BAB I PENDAHULUAN. maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk. wilayah terpadat ke dua se-diy setelah Sleman (BPS, 2010).

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB). sejahtera. Sejalan dengan arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia per tahun selama 2 tahun terakhir adalah sebesar 1,49% (Profil

BAB I PENDAHULUAN. Program KB dirintis sejak tahun 1951 dan terus berkembang, hingga

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang

BAB I PENDAHULUAN jiwa dengan kenaikan 1,49% per tahun. 1 Upaya pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas Tahun Keluarga yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB I PENDAHULUAN. adalah ledakan penduduk. Ledakan penduduk dapat mengakibatkan laju

BAB I PENDAHULUAN. di dunia khususnya negara berkembang. Menurut data WHO didapatkan

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

I. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

BAB I PENDAHULUAN. menempati posisi keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. besar jiwa pada tahun 2010, laju pertumbuhan tinggi yaitu sebesar

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muda, dan arus urbanisasi ke kota-kota merupakan masalah-masalah pokok

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Masalah penduduk di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar, pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab mendasar dari timbulnya berbagai masalah. Mulai dari

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Making

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Biro Pelayanan Statistik (BPS) kependudukan, Ju mlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun Indonesia. merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2007).

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN jiwa, 2009 sebanyak jiwa, dan tahun sebanyak jiwa (KepMenKes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2013 tercatat sebesar jiwa, yang terdiri atas jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya di dunia. Program KB seharusnya menjadi prioritas. pembangunan di setiap daerah karena sangat penting untuk Human

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana dirintis sejak tahun 1957 dan terus

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

ABSTRAK. Kata kunci: pengalaman, seksual, vasektomi. Referensi (108: )

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. ketahanan keluarga agar mampu mendukung kegiatan pembangunan. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap permasalahan keluarga berencana. Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NK KBS) menjadi visi

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia setelah Republik Rakyat China, India, Amerika Serikat dan kemudian

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia selalu mengalami peningkatan, hingga saat ini Indonesia masih menduduki peringkat empat di dunia dengan Jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa, yakni bertambah 32,5 juta jiwa dari sejak tahun 2000. Dengan demikian laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 2,6 juta jiwa per tahun. Bila hal ini tidak segera diatasi maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk. Peningkatan jumlah penduduk ini tersebar diberbagai daerah di Indonesia termasuk di daerah Kabupaten Bantul yang jumlah penduduknya pada tahun 2010 mencapai 910.572 jiwa, atau bertambah 129.559 jiwa, dari 10 tahun lalu sebanyak 781.013 orang. Jumlah itu menempatkan daerah Bantul menjadi wilayah terpadat ke dua se-diy setelah Sleman (BPS, 2010). Menyadari bahwa keberhasilan program pembangunan sangatlah penting dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum, maka berbagai masalah kependudukan tersebut haruslah diatasi. Sejalan dengan kebijakan dan pedoman pokok yang tercantum dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) maka untuk mengatasi masalah-masalah kependudukan tersebut telah ditetapkan arah program pembangunan kependudukan, antara lain : pengendalian pertumbuhan penduduk terutama dilakukan untuk lebih menurunkan angka kelahiran melalui keluarga berencana mandiri, 1

2 menurunkan angka kematian melalui program pelayanan kesehatan terpadu, serta meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak (GBHN,1998). Pertumbuhan penduduk yang kian meningkat membuat pemerintah menerapkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk tersebut. Keluarga Berencana adalah suatu upaya untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan dengan mengatur interval diantara kelahiran dan mengontrol waktu kelahiran dalam hubungan suami istri sehingga dapat menentukan jumlah anak dalam keluarga. Dalam program Keluarga Berencana penggunaan alat kontrasepsi sangatlah dibutuhkan, alat kontrasepsi adalah suatu alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2008). Berdasarkan catatan laporan pencapaian peserta Keluarga Berencana aktif BKKBN Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bahwa diempat Kabupaten terdapat Peserta Keluarga Berencana aktif yaitu kabupaten Bantul 123,49 persen, kabupaten Gunung Kidul 81,09 persen, kabupaten Kulon Progo 74,82 persen, kabupaten Sleman 77,17 persen (BKKBN, 2011). Diantara keempat Kabupaten yang memiliki cakupan peserta Keluarga Berencana aktif tertinggi yaitu di Kabupaten Bantul. Di kabupaten Bantul terdapat 17 Kecamatan salah satu diantaranya adalah kecamatan Kasihan yang memiliki jumlah peserta Keluarga Berencana yang cukup tinggi yakni 1099 peserta yang menempati empat kelurahan di kecamatan Kasihan yaitu kelurahan Bangujiwo, Tirtonirmolo, Tamantirto dan Ngestiharjo. Diantara

3 keempat kelurahan yang memiliki cakupan peserta Keluarga Berencana aktif tertinggi yaitu di kelurahan Tamantirto yang berjumlah 258 peserta (BKKBN, 2011) Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang kian meningkat cepat dan jumlah kematian ibu dan bayi yang meningkat pula, oleh karena itu pemerintah merubah paradigma program Keluarga Berencana Nasional yang semula mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas Tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saefudin, 2003). Berdasarkan hal tersebut diperlukan kerjasama antara pemerintah, petugas kesehatan dan ibu-ibu yang menjadi sasaran utama KB dalam menerapkan pemakaian alat kontrasepsi, mengingat masih banyaknya perempuan yang mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini disebabkan bukan hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga karena ketidaktahuan ibu tentang persyaratan dan keamanan alat kontrasepsi tersebut (Muryani, 2005). Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi sangat dibutuhkan dalam memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan agar alat kontrasepsi yang digunakan tepat. Beberapa hal yang harus diketahui ibu tentang alat kontrasepsi yakni terkait tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi itu sendiri, jenis-jenis alat

4 kontrasepsi, ciri alat kontrasepsi, efek samping alat kontrasepsi, kontraindikasi alat kontrasepsi, keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi dan kembalinya masa subur. Ada banyak alat kontrasepsi yaitu: Metode kontrasepsi alami, Pil, Suntik, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), Implan. Pemilihan alat kontrasepsi harus tepat yakni menyesuaikan dengan usia ibu atau disesuaikan dengan kurun reproduksi sehat. Adapun yang sesuai dengan usia ibu masa kurun reproduksi sehat dalam penggunaan kontrasepsi yaitu 1). Masa menunda kehamilan bagi pasangan usia subur dengan istri usia dibawah 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilan, 2). Masa menjarangkan kehamilan bagi istri usia 20-35 tahun merupakan usia yang paling baik untuk melahirkan dengan jarak kelahiran 3 sampai 4 tahun, 3). Masa mengakhiri kesuburan bagi istri diatas 35 tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah memiliki dua orang anak atau lebih (BKKBN, 2010). Sebagai umat muslim perencanaan merupakan hal yang penting agar terciptanya hasil yang optimal dalam mengerjakan segala sesuatu seperti dalam hadist Ibnu Mubarok : ) ) Jika engkau ingin mengerjakan sesuatu pekerjaan maka pikirkanlah akibatnya, maka jika perbautan itu baik, ambillah dan jika perbuatan itu jelek, maka tinggalkanlah (HR Ibnu Mubarak ). Dengan demikian kita sebagai umat muslim harus merencanakan segala sesuatu termasuk perencanaan dalam

5 memutuskan mempunyai keturunan sehingga optimal dan siap dalam segala resiko yang akan dihadapi kedepan. Di kelurahan Tamantirto program Keluarga Berencana sudah berjalan dengan baik dengan penggunaan alat kontrasepsi yang cukup bervariasi, tetapi belum diketahui penggunaan kontrasepsi tersebut sudah tepat atau belum yakni sesuai dengan kurun reproduksi sehat. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi dengan ketepatan pemilihan alat kontrasepsi di kelurahan Tamantirto Kasihan Bantul. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini antara lain : 1. Apakah terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi dengan ketepatan pemilihan alat kontrasepsi di kelurahan Tamantirto Kasihan Bantul? 2. Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan tentang alat kontrasepsi dengan ketepatan pemilihan alat kontrasepsi di kelurahan Tamantirto Kasihan Bantul? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

6 Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang alat kontrasepsi dengan ketepatan pemilihan alat kontrasepsi pada ibu yang tinggal di kelurahan Tamantirto Kasihan Bantul. 2. Tujuan Khusus a) Mengetahui karakteristik ibu. b) Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi. c) Mengetahui jumlah pemilih masing-masing alat kontrasepsi berdasarkan tingkat pengetahuan ibu. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perkembangan ilmu kesehatan, khususnya di bidang kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana yaitu adanya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi dengan ketepatan pemilihan alat kontrasepsi. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Tenaga Kesehatan Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan saat memberikan informasi dalam pelayanan kontrasepsi. b) Bagi Institusi Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi bacaan di perpustakaan dan diharapkan dapat menambah wawasan pembaca. c) Bagi Responden

7 Dapat memberikan informasi dan meningkatkan pemahaman tentang alat kontrasepsi sekaligus membantu ibu dalam menentukan pilihan kontrasepsi yang akan digunakan. E. Keaslian Penelitian Adapun penelitian tentang kontrasepsi yang pernah dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Winaning, 2005. Tentang penggunaan alat kontrasepsi pada akseptor KB di desa Randusari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali, 2005. Metode penelitian yang digunakan berupa Deskriptif Kualitatif dengan purposive sampling. Penentuan dan jumlah responden sebanyak sampel dengan metode accidental sampling dan jumlah responden sebanyak 120 orang. serta analisis data menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian: Metode yang paling banyak digunakan oleh akseptor KB adalah metode Suntik KB (51,47% ) serta keluhan yang paling banyak dirasakan akibat dari penggunaan metode kontrasepsi adalah berat badan meningkat (42%). 2. Ashifudin, 2004. Tentang profil penggunaan kontrasepsi pada PUS (pasangan usia subur) di Wilayah Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo, Metode penelitian yang digunakan berupa Deskriptif Kualitatif dengan area sampling, penentuan sampel dengan metode proportional sampling dan pemilihan responden dengan purposive accidental sampling serta data di analisis secara deskriptif. Hasil penelitian : IUD (Intra Uterine Device) paling banyak digunakan

8 (38%), serta bidan merupakan tenaga medis yang paling banyak memberikan informasi tentang KB sebanyak 106 responden (59%). 3. Udiyani, 2003. Tentang studi peran perempuan dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga untuk bidang KB-KR. Metode penelitian: rancangan studi croos sectional dengan pendekatan kualitatif. Sampel secara acak (random sampling metode). Hasil penelitian : Perempuan yang berpendidikan dan bekerja ternyata mempunyai power dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga dan dapat mensosialisasikan dirinya baik di dalam keluarga maupun di dalam masyarakat.