Studi Sebaran Parameter Fisika Kimia di Perairan Porong Kabupaten Sidoarjo Gabella Oktaviora Haryono, Muh. Yusuf, Hariadi

dokumen-dokumen yang mirip
SEBARAN MUATAN PADATAN TERSUSPENSI DAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON DI PERAIRAN MUARA SUNGAI PORONG KABUPATEN SIDOARJO

PENGARUH ARUS PERMUKAAN TERHADAP SEBARAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN GENUK SEMARANG

Sebaran Kandungan Bahan Organik Total di Perairan Muara Sungai Porong Kabupaten Sidoarjo

STUDI SEBARAN KONSENTRASI NITRAT DAN FOSFAT DI PERAIRAN TELUK UJUNGBATU JEPARA

SEBARAN NITRAT DAN FOSFAT DI PERAIRAN MUARA SUNGAI PORONG KABUPATEN SIDOARJO

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

ANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT

KAJIAN KONSENTRASI NITRAT DAN SILIKAT PADA KONDISI PASANG DAN SURUT DI PERAIRAN MOROSARI KABUPATEN DEMAK

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

KAJIAN SEBARAN SPASIAL PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN TELUK SEMARANG

KAJIAN SPASIAL FISIKA KIMIA PERAIRAN ULUJAMI KAB. PEMALANG

KONSENTRASI NITRAT DAN BAHAN ORGANIK TOTAL PADA SAAT PASANG DAN SURUT DI MUARA SUNGAI DEMAAN JEPARA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015)

ANALISIS KUALITAS AIR LAUT DI PERAIRAN SELAT BANGKA BAGIAN SELATAN ANALYSIS OF SEA WATER QUALITY IN THE SOUTHERN OF BANGKA STRAIT

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

SEBARAN MUATAN PADATAN TERSUSPENSI (MPT) DI PERAIRAN KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU

STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DI PERAIRAN DANAU TOBA, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI. Oleh:

J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : April ISSN : Karakteristik Oksigen Terlarut Pada Tambak Bermangrove Dan Tambak Tidak Bermangrove

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

KONDISI PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI BABON SEMARANG

3,15 Very Fine Sand 1,24 Poorlysorted -0,21 Coarse-Skewed. 4,97 Coarse Silt 1,66 Poorlysorted -1,89 Very Coarse-Skewed

Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Sungai Naborsahan Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN DI SUNGAI SAMBAS KECAMATAN SEBAWI KABUPATEN SAMBAS UNTUK USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

Studi Sebaran Klorofil-a Secara Horizontal di Perairan Muara Sungai Silugonggo Kecamatan Batangan, Pati

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)

Prosiding Seminar Nasional Tahunan Ke-V Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan

Pola Sebaran Salinitas dan Suhu Pada Saat Pasang dan Surut di Perairan Selat Bengkalis Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Oleh

ANALISIS KUALITAS AIR AKIBAT KERAMBA JARING APUNG DI DANAU TOBA DUSUN SUALAN DESA SIBAGANDING KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

Jurusan Teknik Kelautan - FTK

Udayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN

ANALISIS KONDISI PERAIRAN DITINJAU DARI KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN SEBARAN KLOROFIL-A DI MUARA SUNGAI LUMPUR, SUMATERA SELATAN

PRODUKTIVITAS PRIMER PERIFITON DI SUNGAI NABORSAHAN SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA PROFIL VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

PERBANDINGAN MAKROZOOBENTHOS DI LOKASI KERAMBA JARING APUNG DENGAN LOKASI YANG TIDAK MEMILIKI KERAMBA JARING APUNG SKRIPSI MUHAMMAD FADLY AGUSTIAN

ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK

Karakteristik dan Kualitas Air di Muara Sungai Hitam Provinsi Bengkulu dengan Software Som Toolbox 2

STUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River)

PENILAIAN KUALITAS LINGKUNGAN PADA KEGIATAN WISATA ALAM DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

Kualitas Perairan Muara Sungsang ditinjau dari Konsentrasi Bahan Organik pada Kondisi Pasang Surut

Simulasi Penentuan Indeks Pencemaran dan Indeks Kualitas Air (NSF-WQI)

ANALISIS KUALITAS AIR PADA SENTRAL OUTLET TAMBAK UDANG SISTEM TERPADU TULANG BAWANG, LAMPUNG

STUDI POLA ARUS DAN SEBARAN MUATAN PADATAN TERSUSPENSI DI MUARA SUNGAI LASEM, KABUPATEN REMBANG

Kandungan Klorofil-a Fitoplankton di Sekitar Perairan Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

KELIMPAHAN FITOPLANKTON DAN KONSENTRASI TSS SEBAGAI INDIKATOR PENENTU KONDISI PERAIRAN MUARA SUNGAI PORONG

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

Stasiun 1 ke stasiun 2 yaitu + 11,8 km. Stasiun '4.03"LU '6.72" BT. Stasiun 2 ke stasiun 3 yaitu + 2 km.

Kandungan Logam Berat Pb dalam Muatan Padatan Tersuspensi dan Terlarut di Perairan Pelabuhan Belawan dan sekitarnya, Provinsi Sumater Utara

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Parameter Oseanografi pada Calon Daerah Kawasan Konservasi Perairan Laut Kabupaten Luwu Utara

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman Online di :

BAB 2 BAHAN DAN METODA

DISTRIBUSI TOTAL SUSPENDED SOLID PERMUKAAN DI PERAIRAN TELUK KENDARI

PENDAHULUAN Latar Belakang

SEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI PERAIRAN KAMAL MUARA, PENJARINGAN, JAKARTA UTARA

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON DI PERAIRAN SUNGAI DELI SUMATERA UTARA SUSANTI LAWATI BARUS

KARAKTERISTIK ARUS, SUHU DAN SALINITAS DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN : ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DI MUARA SUNGAI PORONG

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

ANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KONDISI DAN SEBARAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN SELATAN KABUPATEN SAMPANG, PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KESESUAIAN KUALITAS AIR KERAMBA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI DANAU SENTANI DISTRIK SENTANI TIMUR KABUPATEN JAYAPURA PROVINSI PAPUA

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

SEBARAN NITRAT DAN FOSFAT DALAM KAITANNYA DENGAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA

DAMPAK KEGIATAN TAMBAK UDANG INTENSIF TERHADAP KUALITAS FISIK-KIMIA PERAIRAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

Analisa Perubahan Kualitas Air Akibat Pembuangan Lumpur Sidoarjo Pada Muara Kali Porong

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

Sumatera Utara, Medan, Indonesia Utara, Medan, Indonesia Utara, Medan, Indonesia 20155

Akuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 10. Nomor. 1. Tahun 2016

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI

STUDI PERSEBARAN KONSENTRASI MUATAN PADATAN TERSUSPENSI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA MODIS DI SELAT MADURA

ABSTRACT THE IMPACT OF AGRICULTURAL ACTIVITIES IN THE VARIOUS LEVELS OF EUTROPHICATION AND DIVERSITY OF PHYTOPLANKTON IN BUYAN LAKE BULELENG BALI

STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN MOROSARI, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK

SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI PERAIRAN SEPANJANG JEMBATAN SURAMADU KABUPATEN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu-satunya tanaman pangan yang dapat tumbuh pada tanah yang

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini

POLA SEBARAN KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA PARIT TOKAYA

Analisis Kualitas Perairan Muara Sungai Way Belau Bandar Lampung

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama

KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA PERAIRAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (BIVALVIA DAN GASTROPODA) DI PANTAI CERMIN SUMATERA UTARA SKRIPSI

Transkripsi:

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 628 634 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose Studi Sebaran Parameter Fisika Kimia di Perairan Porong Kabupaten Sidoarjo Gabella Oktaviora Haryono, Muh. Yusuf, Hariadi Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedharto, SH, Tembalang Semarang. 50275 Telp/Fax (024) 7474698 Email :gabellaoktaviora@gmail.com Abstrak Perairan Muara Sungai Porong Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah yang di sekitarnya masih banyak terdapat pemukiman, pertambakan atau perikanan budidaya. Pembuangan limbah dan lumpur ke Sungai Porong semakin memperparah beban Sungai Porong dari polutan yang berakibat air menjadi keruh, sedimentasi lumpur dan kualitas air di wilayah tersebut menurun tajam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran konsentrasi parameter kualitas air yang meliputi suhu, kekeruhan, salinitas, ph dan DO di Perairan Porong, Kab. Sidoarjo. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, yang diterapkan pada 12 titik stasiun. Pengambilan sampel dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2013. Data yang dikumpulkan sebagai variabel ukur adalah suhu, kekeruhan, salinitas, ph, DO dan kecepatan serta arah arus. Variabel pendukung meliputi data arah dan kecepatan arus dan peta bathimetri wilayah Perairan Porong. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan program arc GIS 10, sehingga menghasilkan output berupa distribusi spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk parameter suhu mempunyai nilai sebaran berkisar 22-22,9 ⁰C. Parameter konsentrasi kekeruhan memiliki nilai sebaran berkisar 3,6-20,5 NTU, salinitas memiliki nilai sebaran berkisar 20-20,9 ppm, ph memiliki nilai sebaran berkisar 7-7,91 dan DO memiliki nilai sebaran 5-6,1 mg/l. Sebaran parameter fisika kimia perairan adalah menuju ke laut dengan arah ke Timur, dengan nilai konsentrasi yang berbeda antara satu parameter dengan parameter lainnya. Sebaran antar stasiun untuk konsentrasi DO semakin menjauhi muara memiliki nilai yang relatif tinggi, sedangkan sebaran antar stasiun untuk konsentrasi kekeruhan semakin menjauhi muara memiliki nilai konsentrasi yang menurun. Pola sebaran konsentrasi parameter suhu, salinitas, dan ph pada lokasi stasiun penelitian relatif sama. Kata kunci : Kualitas Perairan, Parameter Fisika, Parameter Kimia, Sebaran, Perairan Porong Abstract There are a lot of settlements, farming or aquaculture activity around the Porong Sidoarjo estuary. Sewage and mud in Porong River increase the burden of Porong River.They cause the water of the Porong river become turbid and water quality in the region declined. The purpose of this research was to determine the distribution of water quality parameters such as temperature, salinity, turbidity, ph, DO and BOD in the Porong Waters, Sidoarjo Regency. The method used in this research was descriptive method, which applied on a 12 point station. The sample were taken on 18 December 2013. The data were collected as measurement variables were temperature, turbidity, salinity, ph, DO also velocity and direction of the current. While supported data were the tide and the bathimetri Porong River estuary map. Then the data were analyzed using the arc GIS 10 program, the result was represented to be spatial distribution. The results showed that the distribution of temperature have a range between 22-22.9 o C. Turbidity with range of 3.6-20.5 NTU. Salinity with range of 20-20.9 ppm. ph with range of 7-7,91. DO with range from in 5-6.1 mg/l. Distribution parameters of chemical physics was toward the sea with the direction to the east. Distribution between the station for the concentration value of DO far from the mouth of the estuary have a relatively high value, whereas the turbidity concentration become decreased to the estuary. Temperature, salinity and ph concentration has the same value in those station of the research. Key words : Water Quality, Physical Parameters, Chemical Parameters, Distribution, Porong Waters

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 629 1. Pendahuluan Perairan Muara Sungai Porong Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah yang di sekitarnya masih banyak terdapat pemukiman, pertambakan atau perikanan budidaya. Pembuangan limbah dan lumpur ke Sungai Porong semakin memperparah beban Sungai Porong dari polutan yang berakibat air menjadi keruh, sedimentasi lumpur dan kualitas air di wilayah tersebut menurun tajam. BAPEDALDA Propinsi Jawa Timur dan KLH (Kementrian Lingkungan Hidup) pada tanggal 4 Juni 2006 telah melakukan uji kualitas air lumpur di Muara Sungai Porong, Kabupaten Sidoarjo sesuai PP No. 82 Tahun 2001 dan hasilnya ternyata telah melampaui baku mutu untuk parameter BOD, COD, fenol, amonia, TDS, dan TSS (BPLS, 2009). Diasumsikan, bahwa pencemaran bahan organik dan material padatan tersuspensi di perairan ini masih tinggi karena masih terjadi penambahan buangan air lumpur Lapindo setiap harinya. Lumpur Lapindo yang masuk ke perairan Muara Sungai Porong akan menyebar secara spasial ke berbagai arah. Pola sebaran yang terbentuk akan sangat dipengaruhi oleh fenomena arus yang terjadi. Bagaimana pola atau arah sebaran parameter fisika dan kimia perairan di muara sungai tersebut, maka perlu kiranya dilakukan penelitian ini. 2. Materi dan Metode Penelitian a. Materi Penelitian Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran langsung selama pengambilan sampel di lapangan. Data primer tersebut meliputi: suhu, kekeruhan, salinitas, ph, DO dan BOD. Data primer hasil pengukuran didukung oleh data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Peta bathimetri wilayah Jawa Timur tahun 2013 2. Data arus perairan wilayah Porongtahun 2013 dari BMKG Perak Surabaya b. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana penelitian dengan metode ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai situasi atau kejadian yang diteliti dan dikaji pada waktu terbatas dan tempatnya tertentu. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta yang terjadi (Suryabrata, 1983). Metode yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengambilan sampel dan analisis sampel. Sampel kekeruhan dianalisis dengan menggunakan metode Nefelometer sesuai SNI 066989(1).25.2005. Hasil akhir pada penelitian ini akan menggambarkan tentang sebaran parameter fisika kimia di Perairan Porong Kabupaten Sidoarjo. Metode Penentuan Lokasi Penentuan posisi stasiun pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu merupakan teknik pengambilan sampel/sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Pengambilan sampel dilakukan pada 12 stasiun penelitian dimana pada stasiun 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 yang mewakili badan sungai dan muara, stasiun 7, 8, dan 9 yang mewakili wilayah transisi antara muara sungai dengan laut, yang terakhir yaitu stasiun 10, 11, dan 12 yang mewakili wilayah yang jauh dari muara dan daratan. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan Sampel Air Metode pengambilan sampel untuk parameter kualitas air berupa salinitas dilakukan dengan menggunakan alat refraktometer dengan cara mengambil sampel secara langsung. Pengukuran salinitas dilakukan langsung di lapangan. Pengukuran parameter kualitas air berupa ph dilakukan dengan menggunakan alat berupa ph meter. Pengukuran kualitas air berupa DO dan suhu dilakukan dengan menggunakan alat DO Meter. Pengambilan data kekeruhan dilakukan dengan cara mengambil sampel yang kemudian di analisa di laboratorium, sehingga didapatkan nilai dari parameter tersebut pada setiap stasiun. Pengambilan Data Arus Lapangan Pengambilan data arus dilakukan dengan metode Lagrangian, yaitu metode pengukuran dengan mengikuti jejak suatu alat. Pengambilan data arus menggunakan bola duga sebagai alat untuk

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 630 memperoleh kecepatan arus. Data kecepatan arus dalam cm/det diubah ke satuan m/det. Kemudian data arus lapangan digunakan untuk memverifikasi data arus hasil model. Metode Analisis Data Analisis Kekeruhan Analisis kekeruhan pada sampel air dilakukan di laboratorium dengan menggunakan metode Nefelometer sesuai SNI 066989(1).25.2005 (Lampiran 4). Konsentrasi kekeruhan di air dapat dihitung dengan rumus: Kekeruhan (NTU) = A x fp dimana : A : kekeruhan dalam NTU sampel yang diencerkan fp : faktor pengenceran Analisis Data Arus Pengambilan data arus dilakukan dengan metode pengukuran Lagrangian, yaitu dengan menggunakan alat Bola Duga yang nantinya diperoleh data arah arus, jarak tempuh bola, dan juga waktu tempuh bola. Dalam penelitian ini tidak menggunakan ADCP karena data yang dihasilkan oleh ADCP harus dikonversi terlebih dahulu sebelum didapatkan data arus yang dibutuhkan, selain itu ADCP tidak tersedia pada saat pengambilan sampel di lapangan. Data kecepatan arus dalam cm/s diubah ke satuan m/s. Data kecepatan arus yang dikelompokkan dan diubah ke satuan m/s tersebut digunakan untuk verifikasi dengan kecepatan arus hasil model. Dalam membuat permodelan arus, dibutuhkan data Peta Bathimetri wilayah Jawa Timur tahun 2005, dan data peramalan pasang surut, karena di wilayah muara Sungai Porong didominasi oleh arus pasang surut. Hasil permodelan yang didapatkan berupa data arah arus (dirrection), kecepatan arus (magnitude), dan koordinat batasan model yang telah dibuat dengan menggunakan software SMS 8.1. 3. Hasil dan Pembahasan a. Parameter Fisika Kimia Perairan Hasil analisis parameter fisika kimia perairan pada Tabel 1 terlihat bahwa pada masing-masing sampel air laut yang diambil di Perairan Porong Sidoarjo memiliki nilai yang bervariatif untuk masingmasing parameter. Hasil pengamatan suhu di daerah penelitian berkisar 22,0-22,9⁰C. Hasil pengukuran kekeruhan di daerah penelitian berkisar 3,66-20,5 NTU. Hasil pengukuran salinitas di darah penelitian berkisar 20,0-20,9. Hasil pengukuran parameter ph di daerah penelitian berkisar 7,00-7,9. Hasil pengukuran DO di daerah penelitian berkisar 5,0-6,1mg/l. Tabel 1. Parameter Fisika Kimia Perairan Stasiun Suhu (⁰C) Kekeruhan (NTU) Salinitas ( ) ph DO (mg/l)

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 631 1 22.5 7.44 20,5 7,7 5 2 22.7 9.41 20,3 7,48 5.3 3 22.6 20.5 20,1 7,4 5.3 4 22 7.3 20,4 7,18 5.6 5 22.4 6.55 20,6 7,61 5.1 6 22.1 5.91 20,8 7,00 5.6 7 22 5.78 20,7 7,89 5.5 8 22.6 3.7 20,9 7,91 5.2 9 22.9 4.52 20,1 7,27 5.7 10 22.8 4.41 20,0 7,28 5.8 11 22.2 3.66 20,3 7,19 6.1 12 22.1 4.15 20,6 7,29 5.4 (Sumber: Pengolahan Data, 2014) Suhu tertinggi terdapat pada stasiun 9, karena pada stasiun tersebut kedalaman yang relatif dangkal sehingga menyebabkan nilai suhu menjadi paling tinggi diantara stasiun lainnya yang memiliki kedalaman relatif lebih dangkal. Nilai konsentrasi kekeruhan selama penelitian berkisar antara 3,6-20,5 NTU. Nilai tertinggi terdapat pada stasiun 3 yaitu sebesar 20,5 NTU. Hal ini diduga karena letak stasiun tersebut berada tepat di depan muara sungai, sehingga berpotensi terjadinya akumulasi partikel-partikel halus seperti lumpur akibat adanya proses pasang surut. Pada saat pasang, air laut akan masuk ke sungai dengan mengangkut partikel dari laut, dimana dalam perjalanannya terjadi pertemuan antara arus dari laut dengan arus dari sungai, sehingga terjadi akumulasi tersebut. Pada saat surut, air sungai bergerak keluar muara dengan mengangkut hasil akumulasi menuju ke depan muara. Nilai terendah terletak pada stasiun 8 sebesar 3,6 NTU. Hal ini dikarenakan letak stasiun yang berada jauh dari bibir muara dengan pengaruh dari pasang surut yang mulai melemah. Tingkat kekeruhan yang tinggi pada lokasi penelitian menyebabkan menurunnya suhu perairan karena berkurangnya intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam kolom air. Kordi dan Andi (2009) menyatakan, bahwa kemampuan cahaya matahari untuk tembus sampai kedasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan (turbidity) air. Salinitas terendah terletak pada stasiun 10 yang terletak jauh dari muara, sedangkan tertinggi terletak pada stasiun 8 dengan kedalaman yang lebih dangkal. Nilai salinitas di stasiun 8 tinggi, hal ini diduga disebabkan oleh adanya pengaruh dari suhu perairan. Lesmana (2001) menyatakan bahwa naiknya suhu akan berpengaruh terhadap salinitas. Nilai ph terendah pada stasiun 6 sebesar 7 yang terletak disekitar muara dan yang tertinggi terdapat pada stasiun 8 yang terletak jauh dari muara. Bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Didi et al. (2009) yang menyatakan, bahwa nilai ph di perairan muara Sungai Porong berkisar antara 7-7,6 dan relatif netral, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ph di perairan tersebut cenderung tidak berubah. Namun perubahan nilai ph dapat terjadi karena adanya pengaruh dari hujan maupun asupan material-material yang berasal dari sungai. Nilai konsentrasi DO berkisar antara 5-6,1 mg/l dengan nilai terendah terdapat pada stasiun 1 yaitu sebesar 5 mg/l dan terendah pada stasiun 11 yaitu sebesar 6,1 mg/l. Kondisi DO tersebut banyak dipengaruhi oleh masukan oksigen dari udara maupun dari hasil proses fotosintesis oleh biota autotrof di perairan. Effendi (2003) menyatakan, bahwa sumber oksigen terlarut dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer (35 %) dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Hasil analisis konsentrasi DO di perairan muara Sungai Porong lebih rendah apabila dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Eka et al. (2013) pada bulan Januari 2013, yaitu nilai DO berkisar antara 6,33-6,80 mg/l. Nilai DO di daerah penelitian semakin menurun, hal ini disebabkan

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 632 karena meningkatnya nilai kekeruhan air, sehingga mengakibatkan penetrasi cahaya matahari berkurang dan aktifitas dari proses fotosintesis yang dilakukan oleh organisme autotrof menjadi terhambat dan kontribusi oksigen yang dihasilkan menjadi berkurang. Menurut Effendi (2003), bahwa adanya penutupan (block) penetrasi cahaya ke air akan menggangu proses fotosintesis. (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 1. Peta Sebaran Parameter Fisika Kimia Perairan Pada Tanggal 18 Desember 2013 di Perairan Porong Kab. Sidoarjo (a) Suhu (b) Kekeruhan (c) Salinitas (d) ph (e) DO Pembuangan lumpur Lapindo di perairan tersebut ternyata berpengaruh terhadap tingginya sebaran nilai kekeruhan pada stasiun 1-7 yang masih berada di sekitar muara sungai. Stasiun 8-12 yang terletak jauh dari muara sungai, memiliki nilai kekeruhan yang lebih rendah karena mulai melemahnya pengaruh dari pasang surut. Sebaran konsentrasi salinitas pada lokasi penelitian bergerak ke arah timur. Semakin ke timur menuju laut, umumnya konsentrasi salinitas semakin tinggi, tetapi pada stasiun 10 salinitas menurun. Hal ini dikarenakan pada saat penelitian perairan sedang surut sehingga intensitas air sungai yang masuk ke laut lebih banyak daripada saat pasang, sehingga salinitas menjadi rendah. Sebaran konsentrasi nilai ph pada tiap stasiun tidak jauh berbeda, berkisar 7. Sebaran konsentrasi DO pada stasiun yang terletak dekat muara memiliki konsentrasi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan stasiun yang jauh dengan muara. Hal ini dikarenakan arus dengan kecepatan yang lebih tinggi di daerah muara mengakibatkan oksigen di permukaan akan sukar terlarut di dalam kolom perairan. Stasiun yang jauh dari muara sungai, nilai DO tinggi karena di wilayah tersebut kecepatan arus relatif lebih kuat.

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 633 b. Arus Hasil pengukuran kecepatan dan arah arus yang dilakukan pada saat penelitian menunjukkan arah arus dominan di permukaan bergerak menuju ke arah Timur dan Timur Laut. Kecepatan arus maksimal di permukaan terdapat pada stasiun 4 yang mencapai 0,976 m/det, sedangkan kecepatan arus minimal adalah 0,668 m/det yang terdapat pada stasiun 9 dan 10. Hasil simulasi arus menggunakan model ADCIRC (Gambar 2). Tabel 2. Verifikasi hasil permodelan dan nilai MRE Gambar 2. Peta Permodelan Arus Stasiun Data arus lapangan (m/det) Data arus hasil model (m/det) RE (Relative Error) (%) 1 0,050 0,045 10,000 2 0,080 0,092-15,000 3 0,200 0,231-15,500 4 0,010 0,008 20,000 5 0,012 0,011 8,333 6 0,060 0,058 3,333 7 0,300 0,268 10,667 8 0,500 0,471 5,800 9 0,100 0,087 13,000 10 0,200 0,194 3,000 11 0,050 0,044 12,000 12 0,150 0,142 5,333 (Sumber: Pengolahan Data, 2014) MRE (Mean Relative Error) (%) 5,081 Simulasi pola arus yang dihasilkan didapatkan vektor arus, yaitu kecepatan dan arah arus pada saat pengambilan sampel. Berdasarkan hasil perhitungan MRE (Tabel 2), diperoleh hasil bahwa nilai error antara hasil lapangan dengan simulasi model untuk data arus sebesar 5,081 %.Hasil permodelan terhadap

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 634 karakteristik pola arus di perairan Porong menunjukkan bahwa arah arus di perairan muara Sungai Porong bergerak ke arah Timur. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebaran parameter fisika kimia perairan adalah menuju ke arah Timur dengan nilai konsentrasi yang berbeda antara satu parameter dengan parameter lainnya. Sebaran antar stasiun untuk konsentrasi DO semakin menjauhi muara memiliki nilai yang relatif tinggi, sedangkan sebaran antar stasiun untuk konsentrasi kekeruhan semakin menjauhi muara memiliki nilai konsentrasi yang menurun. Pola sebaran konsentrasi parameter suhu, salinitas, dan ph pada lokasi stasiun penelitian relatif sama. Daftar Pustaka BPLS. 2009. Laporan Penelitian PemantaPuan Kualitas Air dan Lumpur di Dalam dan Luar Peta Area Terdampak Lokasi Semburan Lumpur di Sidoarjo. Sidoarjo. Didi, A., A, Feny., I, Dodie. dan H, Soffian. 2009. Pemantauan Kualitas Air dan Lumpur di dalam dan luar Peta Area Terdampak Lokasi Semburan Lumpur di Sidoarjo. Laporan Penelitian BPLS. Sidoarjo. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius: Yogyakarta. Eka, A.M.S., P, Tarzan., dan Winarsih. 2013. Kualitas Perairan Estuari Porong Sidoarjo Jawa Timur Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos. Jurnal LenteraBio Volume 2, Nomor 1 : 81 85 hlm. Kordi, K.G. dan A.B, Tancung. 2009. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Rineka Cipta : Jakarta. Lesmana, D. 2001. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya, Jakarta. Marganof. 2007. Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat. Kampus IPB: Bogor. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suryabrata, S. 1983. Metodologi Penelitian, Manajemen PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.