BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN an di Amerika Serikat, pada saat itu system ini dikenal dengan nama charge-it

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, perkembangan suatu bank mengalami krisis dapat diartikan. Sementara itu dalam bentuk memberikan pelayanan kepada

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Hal ini ditandai dengan semakin terintegrasinya pasar keuangan dunia yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

Peraturan Perundang-undangan mengenai Perpajakan juga telah dikeluarkan. oleh Pemerintah Indonesia sebagai Payung Hukum bagi pihak-pihak yang

BAB II KARTU KREDIT SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN. perkembangan perdagangan, dunia perbankan juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di Indonesia akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) memberikan pengalaman yang sesungguhnya, memberikan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE- 62/PJ/2013 TENTANG

ANALISIS HUKUM MENGENAI PENERAPAN KETENTUAN PAJAK PADA TRANSAKSI KARTU KREDIT. Skripsi

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. sudah saatnya diletakkan suatu landasan yang dapat menjamin tersedianya dana

BAB I PENDAHULUAN. Kontraprestasi yang diterima pembayar pajak bersifat tidak langsung, sebab pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi.

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman dana, kliring, hingga settlement. Cara pembayaran yang

Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh. untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di Indonesia,

A. JENIS KARTU PLASTIK BERDASARKAN FUNGSINYA

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

pemungutan pajak dimana wajib pajak menghitung sendiri pajak terutangnya serta secara mandiri menyetorkan ke bank atau kantor pos dan melaporkannya

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional mensejahterakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan permasalahan dalam pengambilan setiap keputusan. Hukum. akan mendapatkan sanksi dari eksternal power.

PENGGUNAAN KARTU KREDIT DALAM PERJANJIAN JUAL BELI BARANG DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERBANKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai terobosan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. anggapan, uang adalah darah -nya perekonomian, karena dalam mekanisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Pajak mempunyai definisi yang berbeda-beda menurut sudut pandang yang

BAB I PENDAHULUAN. Era modern sekarang ini kata internet sudah tidak asing lagi bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran

I. PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia itu sendiri diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Pajak

BAB I PENDAHULUAN. nasional itu maka pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alinea 4 yaitu, memajukan kesejahteraan umum. Agar tujuan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Judul : Tata Cara Pengajuan Tax Amnesty Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Nama : Gusti Ayu Dwi Antari NIM : ABSTRAK

BAB I PENAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. lalai terhadap pajak dan tidak menjalani kewajibannya sebagai wajib pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut undang-undang dan pakar pajak sebagai berikut :

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

2012, No.4 2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pel

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Penggalian potensi penerimaan dalam negeri akan terus ditingkatkan

Dr. Oyok Abuyamin Bin H. Abas Z, S.H., M.H.,M.Si

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

STIE DEWANTARA Manajemen Kartu Plastik

Faktur pajak (tax invoice) merupakan sarana administrasi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. disebabkan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) hak Negara dan hak warga Negara pembayar pajak. Hak Negara adalah untuk

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/52/PBI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 13/PJ/2010 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan tanpa imbalan jasa secara langsung untuk. membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. volume dan dinamika pembangunan itu sendiri. Berdasarkan Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penghitungan jumlah pajak yang terutang (Mardiasmo, 2011).

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

BAB I PENDAHULUAN. Suksesnya pembangunan negara Indonesia tidak terlepas dari dana yang

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan kartu..., Caroline, FH UI, 2010.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Latar Belakang Masalah

PENGERTIAN PAJAK FUNGSI PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yaitu mensejahterakan. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

CREDIT CARD. 2 Bank Penerbit 1. Card Holder Merchant. 4 Gb: Mekanisme teransaksi kartu kredit tanpa acquirer

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kartu kredit merupakan alat pembayaran pengganti uang tunai yang dapat digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa yang diinginkannya di tempat-tempat yang dapat menerima pembayaran dengan menggunakan kartu kredit (merchant). 1 Pengertian kartu kredit dalam pasal 1 angka 4 Peraturan Bank Inonesia Nomor 7/52/PBI/2005 sebagaimana diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/8/PBI/2008 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu, yaitu : Kartu Kredit adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus 2 (charge card) ataupun secara angsuran. Dibandingkan dengan jenis-jenis kredit yang ditawarkan dunia perbankan, kartu kredit merupakan jenis kredit yang paling mudah dan cepat disetujui. Syaratnya sederhana yaitu fotocopi KTP, slip gaji atau surat keterangan penghasilan, foto dan surat keterangan lain yang dianggap perlu. Bahkan pada 1 Subagyo,Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,ed.2,cet.2,(Yogyakarta:Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,2005),hlm.39. 2 www.gooegle.com kartu kredit sebagai alat pembayaran diakses pada tanggal 11 Januari 2010 pukul 10.45 WIB

perkembangan saat ini, apabila calon pemegang kartu kredit yang mengajukan permohonan kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, maka calon pemegang kartu kredit yang bersangkutan hanya perlu menyerahkan fotokopi tagihan kartu kredit tersebut. Selain kemudahan dalam mengajukan permohonan, kelebihan lain dari penggunaan kartu kredit adalah lingkup penggunaannya yang sangat luas, dari transaksi kecil sampai transaksi bervolume besar. Hal ini sangat berguna bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang sering melakukan perjalanan, baik untuk bisnis maupun wisata karena kartu kredit juga dapat digunakan untuk melakukan transaksi diberbagai negara yang menerima pembayaran dengan kartu kredit. Semakin lama penggunaan kartu kredit di Indonesia semakin luas. Perkembangan penggunaan kartu kredit terjadi dengan cepat karena ada banyak kemudahan yang diperoleh dari penggunaan kartu kredit. Kartu kredit dinilai lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan alat pembayaran lain, sehingga lebih dikenal pula di tengah masyarakat. Masyarakat biasanya menggunakan kartu kredit untuk pembayaran transaksi yang dilakukan melalui internet atau di toko-toko yang menyediakan layanan pembayaran dengan kartu kredit. Pada transaksi yang dilakukan melalui internet, pihak card holder mempunyai kewajiban untuk membayar barang yang dibelinya dan mempunyai hak untuk menerima barang yang telah dibelinya dari merchant, dan sebaliknya merchant mempunyai kewajiban untuk mengirim

barang itu dalam keadaan baik dan spesifikasinya sesuai dengan apa yang dipesan oleh card holder dan berhak untuk menerima pembayaran. Perkembangan penggunaan kartu kredit yang begitu pesat ini disebabkan karena masyarakat merasakan semakin pentingnya penggunaan kartu kredit sebagai alat pembayaran dan mengambil uang tunai mengingat kepraktisan, rasa nyaman dan aman yang ditimbulkan. Kegiatan itu juga tidak terlepas dari pembebanan pajak sebagai kewajiban masyarakat untuk membebankan pajak pada setiap transaksi atau fasilitas atau biaya yang harus dibayar atas penggunaan fasilitas atau kepimilikan suatu barang. Menurut Soeparman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang berjudul Pajak Berdasarkan Asas Gotong Royong sebagaimana dikutip oleh R santoso Brotodihardjo menyatakan bahwa 3 : Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Dari defenisi diatas maka biaya produksi barang atau jasa-jasa dalam mencapai kesejahteraan umum banyak sekali yang telah digunakan oleh masyarakat. Salah satunya pembelian barang dengan kartu kredit juga termasuk dalam pembebanan pajak terhadap biaya produksi barang yang dibeli dengan kartu kredit tersebut. 3 R santoso Brotodihardjo,Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT Refika Aditama :Bandung,Edisi Keempat,2003,hlm.5.

Penggunaan kartu kredit dalam transaksi pembayaran juga dikenakan pajak yang berlaku di Indonesia seperti Pajak Pertambahan Nilai yang dilihat dari objek transaksi, pengambilan uang tunai, pajak yang dibebankan oleh pihak Bank kepada pemegang kartu kredit (card holder) dan pajak lainnya. Dalam hal pembebanan pajak ini, mungkin masyarakat tidak begitu menyadari bahwa pajak yang dibebankan terhadap transaksi kartu kredit justru lebih besar dibandingkan dengan transaksi tanpa menggunakan kartu kredit atau transaksi tunai. Jenis pajak apa saja yang dibebankan pada transaksi kartu kredit, dan penerapan pajak yang dikenakan terhadap transaksi kartu kredit yang masyarakat tidak mengetahuinya. Berdasarkan uraian diatas, dengan adanya pembebanan pajak pada transaksi kartu kredit inilah, maka Skripsi ini ditulis untuk membahas jenis pajak yang dibebankan pada transaksi kartu kredit dan menganalisis penerapan pajak dalam Skripsi yang berjudul Analisis Hukum Mengenai Penerapan Ketentuan Pajak Pada Transaksi Kartu Kredit. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penulisan yang telah diuraikan terlebih dahulu maka dibuat suatu batasan perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Pajak apakah yang dapat dibebankan pada transaksi kartu kredit ditinjau dari peraturan perpajakan? 2. Bagaimanakah penerapan ketentuan pajak Indonesia pada transaksi kartu kredit?

C. Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan a. Tujuan Penulisan Adapun yang menjadi tujuan dalam pembahasan skripsi penulis yang berjudul Analisis Hukum Mengenai Penerapan Ketentuan Pajak Pada Transaksi Kartu Kredit, selain untuk melengkapi tugas-tugas persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum, juga mempunyai tujuan pembahasan yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan antara lain : 1. Untuk mengetahui secara umum informasi kartu kredit sebagai alat pembayaran; 2. Untuk mengetahui jenis pajak yang dapat dibebankan dalam transaksi kartu kredit; 3. Untuk mengetahui dan menganalisis penerapan ketentuan pajak pada transaksi kartu kredit. b.manfaat Penulisan berangkat dari permasalahan-permasalahan diatas, penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Dari segi teoritis skripsi ini sebagai bentuk peningkatan penulis di bidang hukum pajak, khususnya mengenai penerapan ketentuan pajak pada transaksi kartu kredit.

2. Dari segi praktis sebagai suatu bentuk sumbangan pemikiran bagi masyarakat khususnya kalangan pebisnis bahwa transaksi kartu kredit juga dapat dibebankan pajak sebagaimana yang berlaku dalam ketentuan peraturan perpajakan di Indonesia. D. Keaslian Penulisan Skripsi yang berjudul Analisis Hukum Mengenai Penerapan Ketentuan Pajak Pada Transaksi Kartu Kredit ini adalah merupakan hasil karya penulis sendiri. Dari hasil peninjauan kepustakaan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Judul Analisis Hukum Mengenai Penerapan Ketentuan Pajak Pada Transaksi Kartu Kredit yang dibuat sebagai judul dalam skripsi di Fakultas Hukum dan tidak terdapat judul yang sama seperti judul skripsi yang Penulis buat. Dan pokok permasalahan yang diangkat penulis sebagai judul dalam penulisan skripsi ini belum pernah dibahas dalam skripsiskripsi yang ada sebelumnya. Oleh karena itu, keaslian dari penulisan karya tulis ini terjamin dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. E. Tinjauan Kepustakaan Pembayaran dengan menggunakan kartu kredit mulai dikenal pada awal tahun 1920-an di Amerika Serikat dimana pada saat itu kartu kredit hanya dapat dipergunakan untuk berbelanja di toko yang menerbitkan kartu kredit tersebut. 4 4 The First Credit Card Was Issued In 1951,http://www.didyouknow.cd/creditcards.htm, diakses pada tanggal 28 Desember 2009 pukul 10.13

Kartu kredit yang pertama kali muncul di Indonesia adalah kartu kredit yang diterbitkan oleh American Exprees dan Dinners Club. Sedangkan bank nasional pertama yang menerbitkan kartu kredit adalah Bank BCA, namun kartu ini hanya dapat digunakan oleh nasabah BCA saja (bersifat internal). Bank nasional yang pertama kali menerbitkan kartu kredit bekerja sama dengan Internasional adalah Bank Duta. Dalam transaksi kartu kredit, terdapat juga pajak yang harus dikenakan yang melekat pada objek atau barang yang dibeli dengan kartu kredit tersebut. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 5 Jenis-jenis pajak antara lain : pajak langsung dan pajak tidak langsung, Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Bea Materai, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Dari beberapa jenis pajak yang diuraikan diatas maka jenis pajak yang melekat pada kartu kredit adalah : 5 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4740,selanjutnya disebut UU Nomor 28 Tahun 2007.

1. Bea materai hal ini sesuai dengan SE-13/PJ.5/2001 tanggal 5 Juni 2001 yang menyebutkan bahwa pengenaan bea materai pada tagihan kartu kredit harus dilaksanakan seegera mungkin. 6 2. Pajak pertambahan nilai (PPN) yang melekat pada saat melakukan transaksi kartu kredit yaitu pada saat membeli barang atau belanja dengan kartu kredit, jenis pajak itu adalah pajak yang langsung dipungut dari transaksi kartu kredit. 7 3. Pajak penghasilan (Pph) yang melekat pada kartu kredit dikenakan setiap melakukan transaksi atau pengeluaran dan pada saat melaporkan pendapatan pemegang kartu kredit. 8 F. Metode Penelitian Dalam setiap usaha penulisan haruslah menggunakan metode penulisan yang sesuai dengan bidang yang diteliti. Adapun penelitian yang digunakan oleh penulis dapat diuraikan sebagai berikut : a. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat didalamya. Dengan demikian, penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian hukum normatif yang didasarkan pada bahan hukum primer dan sekunder, yaitu penelitian yang 6 http//www.pajak.go.id/index.php?view=category&ud=112&option=com_content&itemid=41 diakses pada tanggal 08 Februari pukul 20.55 wib 7 www.pajak2000.com/news_details.php?id=75 akses+ pajak +tak picu+ pungutan+ ganda diakses pada tanggal 08 februari 2010 pukul 20.15 wib 8 www.infoanda.com/wap/id/link.php?lh=bqcoafucbarb diakses pada tanggal 08 Februari 2010 pukul 21.08 wib

mengacu kepada norma-norma yang terdapat dalam peraturan perundangundangan. 9 Dalam hal ini peraturan perpajakan dijadikan acuan dasar peraturan dalam penerapan jenis pajak pada transaksi kartu kredit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis pajak yang dibebankan pada transaksi kartu kredit dan penerapannya dalam kalangan pebisnis atau perdagangan di Indonesia. b. Data dan Sumber Data Dalam menyusun skripsi ini, data dan sumber data yang digunakan adalah bahan hukum primer, sekunder,dan tersier. 1. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang terdiri dari peraturan perundang-undangan di bidang hukum pajak yang mengikat, antara lain : UU No.16 Tahun 2000 jo UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, UU No.11 Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No.8 tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, UU No.36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan serta peraturan pelaksanaannya, Surat Edaran Dirjen Pajak SE- 34/PJ.53/1995, dan Surat Direktur Jenderal Pajak S-122/PJ.53/2002. 2. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer yakni hasil karya para ahli hukum berupa buku-buku, hasil-hasil penelitian terdahulu, buku-buku 9 Soeryono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum,UI Press,Jakarta,1984,hlm.20.

referensi, majalah hukum, pendapat-pendapat para sarjana yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini. 3. Bahan hukum tersier atau bahan penunjang yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan/atau bahan hukum sekunder, yaitu kamus hukum dan lain-lain. c. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan Skripsi ini maka digunakan metode pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan yaitu mempelajari dan menganalisis secara sistematis buku-buku, surat kabar, makalah ilmiah, peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam Skripsi ini. d. Analisis Data Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini termasuk dalam tipe penelitian hukum normatif. Pengolahan data pada hakekatnya merupakan kegiatan untuk melakukan analisis terhadap permasalahan yang akan dibahas. Analisis data dilakukan dengan : 1. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan yang diteliti; 2. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep, pasal atau doktrin yang ada; dan 3. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif-kualitatif. 10 10 Burhan Anshori,S.H.Metode Penelitian Hukum,Rineka cipta:jakarta,2007,hal.123.

G. Sistematika Penulisan Pada dasarnya sistematika adalah gambaran-gambaran umum dari keseluruhan dari keseluruhan isi penulisan ini, sehingga mudah dicari hubungan antara satu pembahasan dengan yang lain secara teratur menurut sistem. Sistematika penulisan dalam pembahasan Skripsi ini disusun sedemikian rupa, yang terdiri dari 5 (lima) bab dan masing-masing bab mempunyai sub bab, yang dapat diuraikan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN bab pendahuluan akan menguraikan tentang segala hal yang umum dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II KARTU KREDIT SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai sejarah umum kartu kredit, dasar hukum penggunaan kartu kredit di Indonesia, klasifikasi kartu kredit, pihak-pihak yang terlibat dalam proses penerbitan dan penggunaan kartu kredit. BAB III JENIS PAJAK YANG DIBEBANKAN PADA TRANSAKSI KARTU KREDIT DITINJAU DALAM PERATURAN PERPAJAKAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengertian pajak, ciri-ciri pajak, syarat pemungutan pajak, kedudukan hukum pajak dalam tata hukum Indonesia, asas-asas pemungutan pajak, sistem pemungutan pajak, timbulnya utang pajak, hapusnya utang pajak, dan jenis pajak yang dibebankan pada transaksi kartu kredit ditinjau dari peraturan perpajakan, yaitu antara lain menurut UU Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, dan ditinjau dari peraturan pelaksana lainnya. BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENERAPAN KETENTUAN PAJAK DI INDONESIA PADA TRANSAKSI KARTU KREDIT Dalam bab ini akan dibahas mengenai penerapan ketentuan pajak pada transaksi kartu kredit. Dalam bab ini akan dibahas secara mendalam mengenai penerapan ketentuan pajak pada transaksi yang dilakukan melalui media komputer, jaringan internet dan/atau perangkat lunak lainnya atau juga di toko-toko yang melayani pembayaran dengan kartu kredit. Dan juga pengawasan terhadap penerapan pajak pada transaksi kartu kredit. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir yang merupakan kesimpulan dan saran dari Penulis Skripsi ini. Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dari hal-hal yang telah diuraikan dalam bab-bab yang

sebelumnya. Penulis akan mencoba untuk memberikan saran-saran yang berguna bagi penerapan ketentuan pajak pada transaksi kartu kredit.