NERACA BAHAN BAKAR BATUBARA SAMPAI DENGAN TAHUN 2040

dokumen-dokumen yang mirip
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Prospek dan Tantangan Batubara Indonesia

KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Cara Pemesanan: Customer Support: Spesifikasi: Harga : Rp

KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA

Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN DAN PROSPEK PENGELOLAAN BATU BARA DI INDONESIA

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TENTANG PENINGKATAN NILAI TAMBAH BATUBARA MELALUI KEGIATAN PENGOLAHAN BATUBARA

REPUBLIK INDONESIA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN HILIRISASI INDUSTRI DALAM RANGKA MENCAPAI TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI NASIONAL

KEBIJAKAN PENGELOLAAN BATUBARA

CAPAIAN SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA SEMESTER I/2017

2 Penetapan Harga Batubara Untuk Pembangkit Listrik Mulut Tambang; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Re

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

TINJAUAN KRITIS TERHADAP KEBIJAKAN BATUBARA NASIONAL (KBN) Oleh: Jeffrey Mulyono Ketua Umum APBI-ICMA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Mineral. Batubara. Kebutuhan. Berjualan. Harga. Patokan. Pemasokan.

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

n.a n.a

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEYNOTE SPEECH BIMBINGAN TEKNIS REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

BAB I PENDAHULUAN Kondisi umum Tujuan dan Sasaran Strategi 1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara

IV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian ESDM. Alokasi. Pemanfaatan. Gas Bumi.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lem

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009

2 Dalam rangka pembangunan nasional khususnya pembangunan industri pengolahan dan pemurnian dalam negeri yang memerlukan investasi besar, perlu diberi

DUKUNGAN PENYEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERBA

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Hilirisasi Pembangunan Industri Berbasis Migas dan Batubara. Direktorat Industri Kimia Hulu Ditjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka 17 Februari 2016

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Apabila ada tanggapan terhadap draft ini mohon dikirimkan ke:

Bedah Permen ESDM No. 7 Tahun Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral

Kewenangan Pengelolaan FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

KEBIJAKAN SUB SEKTOR MINERBA DI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PEMANFAATAN LOW RANK COAL UNTUK SEKTOR KETENAGA LISTRIKAN

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

Kontribusi Ekonomi Nasional Industri Ekstraktif *) Sekretariat EITI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HARAPAN PELAKU USAHA KEPADA PEMERINTAH BARU

PENGEMBANGAN PENGUSAHAAN GAS SINTESIS BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKU PUPUK. Sujarwo

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya

MENTERI ENERGI DAN SUMBER CAVA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

KEMAKMURAN, PENYELAMATAN SDA UNTUK KESEJAHTERAAN BERSAMA: PRAKTIK BAIK DAN AKSI KOLEKTIF

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis

IV. GAMBARAN UMUM. panas yang berlangsung sangat lama. Proses pembentukan (coalification)

RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI ENERGI DAN SUMSER DAYA MINERAL REPUBLlK INDONESIA

PEMERINTAH DIGUGAT PERUSAHAAN TAMBANG INDIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA

PENGESAHAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) PT PLN (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. Hasil tambang baik mineral maupun batubara merupakan sumber

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. PPM. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pemanfaatan cadangan..., Mudi Kasmudi, FT UI, 2010.

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

PENDAHULUAN Latar Belakang

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

Pembangunan Infrastruktur peranan sektor swasta

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RENCANA TATA RUANG DAN WILAYAH SEKTOR ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BAB I PENGANTAR. Tabel I. Produsen Batu Bara Terbesar di Dunia. 1. Cina Mt. 2. Amerika Serikat Mt. 3. Indonesia 281.

OBJEK VITAL NASIONAL SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

Pengertian. Istilah bahasa inggris ; Mining law.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 LEMBAR PENGESAHAN 2 LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS.. 3 KATA PENGANTAR. 4 ABSTRACK... 7 INTISARI 8 DAFTAR ISI...

Paparan Publik PT ABM Investama Tbk

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

- 4 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA

1. PENDAHULUAN. Indocement. Bosowa Maros Semen Tonasa. Semen Kupang

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Materi Paparan Menteri ESDM

POTENSI BISNIS ENERGI BARU TERBARUKAN

2 Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 T

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kal

POKOK-POKOK PENGATURAN PEMANFAATAN BATUBARA UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DAN PEMBELIAN KELEBIHAN TENAGA LISTRIK (Permen ESDM No.

Transkripsi:

NERACA BAHAN BAKAR BATUBARA SAMPAI DENGAN TAHUN 2040 Oleh : M. Taswin Kepala Subdirektorat Perencanaan Produksi dan Pemanfaatan Mineral dan Batubara Jakarta, 23 Juni 2016 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. KONDISI SAAT INI III. KEBIJAKAN PENGENDALIAN PRODUKSI BATUBARA DAN DOMESTIC MARKET OBLIGATION IV. NERACA SUMBER DAYA DAN CADANGAN BATUBARA V. PENUTUP

I. DASAR HUKUM

DASAR HUKUM (1) 1. Pasal 33 UUD 1945 Ayat (3): Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 2. UU No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara : a. Pasal 5 ayat (1) : Untuk kepentingan nasional, Pemerintah setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dapat menetapkan kebijakan pengutamaan mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri. b. Pasal 3 huruf c : Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan, tujuan pengelolaan mineral dan batubara adalah: c. menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku dan/atau sebagai sumber energi untuk kebutuhan dalam negeri; kegiatan usaha pertambangan secara berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing. c. Pasal 103 ayat (1) : Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri.

DASAR HUKUM (2) 3. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, Pasal 84 ayat (1): Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi harus mengutamakan kebutuhan mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri. 4. Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional. 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 2019. 6. Peraturan Menteri ESDM No. 34 Tahun 2009 Tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri. 7. Peraturan Menteri ESDM No. 13 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian ESDM Tahun 2015 2019.

BAURAN ENERGI NASIONAL S.D. TAHUN 2050 (PP 79 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL) Crude Oil Natural Gas Coal NRE 2025 2050 22% 30% 25% 23% 24% 25% 20% 31% 380 mtoe 980 mtoe Total Primary EC 400 mtoe PP Capacity 115 GW 1.4 toe/capita 2500 KWh/capita Total Primary EC 1000 mtoe PP Capacity 430 GW 3.2 toe/capita 7000 KWh/capita

(PP 79 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL) Kebijakan energi nasional merupakan kebijakan pengelolaan energi yang berdasarkan prinsi keadlian, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna terciptanya kemandirian energi dan ketahanan energi nasional.y Kebijakan Utama dalam Kebijakan Energi Nasional yaitu: 1. Ketersediaan Energi untuk kebutuhan nasional; 2. Prioritas pengembangan energi; 3. Pemanfaatan sumber daya energi nasional; 4. Cadangan energi nasional.

II. KONDISI SAAT INI

SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA INDONESIA Berdasarkan BP Statistical Review of World Energy 2014 : Cadangan Batubara Indonesia Sebesar 3,1% Dari Total Cadangan Batubara Dunia 3,4% 3,8% 3,8% 4,5% 3,1% 26,6% 6,8% 8,6% Cadangan dunia (%) 17,6% Catatan : Kualitas berdasarkan kelas nilai kalori (Keppres No. 13 Tahun 2000 diperbaharui dengan PP No. 45 Tahun 2003) a. Kalori Rendah < 5100 kal/gr b. Kalori Sedang 5100-6100 kal/gr c. Kalori Tinggi > 6100-7100 kal/gr d. Kalori sangat Tinggi > 7100 kal/gr Sumber: Badan Geologi KESDM, Updated per Januari 2015 12,8% US China India Ukraina Afrika Selatan Rusia Federation Australia Jerman Polandia Indonesia Sumber : BP Statistical Review of World Energy, June 2015

Axis Title PERKEMBANGAN SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA INDONESIA PERKEMBANGAN SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA INDONESIA 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Sumberdaya Sumberdaya Sumberdaya Total Sumberdaya Cadangan Tekira Cadangan Terbukti Total Cadangan Tereka Terunjuk Terukur (Milyar Ton) (Milyar Ton) 2008 35,20 13,66 20,91 69,77 13,25 5,46 18,71 2009 32,15 15,74 22,25 70,14 13,25 5,53 18,78 2010 32,20 15,81 22,29 70,30 15,60 5,53 21,13 2011 35,63 27,06 24,10 86,79 17,76 10,26 28,02 2012 35,41 26,40 24,69 86,50 19,36 9,62 28,98 2013 32,08 29,44 39,45 100,97 22,46 8,90 31,36 2014 36,51 29,31 39,52 105,34 23,34 9,04 32,38 Pertumbuhan sumberdaya batubara sekitar 7% per tahun Pertumbuhan cadangan batubara sekitar 10% per tahun Sumber: Badan Geologi KESDM, Updated per Januari 2015

REALISASI PRODUKSI DAN PEMASARAN BATUBARA NASIONAL TAHUN 2000-2015 Juta Ton Realisasi Produksi dan Penjualan Batubara Tahun 2000-2015 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Produksi (Juta Ton) 76 93 103 114 131 154 194 217 240 254 280 353 412 474 458 461 Domestik (Juta Ton) 22 27 29 31 36 51 52 54 53 56 65 66 67 72 76 87 Ekspor (Juta Ton) 54 66 74 83 95 103 142 163 187 198 215 287 345 402 382 366 Pertumbuhan Kebutuhan Domestik Batubara dari tahun 2000-2015 sebesar 10 % Sumber : Ditjen Minerba, Mei 2016

III. KEBIJAKAN PENGENDALIAN PRODUKSI BATUBARA DAN DOMESTIC MARKET OBLIGATION

TUJUAN PENGENDALIAN PRODUKSI Pengendalian produksi mineral dan batubara bertujuan untuk: a. Menjamin ketahanan energi nasional b. Memenuhi daya dukung lingkungan c. Melakukan konservasi sumber daya mineral dan batubara d. Mengendalikan harga mineral dan batubara nasional Perencanaan jumlah produksi mineral dan batubara dilakukan dengan mempertimbangkan: a. Prinsip transparansi, partisipatif dan bertanggung jawab b. Pengutamaan kepentingan nasional dalam rangka menjamin pasokan kebutuhan batubara sebagai bahan baku dan/atau sumber energi dalam negeri untuk jangka waktu 50 tahun c. Sumberdaya dan cadangan mineral dan batubara d. Data rencana dan realisasi produksi mineral dan batubara dari pemegang IUP Operasi Produksi mineral dan Batubara, IUPK Operasi Produksi mineral dan batubara, dan Perjanjian Karya Pengusahaan Batubara dan Kontrak Karya e. Data rencana dan realisasi kebutuhan batubara dalam negeri

KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA Kondisi yang Diharapkan (Tantangan) Kondisi saat ini 1. Sumber daya dan cadangan tersebar dan jumlahnya terbatas 2. Kebutuhan domestik meningkat 3. Pengolahan dan Pemurnian terbatas 4. Infrastruktur terbatas 5. Investasi belum memadai 6. Keahlian SDM masih terbatas 7. Kemampuan teknologi terbatas 1. Tercapainya pelaksanaan good mining practice 2. Tercapainya peningkatan produksi, penjualan investasi dan penerimaan negara 3. Terlaksananya peningkatan nilai tambah mineral dan batubara 1. Kaitan industri hulu dan hillir mineral nasional yang terjalin dengan kokoh 2. Industri nilai tambah produk pertambangan nasional berkontribusi pada perekonomian nasional 3. Kemampuan teknologi industri nilai tambah sudah kuat dan kokoh 4. Kemampuan SDM sudah berkembang dan menguasai teknologi (kemandirian teknologi). 2011 2011-2015 2015-2025 FOKUS SAAT INI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KEBIJAKAN: 1. Melaksanakan prioritas pemenuhan batubara untuk kebutuhan dalam negeri 2. Memberikan kepastian dan transparansi didalam kegiatan pertambangan (regulasi pendukung UU Minerba, sanksi pelanggaran ketentuan, dll) 3. Melaksanakan peningkatan pengawasan dan pembinaan 4. Mendorong peningkatan investasi dan penerimaan negara 5. Mendorong pengembangan nilai tambah produk komoditi hasil tambang (a.l. pengolahan, pemurnian, local content, local expenditure, tenaga kerja dan CSR) 6. Mempertahankan kelestarian lingkungan melalui pengelolaan lingkungan, reklamasi dan pascatambang UU No.4/2009 dan Peraturan Pendukungnya

ARAH KEBIJAKAN BATUBARA KEDEPAN 1 Melaksanakan prioritas pemenuhan batubara untuk kebutuhan dalam negeri 2 ARAH KEBIJAKAN 5 3 4 Memberikan kepastian dan transparansi didalam kegiatan pertambangan (regulasi pendukung UU Minerba, sanksi pelanggaran ketentuan, dll) Melaksanakan peningkatan pengawasan dan pembinaan Mendorong peningkatan investasi dan penerimaan negara Mendorong pengembangan nilai tambah produk komoditi hasil tambang (a.l. local content, local expenditure, tenaga kerja dan CSR) 6 Mempertahankan kelestarian lingkungan melalui pengelolaan dan pemantauan lingkungan, termasuk reklamasi dan pascatambang)

ARAH KEBIJAKAN PEMANFAATAN BATUBARA 16 1. Prioritas batubara sebagai sumber energi 2. Konservasi dan pertambangan sesuai kaidah yang baik dengan memperhatikan lingkungan hidup 3. Peningkatan kegiatan eksplorasi batubara untuk tambang terbuka dan tambang bawah tanah. 4. Peningkatan peran batubara dalam bauran energi nasional 5. Jaminan pasokan batubara untuk kebutuhan dalam negeri 6. Pembuatan cadangan penyangga batubara dalam bentuk pencadangan negara maupun dalam stockpile. 7. Pembangunan infrastruktur batubara mendukung jaminan pasokan dan cadangan penyangga batubara 8. Peningkatan nilai tambah batubara untuk gasifikasi dan likuifaksi. 9. Penetapan Harga Patokan Batubara terutama untuk penggunaan batubara di dalam negeri. 10. Peningkatan kemampuan teknologi penambangan dan pemanfaatan batubara. 11. Alokasi penggunaan batubara yang optimal disesuaikan dengan kualitas dan lokasi sumber daya batubara.

KEGIATAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH BATUBARA DIRECT USE Power Plant Industry LIQUEFACTION Liquid COAL CONVERSION GASIFICATION Gas Chemical Feedstock COKES ACTIVE CARBON LOW RANK COAL COAL SLURRY UPGRADING Clean Coal Technology High Rank Coal 17

IV. NERACA SUMBER DAYA DAN CADANGAN BATUBARA

Juta Ton RENCANA PRODUKSI BATUBARA NASIONAL BERDASARKAN RPJMN 2015-2019 (PERPRES NO. 2 TAHUN 2015) Produksi, Domestik, dan Ekspor Batubara Tahun 2015-2019 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Produksi (Juta Ton) Domestik (Juta Ton) Ekspor (Juta Ton) 2015 2016 2017 2018 2019 425 419 413 406 400 102 111 121 131 240 323 308 292 275 160 Rencana Produksi Batubara Nasional Berdasarkan RPJMN Tahun 2015-2019 (Perpres No. 2 Tahun 2015): Rencana Produksi di Tahun 2015 sebesar 425 Juta Ton dan menurun menjadi 400 Juta Ton di Tahun 2019 Persentase Domestik terhadap Produksi Batubara Nasional Tahun 2015 sebesar 24% dan meningkat menjadi 60% di Tahun 2019

KETERSEDIAAN CADANGAN TERHADAP PRODUKSI BATUBARA NASIONAL (SKEMA 1) Asumsi : 1 Rencana produksi di tahun 2015 sebesar 425 juta ton dan Tahun 2019 sebesar 400 juta ton 2 Rencana domestik tahun 2015 sebesar 102 juta ton dan tahun 2019 sebesar 240 juta ton 3 Setelah Tahun 2019 produksi batubara diasumsikan tetap sebesar 400 juta ton 4 Cadangan berasal dari Badan geologi, update data per-januari 2015 5 Cadangan sebesar 32,38 milyar ton 6 Tidak ada penambahan cadangan baru 7 Cadangan habis di tahun 2096 (80 tahun)

Juta Ton KETERSEDIAAN CADANGAN TERHADAP PRODUKSI BATUBARA NASIONAL (SKEMA 2) 35000 Produksi vs cadangan 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0-5000 Produksi (juta ton) Cadangan (juta ton) 2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2029 2031 2033 2035 2037 2039 2041 2043 2045 2047 2049 2051 2053 2055 2057 2058 2059 2061 2063 2065 2067 2069 2071 2073 2075 2077 425 413 400 408 416 425 433 442 451 460 469 478 488 498 508 518 529 539 550 561 572 584 590 596 608 620 632 645 658 671 685 698 712 32384 31552 30746 29934 29106 28261 27399 26519 25622 24707 23774 22822 21850 20859 19849 18818 17766 16693 15598 14482 13343 12181 11591 10996 9787 8554 7295 6012 4703 3367 2005 615-802 Asumsi : 1 Rencana produksi di tahun 2015 sebesar 425 juta ton dan Tahun 2019 sebesar 400 juta ton 2 Rencana domestik tahun 2015 sebesar 102 juta ton dan tahun 2019 sebesar 240 juta ton 3 Setelah Tahun 2019 produksi batubara diasumsikan naik 1% 4 Cadangan berasal dari Badan geologi, update data per-januari 2015 5 Cadangan sebesar 32,38 milyar ton 6 Tidak ada penambahan cadangan baru 7 Cadangan habis di tahun 2075 (59 tahun)

Produksi Batubara Nasional (Juta Ton) RENCANA PRODUKSI BATUBARA TERHADAP KEBUTUHAN DOMESTIK DAN EKSPOR # OPSI 1 ASUMSI PERTUMBUHAN KEBUTUHAN BATUBARA DOMESTIK 5 % 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 Produksi (Juta Ton) 425 419 413 406 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 Domestik (Juta Ton) 102 111 121 131 240 252 265 278 292 306 322 338 355 372 391 400 Ekspor (Juta Ton) 323 308 292 275 160 148 135 122 108 94 78 62 45 28 9 0 Keterangan: Produksi batubara Tahun 2015 2019 mengikuti RPJMN (Perpres No.2 Tahun2015) Asumsi Kapasitas Produksi Batubara Nasional setelah Tahun 2019 konstan sebesar 400 Juta Ton Asumsi Pertumbuhan Kebutuhan Batubara domestik naik sebesar 5% dari tahun 2019 maka pada tahun 2030 Produksi Batubara Nasional digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan domestik (tidak ada ekspor Batubara)

Produksi Batubara Nasional ( Juta Ton) RENCANA PRODUKSI BATUBARA TERHADAP KEBUTUHAN DOMESTIK DAN EKSPOR # OPSI 2 ASUMSI PERTUMBUHAN KEBUTUHAN BATUBARA DOMESTIK 10 % 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Produksi (Juta Ton) 425 419 413 406 400 400 400 400 400 400 400 Domestik (Juta Ton) 102 111 121 131 240 264 290 319 351 387 400 Ekspor (Juta Ton) 323 308 292 275 160 136 110 81 49 13 0 Keterangan: Produksi batubara Tahun 2015 2019 mengikuti RPJMN (Perpres No.2 Tahun2015) Asumsi Kapasitas Produksi Batubara Nasional setelah Tahun 2019 konstan sebesar 400 Juta Ton Asumsi Pertumbuhan Kebutuhan Batubara domestik naik sebesar 10% dari tahun 2019 maka pada tahun 2025 Produksi Batubara Nasional digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan domestik (tidak ada ekspor Batubara)

Produksi Batubara Nasional (Juta Ton) RENCANA PRODUKSI BATUBARA TERHADAP KEBUTUHAN DOMESTIK DAN EKSPOR # OPSI 3 ASUMSI PERTUMBUHAN KEBUTUHAN BATUBARA DOMESTIK 15 % 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 Produksi (Juta Ton) 425 419 413 406 400 400 400 400 400 Domestik (Juta Ton) 102 111 121 131 240 276 317 365 400 Ekspor (Juta Ton) 323 308 292 275 160 124 83 35 0 Keterangan: Produksi batubara Tahun 2015 2019 mengikuti RPJMN (Perpres No.2 Tahun2015) Asumsi Kapasitas Produksi Batubara Nasional setelah Tahun 2019 konstan sebesar 400 Juta Ton Asumsi Pertumbuhan Kebutuhan Batubara domestik naik sebesar 15% dari tahun 2019 maka pada tahun 2023 Produksi Batubara Nasional digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan domestik (tidak ada ekspor Batubara)

Rencana Kebutuhan Batubara Dalam Negeri Tahun 2016 Berdasarkan Pengguna Batubara No End User Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Kualitas (Kkal/Kg) 1 PLTU 82.616.643 90.251.159 104.121.367 147.867.867 179.443.629 A. PLTU Sudah Operasi Milik PLN 44.692.082 44.692.082 44.692.082 44.692.082 44.692.082 B. PLTU Sudah Operasi IPP 16.435.224 16.435.224 16.435.224 16.435.224 16.435.224 C. Program PLTU 35 GW 13.956.958 16.825.463 23.847.961 58.792.149 82.371.331 D. PLTU FTP 2.868.661 6.006.887 12.610.000 21.362.072 29.365.602 3500-6000 E. PLTU Sewa 2.846.667 4.338.057 4.466.172 4.515.447 4.515.447 F. PLTGB 73.584 73.584 73.584 73.584 73.584 G. PLTU Pomala (PT. Antam) 294.592 380.184 380.184 380.184 380.184 380.184 4.100 H. PT. Freeport Indonesia 814.888 819.000 819.000 819.000 819.000 819.000 5.800 F. PT. Newmont Nusa Tenggara 543.987 545.678 547.160 548.125 541.175 518.394 4502-4756 H. PT. Kalimantan Prima Coal 90.000 135.000 250.000 250.000 250.000 2 METALURGI 905.000 1.060.990 1.108.960 1.205.236 1.238.304 220.000 A. Meratus Jaya Iron & Steel 240.000 240.000 240.000 240.000 B. PT. Antam 165.000 220.000 220.000 192.000 220.000 220.000 6.600 C. PT. Vale 500.000 600.990 648.960 773.236 1.018.304 > 5700 3 PUPUK 1.305.200 1.625.200 1.665.200 1.665.200 1.804.720 A. PT Pupuk Sriwijaya 180.000 500.000 540.000 540.000 560.000 925.000 a.1 Bahan Bakar Boiler 180.000 500.000 540.000 540.000 560.000 925.000 5.000 B. PT Pupuk Iskandar Muda - - 450.000 560.000 b.1 Power Plant - - 450.000 560.000 4350 (ar) C. PT Pupuk Kujang Cikampek - - 450.000 560.000 c.1 Power Plant - - 450.000 560.000 4350 (ar) D. PT Petrokimia Gresik 475.200 475.200 475.200 475.200 594.720 d.1 Power Plant 475.200 475.200 475.200 475.200 594.720 4910 (ar) E. PT Pupuk Kalimantan Timur 650.000 650.000 650.000 650.000 650.000 e.1 Bahan Bakar Boiler 650.000 650.000 650.000 650.000 650.000 5.400 - - 990.000 1.980.000 4200 (ar) 4 SEMEN 13.915.426 16.483.820 18.385.996 18.738.247 12.109.471 A. PT. Semen Holcim 1.850.000 1.850.000 1.850.000 1.850.000 4.100 B. PT. Semen Indonesia 5.908.426 6.805.820 7.414.996 7.642.247 2.703.471 3.064.087 b.1 Semen Padang 1.218.000 1.680.000 1.705.200 1.722.000 751.798 1.036.963 1.052.517 1.062.887 4900-5599 466.202 643.037 652.683 659.113 5600-6499 b.2 Semen Tonasa 2.098.632 2.072.560 2.096.183 2.108.863 2.703.471 3.064.087 5300-6500 b.3 Semen Gresik 2.591.794 3.053.260 3.152.146 3.251.032 > 5700 b.4 Lokasi Lain (Pengembangan Pabrik Semen) - - 461.467 560.353 C. PT. Indocement Tunggal Prakarsa 1.950.000 2.553.000 2.770.000 2.850.000 2.920.000 3.000.000 6.200 D. PT. Semen Baturaja 207.000 216.000 198.000 198.000 216.000 6300 59.000 153.000 198.000 270.000 5500 d. Semen Lainnya 4.000.000 5.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 5 TEKSTIL 2.390.000 2.590.000 2.790.000 3.020.000 6 KERTAS 173.000 61.600 10.000 10.000 10.000 A. CV Hasil Alam Indonesia 43.000 51.600 6.000 B. PT.Inkatama R 120.000 5.500 C. PT. Graha Cemerlang Paper Utama 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 6.400 7 BRIKET 25.000 26.000 27.000 28.000 29.000 > 3500 Total RPJMN Selisih 101.330.269 112.098.769 128.108.523 172.534.550 194.635.124 220.000 111.000.000 121.000.000 131.000.000 240.000.000 (9.669.731) (8.901.231) (2.891.477) (67.465.450) 1. PLTU A. PLTU Berdasarkan data yang disampaikan KDIVBAT B. PLTU PT. NNT berdasarkan data yang disampaikan C. PLTU PT. Antam (Pomala) berdasarkan data yang disampaikan 2. METALURGI A, PT. Meratus Jaya Iron berdasarkan data yang disampaikan B. PT. Antam berdasarkan data yang disampaikan C. PT. Vale berdasarkan data yang disampaikan 3. PUPUK Pupuk Indonesia (PT. Pusri, PT. PIM, PT. PKC, PT. PG, PT. PKT Bontang) berdasarkan data yang disampaikan 4. SEMEN A. PT. Semen Holcim berdasarkan data yang disampaikan B. PT. Semen Indonesia berdasarkan data yang disampaikan C. PT. Baturaja berdasarkan data yang disampaikan 5. TEKSTIL berdasarkan data sebelumnya, dengan asumsi naik 8% pertahun 6. PULP And PAPER berdasarkan data yang disampaikan 7. BRIKET berdasarkan data AUBI *Data Update 23/05/2016

V. PENUTUP

Penutup Kebijakan yang diperlukan untuk ketahanan batubara nasional diantaranya : 1. Menerapkan kebijakan pembatasan ekspor batubara secara bertahap. 2. Mengoptimalkan pemanfaatan batubara untuk keperluan dalam negeri seperti PLTU. 3. Mengembangkan infrastruktur industri batubara nasional. 4. Mewujudkan pasar batubara melalui pengaturan harga batubara dalam negeri. 5. Menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan pada industri pertambangan batubara. 6. Meningkatkan eksplorasi sumberdaya dan cadangan batubara. 7. Mengatur secara khusus pemanfaatan batubara sesuai kualitas. 8. Pengawasan terhadap kegiatan penambangan batubara (kegiatan operasi produksi, pengangkutan, pemasaran, eksplorasi dan penggunaan bahan bakar).

www.minerba.esdm.go.id