebebasan lengkap untuk keputusan kelompok atau individualal dengan minimum partisipasi pemimpin. 11

- Macam-macam bahan disediakan oleh pemimpin, yang dengan jelas mengatakan bahwa ia akan menyediakan keterangan apabila ada permintaan. - Komentar spontan yang tidak frekuen atas aktivitas-aktivitas anggota dan ia tidak berusaha sama sekali untuk menilai atau mengatur kejadiankejadian. Kepemimpinan memiliki kaitan erat dengan motivasional kerja karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan serta bagaimana seorang pemimpin dapat menciptakan dan memberikan motivasional di dalam diri setiap orang baik itu bawahan, rekan sekerja maupun atasan pemimpin itu sendiri. Hubungan pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini. GAYA KEPEMIMPINAN (+ MOTIVASI KERJA Gambar 1.1 Model penelitian 1.6 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Sebagai lokasi penelitian, penulis mengadakan penelitian pada PT Interbat Bandung, yang berada di Jln Terusan Holis No: 466 Bandung. Adapun waktu penelitian ini direncanakan dari bulan September 2005 sampai dengan Juni 2006. 12