BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan negara ini. Industri merupakan salah satu pilar pokok dalam

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEMPE

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: EVALUASI PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN INDUSTRI TAHU MELALUI PENGUKURAN EPI

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi yang terus berjalan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PROSES PENYEPUHAN DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN GREEN PRODUCTIVITY PADA PABRIK PENGOLAHAN DAN PENDINGINAN IKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS BIAYA MANFAAT PENGELOLAAN LINGKUNGAN SENTRA INDUSTRI KECIL TAHU JOMBLANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa. Melalui produktivitas, perusahaan dapat pula mengetahui. melakukan peningkatan produktivitas.

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: PENERAPAN GREEN PRODUCTIVITY UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN DI PABRIK GULA SRAGI

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

Disusun oleh : Happy Nugraha ( ) Dosen Pembimbing Ir. Hari Supriyanto, MSIE.

Joko Susetyo Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. industri yang mampu bersaing di dunia internasional. Industri batik juga

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY DI PT. XYZ

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

24/05/2013. Produksi Bersih (sebuah pengantar) PENDAHULUAN. Produksi Bersih (PB) PB Merupakan pendekatan yang cost-effective

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang ada. Betapapun tinggi nilai gizi suatu bahan pangan atau. maka makanan tersebut tidak ada nilainya lagi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HISTORY OF ECO-INDUSTRIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

LAMPIRAN A1 KUISIONER

BAB I PENDAHULUAN. baik di darat, laut maupun di udara. Dengan semakin meningkatnya

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY PADA RUMAH PEMOTONGAN AYAM XX

Analisis Produktivitas dan Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan Green Productivity Pada Industri Pengolahan Kelapa Sawit

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN PADA INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GREEN PRODUCTIVITY

HO-2 PROSES PEMBUATAN BATIK

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini tentu saja membawa berbagai dampak terhadap kehidupan

EVALUASI GREEN PRODUCTIVITY PADA PROSES FROSTING PADA PERUSAHAAN GELAS LAMPU di SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SINKRONISASI STATUS MUTU DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR SUNGAI METRO

BAB I PENDAHULUAN. alam dalam prosesnya menjadi produk. Kegiatan tersebut dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tadi tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-pabrik yang

BAB I PENDAHULUAN. gugus amino yang bersifat basa dan memiliki inti benzen. Rhodamin B termasuk

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PETERNAKAN SAPI DAN BABI

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

PERANCANGAN ALAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH PEMOTONGAN AYAM

Kata Kunci : Indikator Performansi Lingkungan, Green Productivity, Nilai Sekarang Bersih.

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU PADA INDUSTRI KECIL DI DUSUN CURAH REJO DESA CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

MEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN RUMPUT LAUT.

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990-an paradigma pembangunan ekonomi Indonesia

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MELALUI USAHA WASTE REDUCTION DENGAN PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY (Studi Kasus : PT ECCO TANNERY INDONESIA)

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI OLEOKIMIA DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2017 DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. produk makanan yang digemari masyarakat. Selain karena tekstur nata yang

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat seiring dengan terus meningkatnya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) KABUPATEN TANAH BUMBU

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

MEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KELAPA.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

PARADIGMA PENGELOLAAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Upaya Peningkatan Produktivitas Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan Green Productivity pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Mopoli Raya

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB I PENDAHULUAN. Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari

PENDEKATAN ECO-EFFISIENSI DALAM PENGELOLAAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

I. PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang

STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK)

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

BAB I PENDAHULUAN. terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KEDELAI

CLEANER PRODUCTION (PRODUKSI BERSIH)

ANALYSIS OF PRODUCTIVITY AND ENVIRONMENTAL PERFORMANCE OF SKM PRODUCTS BY USING GREEN PRODUCTIVITY METHOD IN PERUSAHAAN ROKOK ADI BUNGSU MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Potong Hewan yang telah dibangun merupakan satu-satunya RPH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pemanfaatan sumber daya alam ini banyak diolah oleh industri. - industri dari skala kecil hingga skala besar.

Makalah Baku Mutu Lingkungan

STUDI DAYA DUKUNG SUNGAI DI PERKEBUNAN KALIJOMPO KECAMATAN SUKORAMBI JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

green gauge Visi AECI adalah untuk menjadi penyedia bahan kimia dan penyedia jasa tambang pilihan bagi para pelanggan.

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan di sektor industri akhir-akhir ini berkembang sangat pesat.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang

ISO untuk meminimalkan limbah, by Sentral Sistem Consulting

Berapa Burukkah Kualitas Lingkungan Hidup Kita?

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri dan perkembangannya merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan negara ini. Industri merupakan salah satu pilar pokok dalam pembangunan di negara ini, salah satunya yaitu Industri nata CV. Agrindo Suprafood di Yogyakarta. Industri nata yang pada umumnya terdapat di pemukiman penduduk, menghasilkan limbah yang belum dikelola dengan baik. Limbah yang dihasilkan terdiri dari limbah padat dan cair. Limbah padat yang dihasilkan berupa sisa potongan nata yang tidak terpakai. Munculnya limbah tersebut secara tidak langsung menyebabkan penurunan efisiensi produksi nata sehingga berdampak terhadap perolehan profit dari industri tersebut. Limbah cair yang dihasilkan berupa air sisa pencucian nata. Untuk itu perlu dilakukan pencegahan dan pemanfaatan limbah nata dengan baik untuk mengurangi pencemaran lingkungan, meningkatkan efisiensi serta meningkatkan produktivitas dari perusahaan itu sendiri. Salah satu upaya untuk penanggulangan masalah ini yaitu dengan menerapkan metode Green Productivity (GP) yang berorientasi terhadap peningkatan produktivitas tanpa mengesampingkan dampak terhadap lingkungan. Metode yang tepat untuk membantu perusahaan agar mampu meningkatkan produktivitas sekaligus menurunkan dampak lingkungan adalah 1

dengan metode GP.Green Productivity adalah strategi peningkatan produktivitas bisnis dan kinerja lingkungan secara bersamaan, untuk keseluruhan pembangunan sosial-ekonomi.penerapan GP merupakan teknik, teknologi, dan sistim manajemen yang tepat untuk menghasilkan barang dan jasa yang ramah lingkungan (APO, 2003; APO, 2008). Pendekatan metode ini diharapkan dapat mengevaluasi dan memberikan alternatif-alternatif solusi perbaikan untuk peningkatan produktivitas dan kinerja lingkungan di masa mendatang sehingga perusahaan akan mampu meningkatkan produktivitas dan kinerjanya dalam pengelolaan lingkungan. Penerapan GP akan memungkinkan terjadinya eco-efficiency yang pada akhirnya mengarah pada tercapainya pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yaitu pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan kemampuan dan kesempatan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya (Djajadiningrat dan Famiola, 2004; Sugandhy dan Hakim, 2007). Selain metode GP ada metode lain seperti Cleaner Production (Produksi Bersih) yaitu suatu metode yang meminimalkan jumlah limbah dengan mengefisienkan penggunaan bahan baku di semua proses untuk menghasilkan jumlah limbah yang lebih sedikit serta ramah lingkungan. Metode GP sangat layak untuk dipertimbangkan karena selain bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas, metode ini juga mempertimbangkan aspek dari lingkungan sehingga peningkatan produktivitas dapat terjadi bersamaan 2

dengan terpeliharanya aspek lingkungan sekitar. Metode GP lebih baik dibandingkan Cleaner Production karena selain memperhatikan aspek lingkungan, metode ini juga bertujuan untuk meningkatkan produktivitas. Metode GP ini berorientasi terhadap pemeliharaan lingkungan sehingga terjadi keseimbangan antara pemeliharaan lingkungan dan peningkatan produktivitas untuk pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan produktivitas serta peningkatan kinerja lingkungan terhadap salah satu industri tekstil di Surabaya (Ika,2007). Adanya penerapan GP, khususnya pada proses pewarnaan, maka diperoleh peningkatan produktivitas sebesar 0,5%. Selain itu, dengan adanya penambahan bahan kimia dapat meningkatkan penyerapan warna ke kain sebesar 8% dan dapat menurunkan kandungan COD dan BOD dalam limbah masing-masing sebesar 12,5% dan 19%, sehingga memberikan peningkatan indeks EPI dari 22.05 menjadi 22.73. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa GP merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan produktivitas dan perlindungan terhadaplingkungan melalui pengurangansumber daya dan penurunan sumber daya dan penurunan waste sehingga menciptakan produksi yang lebih baik. Penerapan GP pada pabrik lainnya pun memberikan dampak yang positif. Hal ini dibuktikan dari penelitan yang dilakukan terhadap pabrik pengolahan pendinginan ikan di Surabaya (Singgih, 2007). Alternatif yang diadopsi dalam penelitian ini adalah melakukan penambahan dissolve air flotation pada pompa mampu mengurangi kadar TSS hingga 40 persen dan meningkatkan nilai EPI 3

(Environmental Performance Index) yang semula 8.65 menjadi 134.66 sehingga mampu membantu untuk mengurangi beban kerja system pengolahan limbah. Studi kasus lain didapatkan pada proses frosting pada perusahaan gelas lampu di Surabaya (Kistanthy, 2007). Pilihan sousi terbaik yang dapat meminimalkan penggunaan air dalam proses produksi serta menetralkan ph limbah adalah instalasi pompa sirkulasi air dan netralisasi limbah menggunakan kapur (CaO). Hasil estimasi kontribusi solusi terhadap produktivitas dan kinerja lingkungan menunjukkan bahwa solusi yang terpilih tersebut memberikan peningkatanyang signifikan bagi produktivitas (indeks produktivitas meningkat 30% dari kondisi awal) dan kinerja lingkungan (indeks EPI meningkat sebesar 0,83). Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai strategi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dalam konsumsi energi dan kinerja lingkungan dengan meminimalkan debit limbah dan dampak yang dihasilkan. 1.2. Rumusan Masalah Aktivitas produksi yang dilakukan industri CV. Agrindo Suprafood menghasilkan limbah yang menyebabkan menurunnya efisiensi produksi.rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode GP sebagai upaya dalam meningkatkan produktivitas dan menurunkan dampak lingkungan? 4

1.3. Batasan Penelitian Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Penelitian dilakukan di CV. Agrindo Suprafood. 2. Penelitian ini dilakukan pada kuantitas dan kualitas limbah nata de coco 3. Minimalisasi limbah dilakukan pada limbah cair yang menyebabkan pemborosan biaya paling besar. 4. Penelitian dilakukan sampai dengan tahap memberikan alternatif yang dengan skala lab dan tidak diterapkan dalam skala industri. 5. Pengambilan data dilakukan pada periode Desember 2014 -Februari 2015. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Mengukur kuantitas dan kualitas limbah nata de coco. 2. Mengetahui EPI dan produktivitas perusahaan saat ini. 3. Menyusun alternatif solusi dengan pendekatan GP. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan lingkungan secara bersamaan dengan menggunakan metode GP. 5