Surat Edaran Departemen Agama. No: D/BA.01/4865/1983 Tanggal: 5 Desember 1983 Tentang: HAL IKHWAL MENGENAI GOLONGAN SYI AH

dokumen-dokumen yang mirip
IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

BAB III PANDANGAN MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI

APAKAH ITU MAHRAM. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs.

BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

Ilmu Ushuluddin, Juli 2010, hlm ISSN MENGUNGKAP ASPEK PEMIKIRAN TEOLOGI DALAM DOKTRIN AKIDAH KAUM SYI AH.

SEJARAH RAFIDHAH DAUD RASYID

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

Antara Syiah dan Yahudi

BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman

Akhir-akhir ini terlihat banyak upaya-upaya yang ditujukan untuk. mendekatkan antara sunni dan syiah. Hal terlihat baik dalam tataran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Hukum Berkabung Atas Kematian Raja dan Pemimpin

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

FAHAM IMAMAH DALAM ALIRAN SYI'AH Oleh: H. Muhammad Husin * Abstrak

Munakahat ZULKIFLI, MA

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

AL-MAHDI AKHIR ZAMAN

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

Hadits Tentang Wanita Lemah Akal dan Lemah Iman

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemilihan umum melibatkan

Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M)

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

Volume XIX No. 2 April - Juni 2003 : ** Dr.. H.M. Abdurrahman, MA, adalah dosen tetap Fakultas Syari ah UNISBA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

Pentingnya Kaderisasi Intelektual dalam Usaha Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

DI ANTARA SIFAT-SIFAT TERPUJI ASY-SYAIKH RABI AL-MADKHALI - HAFIZHAHULLAH-

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD

BAB IV ANALISIS SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PENYELENGGARAAN SISTEM PRESIDENSIAL DENGAN FORMAT KOALISI

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ

RESUME. MATA KULIAH STUDI ISLAM BAB I s.d. BAB VI. oleh: Muhammad Zidny Naf an ( / TI 1C)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

ANALISIS PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH TENTANG SAHNYA WANITA HAID THAWAF TANPA SUCI SKRIPSI

BAB III ANALISIS. Pada dasarnya hukum islam tidak memberatkan umatnya. Akan tetapi

BAB III DEFINISI IJBAR, DASAR HUKUM DAN SYARAT IJBAR. Kata ijbar juga bisa mewajibkan untuk mengerjakan. 2 Sedangkan Ijbar

Menyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04

BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH MUI JAWA TIMUR TERHADAP PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG STATUS ISTRI SETELAH PEMBATALAN NIKAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELARANGAN NIKAH DIKALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS SADD ADH-DHARI< AH TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI KONDOM SECARA BEBAS DI ALFAMART CABANG BOLODEWO

Syiah meyakini adanya dua belas imam yang menjadi penerus. kenabian. Bagi syiah, masalah imamah sudah tidak bisa ditawar lagi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bentuk pengalihan hak selain pewarisan adalah wasiat. Wasiat

Bertaqiyah dengan gelar Professor

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Sejarah Penyusunan Buku II Tentang Kewarisan Dalam Kompilasi

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

Hukum Menunaikan Haji dan Umrah Dengan Pembayaran Melalui Kartu Kredit

Pendidikan Agama Islam

BAB IV PEMBAGIAN WARIS AHLI WARIS PENGGANTI. A. Pembagian waris Ahli Waris Pengganti Menurut Kompilasi Hukum Islam

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN


BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I

Melahirkan Pendakwah Yang Berwibawa. Muhammad Haniff Hassan

PEMBENTUKAN MADZHAB-MADZHAB FIQH

TIDAK BOLEH PARTISAN

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

DAFTAR TERJEMAH. Lampiran 1. No Hal Bab Terjemahan

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

AWAS!!! JANGAN SEPELEKAN PERKARA DALAM AGAMA ISLAM Al Ustadz Muhammad Umar as Sewed

Suap Mengundang Laknat

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

Intisari Buku. Tarbiyah Siyasiyah. Bersama Dakwah

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

17 Dokrin Sesat Ajaran Syi ah

DAFTAR NAMA-NAMA INFORMAN

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

dengan amanat pasal 27 ayat 1 Undang-undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman. Peraturan tersebut menyatakan bahwa

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Transkripsi:

Surat Edaran Departemen Agama No: D/BA.01/4865/1983 Tanggal: 5 Desember 1983 Tentang: HAL IKHWAL MENGENAI GOLONGAN SYI AH 1. PENDAHULUAN Timbulnya golongan-golongan di kalangan Islam dimulai sejak wafatnya Nabi Muhammad, khususnya disebabkan perbedaan pendirian tentang siapa yang berhak menggantikan beliau sebagai pemimpin masyarakat atau Khalifah. Golongan-golongan tersebut ialah: 1). Golongan mayoritas atau jumhur yaitu yang mengakui Khalifah Abu Bakar, Umar dan Usman serta Ali; 2). Golongan Syi ah, yaitu yang hanya mengakui Khalifah Ali saja. Mereka tidak mengakui Khalifah Abu Bakar, Umar dan Usman, bahkan menyatakan bahwa ketiga beliau itu telah menyerobot jabatan Khalifah secara tidak sah. Mereka beranggapan bahwa yang berhak menjadi Khalifah sesudah Nabi adalah Ali. 3). Golongan Khawarij. Pada akhir masa pemerintahan Khalifah Ali timbullah golongan Khawarij. Mereka ini semula adalah pengikut-pengikut Ali tetapi kemudian memberontak karena tidak setuju dengan cara-cara yang dilakukan oleh Ali dalam usaha menyelesaikan pertikaian dengan Mu awiyah. Perbedaan antara tiga golongan, yaitu Jumhur, Syi ah dan Khawarij juga mempunyai kaitan erat dengan soal aqidah dan hukum. Dalam uraian selanjutnya hanya akan dibahas mengenai golongan Syi ah. 2. SEKTE-SEKTE DALAM SYI AH Syi ah terpecah dalam berpuluh-puluh Sekte. Adapun sebab-sebab perpecahan itu ialah: (1) karena perbedaan dalam prinsip dan ajaran, disini terdapat Sekte yang moderat dan sekte yang extrim (al-ghulaat), dan (2) karena perbedaan dalam hal penggantian Imam sesudah al-husein, Imam ketiga, sesudah ali Zainal Abidin, Imam keempat dan sesudah Ja far Sadiq, Imam yang keenam. Dari sekte-sekte itu yang terkenal adalah Zaidiyah, Ismailiyah dan Isna Asyariyah. Dua yang terakhir ini termasuk Syi ah Imamiyah. Perpecahan sesudah Husein disebabkan karena segolongan pengikut beranggapan bahwa yang lebih berhak menggantikan Husein adalah putra Ali yang bukan anak Fatimah, yaitu yang bernama Muhammad ibn Hanafiah. Sekte ini dikenal dengan nama Kaisaniyah. Sedang golongan lain berpendapat bahwa yang berhak menggantikan Husein adalah Ali Zainal Abidin (wafat tahun 94 H). Sekte Zaidiyah terbentuk karena segolongan pengikut berpendapat bahwa yang harus menggantikan Ali Zainal Abidin Imam keempat adalah Zaid, sementara Sekte Imamiyah terbentuk oleh golongan yang mengakui Abu Ja far Muhammad al-baqir sebagai ganti dari Ali Zainal Abidin. Sesudah wafatnya Ja far Sadiq Imam keenam pada tahun 148 H, Imamiah terbagi menjadi dua (2) sekte, yaitu Ismailiyah atau Imamiah Sab iah dan Imamiah Isna Asyariyah. Sekte yang pertama mengakui Imamahnya Ismail bin Ja far sebagai Imam yang ketujuh, sedangkan sekte kedua mengakui Musa al-kadzim sebagai pengganti Ja far Sadiq. Imam mereka ada 12 semuanya, dan yang terakhir bernama Muhammad yang pada suatu saat hilang (260 H) dan kemudian dikenal dengan sebutan Muhammad al-mahdi al-muntadzar. Adapun sekte Syi ah yang extrim, antara lain as-sabaiah yang menganggap Ali sebagai Tuhan. Pemimpinnya Abdullah bin Saba dihukum dan dibuang ke Madain. Ada pula anggapan bahwa

ketika malaikat menyampaikan wahyu harus disampaikan kepada Ali, tetapi disampaikan kepada Muhammad. Sekte-sekte extrim dipandang telah keluar dari Islam. Dari sekte-sekte tersebut di atas yang terkenal dan mempunyai banyak pengikut ialah: (1) Syi ah Zaidiyah, (2) Syi ah Ismailiyah dan (3) Syi ah Imamiyah. 3. SYI AH ZAIDIYAH Sekte ini timbul pada tahun 94 H ketika Ali Zainal Abidin Imam keempat wafat. Sekelompok pengikutnya menetapkan pengganti Ali Zainal Abidin adalah Abu Ja far Mohammad Al Bakir. Kelompok ini disebut Imamiah seperti akan dijelaskan nanti. Adapun kelompok lain berpendapat bahwa pengganti Ali Zainal adalah Zaid, sebagai Imam kelima. Jadi nama Zaidiah diambil dari nama Imamnya yaitu Zaid, seorang Ulama terkemuka dan guru dari Imam Abu Hanifah: Syi ah Zaidiah adalah golongan yang paling moderat dibandingkan dengan sekte-sekte lain, dan yang paling dekat dengan aliran Ahlu Sunnah Wal Jama ah. Pengikut Zaidiah banyak terdapat di Yaman, dan pernah berkuasa di sana hingga tahun lima puluhan pada abad ini. Diantara pendapat-pendapatnya yang perlu dikemukakan disini adalah sebagai berikut: a. Mereka berpendapat bahwa Imam itu harus dari keturunan Ali-Fathimah, namun tidak menolak dari golongan lain apabila memang memenuhi syarat-syarat yang diperlukan. Oleh karena itu mereka mengakui Abu Bakar dan Umar menjadi khalifah, walaupun menurut urutan prioritas seharusnya Ali yang harus menjadi Khalifah. b. Imam tidak ma shum. Sebagai manusia dapat saja ia berbuat salah dan dosa, seperti manusia lain. c. Tidak ada Imam dalam kegelapan yang diliputi oleh berbagai misteri. d. Mereka tidak mengajarkan taqiyah yaitu sikap pura-pura setuju tetapi batinnya memusuhinya. e. Mereka mengharamkan nikah mut ah. Konon penulis Kitab Nailul Authar Moh. As Syaukani adalah termasuk pengikut Syi ah Zaidiah. 4. SYI AH ISMAILIYAH Sekte ini termasuk Syi ah Imamiah, karena mengakui bahwa pengganti Ali Zainal Abidin Imam keempat adalah Abu Ja far Mohammad Al Bakir. Syi ah Ismailiyah mengakui bahwa pengganti Ja far sodiq, Imam keenam, adalah Ismail sebagai Imam ketujuh. Ismail sendiri telah ditunjuk oleh Ja far Sodiq, namun Ismail wafat mendahului ayahnya. Akan tetapi satu kelompok pengikut tetap menganggap Ismail adalah Imam ketujuh. Sekte ini juga dinamai Syi ah Imamiah Sab iah, karena Imamnya berjumlah tujuh. Sekte ini terbagi lagi dalam berbagai kelompok kecil-kecil, diantaranya ada yang beranggapan bahwa Imam itu memiliki sifat-sifat Ketuhanan. Pendapat ini dipandang telah keluar dari Islam, karena memang tidak sejalan dengan ajaran-ajaran Islam yang benar. Pengikut Ismailiah terdapat di India dan Pakistan. 5. SYI AH IMAMIAH Sebutan lengkapnya adalah syi ah Imamiah Isna Asyariah, tetapi biasa disingkat menjadi Syi ah Imamiah. Sekte ini mengakui pengganti Ja far Sodiq adalah Musa Al-Kadzam sebagai Imam ketujuh, yaitu anak dari Ja far dan saudara dan saudara dari Ismail almarhum. Imam mereka semuanya ada 12 dan Imam yang kedua belas dan yang terakhir adalah Muhammad. Pada suatu saat pada tahun 260H Muhammad ini hilang misterius. Menurut kepercayaan mereka ia akan kembali lagi ke alam dunia ini untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Muhammad tersebut mendapat sebutan sebagai Muhammad al-mahdi al-muntadzar. Yang berkuasa di Iran sekarang ini adalah golongan Syi ah Imamiah. Diantara ajaran-ajaran Syi ah Imamiah adalah sebagai berikut:

a. Mereka menganggap Abu Bakar dan Umar telah merampas jabatan Khalifah dari pemiliknya, yaitu Ali. Oleh karena itu mereka memaki dan mengutuk kedua beliau tersebut. Seakanakan laknat (mengutuk) disini merupakan sebagian dari ajaran agama. b. Mereka memberikan kedudukan kepada Ali setingkat lebih tinggi dari manusia biasa. Ia merupakan perantara antara manusia dengan Tuhan. c. Malahan ada yang berpendapat bahwa Ali dan Imam-imam yang lain memiliki sifat-sifat Ketuhanan. d. Mereka percaya bahwa Imam itu ma shum terjaga dari segala kesalahan besar atau kecil. Apa yang diperbuat adalah benar, sedang apa yang ditinggalkan adalah berarti salah. e. Mereka tidak mengakui adanya Ijma kesepakatan ulama Islam sebagai salah satu dasar hukum Islam, berbeda halnya dengan aliran Ahlus Sunnah wal Jama ah. Mereka baru mau menerima Ijma apabila Ijma ini direstui oleh Imam. Oleh karena itu dikalangan mereka juga tidak ada ijtihad atau penggunaan ratio/intelek dalam pengetrapan hukum Islam. Semuanya harus bersumber dari Imam. Imam adalah penjaga dan pelaksana Hukum. f. Mereka menghalalkan nikah Mut ah, yaitu nikah untuk sementara waktu, misalnya satu hari, satu minggu atau satu bulan. Nikah mut ah ini mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan nikah yang biasa kita kenal, antara lain sebagai berikut: (1) Dalam akad nikah ini harus disebutkan waktu yang dikehendaki oleh kedua belah pihak, apakah untuk satu hari atau dua hari misalnya. (2) Dalam akad nikah ini tidak diperlukan saksi, juga tidak perlu diumumkan kepada khalayak ramai. (3) Antara suani-istri tidak ada saling mewarisi. (4) Untuk memutuskan nikah ini tidak perlu pakai talak. Apabila waktu yang ditentukan sudah habis, otomatis nikah mut ah tersebut menjadi putus. (5) Iddah istri yang menjadi janda ialah 2X haid atau 45 hari bagi yang sudah tidak haid lagi. Adapun iddah karena kematian adalah sama dengan nikah biasa. g. Mereka mempunyai keyakinan bahwa imam-imam yang sudah meninggal itu akan kembali ke alam dunia pada akhir zaman untuk memberantas segala perbuatan kejahatan dan menghukum lawan-lawan golongan Syi ah. Baru sesudah Imam Mahdi datang, alam dunia ini akan kiamat. Semua itu tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. Dalam ajaran Syi ah Imamiah pikiran tak dapat berkembang, ijtihad tidak boleh. Semuanya harus menunggu dan tergantung pada imam. Antara manusia biasa dan Imam ada gap atau jarak yang menganga lebar, yang merupakan tempat subur untuk segala macam khurafat dan tahayul yang menyimpang dari ajaran Islam. 6. SEKTE SYI AH YANG EXTRIM Ajaran-ajaran dari sekte yang extrim ini dipandang telah keluar dan menyimpang dari akidahakidah Islam, antara lain, yang menganggap Ali sebagai Tuhan. Ada pula yang mengatakan bahwa sesungguhnya yang harus diangkat jadi Nabi itu adalah ali, tetapi karena kekeliruan malaikat Jibril, maka wahyu itu diserahkan kepada Muhammad. Golongan lain ada yang berpendapat bahwa Ja far Sadiq itu adalah Tuhan. Sekte ini oleh Jumhur Ulama dipandang telah keluar dari ajaran Islam. Mereka ini biasa disebut al Ghulaat artinya kelompok yang telah melampaui batas dari ajaran Islam yang benar. 7. UMAT ISLAM INDONESIA Adapun Umat Islam Indonesia adalah termasuk golongan ahlus Sunnah wal jama ah yang mempunyai pandangan yang berbeda dengan golongan Syi ah, antara lain sebagai berikut: - Memandang sahnya ke Khalifahan Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Mereka inilah yang disebut Khulafa ur-rasyidin.

- Khalifah (yang dalam golongan Syi ah dinamai Imam) adalah manusia biasa yang dapat salah dan lupa. Jadi tidak ma shum sebagaimana pandangan Syi ah. - Mengharamkan nikah mut ah. - Mengakui adanya Ijma, Qiyas dan Ijtihad dalam bentuk-bentuk lain. - Dan lain-lain pandangan yang berbeda dengan golongan Syi ah. 8. BAGAN PERBANDINGAN Untuk memperoleh gambaran yang jelas, di bawah ini diberikan daftar perbedaan antar faham Syi ah dan faham Ahlus Sunnah wal Jama ah. HAL Kedudukan Ali Kedudukan Abu Bakar, Umar dan Usman Kedudukan Kekhalifahan (Khilafah) AHLUS SUNNAH WAL SYI AH PENJELASAN JAMA AH 1. Sebagai Imam yang maksum, yaitu terjaga dari salah dan Sebagai Khalifah ke IV dan termasuk salah satu dari Khulafa Rasyidin. Sebagai Khalifah ke I, II dan III dan termasuk Khulafa Rasyidin 1. Pemimpin umat yang harus memenuhi syarat-syarat kepemimpinannya. 2. Siapapun dapat menduduki jabatan ini asal memenuhi syarat dan dengan cara yang sah. 3. termasuk masalah keduniaan dan kemashlahatan. dosa. 2. Memiliki sifat-sifat Ketuhanan, dan mempunyai kedudukan di atas manusia. 1. Kekhalifahannya tidak sah, karena menyerobot dari pemiliknya yang sah yaitu Ali. 2. Mengingkari dan mengutuk kedua beliau itu. 1. Khalifah atau lebih tepat Imam harus keturunan Ali dan bersifat maksum. 2. Mempunyai sifat-sifat Ketuhanan. 3. Kedudukannya lebih tinggi dari manusia biasa, sebagai perantara antara Tuhan dan manusia. 4. Termasuk masalah keagamaan dan menyangkut keimanan (Rukun Iman). 5. Sebagai penjaga dan Tidak terdapat dalam ajaran Islam. Pengingkaran dan pengutukan disini menurut golongan Syi ah termasuk soal prinsip yang harus dilakukan. Ahlus Sunnah berpendapat orang tak boleh mengutuk saudara seagamanya.

pelaksana syari at. 6. Apapun yang dikatakan atau diperbuat dianggap benar, dan yang dilarang dianggap salah. 1. Tidak ada Ijma. Ijma dalam pengertian biasa berarti memasukkan unsur pemikiran manusia Ijma Sebagai sumber hukum ketiga. dalam agama, dan itu tidak boleh. 2. Ijma hanya dapat diterima apabila direstui oleh Imam, karena Imam adalah penjaga dan pelaksana Syari at. Hadits 1. Sebagai sumber hukum kedua 2. Dapat diterima bila diriwayatkan oleh orang yang terjamin integritasnya, apapun golongannya. Penerimaan hadits dilakukan secara diskriminatif. Hanya hadits yang diriwayatkan oleh Ulama Syi ah saja yang diterima. Golongan Syi ah bersikap diskriminatif. Golongan Ahlus Sunnah bersikap terbuka. 1. Mengakui adanya Ijtihas Ijtihad sebagai dianjurkan oleh Qur an dan Hadits. 2. Ijtihad adalah sarana pengembangan hukum dalam bidang-bidang Ijtihad tidak diperkenankan karena segala sesuatu harus bersumber dan tergantung Imam. Kekuasaan Imam menurut Syi ah bersifat religius otoriter. keduniaan. Ahlus Sunnah memandang Nikah Mut ah 1. Tidak boleh. 2. Dipandang sebagai menyerupai perzinahan. 3. Dipandang merendahkan derajat wanita. 4. Mentelantarkan anak/keturunan. Dihalalkan dan dilaksanakan serta merupakan identitas dari golongan Syi ah Imamiah. nikah Mut ah mengandung segi-segi negatif pada masyarakat. Golongan Syi ah berorientasi kepada kepentingan dan kesenangan pribadi. Bahan Bacaan

1. Ashlus Syi ah wa Ushuluha Kasyiful Githa. 2. Dhuhal Islam Dr. Ahmad Amin 3. Al Islam ala Dhau-it Tasyayyu Syeikh Husein al Khurasani 4. Al Kafi al-kulini 5. Encyclopaedia of Islam Cetakan & Luzac 1927 6. Fathul Qadir al-syaukani (Lampiran dari buku Apa Itu Syi ah? Oleh Prof. Dr. H.M. Rasyidi, Diterbitkan oleh Penerbit Media Da wah, Jl. Kramat Raya 45, Jakarta Pusat, Cetakan Pertama 1404 / 1984)