PELATIHAN MEMBUAT CENDRAMATA PERAHU PINISI DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN PADA ANAK PANTI ASUHAN SETIA KARYA KOTA MAKASSAR *)

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG YANG PRAKTIS DAN EFISIEN SERTA BERNILAI EKONOMI

PELATIHAN MEMBUAT ASESORIS RUMAH TANGGA DARI KERAJINAN ANYAMAN DAUN LONTAR PADA REMAJA PUTRI PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN MARIORIAWA KABUPATEN SOPPENG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni budaya adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan pada

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT PANTAI MELALUI PENERAPAN JAMBAN KELUARGA DARI KAYU MODEL PANGGUNG YANG AMAN TERHADAP AIR PASANG *)

Pekerjaan Plat Lantai dan Instalasi Pipa Listrik pada Vihara Cinta Kasih Palembang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Kecamatan Medan Marelan ada suatu Usaha Mikro Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, khususnya di negara

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Seperti yang dihasilkan oleh pengerajin karya Saf Handycraft yang ada

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. hal ini akan semakin berkembang. Karena itu hal tersebut perlu didukung. berkembang di dalam maupun luar negri.

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2011

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

UKDW BAB I PENDAHULUAN

MATA PELAJARAN : KERJA KAYU JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN

PROGRAM KEAHLIAN :TEKNIK FURNITUR JENJANG PENDIDIKAN : SMK

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

PENDAMPINGAN GURU SMPLB DALAM MEMANFAATKAN KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA KREASIKHAS KOTA GARUT. Mudjiati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian


FORMAT PENULISAN UKG PELAJARAN : Teknik Furnitur JENJANG PENDIDIKAN : SMK

SOSIALISASI DAN APLIKASI PENAMBAHAN NILAI KAIN PERCA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUILTING DI GAMPONG TEUNGOH, KECAMATAN LANGSA KOTA, KOTA LANGSA

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PEMANFAATAN POHON KELAPA LOKAL SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI ACEH UTARA

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai. melalui proses pengajaran (Ahmad Rivai, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan

PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

PENGESAHAN. Yogyakarta, 22 Oktober 2013 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,

sesuatu yang bergerak atau berkembang kreatif menemukan bentuk visualisasinya dan memiliki ekspresi -ekspresi bebas ekspresif.

BOOK WITH NATURAL COVER

LAMPIRAN 1. No. NOMOR POS TRIF

Selamat Datang TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian

PELATIHAN KETERAMPILAN MENJAHIT PAKAIAN UNTUK PELAJAR DARI KELUARGA KURANG MAMPU. Oleh. Syahrizal, Sri Meiyenti. Fisip Universitas Andalas.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

PELATIHAN DESAIN MODEL TEROMPAH (PACCAK) DESA SUMBEREJO BANYUPUTIH SITUBONDO

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober IbM KELOMPOK PRODUSEN SANGKAR BURUNG DESA BANDENGAN, KECAMATAN JEPARA, KABUPATEN JEPARA

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. Pelatihan Bonpotkre pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Tegal Sari Keraton

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh Limbah Kayu Potongan (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup


BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

BAB II METODE PERANCANGAN

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) TATAP MUKA PERKULIAHAN

ALAT PERAGA GERAK KAKI KEPITING DAN TERAPAN HUKUM PASCAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BULUKUMBA

III.A.1.c.1).b). (2)ARTIKEL KAIN PERCA_Dwi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING

Indikator Esensial Mengindentifikasi tahapan dalam membuat benda kerajinan

BAB I PENDAHULUAN. borepile, pile cap, raft foundation, tie beam dan dinding penahan tanah. Serta

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT

MBAKYU PONGREK (LIMBAH KAYU UNTUK PRODUK POT BUNGA ANGGREK) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT

PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. 1 Lampiran I : Produk Industri Kehutanan Wajib ETPIK.

Kompetensi Dasar Indikator Esensial. Kompetensi Keahlian : Teknik Konstruksi Batu dan Beton. sda

Ramadhion Herdanto BAB VI PENUTUP

KERSEN Desain TUJUAN KERSEN DESAIN

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sumberdaya hutan yang

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

I. PENDAHULUAN. 1 Waste (inggris) : limbah, sampah, ampas

BAB II METODE PERANCANGAN

Kata kunci: Desa Sekaran, lenan rumah tangga, teknik patchwork quilting.

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG

terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lainnya yang menempati suatu daerah yang luas. Hutan menyimpan sumberdaya yang sangat banyak selain sebagai

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Salah satu dari 6M yang dapat dipahami sebagai pasar sasaran dari produk yang dihasilkan oleh suatu usaha adalah... a. Mooney b.

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STRUKTUR BANGUNAN 1. Ari Sentani

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

BAB III METODE PENELITIAN

Epicheirisi. Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN PELATIHAN TEKNIK PRINTING PADA MGMP GURU SENI RUPA SMP SE KABUPATEN BANTUL

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II DATA PROYEK DATA UMUM PROYEK

Transkripsi:

PKMI-2-13-1 PELATIHAN MEMBUAT CENDRAMATA PERAHU PINISI DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN PADA ANAK PANTI ASUHAN SETIA KARYA KOTA MAKASSAR *) Akmal Baharuddin dan Ridwan Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar, Makasar ABSTRAK Tujuan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMM) ini adalah: (1) Terciptanya anak panti asuhan, dan mahasiswa yang kreatif dalam memanfaatkan limbah kayu gergajian yang terbuang percuma menjadi komuditas bernilai ekonomi yaitu konstruksi cendramata perahu pinishi berbagai ukuran, model dan bentuk, (2) Terciptanya anak panti asuhan dan mahasiswa mempunyai pengetahuan dan terampil membuat cendramata perahu pinishi berbagai ukuran, model dan bentuk dengan memanfaatkan limbah kayu gergajian dari penggergajian kayu yang bernilai seni dan bernilai ekonomi. Metode yang ditempuh dalam kegiatan ini adalah: (1) Pada saat pemberian materi penyuluhan tentang pemanfaatan limbah kayu gergajian menjadi cendramata perahu pinishi dan desainnya metode yang digunakan yaitu: ceramah diskusi, tanya jawab, dan simulasi, (2) Pada saat membuat cendramata perahu pinishi dari limbah kayu gergajian, metode yang digunakan adalah demonstrasi, dan tanya jawab. Hasil yang dicapai adalah: (1) Anak panti asuhan dan mahasiswa memiliki pengetahuan dalam hal pemanfaatan limbah kayu gergajian untuk pembuatan cendramata perahu pinishi berbagai model dan bentuk untuk peruntukan berbagai kebutuhan ruang, (2) Anak panti asuhan dan mahasiswa memiliki keterampilan membuat cendramata perahu pinishi berbagai model dan bentuk dari limbah kayu gergajian yang bernilai seni dan bernilai ekonomi. Kata Kunci: cendramata, limbah, kayu gergajian. PENDAHULUAN Panti Asuhan Setia Karya yang berlokasi di Jalan Manuruki Raya No. 29 A Makassar memiliki anak asuh sebanyak 61 orang, yang terdiri dari 41 laki-laki dan perempuan 20 orang. Dari 41 orang laki-laki tersebut, 8 orang yang sekolah di SMU, 22 orang di SMP, dan 11 orang yang sekolah di SD (Kelas 5 dan kelas 6). Sementara perempuannya 5 orang yang sekolah di SMU, 12 orang sekolah SMP, dan 3 orang sekolah di SD, (Sumber Data: Panti Asuhan Setia Karya Kota Makassar, 2002). Menurut pimpinan Panti Asuhan M. Muzakkar, S.Ss, kemungkinan besar anak asuh yang didiknya tidak dapat melanjutkan studinya ke perguruan tinggi, mengingat biaya yang dibutuhkan cukup tinggi. Oleh karena itu harapan saya ebagai pimpinan Panti Asuhan Setia Karya, kiranya anak asuhnya dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan, apakah kerja kayu, kerja mesin, kerja batu dan sebagainya. Dengan keterampilan anak yang saya asuh ini, yang dimilikinya itu memungkinkan anak-anak panti ini kelak nantinya mandiri dan dapat membantu mengembangkan panti asuhan (Wawancara tgl. 20 Agustus 2002 di Panti Asuhan Setia Karya).

PKMI-2-13-2 Melihat kurikulum Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang ada sekarang terutama muatan lokal tidak banyak menyajikan keterampilan terutama keterampilan kayu dalam hal membuat cendramata. Padahal jika seorang anak siswa (dalam hal ini anak panti asuhan) yang tidak dapat meneruskan pendidikannya lagi, dan memiliki keterampilan kayu, maka besar kemungkinannya untuk mengembangkan diri untuk berusaha keterampilan kayu. Lanjutan wawancara dengan Pimpinan Panti Asuhan Setia Karya, saya sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur dan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar, bertanya Apakah Anak panti telah diberikan keterampilan membuat cenramata misalnya: perahu pinisi dari serpihan kayu?, jawaban dari pimpinan panti mengatakan tidak pernah. Hal itu disebabkan tidak ada orang yang bersedia dan terampil untuk melatih mereka dalam hal mengasah alat-alat kerja kayu bermesin dan tidak bermesin dan mempraktekkan penggunaaanya, serta membuat cendramata seperti disebut di atas. Selanjutnya saya mengatakan Apakah bapak bersedia menerima tim kami melakukan pelatihan membuat cenramata perahu pinisi dengan memanfaatkan serpihan kayu buangan penggergajian kayu?. Spontanitas Pimpinan Panti Asuhan Setia Karya Muh. Muzakar, S.Ss, saya sangat bersedia dan mengucapkan banyak terima kasih. Di sisi lain, disekitar panti asuhan banyak pengegergajian kayu yang membuang serpihan-serpihan kayu berupa papan dan balok berbagai macam ukuran, yang masih dapat dimanfaatkan atau diproses menjadi konstruksi cenramata perahu pinisi berbagai ukuran serta berbagai bentuk dan model. Oleh karena itu sangat tepat untuk memanfaatkan kayu buangan tersebut untuk melatih anak panti asuhan membuat cendramata perahu pinisi dari limbah serpihan kayu gergajian. Melihat kenyataan di lapanagan dan sebagai mahasiswa yang sementara mengikuti kuliah pada Jurusan Teknik Arsitektur dan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar dimana telah kami mendapatkan mata kuliah Rupa dasar yaitu dapat berkreasi dalam memanfaatkan barang yang tidak berguna menjadi barang atau cendramata yang bias menjadi suatu karya seni yang dipandang artistik. Mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur (desain bangunan rumah tinggal, hotel, restoran, dan cafe), Merencana ruang dalam termasuk penataan prabot serta pada berbagai kamar atau ruang (interior), dan kerja maket, yaitu mahasiswa membuat gambar fisik karya Arsitektur, dan dituntut membuat maket karya tersebut dengan skala kecil. Pengalaman kuliah berikutnya adalah mata kuliah kerja kayu, di sini juga kami dapatkan pengalaman-pengalaman membuat berbagai macam benda-benda dari kerajinan kayu. Dari pengalaman tersebut diatas kami sebagai mahasiswa Teknik Arsitektur merasa terpanggil untuk melakukan pelatihan membuat cendramata perahu pinisi dengan memanfaatkan limbah kayu gergajian pada Panti asuhan Setia Karya Kota Makassar. Adanya pelatihan ini akan sangat memungkinkan anak asuh Panti Asuhan Setia Karya memiliki keterampilan mengasah dan menggunakan alat kerja kayu bermesin dan tidak bermesin dengan baik dan benar, serta memiliki keterampilan membuat cendramata perahu pinisi dari serpihan-serpihan kayu. Adanya keterampilan membuat cendramata perahu pinisi dengan memanfaatkan serpihan-serpihan kayu gergajian memungkinkan

PKMI-2-13-3 anak panti dapat berwirausaha, dan dapat mengembangkan panti Asuhan Setia Karya dimasa yang akan datang. Oleh karena itu masalah dalam Kegiatan / Program ini adalah sebagai berikut: (1) Limbah kayu gergajian seperti papan, dan balok-balok berbagai ukuran menjadi limbah di kawasan penggergajian kayu dan bahkan hanya diambil sebagai kayu bakar, (2) Papan dan balok-balok kayu berbagai ukuran tersebut ternyata tidak dimanfaatkan oleh masyarakat menjadi barang berharga atau bernilai ekonomi seperti halnya konstruksi perahu pinisi dengan berbagai ukuran, model dan bentuk untuk berbagai keperluan, (3) Adanya permintaan pimpinan panti asuhan Setia Karya untuk didesainkan cendramata perahu pinisi berbagai ukuran, model dan bentuk dari limbah kayu gergajian yang bisa bernilai ekonomi, (4) Adanya pengalaman mata kuliah seperti rupa dasar, studio perancangan arsitektur, dan kerja maket sehingga kami berkeinginan untuk memanfaatkan papan, dan balok berbagai ukuran, model dan bentuk untuk berbagai keperluan, (5) Adanya pengalaman praktek workshop kayu juga telah kami alami sehingga baik menggunakan alat maupun membuat cendramata perahu pinisi dari limbah kayu gergajian tidak menyulitkan bagi kami, (6) Anak panti asuhan yang diasuh oleh Panti Asuhan Setia Karya tidak memiliki pengetahuan keterampilan mengasah alat-alat kerja kayu, dan menggunakan alat-alat kerja kayu yang bermesin dan tidak bermesin dengan baik dan benar, (7) Anak Panti Asuhan yang diasuh oleh Panti Asuhan Setia Karya tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan membuat cendramata perahu pinisi dari serpihan kayu gergajian yang dapat bernilai ekonomi. Tujuan Program ini adalah sebagai berikut: (1) Terciptanya mahasiswa yang mempunyai pengetahuan, dan terampil membuat cendramata perahu pinisi dengan memanfaatkan limbah serpihan-serpihan kayu gergajian dari penggergajian kayu, (2) Terciptanya mahasiswa yang kreatif dan inofatif dalam memanfaatkan sumber daya alam yang terbuang percuma menjadi komuditas bernilai ekonom, (3) Terciptanya anak panti asuhan yang mempunyai pengetahuan, dan terampil membuat cendramata perahu pinisi berbagai ukuran, model dan bentuk dengan memanfaatkan limbah serpihan-serpihan kayu gergajian dari penggergajian kayu, (4) Terciptanya anak panti asuhan Setia Karya yang kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan sumber daya alam yang terbuang percuma menjadi komuditas bernilai ekonomi yaitu: konstruksi cendramata perahu pinisi berbagai ukuran, model dan bentuk dengan memanfaatkan limbah serpihan-serpihan kayu gergajian dari penggergajian kayu yang dapat dikomsumsi setiap rumah tangga, hotel, dan penginapan, baik dalam negeri maupun luar negeri (manca negara) oleh karena itu merupakan komudirtas ekspor. Rangka cendramata perahu pinisi berbagai ukuran dengan memanfaatkan limbah serpihan-serpihan kayu gergajian, dapat dipasangi layar dan landasan sehingga menjadi cendramata perahu pinisi. Cendramata perahu pinishi berbagai ukuran merupakan komoditi yang dibutuhkan oleh setiap rumah tangga, seperti halnya cendramata dari limbah serpihan kayu lainnya (Dalih, dan Sutiarna,1978). Mesin yang digunakan dalam membelah kayu gelondongan adalah soumel, kayu gelondongan tersebut dibuat papan dan balok, dan serpihan-serpihan kayu gergajian tersebut tidak dimanfaatkan. Menurut Sonny (1992) bahwa penggunaan alat mesin (teknologi sederhana) bertujuan untuk membantu manusia untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan untuk menambah/meningkatkan

PKMI-2-13-4 produksi. Selain dari pada itu, penggunaan teknologi sederhana menyebabkan manusia dapat bekerja dengan mudah, menimbulkan kenyamanan bekerja. Dengan demikian ikut meningkatkan harkat dan martabat manusia. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa alat yang digunakan untuk membelah yaitu mesin soumel, dengan membelah kayu gelondongan menjadi papan dan balok, dan menghasilkan serpihan-serpihan kayu. Kayu mempunyai banyak manfaat, seperti untuk bangunan, untuk dijadikan perabot rumah tangga, untuk kerajinan cendramata, hiasan dinding dan lain-lain (Janto,1988). Serpihan-serpihan kayu gergajian bisa dimanfaatkan menjadi suatu karya seni yang artistik tergantung fungsi dan keguanaanya (Soedjana,1978) Dengan uraian tersebut atas dapat disimpulkan bahwa limbah kayu gergajian yang terbuang dapat didesain dan dimodel menjadi komoditi yang bernilai seni dan artistik baik diperuntukkan untuk kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan lainnya, seperti halnya rangka cendramata perahu pinisi berbagai ukuran. Alat yang dibutuhkan dalam pekerjaan kayu yaitu: (1) Alat-alat bermesin seperti: ketam listrik, bor listrik, mesin roter, (2) Alat-alat tanpa mesin (alat-alat tangan) seperti: ketam biasa, gergaji belah dan potong, gergaji punggung, bor tangan, siku, klem, meter dan lain-lain (Janto 1979). Dengan demikian alat-alat ini juga digunakan sebagai alat membuat rangka cendramata perahu pinisi berbagai ukuran,, dan sangat tergantung bentuk rangka cendramata perahu pinisi yang akan dibuat. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa limbah serpihan-serpihan kayu gergajian yang terbuang dapat dimanfaatkan menjadi suatu karya seni yang artistik dan bernilai ekonomi yang tinggi yaitu rangka cendramata perahu pinishi berbagai ukuran. Untuk memberikan keterampilan membuat rangka cendramata perahu pinisi, pada anak panti asuhan Setia Karya Kota Makassar, dengan menggunakan alat-alat pertukangan kayu bermesin yaitu: mesin ketam, bor listrik, mesin roter. Dan menggunakan alat-alat kerja kayu yang tidak bermesin (alat-alat tangan) seperti: ketam biasa, gergaji belah dan potong, gergaji punggung, bor tangan, siku, klem, meter dan lain-lain. METODE PENDEKATAN Khalayak sasaran antara yang strategis dalam program ini adalah sebagai berikut: (1) Dinas Sosial Kota Makassar yang membidangi panti asuhan, (2) Ketua Yayasan Setia Karya, (3) Ketua dan Pembina panti asuhan Setia Karya Kota Makassar, (4) Anak panti pada panti asuhan Setia Karya Kota Makassar (khalayak sasaran yang dilatih langsung). Metode utama yang ditempuh dalam kegiatan ini adalah: (1) Pada saat pemberian materi penyuluhan tentang pemanfaatan limbah kayu gergajian menjadi cendramata perahu pinisi dan desainnya metode yang digunakan yaitu: ceramah diskusi, tanya jawab, dan simulasi, (2) Pada saat membuat cendramata perahu pinisi dari limbah kayu gergajian, metode yang digunakan adalah demonstrasi, dan tanya jawab. Metode demonstrasi digunakan untuk mendemonstrasikan membuat cendramata perahu pinisi dari limbah kayu gergajian, diterangkan dahulu cara memilih bahan, langkah kerja, dimensi, bahan dan alat yang digunakan, teknik

PKMI-2-13-5 menggunakan alat. Disini khalayak sasaran (anak panti asuhan) ikut langsung melakukan, mengerjakan setiap jenis pekerjaan bersama dengan mahasiswa. Pada saat itu juga terjadi diskusi, terutama sekali yang menyangkut sistimatika pekerjaan tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang dicapai dalam program ini adalah: (1) Anak panti asuhan dan mahasiswa memiliki pengetahuan dalam hal cendramata perahu pinisi berbagai ukuran dari limbah hayu gergajian, yaitu: (a) Memiliki pengetahuan tentang pemilihan bahan untuk hiasan perahu pinisi: pemilihan limbah kayu gergajian yang cocok untuk dibuat untuk perahu pinisi, (b) Memiliki pengetahuan tentang pembuatan cendramata perahu pinisi berbagai ukuran dari limbah hayu gergajian: membuat desain dan gambar kerja, memotong limbah kayu sesuai ukuran, membentuk badan pinisi, membuat tiang layar, membuat layar dari kain, membuat landasan dari papan atau multipleks, membuat les landasan dari kayu profil, membuatkan alur kaca, memasang perahu pinishi pada landasan, pinishing dan pengecetan perahu pinisi dengan vernis atau pelitur, dan pemasangan kaca, (2) Anak panti asuhan dan mahasiswa memiliki keterampilan membuat cendramata perahu pinisi berbagai ukuran dari limbah hayu gergajian yaitu: (a) Pemilihan limbah kayu gergajian untuk pembuatan perahu pinisi berbagai ukuran, (b) Terampil membuat cendramata perahu pinisi berbagai ukuran dari limbah hayu gergajian yaitu: membuat desain dan gambar kerja, memotong limbah kayu sesuai ukuran, membentuk badan pinisi, membuat tiang layar, membuat layar dari kain, membuat landasan dari papan atau multipleks, membuat les landasan dari kayu profil, membuatkan alur kaca, memasang perahu pinishi pada landasan, pinishing dan pengecetan perahu pinishi dengan vernis atau pelitur, dan pemasangan kaca. Selain itu motivasi khalayak sasaran bersama anggota tim program ini cukup tinggi mengikuti penyuluhan dan pelatihan dari awal sampai selesai. Program ini dianggap juga berhasil karena: (1) Khalayak sasaran tidak menemukan kesulitan dalam memahami materi penyuluhan dan pelatihan yang diberikan, (2) Khalayak sasaran berkeinginan menerapkan membuat cendramata perahu pinisi berbagai ukuran dari limbah hayu gergajian ini pada rumahnya masing-masing, (3) Khalayak sasaran berkeinginan untuk menyampaikan penerapan membuat cendramata perahu pinisi berbagai ukuran dari limbah hayu gergajian kepada khalayak sasaran yang lain (yang tidak sempat ikut penyuluhan dan pelatihan). KESIMPULAN Berdasarkan penyuluhan dan pelatihan dilapangan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan membuat cendramata perahu pinisi dari limbah kayu gergajian yang bernilai seni dan ekonomi. Hal ini didukung oleh adanya masukan-masukan dan diskusi yang dilakukan bersama dengan dosen pendamping, (2) Mahasiswa mempunyai inovasi dan kreatif dalam memanfaatkan sumber daya alam dalam hal ini limbah serpihan kayu gergajian untuk pembuatan cendramata perahu pinisi yang dapat bernilai seni dan ekonomi. Hal ini didukung oleh adanya masukanmasukan dan diskusi yang dilakukan bersama dengan dosen pendamping, (3)

PKMI-2-13-6 Anak panti asuhan memiliki pengetahuan dan keterampilan membuat cendramata perahu pinisi dari limbah kayu gergajian yang bernilai seni ekonomi. Hal ini didukung oleh adanya masukan-masukan dan diskusi dari mahasiswa dan dosen pendamping, (3) Anak panti asuhan mempunyai inovasi dan kreatif dalam memanfaatkan sumber daya alam dalam hal ini limbah serpihan-serpihan kayu gergajian untuk pembuatan cendramata perahu pinisi yang bernilai seni dan ekonomi. Hal ini didukung oleh adanya masukan-masukan dan diskusi dengan mahasiswa serta dosen pendamping. DAFTAR PUSTAKA Dalih S.A, Sutiana. 1978. Petunjuk Mengerjakan kayu I. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku/Diktat Pendidikan menengah Teknologi Depdiknas Gunawan. 1986. Mebel Kayu Lapis. Rancangan Disain, Bahan-bahan yang Dipakai, dan Tahap Pelaksanaan. Jakarta: PT. Gramedia Gunawan. 1986. Mebel Praktis. Disain Kayu Lapis yang Unik dan Serba Guna. Jakarta: PT. Gramedia Janto J.B. 1979. Pengetahuan Alat-alat Kayus. Yogyakarta: Yayasan Karnisius Sampurno, Edi. 1978. Beberapa Rancangan Mebel Kayu Lapis. Jakarta: PT. Gramedia Subarkah, I. (1988 ). Konstruksi Bangunan Gedung. Bandung: Idea Dharma Bandung. Sugiharjo, 1975, Gambar-gambar Konstruksi Bangunan Gedung, Jakarta. CV. Teknik Supriadi. et.al. 1991. Profil Teknologi Padat Karya. Jakarta: Pengembangan Sumber daya Manusia Supribadi. I.K. 1986. Ilmu Bangunan Gedung. Bandung. Armico. Sumadi. 1981, Konstruksi Kayu. Bandung: Institut Teknologi Bandung Wilkening, F. 1987. Tata Ruang. Pendidikan Industri Kayu. Semarang : Kanisius.

PKMI-2-13-7