BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya


BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Sumber : Analisa Penulis

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

PENERAPAN MIXED USE PADA PERANCANGAN PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DI SURAKARTA

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Karawang sebagai Kota Yang Berkembang dan Sarana Prasarana Informal Masyarakatnya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

International Fash on Institute di Jakarta

BAB VI. Hasil Perancangan. dengan berbagai aspek desain, baik berdasarkan faktor fisik maupun non-fisik

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB V DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building


BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

Bab V Konsep Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

Transformasi pada objek

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana Kebutuhan sarana dan ruang dari lahan sempit memberikan ide konsep optimalisasi ruang melalui penggunaan elemen pembatas arsitektural, salah satunya dari kelompok mikro yaitu, dinding, pagar, partisi, kolom, atau unsur apapun yang mampu dimanfaatkan secara horizontal maupun vertikal. Secara meso, optimalisasi lahan diturunkan dengan pemanfaatan fungsi sekitar tapak sehingga meleburkan pembatas semu dari fungsi tapak sebagai fasilitas olahraga dan hiburan dengan fasilitas lain disekitarnya. Gambar 5. 1 Ilustrasi Konsep Utama 5.2 Konsep Pengembangan 1. Penataan Batas Site Sebagai Penghubung Fasilitas Sekitar. 2. Penentuan Axis pada Tapak. 3. Batas Akses dan Visual Sebagai Pemisah Zonasi Horizontal dan Zonasi Vertikal. 4. Optimalisasi melalui Penggabungan Batas Standar Sarana Olahraga.

5.2.1 Konsep Batas Tapak: Tata Sirkulasi dan Entrance Tapak Konsep sirkulasi didasari oleh pertimbangan sirkulasi kendaraan jalan dan fungsi bangunan pada sekitar tapak. Pada Gambar 5.6 menjelaskan pengaruh lingkungan sekitar terhadap pembagian zona pada- tapak. Gambar 5. 2 Ilustrasi Pembagian Zona Menurut Fungsi Bangunan Lingkungan Sekitar Pada Tapak Suatu fasilitas publik harus mampu memberikan pemisahan yang jelas antara ruang berbagi dan ruang berprivasi. Perancangan harus menonjolkan kesinambungan dan keterbukaan penampakan bangunan terhadap muka kota namun disisi yang sama juga mempertimbangkan enclosure of space sebagai penentu area publik dan privat 28. Poin ini memiliki konsep integrasi tapak dengan fungsi sekitar dengan cara membuka sirkulasi dan area transisi. Hasilnya akan didapatkan penentuan kontinuitas atau enclosure untuk digunakan pada zona tersebut. Fungsi yang paling berpengaruh adalah sarana olahraga swasta dan komersial. Maka, zona ini memberikan kontinuitas fungsi pada tapak. Sementara pada area tapak yang bersebelahan dengan fungsi pemukiman, zona bersifat privat dan dikategorikan sebagai zona yang membutuhkan enclosure, yaitu, membutuhkan pemisah fungsi. 28 By Design Urban Design in the planning system: towards better practice (ODPM/CABE, 2000) 67

Ruang publik kota merupakan semua landscape (jalan-jalan, jalur pedestrian). Rancangan ruang ini harus mempertahankan beberapa faktor pencapaian yang berdasar kegiatan, yaitu: (White, 1985) dalam Rosalia, 2006, 32) 1. Faktor Fisik : Keterkaitan antara kejelasan yang dihubungkan oleh sirkulasi 2. Faktor Visual : Pengembangan kemudahan pengguna dalam mendapatkan gambaran visual Gambar 5. 3 Pertimbangan dalam Peletakkan Titik Entrance Terhadap Lingkungan Eksisting Tapak Setelah penentuan zona, kembali melihat pada eksisting mengenai titik entrance. Pada Gambar 5.7 telah di jabarkan keadaan sirkulasi kendaraan pada jalan disekeliling tapak. (Gambar 5.8) Dari ketiga titik entrance, masing-masing memiliki penjabaran mengenai dampak dari aktifnya titik tersebut sebagai jalur keluar masuk kendaraan: 1. Titik A: Berhubungan langsung dengan jalan A. Yani (jalur dua arah dengan separator), tingkat kebisingan dan kepadatan tinggi, pada titik ini, kendaraan tidak bisa berhenti lama, titik ini merupakan spot of attention dari area,dan berhubungan langsung dengan zona komersial. 68

2. Titik B: Berhubungan dengan jalan lokal dua arah tanpa separator, menghadap zona edukasi dan pemukiman, dan tingkat kepadatan dan kebisingan rendah. 3. Titik C: Berhubungan dengan jalan lokal dua arah tanpa separator, mengahadap dan berjarak dekat dengan zona komersial, tingkat kepadatan dan kebisingan rendah, dan banyak pejalan kaki lalu lalang terutama karena faktor PKL. Gambar 5. 4 Ilustrasi Penentuan Titik Entrance Menurut Jenis Jalan dan Orientasi Tapak pada Fungsi Sekitar Dari penjabaran Gambar 5.7, ditentukan titik-titik entrance bagi tapak. Hasil penentuan dijabarkan sebagai berikut: 1. Titik A: Sebagai Titik Pembuka Bangunan, yaitu, sebagai pintu masuk utama bagi kendaraan bermotor. Fungsi drop-off dipilih di titik ini supaya bangunan tidak bertumpuk. Sebagai titik yang berhubungan langsung dengan jalan utama, maka butuh penampakan menarik terutama sebagai identitas bagi tapak. 2. Titik B: Sebagai Titik Entrance sekunder, yaitu, sebagai wadah akses keluar utama dan akses masuk belakang tapak. 3. Titik C: Sebagai Titik Entrande Pedestrian, yaitu, titik pintu masuk utama bagi pejalan kaki dan difasilitasi oleh plaza sebagai point of interest. 69

Gambar 5. 5 Ilustrasi Konsep Sirkulasi Tapak Gambar 5.9 adalah ilustrasi hasil penjabaran Gambar 5.8. Sirkulasi dalam terdiri dari alur melalui drop-off utama, masuk basement atau jalan terus menuju drop-off sekunder, keluar dari tapak melewati jalur zona pemukiman atau lewat belakang, menuju kantong parkir sementara, dan keluar melalui kantong parkir sementara. Plaza pedestrian membuka akses bagi pengunjung zona komersial menuju tapak. 5.2.2 Konsep Kesinambungan Fasilitas Melalui Axis Imajiner Tata massa mengutamakan axis yang berperan pada tapak. Axis utama yang berpengaruh adalah orientasi arah utara sebagai acuan arah lapangan olahraga. Pertimbangan mata angin selain menghindari penyinaran matahari berlebihan juga sebagai orientasi arah angin. Axis zona komersial juga menjadi penentu sebagai pembuka tapak terhadap pengguna kategori general. Dalam menentukan area rekreatif dan aman untuk anak-anak, ditentukan melalui zona yang memiliki tingkat kebisingan dan lalu-lalang kendaraan rendah. 70

Gambar 5. 6 Ilustrasi Penentuan Axis pada Tapak Garis yang dihasilkan dari axis kemudian menjadi grid penentu massa pada tapak. Acuan wilayah sirkulasi dan zona tenang diikuti oleh orientasi mata angin. Gambar 5. 7 Ilustrasi Hasil Penentuan Axis pada Tapak: Grid Utara dan Grid Tapak 5.2.3 Konsep Zonasi Horizontal Penentuan zona horizontal diurutkan berdasarkan jenis area pada tapak. Fungsi dasar yang menjadi acuan jenis ruang adalah: area sirkulasi, area fungsi utama bangunan, area rekreatif, area muka bangunan, dan area komersial. 71

Gambar 5. 8 Ilustrasi Jenis Area pada Tapak Dalam Penentuan Zonasi Horizontal Semakin mendekati jalan raya, bangunan lebih bersifat massif dalam rangka melindungi area rekreasional yang berada di area lebih tenang dari kebisingan. Dari Gambar 5.10, zona komersial terkumpul pada satu titik. Dengan dukungan area yang dikelilingi oleh jalan, maka tidak sulit untuk menarik pengunjung ke dalam tapak, untuk zonasi area komersial terletak pada ujung tapak dan dikukung oleh plaza sebagai pembuka sirkulasi (Gambar 5.11). Gambar 5. 9 Ilustrasi Kecenderungan Ruang Pada Zonasi Horizontal Tapak 29 29 (Ching, 1996) 72

Gambar 5. 10 Ilustrasi Jenis Ruang Menurut Zonasi pada Tapak Perencanaan Zonasi horizontal dikategorikan menjadi empat bagian: zona privat, zona semi-publik, zona publik, dan zona transisi. Keempat kategori tersebut memiliki fungsi ruang yang berbeda. Fungsi utama bangunan sebagai sarana olahraga dikategorikan sebagai zona privat dikarenakan memiliki batas pengunjung dan akses kedalam sarana. Semakin komersil, fungsi ruang dikategorikan dalam zona publik. Untuk menjembatani zona publik dan privat, terdapat zona transisi yang berperan sebagai penyesuaian perpindahan fungsi ruang. 1. Zona Privat 2. Zona Semi-publik 3. Zona Publik 4. Zona Transisi 5.2.4 Konsep Zonasi Vertikal Zonasi vertikal dibagi menurut banyaknya lantai bangunan dan tingkat privasi dari sifat sarana dan pengguna. Peletakkan sarana dipertimbangkan menurut batas akses dan visual masing-masing, sehingga yang memiliki batas visual dan akses tertinggi memerlukan lokasi yang terjangkau oleh pengguna tertentu. Konsep ini membagi zonasi vertikal menjadi empat bagian: 73

1. Zona Privat Terdiri dari sarana olahraga yang memiliki batas akses (enclosure), artinya tidak semua pengguna bisa mengakses sarana tersebut, contohnya lapangan tenis yang memiliki cage. Pada zona ini, pengguna tetap menikmati suasana luar karena tidak memliki batas secara visual dari dalam sarana ke luar (panorama kota). Gambar 5. 11 Ilustrasi Sarana Olahraga Pengisi Zona Privat pada Bangunan 2. Zona Semi-publik Zona ini terdiri dari sarana yang memiliki batas akses (enclosure) dan tidak ada batas visual dari dalam ke luar maupun sebaliknya. Pada zona ini lebih diutamakan sarana dengan konsep versabilitas, yaitu mengadakan ruang multifungsi, contohnya, ruang latihan tari dan cabaret dalam satu ruang. Peletakkan sarana olahraga outdoor juga diberlakukan pada zona ini dalam pemanfaatan ruang vertikal. Metode mengoptimalkan sarana olahraga, tambahan ruang komunitas dan memanfaatkan batas vertikal dalam aplikasi atraktif. Gambar 5. 12 Ilustrasi Zona Semi-publik 3. Zona Publik Zona ini terdiri dari area dan fasilitas tanpa batas akses maupun visual. Pada zona ini fasilitas dan sarana pengisi bersifat fleksibel (tanpa pagar) dan rekreatif. Poin ini lebih di tonjolkan pada tata ruang dan lansekap 74

dalam pemanfaatan pembatas arsitektural (dinding, kolom, pagar, dll) sebagai poin atraktif. Gambar 5. 13 Ilustrasi Zona Publik 4. Zona Transisi Zona ini merupakan pemanfaatan batas akses dan batas visual dari sarana dan fasilitas yang tersedia. Cara vertikal dengan pemanfaatan standar sarana olahraga pada tapak, diantaranya, pemanfaatan leveling dan dinding bangunan sebagai sarana panjat tebing serta pemanfaatan jarring pagar olahraga tenis sebagai fasad atau kulit bangunan. Gambar 5. 14 Ilustrasi Zona Transisi 75

Gambar 5. 15 Ilustrasi Zonasi Vertikal pada Tapak 5.2.5 Konsep Optimalisasi melalui Penggabungan Batas Standar Sarana Olahraga Gambar 5. 16 Standar Sarana Olahraga Eksisting (Tenis, Basket, dan Voli, Panjat Tebing) di Area GSG Panatayuda Sumber: dsr.wa.sport.gov.au 30 Analisa Penulis 2014 30 (Government, 2008) (Neufert, 1996) 76

Tabel 5. 1 Daftar Ukuran Sarana Olahraga pada Area GSG Panatayuda No. Jenis Olahraga Dimensi Sarana Kebutuhan Penunjang 1 Bola Voli 9x18m + Run-off min. 3m all side 2 Bola Basket 15x28m + Run-off min. 2m 3 Tenis 23.77x10.97m + Run-off 5.48m dan 3.05m dari court Nett dan Tinggi Ruang min. 7m dari lantai Tinggi min. 7m dari lantai Nett dan Tinggi Ruang min. 9.14m dari lantai 4 Anggar 1.5x14m Pencahayaan Cukup 5 6 Skateboard (Rekreatif) Sepatu Roda (rekreatif) 7 Panjat Tebing - - Variasi Rintangan - Variasi Rintangan Sumber: dsr.wa.sport.gov.au 31 Analisa Penulis 2014 Variasi Rintangan dan Pengamanan Ilustrasi diatas menjelaskan besaran ruang cabang olahraga yang ada pada GSG Panatayuda. Apabila cara konvensional dengan menjejerkan sarana tetap diberlakukan, maka pemanfaatan lahan menjadi tidak optimal. Perlakuan tata massa, terutama sarana olahraga, dibutuhkan untuk mengoptimalkan fungsi tapak. Gambar 5. 17 Keadaan Wilayah Sarana Olahraga pada Eksisting Area GSG Panatayuda Pada Gambar 5.2 area oranye menunjukkan lahan yang tidak memiliki sarana olahraga. Area tersebut hanya digunakan sebagai lokasi PKL dan sirkulasi kendaraan. 31 (Government, 2008) 77

Pada konsep ini dijabarkan eksperimen tata unsur pengisi area (sarana olahraga) sebagai bagian dari bangunan secara ruang, penampakan, maupun lansekap. Gambar 5. 18 Ilustrasi Konsep Massa pada Tapak 5.2.6 Konsep Programatik 1. Program Ruang BASEMENT Mechanical Electrical Ruang Genset 15m² 1 unit : 15m² Ruang Pompa 9m² 2 unit : 9m² Parkir Keamanan/Pos Parkir 6m² 2 unit : 12m² Mobil 12.5m² 130 unit : 1625m² Mobil (Difabel) 17.5m² 2 unit : 35m² Motor 1.5m² 120 unit : 180m² Sirkulasi - 60% Parkir : 1104m² GROUND Ruang Terbuka Publik Lapangan Basket* 600m² 2 unit : 1200m² 1/2 Lapangan Basket* 300m² 2 unit : 600m² Free Throw Ring* 25m² 1 unit : 25m² Arena Sepatu Roda dan Skate Board* 600m² 1 unit : 600m² Taman Tinju* 80m² 1 unit : 80m² Lapangan Voli* 300m² 3 unit : 900m² Arena Panjat Tebing* 25m² 1 unit : 25m² Panggung 40m² 1 unit : 40m² 78

Pedagang Kaki Lima 10m² 30 unit : 300m² Plaza Zona PKL* 700m² 1 unit : 700m² Jogging Track* 1200m² 1 unit : 1200m² Mobil* 12.5m² 10 unit : 125m² Motor* 1.5m² 30 unit : 45m² Musholla 40m² 1 unit : 40m² Ruang Ganti, Toilet, dan Bilas Wanita 25m² 1 unit : 25m² Ruang Ganti, Toilet, dan Bilas Pria 25m² 1 unit : 25m² Ruang Medis 6m² 1 unit : 6m² Gudang dan Janitor 8m² 1 unit : 8m² UPPER GROUND Pelatihan Ruang Latihan Tari - Dance - Kabaret - Anggar 80m² 1 unit : 80m² Lapangan Basket / 2 unit Lapangan Voli 600m² 1 unit : 600m² Lapangan Tenis 450m² 2 unit : 900m² Ruang Ganti, Toilet, dan Bilas Wanita 25m² 1 unit : 25m² Ruang Ganti, Toilet, dan Bilas Pria 25m² 1 unit : 25m² Ruang Medis 6m² 1 unit : 6m² Gudang dan Janitor 8m² 1 unit : 8m² Komunitas Semi Oudoor 100m² 1 unit : 100m² Outdoor 30m² 1 unit : 30m² Kantor Pengelola Ruang Administrasi 25m² 1 unit : 25m² Ruang Tamu 10m² 1 unit : 10m² Resepsionis 6m² 1 unit : 6m² Toilet Pria dan Toilet Wanita 10m² 1 unit : 10m² Gudang dan Janitor 8m² 1 unit : 8m² ROOFTOP Sewa - Private Lapangan Tenis 450m² 1 unit : 450m² Istirahat Semi Outdoor 10m² 1 unit : 10m² Rooftop Garden 10m² 1 unit : 10m² Upper Tank dan Penangkal Petir 6m² 1 unit : 6m² * Lansekap Terbuka Total Luas Lantai Basement : 2980m² Total Luas Lantai Ground : 444m² Total Luas Lantai Upper Ground : 1833m² Total Luas Lantai Rooftop : 476m² 79

Total Luas Fasilitas Lansekap Terbuka : 5530m² Total Luas Lantai : 5733m² Luas Site : 16549.5m² KLB : 0.68 KDB : 36% 2. Pengarahan Sirkulasi 80