BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelaku-pelaku dalam pengadaan paprika,

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 18. Denah Lokasi PT Momenta Agrikultura, Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang

RIWAYAT HIDUP ABSTRAK ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah:

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

PENDAHULUAN. dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan hortikultura juga

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS

BAB III METODE KAJIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

BAB 3 METODE PENELITIAN

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

ANALISIS RANTAI PASOK SEMEN DI PAPUA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengkaji tentang perbedaan penetapan Pajak Penghasilan

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Konsep dan Variabel Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di

BAB II LANDASAN TEORI

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

IMPLEMENTASI METODE AHP UNTUK REKOMENDASI TEMPAT KOST PADA APLIKASI KOST ONLINE

Pertemuan 5. Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele.

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian seperti saat ini, kenyataannya bahwa banyak

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

III. METODE PENELITIAN

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat

PENERAPAN METODE ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) PADA PEMILIHAN WISATA PANTAI UNTUK DIKEMBANGKAN DI GUNUNG KIDUL

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

III. METODOLOGI PENELITIAN

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini antara lain adalah sistem pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelakupelaku dalam pengadaan paprika, pola kemitraan dengan pemasok, proses pembelian paprika, evaluasi pemasok, dan menentukan strategi peningkatan konsistensi pasokan. Objek yang akan diteliti memiliki batasan tertentu yang melibatkan petani pemasok, dan staf PT Momenta Agrikultura. Penelitian dilakukan di PT Momenta Agrikultura wilayah Bandung yaitu salah satu pemasok sayuran dan buahbuahan yang berada di Jalan Kayuambon No.1 Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini juga dilakukan di sentra produksi paprika yang berada di Desa Pasir Langu dan Tugu Mukti, karena di daerah tersebut terdapat pemasok yang secara rutin mengirimkan paprika ke PT Momenta Agrikultura. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan secara sengaja (puposive) dengan pertimbangan bahwa PT Momenta Agrikultura merupakan pemasok sayuran yang sudah cukup berpengalaman sebagai pemasok sayuran yang bernilai jual tinggi. 3.2 Desain dan Teknik Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian kualitatif dapat dipandang sebagai penelitian partisipatif yang desain penelitiannya memiliki sifat fleksibel atau dimungkinkan untuk diubah guna menyesuaikan dari 41

42 rencana yang telah dibuat, dengan gejala yang ada pada tempat penelitian yang sebenarnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus (case study). Menurut Maxfield dalam Nazir (1998) studi kasus adalah penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifatsifat serta karakterkarakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu yang kemudian dari sifatsifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara langsung terhadap objek penelitian serta wawancara terhadap informan yang terkait dengan pasokan barang dalam manajemen pengadaan komoditas paprika. 3.3 Definisi dan Operasionalisasi Variabel Penjelasan dari variabelvariabel yang dioperasionalkan adalah sebagai berikut : 1. Pelaku rantai pasok adalah pelaku usaha dalam mendistribusikan produk/jasa dari produsen sampai ke konsumen. Pelaku usaha dalam penelitian ini adalah pelaku usaha agribisnis yang terdiri dari petani pemasok, dan PT Momenta Agrikultura. 2. Manajemen pengadaan adalah sistem penyediaan input, berupa barang maupun jasa, yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi maupun kegiatan lain dalam perusahaan.

43 3. Bentuk kemitraan adalah melakukan proses kerjasama antar pelaku usaha dalam berbagai pola, dari yang sangat informal, dari yang membentuk kelompok kecil sampai organisasi yang kompleks. 4. Klasifikasi Pemasok 5. Proses pembelian adalah proses mengadakan material pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat. 6. Aliran informasi adalah jaringan yang didalamnya terdapat proses dan sistem elektronik, sehingga memungkinkan suatu proses pertukaran informasi yang terstruktur. 7. Aliran barang adalah jaringan atau proses aliran barang dari produsen ke konsumen dengan urutan kegiatan yang tertata rapi untuk meraih efisiensi proses pemasaran. 8. Aliran uang adalah jaringan yang didalamnya terdapat pergerakan arus uang antara seluruh pelaku jaringan rantai pasok. 9. Evaluasi kinerja pemasok merupakan analisis dan interpretasi keberhasilan atau kegagalan pencapaian kinerja pemasok dalam memasok suatu produk. 10. Kualitas adalah derajat kesesuain terhadap standar atau karakteristik langsung dari paprika. 11. Kuantitas adalah banyaknya paprika dalam setiap pengiriman. 12. Kontinuitas adalah kelangsungan atau kesinambungan pengiriman paprika. 13. Loyalitas pemasok adalah kesetiaan pemasok dalam memenuhi kebutuhan paprika.

44 Tabel 7. Operasionalisasi Variabel Konsep Variabel Subvariabel Indikator Satuan Jumlah pelaku Pelaku rantai Petani pemasok pengadaan PT Momenta Agrikultura Jumlah Banyaknya paprika dalam Kg/ pasokan setiap pengiriman minggu Harga paprika Harga jual dari petani Rp/Kg Harga jual dari perusahaan Usia kemitraan Lamanya menjalin Tahun kerjasama Hak perusahaan Bentuk Hak petani pemasok Kemitraan Kewajiban perusahaan Kewajiban petani Manajemen Pengadaan Paprika Cara Pembayaran Klasifikasi pemasok Tata cara dan ketentuan pembayaran pemasok Tempo / tunai waktu pembayaran Rp/ Tingkat kepentingan produk yang dipasok Ketersediaan substitusi Tinggi/rendahnya nilai produk Aliran informasi Mekanisme aliran informasi dua arah dari tingkat petani pemasok sampai ke ritel modern dan sebaliknya minggu Pembelian dan Pengadaan Aliran barang Mekanisme aliran barang dari tingkat petani pemasok sampai ke ritel modern Aliran uang Mekanisme aliran uang dari ritel modern sampai ke petani pemasok Tujuan Pemilihan pemasok terbaik Evaluasi kinerja pemasok Kriteria Kualitas Kuantitas Warna Ukuran Berat Standar mutu Jumlah pengiriman sesuai permintaan Cm Gram Kg/ minggu

45 Tabel 7. Operasionalisasi Variabel (Lanjutan) Konsep Variabel Subvariabel Indikator Satuan Kontinuitas Intensitas pengiriman Hari/ Minggu Loyalitas Kesetiaan pemasok terhadap perusahaan Strategi Peningkatan Kinerja Rantai Pasok Paprika Pemilihan alternatif Nilai bobot yang paling besar berdasarkan nilai ANP 3.4 Sumber Data atau Informasi dan Cara Penentuannya 1. Data Primer Menurut Sugiyono (2011), sumber data primer dapat didefinisikan sebagai sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data diambil dari kegiatan observasi di lapangan selama periode penelitian dilakukan. Responden dipilih dengan teknik pengambilan sampel secara sengaja (purposive sampling method). Responden atau informan yang dipilih berasal dari pihak PT Momenta Agrikultura dan petani pemasok paprika ke PT Momenta Agrikultura. Alasan pemilihan informan tersebut disebabkan informan yang dipilih dianggap mengetahui informasi mengenai faktor yang menyebabkan adanya ketidakkonsistensian pasokan dalam pengelolaan pengadaan pada perusahaan serta mengetahui kondisi perusahaan pada saat ini secara menyeluruh. Sumber dari data primer dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Staf PT Momenta Agrikultura a. Bagian Sourcing b. Bagian Packing House c. Bagian Supervisor

46 2) Pihak Pemasok a. Petani pemasok b. Ketua kelompok tani 2. Data Sekunder Menurut Sugiyono (2011), sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder diperlukan dalam penelitian ini sebagai data penunjang yang diperoleh melalui studi kepustakaan meliputi data dan informasi melalui bukubuku, internet, laporan penelitian, dan tulisantulisan yang berhubungan dengan topik penelitian dan dokumen tertulis atau laporan dari instansi terkait. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data/informasi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Observasi langsung atau pengamatan langsung, yaitu dengan melaksanakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dalam hal ini adalah PT Momenta Agrikultura. 2. Wawancara, yaitu tanya jawab secara langsung kepada objek penelitian melalui interview terhadap orangorang yang mewakili pihak perusahaan PT Momenta Agrikultura, pemasok dan petani paprika dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan penulis sebelumnya. 3. Studi pustaka, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan literatur kepustakaan, fasilitas internet dan data dari lembaga ataupun instansi yang

47 berhubungan dengan objek penelitian. Studi pustaka digunakan untuk menunjang hipotesahipotesa mengenai penelitian yang akan dilakukan. 3.6 Rancangan Analisis Data Analisis data merupakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang mudah dibaca dan diintrepretasikan. Analisis data dilakukan untuk mengetahui manajemen pengadaan paprika dan konsistensi pasokan, serta kinerja pemasok dalam rantai pasokan pada PT Momenta Agrikultura. Rancangan analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Rancangan analisis yang digunakan untuk identifikasi masalah pertama mengenai manajemen pengadaan paprika di PT Momenta Agrikultura adalah dengan menggunakan analisis deskriptif dengan flowchart system. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 1983). Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat suatu gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai faktafakta, sifatsifat, serta hubungan antar fenomena dari datadata yang didapat. Flowchart system atau bagan alir merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedurprosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedurprosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Penelitian mengenai identifikasi masalah diatas adalah melihat dari hasil analisis data dan wawancara langsung dengan pihak petani pemasok, dan

48 pihak PT Momenta Agrikultura. Penelitian dimulai dari bagaimana sistem pengadaan paprika sampai dengan diantarkan ke bagian pengepakan PT Momenta Agrikultura, pengendalian kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, proses penetapan harga, ketepatan waktu pengiriman produk oleh pemasok, pembelian dan pembayaran, bagaimana sistem kemitraan yang terjalin dengan pemasok dan loyalitas pemasok yang berpotensi besar terhadap perusahaan. 2. Pendekatan ANP digunakan untuk mengambil keputusan terbaik bedasarkan kriteriakriteria yang ada, baik yang bersifat kualitatif ataupun kuantitatif. Kriteriakriteria ditetapkan diklasifikasikan ke dalam kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan loyalitas. ANP digunakan untuk mendapatkan bobot kepentingan kriteria yang akan dijadikan atribut dalam evaluasi kinerja pemasok pada PT Momenta Agrikultura. Tahapan pengambilan keputusan dengan ANP adalah sebagai berikut: 1) Mengkonstruksi model dan menstrukturing masalah. Masalah harus ditetapkan dengan jelas dan dipecah ke dalam sistem yang rasional seperti network yang akan menjadi model ANP. 2) Menentukan matriks perbandingan berpasangan dan vektor prioritas. Tahap ini, pengambil keputusan diminta untuk merespon suatu deret perbandingan berpasangan (pairwise comparison) dengan melihat pada kriteria kontrol yang lebih tinggi. Baik dalam ANP maupun AHP untuk membandingkan dua elemen menggunakan skala pengukuran rasio sembilanpoin dari Saaty yang dapat dilihat pada Tabel 7. pengambil keputusan harus membuat perbandingan

49 kepentingan antara dua pasangan atribut yang mungkin, menggunakan suatu skala verbal untuk tiap varian. Tabel 8. Skala Perbandingan Secara Berpasangan Intensitas Definisi Penjelasan Pentingnya 1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemem menyumbang sama besar terhadap tujuan 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan satu elemen sedikit menyokong dari 5 Elemen yang satu sangat penting daripada elemen lainnya 7 Satu elemen jelas lebih penting dari elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen yang lainnya 2, 4, 6, 8 Nilainilai antara di antara dua pertimbangan yang berdekatan Kebalikan Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i Sumber : Thomas L. Saaty (1993) elemen lainnya Pengalaman dan pertimbangan satu elemen dengan kuat menyokong dibanding elemen yang lainnya Satu elemen lebih kuat, dan dominansinya telah terlihat pada praktik Perbedaan antar item yang dibandingkan sangat besar sehingga semestinya tidak dibandingkan langsung. Untuk menggambarkan kompromi di antara dua pertimbangan 3) Perhitungan Rasio Konsistensi. Kemungkinan masalah kelengkapan atau konsistensi dari perbandingan berpasangan dapat terjadi dalam proses penilaian. Rasio konsistensi (Consistency Ratio/CR) memberikan suatu penilaian numerik mengenai bagaimana ketidakkonsistensian suatu evaluasi. Rasio konsistensi diperoleh dengan membandingkan indeks konsistensi dengan satu nilai yang sesuai dari bilangan indeks konsistensi acak (Random Consistenscy Index). Indeks konsistensi (Consistensy Index/CI) suatu matrik perbandingan dihitung dengan rumus: 10 %

50 Keterangan : CI RI n λ max = Indeks konsistensi = Nilai pembangkit random = Jumlah ordo matriks = Nilai eigen terbesar dari matriks berordo n Indeks konsistensi acak berbagai ukuran matrik (n) dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Nilai Pembangkit Random (RI) N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 RI 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 Sumber : Thomas L.Saaty, 1993 Hasil penilaian yang diterima adalah matriks yang mempunyai perbandingan konsistensi kurang dari 10%. Jika lebih besar dari 10% maka penilaian yang telah dilakukan random dan perlu diperbaiki lagi. 4) Menghitung ratarata geometrik. Menurut Saaty (1986), jika pengambil keputusan lebih dari satu orang, maka dapat dilakukan kesepakatan terhadap penilaian pertimbangan. Tetapi, jika kesepakatan tersebut tidak ditemukan, cara lain yang dapat digunakan adalah mengambil ratarata geometrik dari penilaian yang dilakukan oleh semua pengambil keputusan. Jika terdapat N pengambil keputusan, dengan menggunakan ratarata geometrik diperoleh: a ij = (Z 1 Z 2...Z N ) 1/N, dengan i,j = 1,2,..., n keterangan: a ij = niali perbandingan berpasangan e i dengan e j untuk N pengambil keputusan. Z k = nilai perbandingan berpasangan e i dengan e j yang dilakukan pengambil keputusan kek (k = 1,2,...,N).

51 5) Menyusun supermatriks. Supermatriks merupakan matriks yang terdiri dari beberapa matriks. Supermatriks digunakan dalam ANP karena adanya hubungan keterkaitan antar elemen dalam network. Supermatriks dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Super Decisions. Menurut Saaty (2006), terdapat tiga jenis supermatriks dalam ANP, yaitu: a. Supermatriks awal. Supermatriks tersebut terbentuk dari semua vektor prioritas yang diperoleh dari matriks perbandingan berpasangan antar elemen. b. Supermatriks terbobot. Supermatriks tersebut terbentuk dari tiap blok vektor prioritas dibobot berdasarkan matriks perbandingan berpasangan antar cluster. c. Supermatriks limit. Supermatriks tersebut diperoleh dengan membangkitkan supermatriks terbobot ke pangkat yang besar. 6) Menyeleksi alternatif terbaik. Pemilihan alternatif terbaik ditentukan oleh nilai akhir untuk tiap pilihan alternatif dari hasil supermatriks akhir yang diperoleh. Alternatif yang dipilih adalah alternatif yang mempunyai nilai akhir terbesar. 3. Analisa mengenai strategi peningkatan konsistensi pasokan didapatkan melalui hasil evaluasi pemasok berdasarkan hasil perhitungan pada identifikasi ke dua. Hasil pembobotan dengan menggunakan ANP memudahkan perusahaan untuk mengetahui kriteria pemilihan pemasok yang sangat penting dan berpengaruh bagi perusahaan. Hasil pada alternatif memudahkan perusahaan untuk mengetahui pemasok yang berpotensi besar terhadap perusahaan sehingga

52 perusahaan bisa memilih pemasok utama dan dapat memutuskan strategi peningkatan konsistensi pasokan, sehingga dapat menciptakan daya saing perusahaan semakin tinggi. 3.7 Jadwal Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu: Table 10. Jadwal Penelitian No. Fasefase Penelitian Perkiraan Lamanya 1. Persiapan Desember 2011 Januari 2012 2. Pengumpulan data Februari 2012 Awal Maret 2012 3. Pengolahan data Maret 2012 4. Penulisan skripsi April 2012 selesai