KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

dokumen-dokumen yang mirip
Propinsi Banten dan DKI Jakarta

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2011 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PROVINSI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

PENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

PENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

PENGANTAR. Bogor, September 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR. DEDI SUCAHYONO S, S.Si, M.Si NIP

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2016

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2018

KATA PENGANTAR. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga bermanfaat.

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

Analisis Hujan Bulan Juni 2012 Iklim Mikro Bulan Juni 2012 Prakiraan Hujan Bulan Agustus, September dan Oktober 2012

PRAKIRAAN MUSIM 2017/2018

Analisis Hujan Bulan Mei 2013 Iklim Mikro Bulan Mei 2013 Prakiraan Hujan Bulan Juli, Agustus dan September 2013

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2017 REDAKSI

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Analisis Hujan Bulan Oktober 2012 Iklim Mikro Bulan Oktober 2012

KATA PENGANTAR TANGERANG, MARET 2009 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERA NG. URIP HA RYOKO MSi NIP

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Oktober 2012 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Ir. PURWANTO NIP Buletin Edisi Oktober 2012

Analisis Hujan Bulan Pebruari 2013 Iklim Mikro Bulan Pebruari 2013 Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013

Analisis Hujan Bulan April 2013 Iklim Mikro Bulan April 2013 Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

P E N G A N T A R. Jakarta, Maret 2017 Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT, ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II FEBRUARI 2017

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

I. INFORMASI METEOROLOGI

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT, ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I FEBRUARI 2017

PRESS RELEASE PERKEMBANGAN MUSIM KEMARAU 2011

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN III FEBRUARI 2017

2. Awal Musim kemarau Bilamana jumlah curah hujan selama satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter serta diikuti oleh dasarian berikutnya.

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATE DASARIAN I MARET 2017

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I APRIL 2017

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

PREDIKSI LA NINA OLEH 3 INSTITUSI INTERNASIONAL DAN BMKG (UPDATE 03 JANUARI 2011)

LAPORAN ANALISIS HUJAN DI WILAYAH DKI JAKARTA TANGGAL 04 OKTOBER 2009

LITBANG KEMENTAN Jakarta, 8 Maret 2011

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT; ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN DASARIAN I FEBRUARI 2018

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

Update BoM/POAMA NCEP/NOAA. Jamstec J ul (Prediksi BMKG (Indonesia. La Nina. La Nina.

Update BoM/POAMA NCEP/NOAA. Jamstec J ul (Prediksi BMKG (Indonesia. La Nina. moderate.

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Juli 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2012 KATA PENGANTAR

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

UPDATE DASARIAN III MARET 2018

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN FEBRUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI MALIKUSSALEH-ACEH UTARA. Oleh Febryanto Simanjuntak S.Tr

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan April 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2012 KATA PENGANTAR

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I JANUARI 2018

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN III DESEMBER 2017

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT; ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN DASARIAN III FEBRUARI 2018

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan sumber daya air (Haile et al., 2009).

Oleh Tim Agroklimatologi PPKS

PRAKIRAAN ANOMALI IKLIM TAHUN 2016 BMKG DI JAWA TENGAH

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II JUNI 2017

KATA PENGANTAR. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga bermanfaat.

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

Transkripsi:

PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas berkat dan rahmat Nya kami dapat menyusun laporan dan laporan Prakiraan Musim Kemarau 2016 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta. disusun berdasarkan keadaan yang terjadi pada periode berlangsung sedangkan Prakiraan Musim Kemarau 2016 dibuat berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Stasiun Klimatologi Pondok Betung dengan mempertimbangkan hasil prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, khususnya Instansi pengelola Pos Hujan Kerjasama di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta yang telah membantu dalam penyusunan publikasi ini. Kami menyadari masih ada kekurangan dari publikasi ini mengingat data yang kami terima sangat terbatas, khususnya dari pos kerjasama, karena itu saran dan kritik yang membangun diharapkan untuk penyempurnaan publikasi ini. Semoga bermanfaat. TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG Ir. BUDI ROESPANDI NIP. 196007061981031002 061981031002 i

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------- III ii 1. PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------------------------------------- 1 1.1. Latar Belakang --------------------------------------------------------------------------------------- 1 1.2. Tujuan --------------------------------------------------------------------------------------------------- 1 2. TINJAUAN UMUM ------------------------------------------------------------------------------------------- 2 2.1. Pemutakhiran Zona Musim di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta -------- 2 2.2. Curah Hujan ------------------------------------------------------------------------------------------- 3 3. PEMBAHASAN ----------------------------------------------------------------------------------------------- 5 3.1. --------------------------------------------------------------- 5 3.2. Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Kemarau 2015 ---------------------------------- 7 3.2.1. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Kemayoran---------------------------------------- 7 3.2.2. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Cengkareng -------------------------------------- 7 3.2.3. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Serang --------------------------------------------- 8 3.2.4. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Curug ----------------------------------------------- 9 3.2.5. Suhu Udara Stasiun Maritim Tanjung Priok ------------------------------------------ 9 3.2.6. Suhu Udara Stasiun Geofisika Tangerang------------------------------------------ 10 3.3. Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada saat Musim Kemarau 2015 ---------------------------------------------------------------------------------------------------- 11 3.3.1. Suhu Udara --------------------------------------------------------------------------------- 11 3.3.2. Curah Hujan -------------------------------------------------------------------------------- 11 3.3.3. Kelembaban Udara ----------------------------------------------------------------------- 12 3.3.4. Lama Penyinaran Matahari ------------------------------------------------------------- 12 3.3.5. Windrose ------------------------------------------------------------------------------------ 13 3.4. Prakiraan Musim Kemarau 2016 -------------------------------------------------------------- 13 3.4.1. Kondisi Dinamika Atmosfer ------------------------------------------------------------- 13 3.4.2. Prediksi Dinamika Atmosfer ------------------------------------------------------------ 15 3.4.3. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2016 ----------------------------------------------- 17 3.4.4. Prakiraan Perbandingan Awal Musim Kemarau 2016 --------------------------- 17 3.4.5. Prakiraan Sifat Hujan Musim Kemarau 2016 -------------------------------------- 19 3.4.6. Prakiraan Curah Hujan di Luar Zona Musim (Non ZOM) Wilayah Banten dan DKI Jakarta -------------------------------------------------------------------------- 21 4. PENUTUP ---------------------------------------------------------------------------------------------------- 22 4.1. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------------------ 22 4.2. Saran --------------------------------------------------------------------------------------------------- 22 ii

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, diantara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia memiliki sistem iklim/cuaca yang unik. Keberadaan wilayah Indonesia sebagaimana tersebut, kondisi iklimnya akan dipengaruhi oleh fenomena global seperti El Nino, La Nina, Dipole Mode, dan Madden Julian Oscillation (MJO), disamping pengaruh fenomena regional, seperti sirkulasi monsun Asia-Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang merupakan daerah pertumbuhan awan, serta kondisi Suhu Muka Laut di sekitar wilayah Indonesia. Sementara kondisi topografi wilayah Indonesia yang bergunung, berlembah, serta banyak pantai, merupakan fenomena lokal yang menambah beragamnya kondisi iklim di wilayah Indonesia, baik menurut ruang (wilayah) maupun waktu. Secara klimatologis, wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta terdapat 11 pola iklim, dimana 10 pola merupakan Zona Musim (ZOM) yaitu mempunyai perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau (pola Monsun), sedangkan 1 pola lainnya adalah Non Zona Musim (Non ZOM). Daerah Non ZOM pada umumnya memiliki ciri mempunyai 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial), sepanjang tahun curah hujannya tinggi atau rendah, dan waktu terjadinya musim hujan dan musim kemarau kebalikan dengan daerah ZOM (pola Lokal). 1.2. Tujuan Laporan ini bertujuan untuk: 1. Menginformasikan pola unsur-unsur iklim di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta 2. Menganalisis musim hujan yang terjadi pada periode 2015/2016 3. Menginformasikan kondisi iklim mikro Area Stasiun Klimatologi Pondok Betung dan beberapa stasiun lain pada periode musim kemarau 2015 4. Memprakirakan awal musim kemarau 2016 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta 1

2. TINJAUAN UMUM 2.1. Pemutakhiran Zona Musim di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta Luas suatu wilayah Zona Musim (ZOM) tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZOM bisa terdiri dari beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu wilayah kabupaten bisa terdiri dari beberapa ZOM. Sesuai dengan ketentuan WMO mengenai Standar Normal 30 Tahun, maka berakhirnya tahun 2010 merubah nilai rata-rata curah hujan bulanan sebelumnya. Yaitu periode tahun 1981-2010. Data normal curah hujan inilah yang digunakan dalam pemutakhiran Zona Musim yang baru. Metode analisis data yang diterapkan dalam pemutakhiran ZOM ini adalah metode analisis cluster, yaitu mengelompokkan suatu objek/data yang memiliki kesamaan sifat tanpa menghilangkan struktur alami dari objek/data sehingga kelompok-kelompok yang dihasilkan memiliki makna, seperti pola atau klasifikasi. Berdasarkan hasil analisis data periode 30 tahun (1981-2010), maka Propinsi Banten dan DKI Jakarta terdiri atas 10 ZOM. Gambar 1. Pembagian Wilayah ZOM Propinsi Banten dan DKI Jakarta 2

Tabel 1. Cakupan Wilayah ZOM Propinsi Banten dan DKI Jakarta ZOM Wilayah 55 Kab Pandeglang dan Kab Lebak bagian barat 56 Kab Pandeglang bagian utara dan Kab Serang bagian barat daya 57 58 Kab Serang bagian selatan, Kab Pandeglang bagian timur laut dan Kab Lebak bagian utara Kota Cilegon, Kota Serang, Kab Serang bagian timur, Kab Tangerang bagian tengah dan Kota Tangerang, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan bagian utara, Jakarta Timur bagian barat 59 Kab Serang bagian timur laut dan Kab Tangerang bagian utara 60 Jakarta Utara, Jakarta Timur bagian utara, Jakarta Barat bagian utara 61 Jakarta Timur bagian selatan, Jakarta Selatan bagian selatan, Kota Tangerang Selatan, Kab Tangerang bagian selatan, Kab Serang bagian tenggara, Kab Lebak bagian timur laut 62 Kab Lebak bagian tengah 63 Kab Lebak bagian selatan 67 Kab Lebak bagian Tenggara (Wilayah ZOM Propinsi Jawa Barat) 2.2. Curah Hujan Hujan merupakan gejala atau fenomena cuaca yang dipandang sebagai variabel tak bebas karena terbentuk dari proses berbagai unsur. Curah hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Jumlah curah hujan dalam satu dasarian (rentang waktu selama 10 hari) lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya ditetapkan sebagai permulaan musim hujan. Sedangkan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1981-2010) disebut sebagai sifat hujan. 3

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : a. Sifat Hujan Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya. b. Sifat Hujan Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya. c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya. Gambar 2. Grafik Normal Hujan di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta 4

3. PEMBAHASAN 3.1. Hasil di wilayah Banten dan DKI Jakarta menunjukkan bahwa Awal Musim Hujan periode 2015/2016 di wilayah ini terjadi pada dasarian I November sampai dengan dasarian III Januari. Jika dibandingkan dengan Normal Awal Musim Hujan, maka Musim Hujan 2015/2016 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta Sama dan Mundur antara 3-7 dasarian. Gambar 3. Distribusi Awal Musim Hujan 2015/2016 5

Gambar 4. Distribusi Perbandingan Musim Hujan 2015/2016 Tabel 2. ZOM NORMAL FAKTA PERBANDINGAN TERHADAP NORMAL SELISIH 55 29 32 MUNDUR 3 56 28 31 MUNDUR 3 57 28 31 MUNDUR 3 58 32 39 MUNDUR 7 59 35 35 SAMA 0 60 34 39 MUNDUR 5 61 27 32 MUNDUR 5 62 25 32 MUNDUR 7 63 29 33 MUNDUR 4 Keterangan : Selisih merupakan perbedaan periode dasarian dari nilai normal dengan faktanya Sumber : Staklim Pondok Betung 6

3.2. Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Kemarau 2015 Suhu udara mempunyai variabilitas yang kecil jika dibandingkan dengan curah hujan. Berikut ini disajikan kondisi suhu udara pada Musim Kemarau 2015 yang dapat dijadikan sebagai acuan pada Musim Kemarau 2016. 3.2.1. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Kemayoran Gambar 5. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Kemayoran Periode April September 2015 Suhu udara rata-rata selama Musim Kemarau periode 2015 tertinggi terjadi pada bulan Juni 2015 di Stasiun Meteorologi Kemayoran yaitu 30.3 o C dan terendah terjadi pada bulan April dan Mei 2015 sebesar 27.1 o C. Sedangkan suhu maksimum absolut mencapai 35.2 o C terjadi pada bulan Juni 2015 dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Agustus 2015 sebesar 23.8 o C. 3.2.2. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Cengkareng Pada Musim Kemarau periode 2015, suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Meteorologi Cengkareng terjadi pada bulan September 2015 yaitu 29.4 o C dan terendah pada bulan April 2015 yaitu 25.6 o C. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 34.0 o C terjadi pada April, Juli, Agustus dan September 2015, dan suhu udara minimum absolut sebesar 20.8 o C terjadi pada bulan Agustus 2015. 7

Gambar 6. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Cengkareng Periode April September 2015 3.2.3. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Serang Gambar 7. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Serang Periode April September 2015 Suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Meteorologi Serang pada Musim Kemarau periode 2015, terjadi pada bulan Agustus 2015 yaitu 29.3 o C dan terendah pada bulan April 2015 8

yaitu 24.5 o C. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 35.4 o C terjadi pada bulan September 2015 dan suhu udara minimum absolut sebesar 19.0 o C terjadi pada bulan Juli 2015. 3.2.4. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Curug Gambar 8. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Curug Periode April September 2015 Pada Musim Kemarau periode 2015 di Stasiun Meteorologi Curug, suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan September 2015 yaitu 29.1 o C dan terendah pada bulan Juli 2015 yaitu 22.9 o C. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 37.0 o C terjadi pada bulan September 2015 dan suhu udara minimum absolut sebesar 18.8 o C terjadi pada bulan Agustus 2015. 3.2.5. Suhu Udara Stasiun Maritim Tanjung Priok Suhu udara rata-rata pada Musim Kemarau periode 2015 di Stasiun Maritim Tanjung Priok tertinggi pada bulan Mei 2015 sebesar 30.2 o C dan terendah pada bulan Mei 2015 sebesar 27.0 o C. Sedangkan suhu udara maksimum absolut terjadi pada bulan Juni 2015 sebesar 34.8 o C dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Agustus 2015 sebesar 24.0 o C. Grafik dapat dilihat pada gambar 9. 9

Gambar 9. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Maritim Tanjung Priok Periode April September 2015 3.2.6. Suhu Udara Stasiun Geofisika Tangerang Gambar 10. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Geofisika Tangerang Periode April September 2015 Pada Musim Kemarau periode 2015, suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Geofisika Tangerang terjadi pada bulan Mei 2015 yaitu 29.7 o C dan terendah pada bulan April 2015 10

yaitu 26.0 o C. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 35.4 o C terjadi pada bulan Agustus dan September 2015 dan suhu udara minimum absolut sebesar 20.8 o C terjadi pada bulan Juli 2015. 3.3. Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada saat Musim Kemarau 2015 Penyajian kondisi iklim mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada Musim Kemarau 2015 dimaksudkan untuk memberikan gambaran kondisi Musim Kemarau 2016. 3.3.1. Suhu Udara Gambar 11. Grafik Suhu Udara Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April September 2015 3.3.2. Curah Hujan Gambar 12. Grafik Curah Hujan Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April September 2015 Suhu udara rata-rata pada Musim Kemarau 2015 mencapai nilai tertinggi pada bulan September sebesar 30.4 o C dan nilai terendah pada bulan April dan Juni 2015 sebesar 26.0 o C. Sedangkan suhu maksimum absolut tercatat sebesar 36.7 o C terjadi pada bulan September 2015 dan suhu minimum absolut tercatat sebesar 21.0 o C terjadi pada bulan Agustus 2015. Akumulasi curah hujan yang terjadi pada Musim Kemarau 2015 tercatat sebesar 352.2 mm. Curah hujan terbesar sebesar 38.5 mm terjadi pada bulan April 2015 dan terendah sebesar 0 mm terjadi hampir disetiap bulan periode tersebut, yaitu pada April September 2015. 11

3.3.3. Kelembaban Udara Gambar 13. Grafik Kelembaban Udara Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April September 2015 Kelembaban udara rata-rata selama Musim Kemarau 2015 sebesar 74%. Kelembaban maksimum terukur pada bulan April 2015 sebesar 94%. Sedangkan nilai minimum terukur pada bulan Agustus 2015 sebesar 57%. 3.3.4. Lama Penyinaran Matahari Gambar 14. Grafik Lama Penyinaran Matahari Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April September 2015 Nilai maksimum lama penyinaran matahari pada Musim Kemarau 2015 sebesar 100%, terjadi pada bulan Mei, Juli, Agustus dan September 2015. Sedangkan nilai minimum sebesar 1%, terjadi pada bulan April 2015. 12

3.3.5. Windrose Gambar 15. Windrose Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April September 2015 3.4. Prakiraan Musim Kemarau 2016 Hal-hal yang disampaikan dalam dinamika atmosfer adalah, meliputi analisis serta prakiraan terhadap perkembangan El Nino/La Nina, Dipole Mode dan Suhu Permukaan Laut di Indonesia. 3.4.1. Kondisi Dinamika Atmosfer 1. Perkembangan El Nino/La Nina Sejak akhir Februari tahun 2016 kondisi di Ekuator Pasifik Tengah (region Nino3.4) berada pada kondisi yang cenderung hangat, kondisi ini diprediksi terus berlanjut hingga Maret 2016 kemudian meluruh menuju Netral pada April - Mei 2016. Pada akhir Februari 2016 indeks Nino3.4 sudah berada pada kondisi El Nino Moderate dengan indeksnya bernilai +1,79. Beberapa prediksi menunjukkan bahwa kondisi El Nino Moderate akan meluruh hingga pertengahan tahun 2016. Dalam kaitan ini memberikan indikasi bahwa awal Musim Kemarau 2016 di Wilayah Indonesia tidak signifikan terpengaruh kondisi El Nino seiring meluruhnya ke kondisi Netral. 13

Indeks Osilasi Selatan (SOI) sejak Mei 2015 sampai dengan Februari 2016 masih bernilai negatif kuat hingga kurang dari -10, nilai ini menunjukkan terjadinya El Nino. Kondisi demikian memberikan indikasi bahwa aktivitas sirkulasi angin pasat berpengaruh kurang signifikan ke wilayah Indonesia. 2. Analisis kondisi Indian Ocean Dipole Mode (IOD) Nilai Dipole Mode Index (DMI) dalam 3 bulan terakhir adalah : +0,08 (Desember 2015) ; -0,48 (Januari 2016) dan -0.26 (Februari 2016). Sementara, prediksi Dipole Mode Indeks (DMI) pada bulan Maret hingga Juli 2016 berkisar pada nilai +0,11 s/d +0,36. Nilai ini berada pada kondisi normal positif. Dengan demikian, mengindikasikan bahwa pada Musim Kemarau 2016, uap air dari Samudera Hindia menuju wilayah Indonesia dalam kondisi Normal. 3. Kondisi Suhu Permukaan Laut (SST) perairan di Indonesia Hingga akhir Februari 2016, kondisi suhu permukaan laut di perairan Indonesia, pada umumnya berada pada kondisi hangat dengan anomali suhu berkisar +0,25 C s/d +1,5 C. Daerah dengan suhu permukaan laut relatif lebih hangat berada di perairan di barat Sumatera dan Samudera Hindia bagian selatan, yang anomali suhu permukaan lautnya mencapai +1,5 s/d +2 C. Gambar 16. Kondisi Anomali Suhu Muka Laut Dasarian I Maret 2016 Sumber : NCDC NOAA 14

3.4.2. Prediksi Dinamika Atmosfer 1. Prediksi El Nino/La Nina Aktivitas El Nino/La Nina diindikasikan berdasarkan nilai Indeks Nino34. Hasil prediksi dari beberapa institusi seperti NCEP (USA), Jamstec (Japan), POAMA (Australia), serta BMKG menunjukkan bahwa prediksi sampai bulan Agustus 2016 kondisi El Nino akan meluruh hingga kondisi El Nino Moderate - Normal. Dalam kaitan ini memberikan indikasi, bahwa awal Musim Kemarau 2016 di Wilayah Indonesia tidak signifikan terpengaruh kondisi El Nino seiring meluruhnya ke kondisi Netral. Gambar 17. Prediksi Elnino oleh 4 Institusi Internasional dan BMKG Sumber : www.bmkg.go.id 2. Prediksi Dipole Mode Prediksi Indeks Dipole Mode beberapa bulan ke depan pada kondisi positif hingga normal sehingga terdapat pengurangan curah hujan yang kurang signifikan di Indonesia bagian barat. 15

Gambar 18. Prediksi DMI oleh 1 Institusi Internasional dan BMKG Sumber : www.bmkg.go.id 3. Prediksi Suhu Permukaan Laut (SST) di Indonesia Gambar 19. Prediksi Suhu Muka Laut sampai bulan September 2016 Sumber : NCEP USA 16

Suhu permukaan laut di Indonesia selama Musim Kemarau 2016 diprakirakan sebagai berikut : 1) Umumnya wilayah perairan Indonesia diprakirakan akan tetap hangat hingga agustus 2016 dengan anomali suhu berkisar +0,5 C s/d +2 C. 2) Wilayah perairan Indonesia lainnya seperti Sumatera bagian utara diprakirakan akan cenderung normal hingga lebih dingin dengan anomali suhu permukaan laut berkisar antara -0,5 o C s/d 0 C. 3.4.3. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2016 Berdasarkan dari kondisi analisis dinamika atmosfer secara global dan regional di atas, maka Musim Kemarau 2016 untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta diprediksikan sebagai berikut : 1) Awal Musim Kemarau di Propinsi Banten dan DKI akan maju, sama dan mundur dibandingkan dengan normalnya, diprakirakan akan jatuh pada sekitar periode Awal April sampai dengan Akhir Juni 2016. 2) Sifat hujan Musim Kemarau untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta diprakirakan akan berada pada kisaran Bawah Normal (BN) sampai dengan Atas Normal (AN). Cakupan wilayah berdasarkan jatuhnya Awal Musim Kemarau 2016 adalah sebagai berikut: Awal musim kemarau Mar III Apr II : Zona Musim 59 Awal musim kemarau Apr I Apr III : Zona Musim 60 Awal musim kemarau Mei III Jun II : Zona Musim 58, 61 dan 63 Awal musim kemarau Jun I Jun III : Zona Musim 57 dan 62 Awal musim kemarau Jun II Jul I : Zona Musim 55 dan 56 3.4.4. Prakiraan Perbandingan Awal Musim Kemarau 2016 Jika dibandingkan dengan normal Awal Musim Kemarau, maka Awal Musim Kemarau 2016 di wilayah Banten dan DKI Jakarta umumnya Mundur dari Normalnya. Cakupan wilayah berdasarkan perbandingan terhadap Normal Awal Musim Kemarau dengan Prakiraan Awal Musim Kemarau 2016 adalah sebagai berikut : - Maju dari normalnya : Zona Musim 62 dan 63 - Sama dengan normalnya : Zona Musim 57, 60 dan 61 - Mundur dari normalnya : Zona Musim 55, 56, 58 dan 59 17

Gambar 20. Peta Prakiraan Awal Musim Kemarau 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta Gambar 21. Peta Prakiraan Perbandingan Awal Musim Kemarau 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta 18

3.4.5. Prakiraan Sifat Hujan Musim Kemarau 2016 Sifat hujan Musim Kemarau 2016 Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya Normal (N). Namun ada wilayah yang prakiraan sifat hujan Musim Kemarau 2016 adalah Atas Normal (AN) dan Bawah Normal (BN). Gambar 22. Peta Prakiraan Sifat Musim Kemarau 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta 19

Tabel 3. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2016 Wilayah Banten dan DKI Jakarta NO ZOM Daerah / Kabupaten Awal Musim Kemarau Antara Perbandingan Thd Rata- rata (Dasarian) Sifat Hujan 1 2 3 4 5 55 Pandeglang dan Lebak bagian barat JUN II - JUL I MUNDUR (2) N 56 Pandeglang bagian utara, Serang bagian barat daya JUN II - JUL I MUNDUR (1) N 57 Serang bagian selatan, Pandeglang bagian timur laut, Lebak bagian utara JUN I - JUN III SAMA N 58 Kota Cilegon, Kota Serang, Serang bagian timur, Tangerang bagian tengah, Kota Tangerang, Jakarta Pusat dan Barat, Jakarta Selatan bagian utara, Jakarta Timur bagian barat MEI III - JUN II MUNDUR (2) AN 59 Serang bagian timur laut, Tangerang bagian utara MAR III - APR II MUNDUR (2) N 60 Jakarta Utara, Jakarta Timur/Jakarta Barat bagian utara, Bekasi/Karawang utara bagian barat APR I - APR III SAMA N 61 Jakarta Timur/Jakarta Selatan bagian selatan, Kota Tangerang/Kab Tangerang bagian selatan, Serang bagian tenggara, Lebak, Depok, Bogor bagian Utara dan timur laut MEI III - JUN II SAMA BN 62 Lebak bagian tengah JUN I - JUN III MAJU (-1) N 63 Lebak bagian selatan MEI III - JUN II MAJU (-1) N 20

3.4.6. Prakiraan Curah Hujan di Luar Zona Musim (Non ZOM) Wilayah Banten dan DKI Jakarta Wilayah Non ZOM adalah wilayah yang umumnya memiliki ciri terjadi 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial) atau mengalami curah hujan tinggi/rendah sepanjang tahun, atau daerah yang mengalami kejadian musim hujan dan musim kemarau kebalikan dengan daerah Zona Musim (ZOM) pada umumnya. Berdasarkan hasil analisis serta pertimbangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer, prakiraan curah hujan periode April - September 2016 pada daerah Non ZOM adalah sebagai berikut : Curah hujan kumulatif selama periode April - September 2016 Di daerah Non ZOM 26 umumnya berkisar antara 1001-1500 milimeter. Sifat hujan pada daerah Non ZOM wilayah Banten diprakirakan adalah Normal. Sifat hujan yang dimaksud adalah jumlah hujan kumulatif periode April - September 2016 dibandingkan dengan rata-ratanya pada masing-masing daerah dalam periode yang sama. 21

4. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Awal Musim Hujan 2015/2016 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta Sama dan Mundur antara 3-7 dasarian. Awal Musim Kemarau 2016 di sebagian besar wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta diprakirakan akan terjadi sekitar periode bulan April Juni 2016. Jika dibandingkan terhadap normal/rata-ratanya, maka Awal Musim Kemarau 2016 diprakirakan Maju, Sama dan Mundur dari normalnya. Sifat Hujan selama Musim Hujan 2015/2016 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta diprakirakan Bawah Normal (BN) sampai dengan Atas Normal (AN). 4.2. Saran Ketersediaan data dari masing-masing pos hujan sangat diperlukan untuk ketepatan dan keakuratan prakiraan. Kerjasama antara instansi-instansi terkait (PEMDA, PEMKOT, PEMPROV) serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk menyebarluaskan informasi-informasi cuaca dan iklim. Kritik dan saran dari pembaca kami harapkan untuk peningkatan kualitas informasi iklim ini. 22