I. PENDAHULUAN. Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Sains khususnya biologi sangat penting perannya dalam mendorong kemajuan

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk

I. PENDAHULUAN. Rumpun ilmu IPA erat kaitannya dengan proses penemuan, seperti yang. dinyatakan oleh BSNP (2006: 1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tersebut Kosasih Djahiri (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 2) makna bahwa pendidikan harus dilakukan oleh usaha sadar manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN. terhadap konsep pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik profesional

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu. hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu

I. PENDAHULUAN. semakin berkembang, Hal ini menuntut setiap individu untuk dapat. kemampuan memperoleh, memilih dan mengolah informasi.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

I. PENDAHULUAN. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, maupun prinsip-prinsip saja tetapi juga

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

TINJAUAN PUSTAKA. (a) pandangan dari samping (wajah orang), (b) lukisan (gambar) orang dr

I. PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup global, setiap tahun pada bulan April diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mata pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

I. PENDAHULUAN. ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran pada. banyak menggunakan model pembelajaran yang kurang efektif yang

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

I. PENDAHULUAN. yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi manusia, karena melalui

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. inovatif. Menyadari bagaimana cara memikirkan pemecahan permasalahan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta didik agar

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mivtha Citraningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN. biologi belum secara maksimal diterapkan, terutama dalam pengembangan

I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan bahwa ilmu

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. batin, cerdas, sehat, dan berbudi pekerti luhur. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu IPA yang mempelajari tentang gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buldan Abdul Rohman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2011). Hakekat IPA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

I. PENDAHULUAN. Biologi sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun IPA memerlukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

I. PENDAHULUAN. permasalahannya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Konsep dan prinsip

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan

I. PENDAHULUAN. terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan selalu mengadakan perbaikan ke jenjang yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas kehidupan

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, yang sangat erat kaitannya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pembelajaran media sangat diperlukan karena dapat membantu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

I. PENDAHULUAN. Rasionalitas atau kemampuan manusia untuk berpikir secara rasional adalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu Kimia merupakan salah satu ilmu yang memiliki karakteristik yang sama

BAB I PENDAHULUAN. Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menemukan dan menjelaskan konsep-konsep, prinsip-prinsip dalam biologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, manual, dan sosial yang digunakan. Gunungsitoli, ternyata pada mata pelajaran fisika siswa kelas VIII, masih

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pembelajaran efektif dapat tercipta bila peserta belajar dapat secara kritis menanggapi hal-hal yang dikemukakan atau dipertanyakan oleh guru sehingga mereka dapat menemukan hakikat aktivitas yang mereka lakukan. Peserta belajar mengerti benar apa, bagaimana, dan mengapa tentang suatu hal yang sedang dipelajari dan peserta belajar memiliki kesempatan untuk mengungkapkan gagasannya sekaligus mengkomunikasikan dan mendiskusikannya dengan sesama peserta belajar maupun dengan gurunya (Munawaro, 2007: 1). Untuk mencapai pembelajaran efektif, sebuah pembelajaran idealnya dilakukan dalam situasi dan kondisi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi-strategi pembelajaran yang unik dan menarik sehingga peserta didik dapat tertarik kepada topik pembelajaran yang sedang akan dilakukan. Pembelajaran ideal merupakan pembelajaran yang dikelola secara efektif dan berpusat pada peserta belajar (Munawaro, 2007: 2).

2 Pembelajaran riil/nyata merupakan suatu proses pembelajaran yang membantu guru mengaitkan isi materi pelajaran dengan keadaan dunia nyata. Selain itu juga memotivasi peserta didik untuk menghubungkan pengetahuanpengetahuan yang diperoleh dan penerapannya dalam kehidupan peserta didik. Pada hakikatnya pembelajaran biologi itu menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran biologi diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman suatu konsep dari lingkungan sekitar (US Departement of Education and the National School-to-Work Offie, 2001: 25) Pembelajaran dalam konteks mempersiapkan sumber daya manusia abad 21 harus lebih mengacu pada konsep belajar yang dicanangkan oleh Komisi UNESCO dalam wujud the four pillars of edu cation, yaitu belajar untuk mengetahui ( learning to know ), belajar melakukan sesuatu ( learning to do ), belajar hidup bersama sebagai dasar untuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan orang lain dalam keseluruhan aktivitas kehidupan manusia ( learning to life together ), dan belajar menjadi dirinya ( learning to be ) (Delors 1996:86) Hal ini terutama dalam mengajarkan sains atau IPA yang selama ini selalu dianggap momok di sekolah sehingga IPA kerap dianggap sebagai sosok yang menakutkan dan kemudian membebani pikiran bahkan tak jarang menimbulkan phobia atau ketakutan pada peserta didik. Siswa yang belajar sains, menurut Susanto (2003: 6) idealnya tidak lagi menerima informasi tentang produk sains,

3 tetapi melakukan proses ilmiah untuk menemukan fakta dan membangun konsep dan prinsip di bidang sains. Khususnya untuk pembelajaran biologi pada tingkat SMP, pemberian pengalaman secara langsung perlu ditingkatkan dengan demikian siswa mampu menerapkan teori yang telah dipelajari dalam biologi bagi kehidupan mereka sehari-hari. Sesuai dengan hakekat biologi sebagai bagian dari sains, proses pembelajaran biologi harus bertumpu pada proses ilmiah. Proses ilmiah tersebut melibatkan berbagai keterampilan proses sains (Towle, 1989: 16-31). Keterampilan proses sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial (Rustaman, 1995:3). Jika dilihat dari penjenjangannya maka posisi mengamati/mencandra merupakan posisi awal dalam melakukan proses sains. Kemudian diikuti dengan proses yang lebih tinggi seperti mengukur, mengklasifikasi, dan keterampilan tertinggi yaitu keterampilan bereksperimen (Rezba, dkk., 1995: 1). Jika digradasikan maka akan terbentuk tiga dimensi keterampilan yakni, dalam dimensi, keterampilan dasar, kemudian diikuti dengan keterampilan mengolah/memproses, dan yang tertinggi yaitu keterampilan melakukan investigasi (Bryce, dkk., 1990: 2). Mengingat pentingnya peran sains, maka sains khususnya biologi harus senantiasa dikembangkan. Namun, dewasa ini mayoritas pembelajaran biologi di sekolah masih menitikberatkan pada pendekatan teacher center, yaitu pembelajaran berpusat pada guru sehingga guru menjadi dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar. Namun hal ini tidak sesuai dengan peningkatan mutu pendidikan yang sejalan dengan perkembangan teknologi

4 Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproses pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan 1998:18). Siswa diberikan kesempatan untuk langsung terlibat dalam aktivitas dan pengalaman ilmiah seperti apa yang dilakukan/dialami oleh ilmuwan. Dengan demikian siswa dididik dan dilatih untuk terampil dalam memperoleh dan mengolah informasi melalui aktivitas berpikir dengan mengikuti prosedur (metode) ilmiah, seperti terampil melakukan pengamatan, pengukuran, pengklasifikasian, penarikan kesimpulan, dan pengkomunikasian hasil temuan. Sementara itu, berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA SMP Negeri 2 Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur pada November 2013, pendekatan pembelajaran ini belum pernah diterapkan dalam proses pembelajaran. Selama ini guru menggunakan metode ceramah, diskusi, latihan soal, dan terkadang diselingi kegiatan praktikum. Metode-metode seperti ini diduga kurang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Metode ceramah menyebabkan siswa hanya diam mendengarkan penjelasan guru, diskusi tidak efektif karena hanya bersifat informatif saja, latihan soal tidak optimal karena siswa hanya mengerjakan soal-soal latihan di buku yang tersedia di perpustakaan sekolah dengan cara memindahkan jawaban yang sudah tersedia di buku tersebut, sedangkan praktikum umumnya bersifat pengujian teoritis dasar saja, sehingga mengakibatkan keterampilan proses sains dan kemampuan berfikir kritisnya kurang tergali.

5 Penggunaan metode ini dirasa sangat kurang efektif dalam pembelajaran sains khususnya biologi yaitu siswa hanya duduk diam menerima informasi dari guru. Padahal idealnya pembelajaran biologi dilakukan dengan penggunaan media yang riil yang dapat ditemukan sehari-hari oleh siswa sehingga peserta didik dapat mengembangkan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kritis yang baik. Untuk itulah perlu digunakan pendekatan yang tidak biasa dalam pembelajaran biologi, yaitu pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS). Dengan digunakannya pendekatan ini diduga bisa mengembangkan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kritis siswa menjadi lebih baik. Pada dasarnya pendekatan KPS memberikan peserta didik pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan. Mereka bisa langsung mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dalam proses atau kegiatan pembelajaran dan lebih mengerti fakta serta ilmu pengetahuan. Proses pengajaran yang berlangsung memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, bukan sekedar mendengar cerita atau penjelasan guru mengenai suatu ilmu pengetahuan. Selain itu pendekatan keterampilan proses mengantarkan peserta didik untuk belajar ilmu pengetahuan baik sebagai proses ataupun sebagai produk ilmu pengetahuan sekaligus(ruataman,2005: 8) Selain itu, melalui penelitian yang dilakukan oleh Handiani (2011: 60) tentang Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) Terhadap Hasil Belajar Biologi SMA, dapat disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses sains berpengaruh terhadap hasil belajar biologi pada konsep

6 ekosistem. Pembelajaran dengan pendekatan KPS ini cukup efektif dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa.kemampuan pemecahan masalah oleh siswa meningkat dengan pembelajaran matematika berbasis masalah openended. Mengacu pada hasil penelitian tersebut, diduga Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) juga dapat diterapkan dalam pembelajaran biologi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh sebab itu maka dilakukan penelitian mengenai pendekatan KPS terhadap berpikir kritis siswa dengan judul Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) terhadap Berpikir Kritis Siswa pada materi Ekosistem Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 2 Sekampung Udik Tahun Ajaran 2013/2014. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang ada pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) terhadap berpikir kritis siswa? 2. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS)? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) terhadap berpikir kritis siswa. 2. Tanggapan siswa terhadap Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS).

7 D. Kegunaan Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi: 1. Peneliti, dapat memberi pengetahuan tentang berpikir kritis siswa dengan pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS). Selain itu, dapat memberikan wawasan, pengalaman, dan bekal berharga bagi peneliti sebagai calon guru biologi yang profesional, terutama dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. 2. Siswa, dapat pengalaman belajar yang menarik dan berbeda dalam mempelajari keanekaragaman makhluk hidup dengan sumber belajar langsung pada lingkungan sekitar. 3. Guru, dapat memberikan informasi pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS), sehingga dapat dijadikan alternatif model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. 4. Sekolah, dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengoptimalkan pembelajaran dengan memanfaatkan alam sekitar. E. Ruang Lingkup Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu : 1. Indikator Pendekatan KPS menurut Warianto (2011: 18) yaitu: a. Keterampilan mengamati b. Keterampilan mengelompokkan c. Keterampilan menafsirkan

8 d. Keterampilan meramalkan e. Keterampilan mengajukan pertanyaan f. Keterampilan menerapkan konsep g. Keterampilan komunikasi 2. Indikator Berpikir kritis siswa menurut Costa (1985: 55-56) yaitu: a. Keterampilan memberikan penjelasan yang sederhana b. Keterampilan memberikan penjelasan lanjut c. Menentukan solusi dari permasalahan dalam soal d. Menentukan kesimpulan dari solusi permasalahan yang telah diperoleh 3. Sampel penelitian siswa kelas VII C dan VII D semester genap SMP Negeri 2 Sekampung Udik Tahun Ajaran 2013/2014. Pengambilan sample dengan menggunakan teknik sampling bertujuan khusus (purposive sampling) 4. Materi pokok yang diteliti adalah ekosistem S.K 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem, K.D.7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem (Depdiknas,2006: 454). F. Kerangka Pikir Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh siswa SMP/MTs. Namun, fakta di SMP Negeri 2 Sekampung Udik menunjukkan bahwa kemampuan berfikir kritis siswa masih tergolong rendah. Kemungkinan hal ini terjadi karena selama ini guru menggunakan pendekatan atau model pembelajaran yang kurang menggali kemampuan tersebut. Oleh karena itu,

9 diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya. Salah satu pendekatan yang diduga dapat mengembangkan kemampuan ini adalah pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS). Salah satu langkah pendekatan pembelajaran ini adalah melakukan observasi, kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang gejala atau fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan pokok permasalahan. Pengamatan di sini diartikan sebagai penggunaan indera secara optimal dalam rangka memperoleh informasi yang lengkap atau memadai. Guru berpeluang untuk membantu siswa dalam memupuk dan meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya. Selain itu, siswa diberi kebebasan berpikir dalam memahami suatu topik dan keterkaitannya dengan topik lain, baik dalam pelajaran biologi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tentu akan melatih kemampuan pemecahan masalah oleh siswa. Dengan demikian diharapkan kemampuan berpikir kritisnya akan meningkat. Penelitian ini mengenai pengaruh pendekatan KPS terhadap berpikir kritis siswa. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pendekatan KPS, sedangkan variabel terikatnya adalah berfikir kritis siswa. Hubungan antara kedua variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut.

10 X Y Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Keterangan: X: pendekatan KPS Y: berpikir kritis siswa. G. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: H 0 = Penggunaan Pendekatan KPS tidak berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa H 1 = Penggunaan pendekatan KPS berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa