Sumatera Utara, Medan, Indonesia Utara, Medan, Indonesia Utara, Medan, Indonesia 20155
|
|
- Sonny Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KUALITAS AIR DAN PERSEPSI PENGUNJUNG DI KAWASAN WISATA SUNGAI SAMPUREN PUTIH KABUPATEN DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA Water Quality and Visitor Perception in The Area of The White River Tourism Sampuren Deli Serdang District of North Sumatera Province 1 Ivan Sinaga, 2 Pindi Patana, 2 Rusdi Leidonald 1 Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia ABSTRACT Natural potential is the main attraction in the tourist activity, including the physical nature, fauna and flora. The existence of Sungai Sampuren Putih region is widely known as one of the tourist destinations in the District of Sibolangit Deli Serdang, North Sumatra. The purpose of this study was to determine the effect of water quality on the level of visits and tourism potential of the river as well as assess the perceptions of visitors and the management of the activities of Sungai Sampuren Putih. This study was conducted over three months are May to July Data analysis using Water Quality Parameters and questionnaire. Sungai Sampuren Putih water quality through water chemistry to measure physical parameters Sampuren River White stated that I belong lightly polluted station that is 1.92 while the station II and III stations classified as good, namely 0.83 and Value 90% comfort level visitors expressed comfortable. Judging of the appeal because the rocks 65,06%. White Sampuren river has good tourism potential, it can be seen from the results of interviews and questionnaires. Keywords: Water Quality, Traffic People, River Tourism Zone, Deli Serdang PENDAHULUAN Sungai Sampuren Putih adalah salah satu kawasan wisata yang sering dikunjungi oleh masyarakat untuk rekreasi. Dengan adanya rekreasi di sungai tersebut, aktivitas pengunjung dan masyarakat setempat yang membuang sampah ke badan sungai dan limbah pemukiman akan berpengaruh terhadap kualitas air sungai. Pemanfaatan sungai sebagai tempat pembuangan air limbah merupakan salah satu aktivitas masyarakat terhadap lingkungan yang dapat menyebabkan perubahan faktor lingkungan, sehingga akan berakibat buruk bagi kualitas air sungai. Berubahnya kualitas suatu perairan sangat mempengaruhi perairan tersebut. Kualitas air umumnya menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Sungai Sampuren Putih adalah sungai yang terletak di Desa Cerita Rakyat atau Bas Ukum, Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Sungai Sampuren Putih jaraknya 50 Km dari Medan waktu tempuh ±2 jam menuju Sibolangit. Selain tempat kawasan wisata, pada umumnya sungai Sampuren Putih dimanfaatkan untuk menunjang segala aktivitas masyarakat disekitarnya seperti
2 pemukiman dan persawahan. Dengan adanya berbagai aktivitas tersebut, maka akan berpengaruh terhadap kualitas air sungai dan kehidupan biotik dan abiotik yang ada di sungai Sampuren Putih tersebut. Parameter fisika dan kimia perairan dapat menentukan kualitas air sungai. Segala aktivitas yang dilakukan manusia di sekitar sungai diperkirakan akan mengubah faktor fisika dan kimia perairan baik secara langsung maupun tidak langsung dan akan berdampak negatif bagi makhluk hidup yang memanfaatkannya. Limbah yang dibuang ke sungai mempengaruhi kualitas air serta fungsi dan struktur ekosistem sungai. Sejauh ini informasi mengenai pengaruh kualitas air Sungai Sampuren Putih belum ada. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Tingkat Kunjungan terhadap Kualitas Air Di kawasan Wisata Sungai Sampuren Putih Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara yang dihubungkan dengan faktor fisika kimia perairan. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas air dan persepsi pengunjung di kawasan wisata Sungai Sampuren Putih. 2. Untuk mengetahui potensi wisata sungai serta menilai persepsi pengunjung dan pengelola terhadap aktivitas wisata Sungai Sampuren Putih. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2016 di sungai Sempuran Putih Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Kuisoner dilakukan kepada setiap pengunjung di Kawasan wisata Sungai Sampuran Putih Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Pengukuran sampel parameter Kualitas Air dilakukan di Laboratorium Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL PP) Kelas I Medan. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, botol zat, alat tulis, GPS (Global Positioning System), meteran, Kamera Digital, kertas label, termometer, ph Meter dan ember. Bahan yang digunakan adalah Aquadest, Alkohol 70 %, Amilum, MnSO 4, KOH-KI, H 2 SO 4, Na 2 S 2 O 3. Prosedur Penelitian Pengumpulan Data Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh di lapangan maupun hasil dari laboratorium untuk data analisis air. Data yang nilainya langsung didapat dari lapangan meliputi nilai temperatur, ph, arus, kecerahan, kedalaman, oksigen terlarut, serta hasil kuisioner terhadap pengunjung dan penduduk sekitar. Data lain seperti BOD 5 diperoleh melalui analisis laboratorium. Pengunjung Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu cara pengambilan sampel dengan cara disengaja dengan tujuan sampel tersebut dapat mewakili setiap unsur yang ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke kawasan Sungai Sampuren Putih dalam waktu satu bulan. Pemilihan sampel harus representatif atau mewakili populasi dengan kriteria cukup dewasa (umur 17 tahun ke atas), sehat jasmani dan mampu berkomuniaksi dengan baik. Menurut Sumanto (1990) dalam Melyana (2011) jika subjek penelitian atau wisatawan kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya sebagai sampel dan jika jumlah sampel lebih
3 dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10%- 15% sebagai ukuran sampel dengan rumus Slovin dalam Nugraha (2007) n = Keterangan: n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi e = tingkat kesalahan yang ditoleransi yaitu 10% Persepsi Pengunjung dan Respons Masyarakat Analisis ini dilakukan untuk mengetahui persepsi pengunjung tentang keindahan dan kenyaman serta respon masyarakat terhadap objek wisata di Sungai Sampuren Putih yang disusun berdasarkan kajian kondisi objek wisata. Parameter Fisika Kimia Perairan Pengukuran faktor fisika kimia perairan Sungai Sempuran Putih dilakukan di setiap stasiun penelitian. Pengelolaan sumberdaya air mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air. Sedangkan Pengelolaan Kulaitas Air berpacu pada PP. No. 82 Tahun Berikut tabel faktor fisika kimia pada PP. No. 82 Tahun 2001 dengan ketetapan angka yang telah ditetapkan Parameter Satuan Metode Analisi/Alat Lokasi Fisika Suhu 0 C Thermometer In situ Kecepatan m/det Bola Duga In situ Arus Kedalaman Kecerahan TDS m Tali dan Meteran In situ Kimia Ph - ph meter In situ DO mg/l - In situ BOD 5 mg/l - Ex situ Indeks Pencemaran Analisis pencemaran bahan organik berpedoman pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 Metode Indeks Pencemaran. Rumus Indeks Pencemaran berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 adalah sebagai berikut : tentang Penentuan Status Mutu Air dengan
4 PIj = Keterangan : Pij = Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j) Ci = Konsentrasi parameter kualitas air hasil pengukuran Lij = Konsentrasi parameter kualitas air yang (Cij/Lij)M (Cij/Lij)R dicantumkan dalam baku mutu peruntukan air (j) = Nilai Cij/Lij maksimum = Nilai Cij/Lij rata-rata Hubungan Indeks Pencemaran dengan mutu perairan disajikan sebagai berikut : 0 Pij 1,0 = memenuhi baku mutu (kondisi baik) 1,0 Pij 5,0 = tercemar ringan 5,0 Pij 10 = tercemar sedang Pij > 10 = tercemar berat HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor Fisika Kimia Sungai Sampuren Putih Parameter yang diukur pada saat pengamatan meliputi Arus, kedalaman, suhu, kecerahan, TDS, ph, BOD 5, DO. Pengukuran parameter kualitas air dapat dilihat pada Lampiran. Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan kondisi perairan Sungai Sampuren Putih diperoleh nilai faktor fisika-kimia dapat dilihat pada Tabel 2 Tabel 4. Parameter Fisika-Kimia Perairan Parameter Stasiun Fisika-Kimia Satuan I II III Baku Mutu Air Kelas II Deviasi 3 Arus m/s 3,4 1,36 1,06 Kedalaman M 0,6 0,5 0,53 - Suhu C 20,66 25,66 26,5 - Kecerahan M 0,35 0,5 0,3 - TDS mg/l 168,77 122,11 105, ph 7,3-7,5 7,2-7,4 7,4-7,5 6,0-9,0 BOD5 mg/l 3,9 3,6 3,5 3 DO mg/l 6,9 6,7 6,6 4 Hasil pengamatan kualitas air yang diperoleh secara umum masih mendukung tingkat kunjungan wisatawan di perairan Sungai Sampuren Putih dan dapat diketahui dari beberapa parameter dari kualitas air dari setiap stasiun. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh suhu dari masing-masing stasiun di perairan Sungai Sampuren Putih berkisar 20,6-26,5 o C. Sungai Sampuren Putih memiliki kecepatan arus berkisar antara 1,06-3,4 m/s atau cm/detik yaitu kategori sangat cepat. Menurut Supartiwi (2000) mengklasifikasikan sungai berdasarkan kecepatan arusnya yaitu berarus sangat cepat (>100 cm/detik), berarus cepat ( cm/detik), berarus sedang (25-50 cm/ detik), berarus lambat (10-25 cm/detik) dan berarus sangat lambat (<10 cm/detik).
5 Hasil penelitian yang dilakukan kecerahan tiap stasiun berbeda-beda yaitu berkisar 0,3-0,5 m atau cm, pada stasiun II kecerahan paling tinggi yaitu sampai kedalaman 50 cm hal ini disebabkan karena stasiun II merupakan daerah tengah yaitu daerah yang tidak banyak dilakukan kunjungan, hanya aktivitas memancing. Stasiun I dan III kecerahannya lebih rendah karena stasiun I kunjungan masyarakat antara lain rekreasi mandi dan memancing, sedangkan stasiun III mandi dan menjala ikan. Nilai kedalaman masing-masing stasiun penelitian di perairan Sungai Sampuren Putih berkisar cm atau 0,5-0,6 m. Sungai Sampuren Putih perairannya tidak terlalu dalam, hal ini menyebabkan kunjungan pada Sungai Sampuren Putih selalu ramai. Kedalaman sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan, karena semakin dalam perairan semakin berkuranglah kunjungan wisatawan yang ingin rekreasi seperti mandi, dan memancing. Nilai TDS yang tertinggi terletak pada stasiun I karena pada stasiun I banyak dilakukan aktivitas atau kunjungan masyarakat untuk rekreasi yaitu mandi dan memancing disamping itu pada Stasiun I juga terdapat air terjun. Akibat adanya air terjun ini partikel-partikel substrat yang ada di Sungai Sampuren Putih teraduk. Supartiwi (2000) menyatakan padatan total tersuspensi dapat mengakibatkan kekeruhan sehingga padatan tersuspensi juga dapat mengganggu penetrasi cahaya ke dalam air akibatnya proses fotosintesis akan terhambat. Nilai ph dari masing-masing stasiun di Perairan Sungai Sampuren Putih berkisar 7,2-7,5. Rendah ph pada stasiun II disebabkan karena daerah ini terdapat sedikit aktivitas yang menghasilkan senyawa organik. Kisaran ph di perairan ini masih mendukung kehidupan ikan yang hidup di dalamnya. Sesuai dengan pernyataan Barus (2004) setiap spesies memiliki toleransi yang berbeda terhadap ph. Nilai ph ideal bagi kehidupan biota akuatik umumnya berkisar 7,0-8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme terutama ikan-ikan air tawar karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Nilai BOD 5 dari masing-masing stasiun di perairan Sungai Sampuren Putih berkisar antara 3,5-3,9 mg/l. Nilai BOD 5 terendah terdapat pada stasiun III sebesar 3,5 mg/l dan BOD 5 tertinggi pada stasiun I mencapai 3,9 mg/l. Rendahnya BOD 5 pada stasiun II ini disebabkan daerah ini merupakan daerah yang terdapat sedikit aktivitas masyarakat sehingga jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa organik itu rendah. Tingginya nilai BOD 5 pada stasiun I dan III karena daerah ini merupakan daerah banyak kunjungan wisatawan yang di dalamnya banyak kandungan bahan organik terlarut. Menurut Barus (2004) Pengukuran BOD juga didasarkan kepada kemampuan mikroorganisme untuk menggunkan senyawa organik, artinya hanya terhadap senyawa yang sudah dimakan secara biologis seperti senyawa yang umunya terdapat dalam limbah rumah tangga. Contoh produk-produk kimiawi seperti senyawa minyak buangan kimia lainnya akan sangat sulit atau bahkan tidak bisa dinaikkan oleh mikroorganisme. Hasil data yang diperoleh oksigen terlarut dari setiap stasiun penelitian berkisar 6,6-6,9 mg/l. Nilai oksigen terlarut terendah terdapat pada stasiun III yaitu sebesar 6,6 mg/l. Pengambilan sampel Oksigen Terlarut ini yaitu pada siang hari. Rendahnya oksigen terlarut pada stasiun III ini karena aktivitas masyarakat yang tinggi yang aliran semua limbah mengalir ke
6 stasiun ini, sehingga dibutuhkan oksigen untuk menguraikan senyawa pada stasiun tersebut. Afianto dan Evi (1993) menjelaskan bahwa DO yang cocok untuk kawasan wisata adalah berkisar 5-6 mg/ L dan beberapa jenis ikan mampu bertahan hidup pada perairan dengan konsentrasi oksigen terlarut 3 mg./l. Namun demikian, konsentrasi minimum yang dapat diterima oleh beberapa jenis ikan untuk dapat hidup dengan baik adalah 5 mg/l. Indeks Pencemaran Hasil perhitungan beban pencemaran di Sampuren Putih yang berasal dari kunjungan masyarakat masyarakat rekreasi mandi, memancing, dan pengerukan pasir memberikan masukan beban pencemaran bahan organik. Stasiun I diperoleh Indeks Pencemaran sebesar 1,92, pada stasiun II diperoleh Indeks Pencemaran sebesar 0,83 dan Stasiun III 0,72 dapat dinyatakan bahwa pada stasiun II dan stasiun III memenuhi baku mutu dengan kondisi baik. Stasiun I diperoleh Indeks Pencemaran 1,92 sudah tergolong tercemar ringan. Persepsi Pengunjung Terhadap Sungai Sampuren Putih Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Data tingkat Potensi wisata dari pengunjung, yakni sebesar 9,64% menyatakan cukup dengan keadaan obyek wisata sungai Sampuren Putih saat ini,sedangkan 74,70% menyatakan baik, dan 15,67% menyatakan sangat baik. Hasil data yang diperoleh selama penelitian, diketahui nilai tingkat kenyamanan pengunjung mempunyai persentase sebesar 90% menyatakan obyek Persepsi Pengunjung wisata sungai Sampuren Putih nyaman, 10% menyatakan cukup nyaman. Persepsi kenyamanan pengunjung dapat dilihat pada Gambar 12.
7 Keindahan alam yang dapat dinikmati oleh pengunjung obyek wisata sungai Sampuren Putih yaitu aliran sungai yang masih sangat terjaga kebersihannya. Gambar 12. Tingkat Kenyamana Pengunjung Untuk menjaga kelestarian wisata Sungai Sampuren Putih agar tetap lestari dan bersih perlu adanya peran pemerintah dan masyarakat setempat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Adapun kesimpulan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Kualitas air Sungai Sampuren Putih sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 melalui pengukuran parameter fisik kimia perairan menyatakan bahwa Sungai Sampuren Putih pada stasiun I tergolong tercemar ringan sedangkan stasiun II dan Stasiun III tergolong baik. 2. Sungai Sampuren Putih memiliki potensi wisata yang baik, hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan masyarakat yang berkunjung ke Sungai Sampuren Putih. Banyak masyarakat berkunjung ke Sungai Sampuren Putih, dan juga dapat dilihat dari kualitas air Sungai Sampuren Putih yang tergolong baik. Saran Penelitian pengaruh kualitas air terhadap tingkat kunjungan di Sungai Sampuren Putih masih perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap domestikan ikan-ikan yang ada di Sungai Sampuren Putih guna menambah informasi yang akan mendukung pengelolaan sumberdaya sungai yang lebih tepat. DAFTAR PUSTAKA Afianto, E. dan Evi, L., 1993.Keanekaragaman Jenis Ikan di Sungai Lemunde Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 1(01): Barus,T. A Pengantar Limnologi. USU Press. Medan. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup (KEPMEN) No. 115 Tahun Baku Mutu Air. Salinan Sesuai dengan Aslinya Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup. MENLH, Jakarta. Melyana, A Penilaian Kualitas Lingkungan Pada Kegiatan Wisata Alam di Kawasan Ekowisata Tangkahan. [Skripsi] Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Nugraha, S Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin Dan Krejcie-Morgan: Telaah Konsep dan Aplikasi, disampaikan pada diskusi Supartiwi E. N Karakteristik Komunitas Fitoplankton dan Perifiton Sebagai Indikator Kualitas Lingkungan Sungai Ciujung, Jawa Barat. [Skripsi] Perikanan dan Kelautan IPB. Bogor.
ANALISIS DAMPAK KEGIATAN WISATA TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI BETIMUS KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG
1 ANALISIS DAMPAK KEGIATAN WISATA TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI BETIMUS KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI GHANANG DHIKA ARIA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinci: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)
LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Hasil rata-rata pengukuran parameter fisika dan kimia perairan Way Perigi Parameter Satuan Baku Mutu Kelas I 1) Baku Mutu Sampling 1 Sampling 2 Sampling 3 Kelas III 2) Stasiun 1
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODE
BAB 2 BAHAN DAN METODE 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 pada beberapa lokasi di hilir Sungai Padang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batubara. Metode yang digunakan
Lebih terperinciStudi Potensi dan Dampak Aktivitas Wisata Sungai Batang Gadis di Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal
Studi Potensi dan Dampak Aktivitas Wisata Sungai Batang Gadis di Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Study Of Potency And Analysis Of The Impact Of Tourism Activities On Water Quality Batang Gadis
Lebih terperinciAnalisis Dampak Kegiatan Wisata Terhadap Kualitas Air Sungai Betimus Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang
56 Analisis Dampak Kegiatan Wisata Terhadap Kualitas Air Sungai Betimus Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Analysis of the impact of tourism activities on water quality Betimus River Deli Serdang
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODA
BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret- 20 Juli 2011 di Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara, dan laboratorium Pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air laut merupakan suatu medium yang unik. Sebagai suatu sistem, terdapat hubungan erat antara faktor biotik dan faktor abiotik, karena satu komponen dapat
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH
IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH Rezha Setyawan 1, Dr. Ir. Achmad Rusdiansyah, MT 2, dan Hafiizh
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON DI PERAIRAN SUNGAI DELI SUMATERA UTARA SUSANTI LAWATI BARUS
KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON DI PERAIRAN SUNGAI DELI SUMATERA UTARA SUSANTI LAWATI BARUS 090302022 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODA
BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi sampling untuk pengambilan sampel ikan adalah Purpossive Random Sampling dengan menentukan tiga stasiun pengamatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sungai Bedagai merupakan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai Bedagai merupakan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, mengalir dari hulu di Kabupaten Simalungun dan terus mengalir ke
Lebih terperinciPENILAIAN KUALITAS LINGKUNGAN PADA KEGIATAN WISATA ALAM DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN
PENILAIAN KUALITAS LINGKUNGAN PADA KEGIATAN WISATA ALAM DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN SKRIPSI Oleh : Melyana Anggraini 061201022 / Manajemen Hutan PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperincisedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan. Perairan memiliki fungsi baik secara ekologis, ekonomis, estetika, politis,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA PERAIRAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (BIVALVIA DAN GASTROPODA) DI PANTAI CERMIN SUMATERA UTARA SKRIPSI
KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA PERAIRAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (BIVALVIA DAN GASTROPODA) DI PANTAI CERMIN SUMATERA UTARA SKRIPSI RAISSHA AMANDA SIREGAR 090302049 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
54 LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kuisioner penelitian untuk wisatawan daerah tujuan wisata Ajibata Kabupaten Toba Samosir Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian No. : Waktu : Hari/Tanggal
Lebih terperinciKANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA
KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA Umroh 1, Aries Dwi Siswanto 2, Ary Giri Dwi Kartika 2 1 Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,Perikanan
Lebih terperinciStasiun 1 ke stasiun 2 yaitu + 11,8 km. Stasiun '4.03"LU '6.72" BT. Stasiun 2 ke stasiun 3 yaitu + 2 km.
8 menyebabkan kematian biota tersebut. Selain itu, keberadaan predator juga menjadi faktor lainnya yang mempengaruhi hilangnya atau menurunnya jumlah makrozoobentos. 3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODA
BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2010 pada 3 (tiga) lokasi di Kawasan Perairan Pulau Kampai, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat,
Lebih terperinciSumatera Utara, ( Universitas Sumatera Utara
ANALISIS KUALITAS PERAIRAN PANTAI SEI NYPAH KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA Analisist Water Quality in Sei Nypah Beach Serdang Bedagai District North Sumatera Province
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Pulau Panggang Kepulauan Seribu DKI Jakarta pada bulan Maret 2013. Identifikasi makrozoobentos dan pengukuran
Lebih terperinciDAMPAK AKTIVITAS WISATA TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI OBYEK WISATA NAGORI KARANG ANYER KECAMATAN GUNUNG MALIGAS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA
DAMPAK AKTIVITAS WISATA TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI OBYEK WISATA NAGORI KARANG ANYER KECAMATAN GUNUNG MALIGAS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA SKRIPSI FAEZATUR RAHMAN PURBA 100302004 Skripsi Sebagai
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS PERAIRAN PANTAI SEI NYPAH KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA RIZKI EKA PUTRA
ANALISIS KUALITAS PERAIRAN PANTAI SEI NYPAH KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA RIZKI EKA PUTRA 090302024 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi
17 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan contoh air dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2012. Lokasi penelitian di Way Perigi, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan
13 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan Pantai Santolo, Kabupaten Garut. Pantai Santolo yang menjadi objek penelitian secara administratif berada di dua
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air
TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekositem aquatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah di sekitarnya,
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk
Lebih terperinci(Effect the Activities of Community for Existence Fish Cencen (Mystacoleucus marginatus) in Sibiru-Biru River Deli Serdang North Sumatera)
EFEK AKTIVITAS MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN IKAN CENCEN (Mystacoleucus marginatus) DI SUNGAI SIBIRU-BIRU KABUPATEN DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA (Effect the Activities of Community for Existence
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
61 LAMPIRAN 62 Lampiran 1. Kuisioner untuk Pengunjung Pantai Paris Tigaras PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA No. Waktu Hari/Tangga A. Data Pribadi
Lebih terperinciANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI LHOKNGA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR SKRIPSI TAUFIQ HIDAYAT
ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI LHOKNGA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR SKRIPSI TAUFIQ HIDAYAT 100302084 Skripsi sebagai satu diantara beberapa syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu senggangnya (leisure time), dengan melakukan aktifitas wisata (Mulyaningrum, 2005). Lebih
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODA
BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2011 di Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara, dan laboratorium Pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekitar 78 % wilayah Indonesia merupakan perairan sehingga laut dan wilayah pesisir merupakan lingkungan fisik yang mendominasi. Di kawasan pesisir terdapat
Lebih terperinciWater Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.
Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities Dedy Muharwin Lubis, Nur El Fajri 2, Eni Sumiarsih 2 Email : dedymuh_lubis@yahoo.com This study was
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komunitas Fitoplankton Di Pantai Balongan Hasil penelitian di perairan Pantai Balongan, diperoleh data fitoplankton selama empat kali sampling yang terdiri dari kelas Bacillariophyceae,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Sungai Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh karena itu, sumber air sangat dibutuhkan untuk dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas
Lebih terperinciKajian Kesesuaian Wisata Dan Daya Dukung Kawasan Wisata Sungai Bingai Namu Sira-Sira Langkat Sumatera Utara
Kajian Kesesuaian Wisata Dan Daya Dukung Kawasan Wisata Sungai Bingai Namu Sira-Sira Langkat Sumatera Utara Study on Suitability and Carrying Capacity of Bingai River Namu Sira-Sira at Langkat Regency
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODE
BAB 2 BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Mei 2011 pada 4 lokasi di Sungai Bah Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (peta lokasi penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai
TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peranan penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah disekitarnya,
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton Ima Yudha Perwira, SPi, Mp Suhu Tinggi rendahnya suhu suatu badan perairan sangat mempengaruhi kehidupan plankton. Semakin tinggi suhu meningkatkan kebutuhan
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODA
BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2010 di Danau Lut Tawar Kecamatan Lut Tawar Kota Takengon Kabupaten Aceh Tengah, dan Laboratorium Pengelolaan
Lebih terperinciKEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT
KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT Hesti Wahyuningsih Abstract A study on the population density of fish of Jurung (Tor sp.) at Bahorok River in Langkat, North
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODE
BAB 2 BAHAN DAN METODE 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009- Juli 2010 di Danau Lut Tawar. Metode yang digunakan dalam penentuan stasiun adalah dengan metode Purposive
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Perairan merupakan perpaduan antara komponen fisika, kimia dan biologi
PENDAHULUAN Latar Belakang Perairan merupakan perpaduan antara komponen fisika, kimia dan biologi dalam suatu media air pada wilayah tertentu. Ketiga komponen tersebut saling berinteraksi, jika terjadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produktivitas Primer Fitoplankton Berdasarkan hasil penelitian di Situ Cileunca didapatkan nilai rata-rata produktivitas primer (PP) fitoplankton pada Tabel 6. Nilai PP
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan
14 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan Pantai Lampuuk Kabupaten Aceh Besar, Provinsi NAD. Secara geografis Kabupaten Aceh Besar terletak pada 5,2º-5,8º
Lebih terperinciBAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air merupakan zat yang paling banyak terdapat dalam protoplasma dan merupakan zat yang sangat esensial bagi kehidupan, karena itu dapat disebut kehidupan adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai dingin dan
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5
III. METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Bakung desa Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung, jarak Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi. Manusia menggunakan air untuk memenuhi
Lebih terperinciKAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR NANCY ROLINA
KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR NANCY ROLINA 120302062 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016
Lebih terperinciKeanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Sungai Naborsahan Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Sungai Naborsahan Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara Diversity and Abundance of Macrozoobenthos in Naborsahan River of Toba Samosir Regency, North Sumatera
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Situ Gede. Situ Gede terletak di sekitar Kampus Institut Pertanian Bogor-Darmaga, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan sumberdaya air sangat terkait dengan sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan kebutuhan air bersih adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia sehingga kualitas airnya harus tetap terjaga. Menurut Widianto
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Estuari Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif, karena area ini merupakan area ekoton daerah pertemuan dua ekosistem berbeda (tawar dan laut)
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS PRIMER PERIFITON DI SUNGAI NABORSAHAN SUMATERA UTARA
PRODUKTIVITAS PRIMER PERIFITON DI SUNGAI NABORSAHAN SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh: BETZY VICTOR TELAUMBANUA 090302053 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK
ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN Jalil 1, Jurniati 2 1 FMIPA Universitas Terbuka, Makassar 2 Fakultas Perikanan Universitas Andi Djemma,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi secara purposive sampling (penempatan titik sampel dengan tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau pengambilan
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Umar Ode Hasani Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO Email : umarodehasani@gmail.com Ecogreen Vol. 2 No. 2, Oktober
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Sibolga yang terletak di pantai barat Pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli,
Lebih terperinciSTATUS KUALITAS AIR SUNGAI SEKITAR KAWASAN PENAMBANGAN PASIR DI SUNGAI BATANG ALAI DESA WAWAI KALIMANTAN SELATAN
EnviroScienteae Vol. 12 No. 1, April 2016 Halaman 1-6 p-issn 1978-8096 e-issn 2302-3708 STATUS KUALITAS AIR SUNGAI SEKITAR KAWASAN PENAMBANGAN PASIR DI SUNGAI BATANG ALAI DESA WAWAI KALIMANTAN SELATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai Brantas adalah sungai terpanjang yang ada di provinsi Jawa Timur. Panjangnya yaitu mencapai sekitar 320 km, dengan daerah aliran seluas sekitar 12.000 km 2
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung pada lokasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif analitik. Pengambilan sampel dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2005 - Agustus 2006 dengan lokasi penelitian di Pelabuhan Sunda Kelapa, DKI Jakarta. Pengambilan contoh air dan
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
METODOLOGI. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari tahapan, yakni dilaksanakan pada bulan Agustus 0 untuk survey data awal dan pada bulan FebruariMaret 0 pengambilan data lapangan dan
Lebih terperinciKUALITAS AIR SUNGAI BELAWAN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA
KUALITAS AIR SUNGAI BELAWAN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA The Belawan River Water Quality in District Pancur Batu Deli Serdang Regency of North Sumatera Uzi Zefanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia memiliki banyak hutan
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI OBJEK WISATA ALAM TIRTA DESA BUKIT LAWANG KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA
KAJIAN POTENSI OBJEK WISATA ALAM TIRTA DESA BUKIT LAWANG KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA (Potential Study of Nature Tourism Object Tirta Bukit Lawang Village Bahorok District Langkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan lokasi dilakukan dengan purposive sampling (penempatan titik sampel dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sepanjang aliran Sungai Cihideung dari hulu Gunung Salak Dua dimulai dari Desa Situ Daun hingga di sekitar Kampus IPB Darmaga.
Lebih terperinciKAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR
KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR (The Study of Physical Carrying Capacity Lake Tourism at Parbaba Pasir Putih Beach District Samosir) Nancy Rolina,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem perairan yang menutupi seperempat bagian dari permukaan bumi dibagi dalam dua kategori utama, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut (Barus, 1996).
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP
STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP Lutfi Noorghany Permadi luthfinoorghany@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mengalami perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mengalami perkembangan sangat pesat saat ini. Perkembangan pariwisata dunia telah melahirkan bentuk pariwisata baru pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kelurahan Moodu, Kelurahan Heledulaa Selatan dan kelurahan Heledulaan Utara.
32 3.1 Lokasi dan waktu penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini akan berfokus pada tempat pencucian motor yang berada di wilayah Kec. Kota Timur yaitu Kelurahan Tamalate, Padebuolo,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semua makhluk hidup memerlukan air. Manusia sebagian tubuhnya terdiri
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Salah satu sumber daya alam yang pokok dalam kehidupan adalah air. Semua makhluk hidup memerlukan air. Manusia sebagian tubuhnya terdiri atas air. Metabolisme yang
Lebih terperinciEvaluasi Tingkat Pencemaran Air Pembuangan Limbah Cair Pabrik Kertas di Sungai Klinter Kabupaten Nganjuk
Evaluasi Tingkat Pencemaran Air Pembuangan Limbah Cair Pabrik Kertas di Sungai Klinter Kabupaten Nganjuk Dwi Fajar Wicaksono, Bambang Rahadi W, Liliya Dewi Susanawati Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas
Lebih terperinciAkuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 10. Nomor. 1. Tahun 2016
Akuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 10. Nomor. 1. Tahun 2016 21 ISSN 1978-1652 PENGARUH BUANGAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI MABAT KABUPATEN BANGKA The Effect of
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos Odum (1993) menyatakan bahwa benthos adalah organisme yang hidup pada permukaan atau di dalam substrat dasar perairan yang meliputi organisme
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2016 di Muara Sungai Nipah Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODA
BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Penentuan lokasi sampling untuk pengambilan sampel ikan dilakukan dengan Metode Purpossive Random Sampling pada tiga stasiun penelitian. Di masing-masing stasiun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang
Lebih terperinciANALISIS POTENSI EKOWISATA DANAU TOBA DI PANTAI PARIS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA
ANALISIS POTENSI EKOWISATA DANAU TOBA DI PANTAI PARIS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA (Analysis Potential Ecotourism Toba Lake in Paris Beach, Simalungun district, North Sumatera) 1 Putri Y R Simanjuntak,
Lebih terperinciV ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN
49 V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN 5.1 Distribusi Parameter Kualitas Perairan Karakteristik suatu perairan dan kualitasnya ditentukan oleh distribusi parameter fisik dan kimia perairan yang berlangsung
Lebih terperinciAnalisis Dampak Aktivitas Masyarakat Terhadap Kualitas Air di Obyek Wisata Pantai Sri Mersing Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
Analisis Dampak Aktivitas Masyarakat Terhadap Kualitas Air di Obyek Wisata Pantai Sri Mersing Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Analysis of the Impact of Community Activities on the Quality
Lebih terperinciPENENTUAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN TIGARAS KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN KABUPATEN SIMALUNGUN
1 PENENTUAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN TIGARAS KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN KABUPATEN SIMALUNGUN (Determination of Water Quality in Waters Tigaras of District Dolok of Pardamean, Simalungun) Luly Nanda Arista
Lebih terperinciANALISIS TUTUPAN LAHAN TERHADAP KUALITAS AIR SITU BURUNG, DESA CIKARAWANG, KABUPATEN BOGOR
ANALISIS TUTUPAN LAHAN TERHADAP KUALITAS AIR SITU BURUNG, DESA CIKARAWANG, KABUPATEN BOGOR R Rodlyan Ghufrona, Deviyanti, dan Syampadzi Nurroh Fakultas Kehutanan - Institut Pertanian Bogor ABSTRAK Situ
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River)
87 STUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River) Infa Minggawati dan Lukas Fakultas Perikanan Universitas Kristen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terumbu adalah serangkaian struktur kapur yang keras dan padat yang berada di dalam atau dekat permukaan air. Sedangkan karang adalah salah satu organisme laut yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik tahu merupakan industri kecil (rumah tangga) yang jarang memiliki instalasi pengolahan limbah dengan pertimbangan biaya yang sangat besar dalam pembangunan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata
11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Waduk Cirata, Jawa Barat pada koordinat 107 o 14 15-107 o 22 03 LS dan 06 o 41 30-06 o 48 07 BT. Lokasi pengambilan sampel
Lebih terperinciSTUDI LAJU DEOKSIGENASI PADA SUNGAI CIKAPUNDUNG UNTUK RUAS SILIWANGI - ASIA AFRIKA, BANDUNG
INFOMATEK Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 STUDI LAJU DEOKSIGENASI PADA SUNGAI CIKAPUNDUNG UNTUK RUAS SILIWANGI - ASIA AFRIKA, BANDUNG Yonik Meilawati Yustiani, Astri Hasbiah *), Muhammad Pahlevi Wahyu Saputra
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
21 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Situ IPB yang terletak di dalam Kampus IPB Dramaga, Bogor. Situ IPB secara geografis terletak pada koordinat 106 0 34-106 0 44 BT dan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi
15 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 di Pantai Paris, Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciKANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI
KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI ARYALAN GINTING 090302081 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu komponen sumber daya alam yang paling dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko mudah tercemar,
Lebih terperinci