BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan negara diatur dengan undang undang. Hal ini. tarif pajak yang tertuang pada Undang-Undang No.36 tahun 2008 pasal 17

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendanaan penting bagi perekonomian Indonesia. Dari

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi melalui pembangunan infrastruktur, aset-aset publik, dan fasilitas umum

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang banyak disebutkan dalam akuntansi sosial dan lingkungan (Tilling, masyarakat (Kuznetsov dan Kuznetsova, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dasar 1945 Amandemen III yang berbunyi Pajak dan pungutan lain yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2009 yaitu kontribusi wajib kepada negara

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa dekade lalu, pajak hanya dianggap sebagai pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan pasal 1 ayat 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sektor pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahtraan dari masyarakat. pendapatan negara melalui sektor penerimaan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memiliki peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembayaran pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang dapat mengurangi beban pajak perusahaan. Pajak. terutang berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan timbal

BAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1,

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan kondisi bangsa Indonesia yang masih dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan negara. Berdasarkan Undang-Undang nomor 28 tahun 2007 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini dikarenakan

DAFTARISI HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 6 Tahun 1983

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan umum (Siti Resmi, 2011:1). Fungsi pajak ada 2 yaitu fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Berikut ini adalah data perbandingan target dan realisasi penerimaan pajak tahun

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas b. Hasil Uji Koefisien Determinasi BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak memiliki peranan penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan

HANA MARDIAH, 2016 PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. negeri tertarik untuk mendirikan perusahaan guna memanfaatkan sumber daya yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB I PENDAHULUAN. program-program pembangunan yang dapat dinikmati rakyat. Sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Gencarnya Pengembangan dan Pembangunan di Indonesia dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Ketetapan Umum dan Tata Cara Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak penghasilan yang. suka manajemen perusahaan melakukan tindakan pajak agresif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan terpenting bagi negara untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. sakit, dan lain lain. Karena dari pajak yang dilunasi oleh masyarakat pemerintah. mempunyai dana untuk membangun hal tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. hanya 520 ribu badan usaha dengan rasio SPT sekitar 10,4 persen (Surya : 2013).

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak. dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik demi kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini sebagai sumber penerimaan terbesar negara. yang terlihat dalam Tabel 1.1 berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perdagangan dan jasa semakin banyak bermunculan dimana-mana.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembayaran pajak dari Wajib Pajak kepada negara merupakan suatu hal yang wajib

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, perencanaan diperlukan agar laba dapat dicapai dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan Corporate Social Responsibility merupakan suatu kewajiban

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anggarannya. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengandalkan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, namun bagi

BAB I PENDAHULUAN. besar yang digali terutama dari kemampuan sendiri. Usaha pemerintah untuk. diantaranya dari sektor pajak (Lumbantoruan, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber

BAB I PENDAHULUAN. bahkan perusahaan yang melakukan penghindaran pajak (tax avoidance).

BAB I PENDAHULUAN. banyak didanai dari sektor pajak. Undang-Undang perpajakan mewajibkan para

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (


BAB I PENDAHULUAN. Widyawati, 2016). Bahkan secara persentase, setidaknya pajak memenuhi kurang

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan target yang tinggi untuk penerimaan pajaknya yaitu sebesar RP

ABSTRAK. Kata Kunci : Agresivitas Pajak, CSR, Kualitas Audit, Kepemilikan Institusional

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diatur dalam Undang -Undang. Pemerintah menggunakan hasil pajak yang diterima untuk

BAB I PENDAHULUAN. Negara dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders) namun juga bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis saat ini mengharuskan perusahaan untuk

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN

BAB I PENDAHULUAN. (tax avoidance) sepanjang hal itu dimungkinkan sesuai aturan.

BAB I PENDAHULUAN. toleransi dari pihak fiskus, dikarenakan fiskus menginginkan perolehan pajak

BAB I PENDAHULUAN. bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan

Disusun Oleh : : Lian Ismaya NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Syntha Noviyana, SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN. negara yang utama. Lebih kurang 70% APBN bersumber dari pajak. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. menghubungkan antara karakteristik perusahaan khususnya capital intensity dan

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Oleh karena itu, pemerintah sangat berusaha untuk mengamankan dan

BAB I PENDAHULUAN. maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat, semakin tinggi harga

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. subjek pajak badan. Penjelasan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya alam yang berlimpah, sehingga banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam pembukaan Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Pajak

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak memegang peran yang sangat penting dalam perekonomian negara. Hal ini dikarenakan pajak yang berasal dari masyarakat merupakan intrumen sumber utama pendapatan negara, karena dari pajaklah pemerintah dapat menjalankan program-programnya dalam tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.ketentuan pungutan pajak di Indonesia sendiri diatur dalam Undang undang seperti yang dinyatakan dalam pasal 23A Undang Undang Dasar 1945 Amandemen III. Pasal 23A UUD 1945 berbunyi pajak dan pungutan lain bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang undang. Hal ini menunjukan bahwa pemerintah dalam mengelola pajak yang berasal dari wajib pajak pribadi maupun wajib pajak badan bertanggungjawab di berbagai sektor kehidupan untuk mencapai kesejahteraan umum. Di Indonesia sendiri sudah banyak peraturan yang dibuat tentang pajak khususnya untuk wajib pajak badan, seperti kebijakan penurunan tarif pajak yang tertuang pada Undang-Undang No.36 tahun 2008 pasal 17 ayat (2b) yang menjelaskan bahwa wajib pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat

2 memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah daripada tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah. Pada dasarnya peraturan perpajakan ini dimaksudkan untuk mendorong wajib pajak badan dalam negeri untuk terus maju dan berkembang dalam menjalankan usahanya. Peraturan-peraturan pajak yang dibuat adalah upaya pemerintah untuk membuat atau memperbaiki sistem perpajakan agar lebih baik. Upaya ini diharapkan dapat memberi keuntungan bagi wajib pajak badan, sehingga potensi pajak dapat dioptimalkan dan memberikan dampak positif pada wajib pajak badan dan pemerintah dengan meningkatnya pendapatan negara dari pajak. Peraturan-peraturan pajak yang dibuat pemerintah ini pada kenyataannya memiliki kendala dalam memperoleh pajak yang optimal. Kendala yang dihadapi pemerintah adalah tindakan penghindaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak badan dalam meminimalisasi beban pajak perusahaan. Penghindaran pajak atau tax avoidance adalah tindakan yang dilakukan secara legal dengan memanfaatkan celah (loopholes) yang terdapat dalam peraturan perpajakan yang ada untuk menghindari pembayaran pajak, atau melakukan transaksi yang tidak memiliki tujuan selain untuk menghindari pajak (sumber : direktorat jenderal pajak pada www.pajak.go.id). Dyreng at al., (2010) juga mengungkapkan bahwa tax avoidance merupakan usaha untuk mengurangi hutang pajak yang harus dibayar perusahaan dengan tidak melanggar undang-undang yang ada.

3 Penghindaran pajak ini merupakan kendala dan sekaligus menjadi tantangan pemerintah dalam melaksanakan programnya untuk meningkatkan pendapatan negara dari pajak. Pajak yang dibayar oleh wajib pajak badan dihitung berdasarkan perolehan laba perusahaan itu sendiri yang secara langsung mengurangi laba bersih perusahaan. Hal ini tentu merupakan sebuah dilema bagi perusahaan dalam mengambil keputusan karena bagi perusahaan pajak adalah beban yang dimana dapat menghalangi perusahaan dalam memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Hal ini tidak sejalan dengan pemerintah yang bertujuan memaksimalkan pendapatan pajak. Lanis dan Richardson (2012) menyatakan bahwa pajak merupakan faktor yang memotivasi pengambilan keputusan perusahaan. Tindakan penghindaran pajak merupakan tindakan perusahaan yang telah direncanakan dengan tujuan memperoleh laba sebesar besarnya. Penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan sebagai wajib pajak badan merupakan sikap atau tindakan yang tidak bertanggung jawab sosial, karena pajak yang dibayarkan tidak sesuai dengan kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak, yang mana dana yang diperoleh oleh pemerintah dari pajak merupakan hak masyarakat untuk kepentingan umum. Perusahaan sebagai wajib pajak badan mempunyai dua kewajiban ganda, yaitu tidak hanya harus memberikan kontribusi dalam membayar pajak tetapi juga melakukan melaksanakan kegiatan Cororate Social

4 Responsibility sebagai tindak lanjut tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Cororate Social Responsibility adalah bentuk nyata kepedulian kalangan dunia usaha terhadap lingkungan di sekitarnya (Kementerian Lingkungan Hidup, 2012). Corporate Social Responsibility merupakan sebuah tanggung jawab atas kegiatan yang berhubungan atau berkaitan dengan sumber daya alam. Hal ini sejalan dalam ajaran islam, bahwa manusia harus menjaga dan melestarikan lingkungan, selain itu dituntut untuk bertanggung jawab atas dampak yang timbul dari adanya aktivitas yang dilakukan. Hal ni dijelaskan dalam surah Al A raf ayat 56 yang berbunyi : Yang artinya, Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).

5 Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Pada dasarnya perusahaan di Indonesia sebagai wajib pajak badan tidak semuanya wajib untuk melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility, hanya bagi beberapa perusahaan kegiatan Corporate Social Responsibility merupakan hal yang wajib untuk dilakukan. Hal ini diatur sesuai dengan UU Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan: (1) perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL); (2) TJSL merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran; (3) perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan sebagai wajib pajak badan yang beroperasi atau melakukan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam wajib untuk melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility. Corporate Social Responsibility dalam penelitian ini menggunakan 5 (lima) indikator. Data yang dikumpulkan bersumber dari pengungkapan perusahaan masing-masing dalam laporan tahunan selama 2012-2014 dan dikumpulkan dalam gambar 1.1, sebagai berikut :

6 179 CSR 444 495 Lingkungan Tenaga Kerja Hak Asasi Manusia Masyarakat Sosial Tanggung Jawab Produk 34 347 Sumber : Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur 2012-2014 Gambar 1.1 Pengungkapan Perusahaan pada Corporate Social Responsibility Perusahaan sebagai wajib pajak badan yang diharapkan melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility juga diwajibkam untuk memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak. Hal ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan Watson (2011), dan Lanis dan Richardson (2012) yang mengungkapkan bahwa semakin tinggi tingkat tanggung jawab sosial perusahaan maka semakin rendah tingkat penghindaran pajaknya. Perusahaan dalam melakukan pembayaran pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah karakteristik sebuah perusahaan. Karakteristik pada perusahaan yang berkaitan secara langsung pada tingkat efektif pajak adalah Capital Intensity atau yang dikenal sebagai rasio intensitas modal.

7 Capital Intensity adalah tingkat dimana besaran investasi aset perusahaan pada aset tetapnya. Aset tetap sebagai salah satu kekayaan perusahaan memiliki dampak yang dapat mengurangi penghasilan perusahaan yang dimana hampir semua aset tetap dapat mengalami penyusutan atau depresiasi yang dimana akan menjadi biaya bagi perusahaan itu sendiri. Maka semakin besar biaya yang dikeluarkan akibat depresiasi dari aset tetap maka akan semakin kecil tingkat pajak yang harus dibayarkan atau dikeluarkan oleh peusahaan. Aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan memungkinkan perusahaan memotong pajak yang dikenakan akibat dari depresiasi aset tetap perusahaan setiap tahunnya (Rodriguez dan Arias, 2012). Hal ini menunjukan bahwa perusahaan dengan tingkat rasio intensitas modal yang besar menunjukan tingkat pajak efektif yang rendah. Pajak yang dianggap sebagai beban oleh perusahaan karena menghambat perusahaan dalam mencapai laba yang diharapkan, mendorong perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar dengan cara mengurangi beban pajak yang diterima oleh perusahaan. Untuk mengurangi beban pajak yang harus dibayar, perusahaan melakukan manajemen pajak didalam perusahaan. Manajemen pajak adalah sarana memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar namun jumlah pajak yang harus dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Tujuan dari manajemen pajak adalah meminimalisasi beban atau pajak

8 yang terutang baik dalam tahun berjalan ataupun untuk tahun-tahun berikutnya. Strategi manajemen pajak adalah penghindaran pajak. Penghindaran pajak umumnya berbeda dengan penggelapan pajak, dimana penghindaran pajak dilakukan dengan cara yang tidak dimaksudkan oleh hukum sedangkan penggelapan pajak dilakukan dengan melanggar hukum yang ada (www.pajak.go.id). Penghindaran pajak memberikan keuntungan terhadap perusahaan namun di sisi lain penghindaran pajak memberikan dampak negatif terhadap perusahaan. Hal ini dikarenakan tindakan penghindaran pajak dapat mencerminkan kepentingan pribadi manajer ataupun perusahaan itu sendiri dengan cara memanipulasi laba dalam informasi keuangan kepada investor (Dyreng et. al, 2008). Penelitian ini merupakan replika dari penelitian Yoehana Marreta, (2013) dengan menambahkan capital lintensity dan perencanaan pajak sebagai variabel independen dan tidak menggunakan variabel kontrol. Penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan penghindaran pajak (tax avoidance), adapun faktor-faktor tersebut adalah Corporate Social Responsibility (CSR), Capital Intensity, dan Perencanaan pajak. Faktor-faktor digunakan karena adanya keterikatan yang cukup kuat antara satu sama lain pada suatu perusahaan. Belum banyak penelitian yang berkaitan Corporate Social Responsibility (CSR), Capital Intensity, dan Perenccanaan Pajak terhadap penghindaran pajak di Indonesia, terutama tentang Corporate Social Responsibility. Padahal Corporate Social Responsibility penting

9 diungkapkan agar perusahaan tersebut tetap going concern dan juga belum ada penelitian di Indonesia yang secara langsung mengkaitkan antara corporate social responsibility (CSR), capital intensity, dan perencanaan pajak terhadap penghindaran pajak. Penulis dalam penelitian ini menggunakan laporan keuangan dalam mengkaji dan meneliti apakah terdapat pengaruh antara faktor-faktor tersebut terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Penelitiaan ini didasari dari adanya fenomena khusus tentang penghindaran pajak dan program pemerintah yang ingin meningkatkan pendapatan negara dari pajak, yang selama pada tahun 2015 program ini sudah terealisasi 84,7 persen, yaitu sebesar Rp 1.491,5 triliun dari target Rp 1.761,6 triliun (Sumber: Badan Pusat Statistik). Telah diketahui bahwa pendapatan negara dalam penerimaan relisasi pajak terus meningkat, seperti yang ditunjukan pada tabel 1.2 :

10 Realisasi Pendapatan Pajak (dalam jutaan) Realisasi Pendapatan Pajak 1 761 600 Rp 980 518 Rp 1 077 306 Rp 1 246 107 2012 2013 2014 2015 Sumber : Badan Pusat Statistik 2014 Gambar 1.2 Realisasi Pendapatan Pajak (dalam jutaan) Hal ini menunjukan bahwa program yang dilakukan hampir terealisasi sepenuhnya, walau begitu masih ada kendala yang menghambat pemerintah dalam penerimaan pajak. Padahal seperti yang kita ketahui penghindaran pajak merupakan aktivitas yang tidak bertanggung jawab secara sosial, maka dari itu penulis mencoba melakukan penelitian tentang penghindaran pajak ini dengan judul Pengaruh Corporate Social Responsibility, Capital Intensity, dan Perencanaan Pajak Terhadap Penghindaran Pajak (Studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014).

11 B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1) Apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak? 2) Apakah Capital Intensity berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak? 3) Apakah perencanaan pajak berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak? C. Tujuan Penelitian Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, diperlukan adanya tujuan dari penelitian dan sekaligus untuk menguji dan menemukan bukti secara empiris mengenai: 1) Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap penghindaran pajak. 2) Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh capital intensity terhadap penghindaran pajak. 3) Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh perencanaan pajak terhadap penghindaran.

12 D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut : Teoritis : 1) Penelitian ini dapat mengembangkan wawasan berpikir yang dilandasi konsep ilmiah. 2) Penelitian ini dapat membantu dalam memberikan kontribusi pada penelitian selanjutnya. 3) Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai sikap dan kepatuhan perusahaan di Indonesia mengenai kewajiban membayar pajak. Praktis : 1) Bagi pemerintah Agar pemerintah dapat menggunakan data dari penelitian ini sebagai sarana evaluasi dan informasi, atau bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan terkait dengan pengenaan pajak pada perusahaan. 2) Bagi perusahaan Agar sebuah perusahaan dapat menerapkan atau mendisiplinkan kewajiban pajak atas penghasilannya sesuai dengan UU dan peraturan yang telah ditetapkan, sehingga dapat membantu dan meningkatkan perekonomian. 3) Bagi perguruan tinggi Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi maupun acuan bagi mahasiswa pembaca untuk melakukan penelitian di waktu yang akan datang.