MENGGGAS RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) Oleh : Muhammad Syarif, SHI1

dokumen-dokumen yang mirip
Pasal 68 UU no. 1 Tahun 2004

MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT SWASTA DAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pembangunan kesehatan nasional adalah mewujudkan Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. umum yang memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai

Puskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 May :55 -

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

BAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

Oleh: Prof Dr H Jamal Wiwoho, SH,MHum PR II UNS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia yang semakin meningkat

PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM

Gambaran Transisi Menuju Standar Akuntansi Pemerintah dalam Penerapan PPK- BLUD

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

Dipisahkan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM IMPLEMENTASI TIDAK DIPISAHKAN DIPISAHKAN

.BAB 1 PENDAHULUAN. dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG

TENTANG MENTERI KEUANGAN,

-1- BERIKUT PENJELASANNYA

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. yang diwujudkan dalam bentuk penerapan prinsip good governance. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA

PP NOMOR 23 TAHUN 2006 PASAL 26 dan Perdirjen 67/PB/2007Pasal 2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan Keuangan Negara/Daerah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN AKUNTANSI BLUD

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM.

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintah daerah sepenuhnya dilaksanakan oleh daerah. Untuk

KONSEP PEMBENTUKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD)

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM NEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Fess, et al. (2005:8) bahwa akuntansi adalah:

WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

MATRIK PERSANDINGAN REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

LAMPIRAN. Lampiran 1: Kesesuaian Pedoman Sistem Akuntansi PTN BLU X dengan. PMK No 76 Tahun

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan

Urgensi Aspek Pengawasan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU

BAB I PENDAHULUAN. Gubernur dan Bupati untuk membangun Indonesia menjadi negara yang maju dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA MENGENAI KEUANGAN NEGARA, BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyusun laporan keuangannya, suatu Badan Layanan Umum (BLU)

Instrumen Pengawasan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

NASKAH PERJANJIAN. Pelaksanaan KSO atau KSM dituangkan dalam naskah perjanjian. Paling kurang memuat:

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kata lain terjadi perubahan paradigma sistem pemerintahan, baik ditingkat pusat,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG


KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSOLIDASIAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 34/PJ/2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH PRESIDEN. keuangan. melakukan. Layanan. Umum; Tahun. Peraturan Pemerintah. Tahun. Mengingat: Pasal I 1945; Tahun.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Transkripsi:

MENGGGAS RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) Oleh : Muhammad Syarif, SHI1 A. Latar Belakang Diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Ba Layanan Umum (BLU) adalah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 69 ayat (7) UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. PP tersebut bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik oleh Pemerintah, karena sebelumnya tidak ada pengaturan spesifik mengenai unit pemerintahan melakukan pelayanan kepada masyarakat pada saat itu bentuk modelnya beraneka macam. Jenis BLU disini antara lain rumah sakit, lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, penyiaran, lain-lain. Rumah sakit sebagai salah satu jenis BLU merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Namun, tak sedikit keluhan selama ini diarahkan pada kualitas pelayanan rumah sakit dinilai masih rendah. Ini terutama rumah sakit daerah atau rumah sakit milik pemerintah. Penyebabnya sangat klasik, yaitu masalah keterbatasan a dimiliki oleh rumah sakit umum daerah rumah sakit milik pemerintah, sehingga tidak bisa mengembangkan mutu layanannya, baik karena peralatan medis terbatas maupun kemampuan sumber daya manusia (SDM) rendah. Kasubbag Kelembagaan Tata Laksana Pada Bagian Organisasi Setda Kota Banda Aceh (Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Unsyiah), Disampaikan dalam Rangka Pembentukan BLUD RSIA Propinsi Aceh, (Selasa, 28 September 2010 di Banda Aceh) 1 1

Perkembangan pengelolaan rumah sakit, baik dari aspek manajemen maupun operasional sangat dipengaruhi oleh berbagai tuntutan dari lingkungan, yaitu antara lain bahwa rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan bermutu, biaya pelayanan kepuasan kesehatan pasien. Pengendalian terkendali Tuntutan biaya sehingga lainnya merupakan akan adalah masalah berujung pengendalian kompleks pada biaya. karena dipengaruhi oleh berbagai pihak yaitu mekanisme pasar, tindakan ekonomis, sumber daya manusia dimiliki (profesionalitas) tidak kalah penting adalah perkembangan teknologi dari rumah sakit itu sendiri. Rumah sakit pemerintah terdapat di tingkat pusat daerah tidak lepas dari pengaruh perkembangan tuntutan tersebut. Dipang dari segmentasi kelompok masyarakat, secara umum rumah sakit pemerintah merupakan layanan jasa menyediakan untuk kalangan menengah ke bawah, segkan rumah sakit swasta melayani masyarakat kelas menengah ke atas. Biaya kesehatan cenderung terus meningkat, rumah sakit dituntut untuk secara mandiri mengatasi masalah tersebut. Peningkatan biaya kesehatan menyebabkan fenomena tersendiri bagi rumah sakit pemerintahan karena rumah sakit pemerintah memiliki segmen layanan kesehatan untuk kalangan pemerintah menengah diharapkan ke bawah. Akibatnya menjadi rumah sakit rumah murah sakit bermutu. B. Permasalahan 1. Apa dimaksud dengan Ba Layanan Umum (BLU)? 2. Dimanakah pengaturan mengenai BLU? 3. Apa saja dapat dikategorikan sebagai BLU? 2

4. Bagaimana kaitannya antara BLU dengan Rumah Sakit Pemerintah Daerah? C. Pembahasan I. Pengertian, Tujuan Azas BLU Pengertian atau definisi BLU diatur dalam Pasal 1 angka 23 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, yaitu : Ba Layanan Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan mengutamakan barang mencari /atau jasa keuntungan dijual dalam tanpa melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi produktivitas. Pengertian ini kemudian diadopsi kembali dalam peraturan pelaksanaannya yaitu dalam Pasal 1 angka 1 PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Ba Layanan Umum. Tujuan dibentuknya BLU adalah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 68 ayat (1) menyebutkan bahwa Ba Layanan Umum dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemudian ditegaskan kembali dalam PP No. 23 Tahun 2005 sebagai peraturan pelaksanaan dari asal 69 ayat (7) UU No. 1 Tahun 2004, Pasal 2 menyebutkan bahwa BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi produktivitas, penerapan praktek bisnis sehat. 3

II. Asas BLU menurut Pasal 3 PP No. 23 Tahun 2005, yaitu: 1.Menyelenggarakan pelayanan umum pengelolaannya berdasarkan kewenangan didelegasikan, tidak terpisah secara hukum dari instansi induknya; 2. Pejabat BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan layanan umum kepada pimpinan instansi induk; 3. BLU tidak mencari laba; 4. Rencana kerja, anggaran laporan BLU instansi induk tidak terpisah; 5. Pengelolaan sejalan dengan praktik bisnis sehat. Dari uraian definisi, tujuan asas BLU, maka dapat terlihat bahwa BLU memiliki suatu karakteristik tertentu, yaitu : 1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah tidak dipisahkan dari kekayaan Negara; 2. Menghasilkan barang /atau jasa diperlukan masyarakat; 3. Tidak bertujuan untuk mencarai laba; 4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi produktivitas ala korporasi; 5. Rencana kerja, anggaran pertanggungjawabannya dikonsolidasikan pada instansi induk; 6. Penerimaan baik pendapatan maupun sumbangan dapat digunakan secara langsung; 4

7. Pegawai dapat terdiri dari pegawai negeri sipil non pegawai negeri sipil; 8. BLU bukan subyek pajak. Selain itu, sekalipun BLU dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi produktivitas ala korporasi, namun terdapat beberapa karakteristik lainnya membedakan pengelolaan keuangan BLU dengan BUMN/BUMD, yaitu: 1. BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa; 2. Kekayaan BLU merupakan bagian dari kekayaan negara/daerah tidak dipisahkan serta dikelola dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLU bersangkutan; 3. Pembinaan BLU instansi pemerintah pusat dilakukan oleh Menteri pembinaan teknis dilakukan oleh menteri bertanggung jawab atas big pemerintahan bersangkutan; 4. Pembinaan keuangan BLU instansi pemerintah daerah dilakukan oleh pejabat pengelola keuangan daerah pembinaan teknis dilakukan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah bertanggung jawab atas big pemerintahan bersangkutan; 5. Setiap BLU wajib menyusun rencana kerja anggaran tahunan; 6. Rencana Kerja Anggaran (RKA) serta laporan keuangan laporan kinerja BLU disusun disajikan sebagai bagian tidak terpisahkan dari RKA serta laporan keuangan laporan kinerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah; 7. Pendapatan diperoleh BLU sehubungan dengan jasa layanan diberikan merupakan pendapatan negara/daerah; 5

8. Pendapatan tersebut dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja bersangkutan; 9. BLU dapat menerima hibah atau sumbangan dari masyarakat atau ba lain; 10.Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan BLU diatur dalam peraturan pemerintah (dhi. PP No. 23 Tahun 2005). III. Dasar Pengaturan BLU BLU diatur dalam beberapa peraturan perung-ungan secara khusus mengaturnya, yaitu: 1. Pasal 1 angka 23, Pasal 68 Pasal 69 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 2. PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Ba Layanan Umum; 3. PP No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 4. Peraturan Persyaratan Menteri Administratif No. Dalam 07/PMK.02/2006 Rangka tentang Pengusulan Dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Ba Layanan Umum; 5. Peraturan Menteri No. 08/PMK.02/2006 tentang Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa Pada Ba Layanan Umum; 6. Peraturan Menteri No. 09/PMK.02/2006 tentang Pembentukan Dewan Pengawas Pada Ba Layanan Umum; 7. Peraturan Menteri No. 10/PMK.02/2006 jo. PMK No.73/PMK.05/2007 tentang Pedoman Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas Pegawai Ba Layanan Umum; 6

8. Peraturan Menteri No. 66/PMK.02/2006 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengajuan, Penetapan, Dan Perubahan Rencana Bisnis Dan Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran Ba Layanan Umum; 9. Peraturan Menteri No. 109/PMK.05/2007 tentang Dewan Pengawas Ba Layanan Umum; 10.Peraturan Menteri Persyaratan Administratif No. Dalam 119/PMK.05/2007 Rangka tentang Pengusulan Dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk Menerapkan Pengelolaan Ba Layanan Umum; 11.Peraturan Menteri No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Ba Layanan Umum; 12.Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Ba Layanan Umum Daerah; 13. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. Per-50/PB/2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Oleh Satuan Kerja Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Ba Layanan Umum (PKBLU); 14.Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. Per-62/PB/2007 tentang Pedoman Penilaian Usulan Penerapan Pengelolaan Ba Layanan Umum; 15. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. Per-67/PB/2007 tentang Tata Cara Pengintegrasian Laporan Ba Layanan Umum Ke Dalam Laporan Kementerian Negara/Lembaga. 7

IV. Jenis Persyaratan BLU Apabila dikelompokkan menurut jenisnya BLU terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu: 1. BLU kegiatannya menyediakan barang atau jasa meliputi rumah sakit, lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, penyiaran, lain-lain; 2. BLU kegiatannya mengelola wilayah atau kawasan meliputi otorita pengembangan wilayah kawasan ekonomi terpadu (Kapet); 3. BLU kegiatannya mengelola a khusus meliputi pengelola a bergulir, a UKM, penerusan pinjaman tabungan pegawai. Untuk menjadi sebuah BLU, maka harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur menurut Pasal 4 PP No. 23 Tahun 2005, sebagai berikut: 1. Persyaratan Substantif, apabila menyelanggarakan layanan umum berhubungan dengan: a. Penyediaan barang /atau jasa layanan umum; b. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat atau layanan umum; /atau c. Pengelolaan a khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi /atau pelayanan kepada masyarakat. 2. Persyaratan Teknis, yaitu : 8

a. kinerja pelayanan di big tugas pokok fungsinya layak dikelola sebagaimana ditingkatkan pencapaiannya direkomendasikan oleh melalui BLU menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya; b. kinerja keuangan satuan kerja instansi bersangkutan adalah sehat sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU. 3. Persyaratan Administratif, yaitu : a. pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, manfaat bagi masyarakat; b. pola tata kelola; c. rencana strategis bisnis; d. laporan keuangan pokok; e. standar pelayanan minimum; f. laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen. V. Rumah Sakit Pemerintah Daerah Sebagai BLU Standar Pelayanan Tarif Layanan Rumah Sakit Pemerintah Daerah telah menjadi BLU/BLUD menggunakan standar pelayanan minimum ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga/ gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya, harus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan. Dalam hal rumah sakit pemerintah di daerah (RSUD) maka standar pelayanan minimal ditetapkan oleh kepala daerah dengan peraturan kepala daerah. 9

Standar pelayanan minimal tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu : 1. Fokus pada jenis pelayanan, dalam arti mengutamakan kegiatan pelayanan menunjang terwujudnya tugas fungsi BLU/BLUD; 2. Terukur, merupakan kegiatan pencapaiannya dapat dinilai sesuai dengan standar telah ditetapkan; 3. Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata dapat dihitung tingkat pencapaiannya, rasional sesuai kemampuan tingkat pemanfaatannya; 4. Relevan dapat diandalkan, merupakan kegiatan sejalan, berkaitan dapat dipercaya untuk menunjang tugas fungsi BLU/BLUD; 5. Tepat waktu, merupakan kesesuaian jadwal kegiatan pelayanan telah ditetapkan. Rumah Sakit Pemerintah Daerah telah menjadi BLU/ BLUD dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan diberikan. Imbalan atas barang/jasa layanan diberikan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi a. Tarif layanan diusulkan oleh rumah sakit kepada menteri keuangan/menteri kesehatan/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya, kemudian ditetapkan oleh menteri keuangan/kepala daerah dengan peraturan menteri keuangan/peraturan kepala daerah. Tarif layanan diusulkan ditetapkan tersebut harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 10

1. kontinuitas pengembangan layanan; 2. daya beli masyarakat; 3. asas keadilan kepatutan; 4. kompetisi sehat. Pengelolaan Aya desentralisasi otonomi daerah dengan berlakunya UU tentang Pemerintahan Daerah (UU No. 32 Tahun 2004, terakhir diubah dengan UU No. 12 Tahun 2008), UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Pusat Daerah, serta Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Umum Penyusunan APBD, kemudian PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Ba Layanan Umum, PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Permendagri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Ba Layanan Umum Daerah, membuat rumah sakit pemerintah daerah harus melakukan banyak penyesuaian khususnya dalam pengelolaan keuangan maupun penganggarannya, termasuk penentuan biaya. Dengan terbitnya PP No. 23 Tahun 2005, rumah sakit pemerintah daerah mengalami perubahan menjadi BLU. Perubahan ini berimbas pada pertanggungjawaban keuangan tidak lagi kepada Departemen sehingga Kesehatan harus pengelolaannya tetapi kepada mengikuti standar mengacu pada Departemen akuntansi, keuangan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi efisiensi. Anggaran akan disusun pun harus berbasis kinerja (sesuai dengan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002). Penyusunan anggaran rumah sakit harus berbasis akuntansi biaya didasari dari indikator input, indikator proses indikator output,sebagaimana diatur berdasarkan PP No. 23 Tahun 2005 11

tentang Pengelolaan 76/PMK.05/2008 tentang Ba Ba Layanan Pedoman Layanan Umum, Umum, Akuntansi Dan khusus PMK No. Pelaporan untuk RSUD, pengelolaan keuangannya harus mengacu berdasarkan Permendagri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Ba Layanan Umum Daerah. Pelaporan Pertanggungjawaban BLU sebagai instansi di lingkungan Pemerintah dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang /atau jasa dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan merupakan organisasi pemerintahan bersifat nirlaba. Sesuai dengan Pasal 26 ayat (2) PP No. 23 Tahun 2005 menyebutkan bahwa Akuntansi laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia. Ketentuan ini menimbulkan inkonsistensi, karena BLU merupakan ba/unit atau organisasi pemerintahan seharusnya menggunakan PSAP atau Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana diatur menurut PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, namun dalam PP No. 23 Tahun 2005 menggunakan PSAK (Standar Akuntansi ) berasal dari IAI. Sebagai organisasi kepemerintahan bersifat nirlaba, maka rumah sakit pemerintah daerah semestinya juga menggunakan SAP bukan SAK. Laporan keuangan rumah sakit pemerintah daerah merupakan laporan disusun oleh pihak manajemen sebagai bentuk penyampaian laporan keuangan suatu entitas. Laporan keuangan tersebut merupakan penyampaian informasi kepada pihak- 12

pihak berkepentingan terhadap entitas tersebut, sehingga isi pelaporan keuangan rumah sakit pemerintah daerah harus mengikuti ketentuan untuk pelaporan keuangan sebagaimana diatur menurut SAK, yaitu sebagai organisasi nirlaba (PSAK No. 45) mengupi untuk laporan keuangannya tersebut diaudit oleh auditor independen. Laporan keuangan rumah sakit harus diaudit oleh auditor independen. Adapun Laporan rumah sakit pemerintah daerah sebagai BLU disusun harus menyediakan informasi untuk: 1. mengukur jasa atau manfaat bagi entitas bersangkutan; 2. pertanggungjawaban manajemen rumah sakit (disajikan dalam bentuk laporan aktivitas laporan arus kas); 3. mengetahui kontinuitas pemberian jasa (disajikan dalam bentuk laporan posisi keuangan); 4. mengetahui perubahan aktiva bersih (disajikan dalam bentuk laporan aktivitas). Sehingga, laporan keuangan rumah sakit pemerintah daerah mencakup sebagai berikut: 1. Laporan posisi keuangan (aktiva, utang aktiva bersih, tidak disebut neraca). Klasifikasi aktiva kewajiban sesuai dengan perusahaan pada umumnya. Segkan aktiva bersih diklasifikasikan aktiva bersih tidak terikat, terikat kontemporer terikat permanen. Yang dimaksud pembatasan permanen adalah pembatasan penyumbang. penggunaan sumber Segkan daya pembatasan ditetapkan temporer oleh adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang 13

menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai pada periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu; 2. Laporan aktivitas (yaitu penghasilan, beban kerugian perubahan dalan aktiva bersih); 3. Laporan arus kas mencakup arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi aktivitas penaan; 4. Catatan atas laporan keuangan, antara lain sifat jumlah pembatasan permanen atau temporer. perubahan klasifikasi aktiva bersih. Dalam hal konsolidasi laporan keuangan rumah sakit pemerintah daerah dengan laporan keuangan kementerian negara/lembaga, maupun laporan keuangan pemerintah daerah, maka rumah sakit pemerintah daerah sebagai BLU/BLUD mengembangkan sub sistem akuntansi keuangan menghasilkan Laporan sesuai dengan SAP (Pasal 6 ayat (4) PMK No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Ba Layanan Umum). Berdasarkan PMK No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Ba Layanan Umum sesuai pula dengan Pasal 27 PP No. 23 tahun 2005, maka rumah sakit pemerintah daerah dalam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan kegiatan pelayanannya, menyusun menyajikan: 1. Laporan ; 2. Laporan Kinerja. Laporan tersebut paling sedikit terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran /atau Laporan Operasional; 14

2. Neraca; 3. Laporan Arus Kas; 4. Catatan atas Laporan. Laporan rumah sakit pemerintah daerah tersebut sebelum disampaikan kepada entitas pelaporan direviu oleh satuan pemeriksaan intern, namun dalam hal tidak terdapat satuan pemeriksaan intern, reviu dilakukan oleh aparat pengawasan intern kementerian negara/lembaga. Reviu ini dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan anggaran penyusunan Laporan BLU. Segkan Laporan tahunan BLU diaudit oleh auditor eksternal. VI. Penutup 1. Ba Layanan Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan mengutamakan barang mencari /atau jasa keuntungan dalam dijual tanpa melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi produktivitas (Pasal 1 angka 23 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Pasal 1 angka 1 PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Ba Layanan Umum); 2. Peraturan perung-ungan secara khusus mengatur BLU/BLUD, antara lain yaitu: a. Pasal 1 angka 23, Pasal 68 Pasal 69 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; b. PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Ba Layanan Umum; 15

c. PP No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; d. Peraturan Menteri No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Ba Layanan Umum; e. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Ba Layanan Umum Daerah. 3. Yang dapat dikategorikan sebagai BLU menurut jenisnya terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu: a. BLU kegiatannya menyediakan barang atau jasa meliputi rumah sakit, lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, penyiaran, lain-lain; b. BLU kegiatannya mengelola wilayah atau kawasan meliputi otorita pengembangan wilayah kawasan ekonomi terpadu (Kapet); c. BLU kegiatannya mengelola a khusus meliputi pengelola a bergulir, a UKM, penerusan pinjaman tabungan pegawai. 4. Rumah Sakit Pemerintah Daerah telah menjadi BLU/BLUD menggunakan standar pelayanan minimum ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota. Dalam hal rumah sakit pemerintah di daerah (RSUD) maka standar pelayanan minimal ditetapkan oleh kepala daerah dengan peraturan kepala daerah. Selain itu Rumah Sakit Pemerintah Daerah dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas jasa layanan diberikan. Imbalan atas jasa layanan diberikan 16

tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi a. Tarif layanan diusulkan oleh rumah menterikeuangan/menteri kesehatan/kepala kewenangannya, kemudian keuangan/kepala daerah sakit SKPD ditetapkan dengan kepada sesuai dengan oleh menteri peraturan menteri keuangan/peraturan kepala daerah. Dengan terbitnya PP No. 23 Tahun 2005, rumah sakit pemerintah daerah mengalami perubahan menjadi BLU. Perubahan ini berimbas pada pertanggungjawaban keuangan tidak lagi kepada Departemen Kesehatan tetapi kepada Departemen, sehingga harus mengikuti standar akuntansi keuangan pengelolaannya mengacu pada prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi efisiensi. Anggaran akan disusun pun harus berbasis kinerja sesuai dengan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002. Laporan rumah sakit pemerintah daerah tersebut sebelum disampaikan kepada entitas pelaporan direviu oleh satuan pemeriksaan intern, namun dalam hal tidak terdapat satuan pemeriksaan intern, reviu dilakukan oleh aparat pengawasan intern kementerian negara/lembaga. Reviuw ini dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan anggaran penyusunan Laporan BLU. Segkan Laporan tahunan BLU diaudit oleh auditor eksternal yaitu BPK. Referensi : 1. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 2. PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Ba Layanan Umum; 17

3. PP No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; 4. PP No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 5. Peraturan Menteri No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Ba Layanan Umum; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Ba Layanan Umum Daerah; 7. A.M. Vianey Norpatiwi, Aspek Value Added Rumah Sakit Sebagai Ba Layanan Umum ; 8. Joko Supriyanto Suparjo, Ba Layanan Umum : Sebuah Pola Pemikiran Baru atas Unit Pelayanan Masyarakat, disarikan dari Acara Workshop Penyusunan RPP tentang Pengelolaan Ba Layanan Umum (BLU). E-Mail: arif_meukek@yahoo.co.id/ HP: 085260868376 18