PERATURAN PEMERINTAH PRESIDEN. keuangan. melakukan. Layanan. Umum; Tahun. Peraturan Pemerintah. Tahun. Mengingat: Pasal I 1945; Tahun.

Transkripsi

1 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANANN UMUMM DENGANN RAHMAT TUHAN YANG MAHAA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa rangkaa menyesuaikan dengan perkembangan penerapann pengelolaan keuangan Ba Layanan Umum, perlu melakukan perubahan beberapa pengaturan Pemerintah Nomor tentang Pengelolaan Keuangan Ba Layanan Umum; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a, perlu menetapkan Pemerintah tentang Perubahan atas Pemerintah Nomor tentang Pengelolaan Keuangan Ba Layanan Umum. Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (2) Ung-Ung Dasar Negara Republik Indonesia 1945; 2. Ung-Ung Nomor tentang Keuangan Negaraa (Lembaran Negara Republik Indonesia 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Ung-Ung Nomor tentang Perbendaharaan Negaraa (Lembaran Negara Republik Indonesia 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Pemerintah Nomor tentang Pengelolaan Keuangan Ba Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502); 5. Pemerintah Nomor tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Pemerintah Nomor tentang Perubahan Pemerintah Nomor tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157). MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGANN BADAN LAYANAN UMUM. Pasal I Beberapa ketentuan Pemerintah Nomor tentang Pengelolaan Keuangan Ba Layanan Umum (Lembaran Negaraa Republik Indonesia 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 9 ayat (2) tetap penjelasan Pasal 9 ayat (2) diubah yakni sebagaimana tercantum penjelasan Pasal 9 ayat (2) Pemerintah ini, serta ketentuan Pasal 9 ayat (3), ayat (4), ayat (5) diubah ditambahkan 5 (lima) ayat yakni ayat (6), ayat (7), ayat (8), ayat (9) ayat (10), sehingga berbunyi sebagai berikut:

2 Pasal 9 (1) BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan. (2) Imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan sebagaimanaa pada ayat (1) ditetapkan bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi a. (3) Tarif layanan sebagaimana pada ayat (2) harus mempertimbangkan aspek-aspek: a. b. c. d. kontinuitas pengembangan layanan; daya beli masyarakat; asas keadilan kepatutan; kompetisi yang sehat. (4) Keuangan/ /gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya mengatur pedoman umum penyusunan tarif layanan. (5) /pimpinan lembaga/sekretaris Daerah/ Kepalaa SKPD sesuai dengan kewenangannya mengatur pedoman teknis penyusunan tarif layanan BLU. (6) BLU menyusun tarif layanan dengan memperhatikan pedoman umumm pedoman teknis sebagaimanaa pada ayat (4) ayat (5). (7) Tarif layanan sebagaimana pada ayat (6) diusulkan oleh pemimpin BLU kepada menteri/pimpinann lembaga/sekretaris Daerah/ Kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya. (8) /pimpinan lembaga/sekretaris Daerah/Kepala SKPD menyampaikan usulan tarif layanan sebagaimana pada ayat (7) kepada Keuangan/gubernur/bupati/walikotaa sesuai kewenangannya untuk ditetapkan Keuangan/ /gubernur/bupati/walikota. (9) Keuangan sesuai kewenangannya, dapat mendelegasikan kewenangan penetapan tarif layanan kepadaa menteri/pimpinan lembaga /atau pemimpin BLU. (10) Pendelegasian kewenangan penetapan tarif layanann sebagaimanaa Keuangan. pada ayat (9) ditetapkan 2. Ketentuan Pasal 10 ayat (1) ayat (3) diubah, di antara ayat (3) ayat (4) disisipkan 3 (tiga) ayat, yakni ayat (3a), ayat (3b), ayat (3c) serta ayat (4) dihapus sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 10 (1) BLU menyusun rencana strategis bisnis lima tahunan mengacu kepadaa Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembagaa atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.com (2) BLU menyusun RBA tahunann dengan mengacu kepada rencanaa strategis bisnis sebagaimana pada ayat (1). (3) RBA sebagaimanaa pada ayat (2) disusun berdasarkan basiss kinerja perhitungann akuntansi biaya menurut jenis layanannyaa dengan mempertimbangkan kebutuhan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima masyarakat, ba lain, APBN/APBD. (3a) Perhitungan akuntansi biaya sebagaimana pada ayat (3) berdasarkan standar biaya yang ditetapkan oleh pemimpin BLU. (3b) Perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannyaa paling kurang menyajikan perhitungan biaya langsungg biaya tidak langsung. (3c) Dalam hal BLU belum menyusun standar biayaa sebagaimanaa pada ayat (3a), BLU menggunakann standar biaya yang ditetapkan oleh Keuangan/gubernur/bupati/walikotaa sesuai dengan kewenangannya. (4) Dihapus.

3 Ketentuan Pasal 11 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4) diubah di antara ayat (3) ayat (4) disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (3a), sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 11 (1) BLU mengajukan RBA kepada menteri/pimpinan lembaga atau kepalaa SKPD untuk memperoleh persetujuan sebagai bagian RKA-K/L atau sebagai bagian rencanaa kerja anggaran SKPD. (2) RBA sebagaimana pada ayat (1) disertai dengan usulan standar pelayanan minimum standar biayaa sebagaimanaa Pasal 10 ayat (3a). (3) RBA BLU yang telah disetujui oleh menteri/pimpinan lembaga/kepalaa SKPD diajukan kepada Keuangan sebagai bagian RKA-K/L atau kepada PPKD sebagai bahan penyusunann Rancangan Daerah tentang APBD. (3a) Pagu Anggaran BLU RKA-K/L atau Pagu Anggaran BLU Rancangan Daerah tentang APBD yang sumber anyaa berasal pendapatann BLU surplus anggarann BLU, dirincii satu program, satu kegiatan, satu output, jenis belanja. (4) Keuangan atau Tim Anggarann Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya melakukan telaah terhadap RBA sebagai bagian mekanisme pengajuan penetapan APBN/APBD. (5) BLU menggunakan APBN/APBD yang telah ditetapkan sebagai dasar penyesuaian terhadap RBA menjadi RBA definitif. Ketentuan Pasal 22 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 22 (1) BLU tidak dapat mengalihkan, memindahtangankan, /atau menghapus aset tetap, kecuali atas persetujuan yang dilakukan sesuai ketentuan peraturan perung-ungan. (2) Penerimaann hasil penjualan aset tetap sebagai akibat pemindahtanganann sebagaimana padaa ayat (1) diatur sebagai berikut: a. Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang penaannya berasal pendapatan BLU selain APBN/APBD merupakan pendapatan BLU dapat dikelola langsung untuk membiayaii belanja BLU. b. Penerimaan hasil penjualann aset tetap yang penaannyaa sebagian atau seluruhnya berasal APBN/ /APBD bukan merupakan pendapatan BLU wajib disetor ke rekening Kas Umum Negara/ /Daerah. (3) Pengalihan, pemindahtanganan, /atau penghapusan aset tetap sebagaimana pada ayat (1) ayat (2) dilaporkan kepadaa menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD terkait. (4) Pemanfaatan aset tetap untuk kegiatan yang tidak terkait atau tidak rangka mendukung pelaksanaan tugas fungsi BLU harus mendapat persetujuan pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perung-ungan. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan aset BLU, diatur oleh Keuangan/gubernur/bupati/ walikotaa sesuai kewenangannya. Ketentuan Pasal 33 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 33 (1) Pejabat pengelola BLU pegawai BLU dapat terdiri atas pegawai negeri sipil /atau tenaga profesional non-pegawai negeri sipil sesuai dengan kebutuhan BLU. (2) Pejabat pengelola BLU pegawai BLU yang berasal tenagaa profesional non-pegawai negeri sipil dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak.

4 (3) Pejabat perbendaharaan pada BLU padaa kementerian negara/lembagaa yang meliputi Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran harus dijabat oleh pegawai negeri sipil. (4) Pejabat perbendaharaan pada BLU di lingkungan pemerintah daerah yang meliputi Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran harus dijabat oleh pegawai negeri sipil. (5) Syarat pengangkatan pemberhentian pejabat pengelola pegawai BLU yang berasal pegawai negeri sipil sebagaimanaa pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perung-ungan pengangkatan pemberhentian di big kepegawaian. (6) Syarat pejabat pengelola pegawai BLU di lingkungan kementerian negara/lembaga yang berasal tenagaa profesional non-pegawai negeri sipil sebagaimana pada ayat ( 1), diatur oleh pemimpin BLU. (7) Syarat pengangkatan pemberhentian pejabat pengelola pegawai BLU di lingkungan pemerintah daerah yang berasal tenaga profesional non-pegawai negeri sipil sebagaimana pada ayat ( 1), diatur oleh kepala daerah atas usul pemimpin BLU Di antara Pasal 37 Pasal 38 disisipkan 2 (dua) pasal, yakni Pasal 37A Pasal 37B yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 37A Dengann Pemerintah ini pengelolaann keuangan pada: a. Universitass Indonesia; b. Universitass Gadjah Mada; c. Institut Teknologi Bandung; d. Institut Pertanian Bogor; e. Universitass Sumatera Utara; f. Universitass Pendidikan Indonesia; g. Universitass Airlangga; ditetapkan menerapkan PPK-BLU dengan status BLU secaraa penuh. Pasal 37B (1) Seluruh kekayaan pada Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitass Sumatera Utara, Universitas Pendidikann Indonesia, Universitass Airlangga dialihkan pada Kementerian Pendidikann Kebudayaan. (2) Ketentuan mengenai pengalihann kekayaan sebagaimana pada ayat ( 1) diatur lebih lanjut dengan Keuangan. Pasal 38 dihapus. Di antara Pasal 38 Pasal 39 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 38A yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 38A Kerjasama antara Universitas Indonesia, Universitass Gadjah Mada, Institutt Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Sumateraa Utara, Universitas Pendidikann Indonesia, Universitas Airlanggaa dengan pihak ketiga sebelum berlakunya Pemerintah ini, dinyatakan tetap berlaku sampai berakhirnya perjanjian. Di antara Pasal 40 Pasal 41 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 40A yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 40A (1) Penyesuaian penerapan PPK-BLU bagi Universitas Indonesia, Universitass Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institutt Pertanian Bogor, Universitas Sumatera Utara, Universitas Pendidikann Indonesia, Universitass Airlangga, dengan Pemerintah inii diselesaikan paling lambat tanggal 31 Desember (2) Pengalihan seluruh kekayaan sebagaimana Pasal 37B ayat (1) wajib diselesaikan paling lambat tanggal 28 September 2013.

5 Pasal II Pemerintah ini mulai berlaku padaa tanggal diungkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengungan Pemerintah ini dengan penempatannyaa Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan DiJakataw.hukumonline.com Pada Tanggal 28 Agustus PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diungkan Di Jakarta, Pada Tanggal 3 September 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Ttd. AMIR SYAMSUDIN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR

6 PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANANN UMUMM I. UMUM Pemerintah Nomor tentang Pengelolaan Keuangann Ba Layanan Umum merupakan landasan hukum untuk menerapkan Pengelolaann Keuangan Ba Layanann Umum. Pemerintah inii mengatur mengenai persyaratan, penetapan, pencabutan status BLU, standar tarif layanan, perencanaan penganggaran, pengelolaan keuangan, serta pelaporan pertanggungjawaban. Dalam pelaksanaann Pengelolaann Keuangan Ba Layanan Umumm selamaa ini dipang perlu melakukan penyempurnaan terhadap beberapaa pengaturan Pemerintah tersebut agar lebih memperlancar penerapan Pengelolaan Keuangan Ba Layanann Umumm dengan tetap memperhatikan akuntabilitas kinerja keuangan sebagai penyeimbang fleksibilitas yang telah diberikan. Adapun beberapa penyempurnaan yang dilakukan adalah mengenai pengaturan: a. Penetapan tarif layanan BLU yang dapat didelegasikan kepadaa menteri/pimpinan lembagaa /atau pemimpin BLU memperhatikan karakteristikk layanan BLU serta pengaruhnya terhadap masyarakat umum. Hal tersebut kan memberikan keleluasaan bagi BLU menghadapi tantangan perubahan pemberian jasaa layanannya. b. BLU yang telah mampu menyusun standar biaya berdasarkan perhitungann akuntansi biaya dapat menggunakan standar biaya tersebut untuk menyusun RBA. Penggunaan standar biaya berdasarkan perhitungann akuntansi biaya yang disusun sendiri oleh BLU tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiens efektivitas penyediaan layanan BLU. c. Pengalokasian anggaran BLU pada RKA-K/L, rencana kerja anggarann SKPD, atau Rancangan Daerah tentang APBD dirincii hanyaa pada satu program, satu kegiatan, satu output, segkan rinciann pagu anggarann BLU dituangkan RBA. Hal tersebutt kan untuk lebih memberikan keleluasaan bagi BLU pemberian jasaa layanannya dengan meminimalkann kemungkinan untuk melakukan revisi/perubahan anggaran. d. Penerimaan hasil penjualan aset tetap sebagai akibat pemindahtanganan aset. Hal tersebut kan agar terdapatt kejelasan pengaturan mengenai hasil penjualan aset tetap BLU. e. Pengangkatan pemberhentian tenaga profesional non-pegawai efisiensi produktivitas. Penyempurnaan Pemerintah Nomor juga diperlukan untuk mengatur mengenai penetapan penerapan pola pengelolaan keuangann BLU bagi Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institutt Pertanian Bogor, Universitass Sumatera Utara, Universitass Pendidikann Indonesia Universitas Airlangga. II. PASAL DEMI PASAL negeri sipil sesuai kebutuhan BLU dengan mempertimbangkann Pasal I Angka 1 Pasal 9

7 Tarif ketentuan ini bertujuan untuk menutup seluruh atau sebagian biaya. Bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan hasil per investasi a hanya diperuntukkan bagi BLU yang mengelola a khusus. Keuangan/gubernur/bupati/ walikotaa antaraa lain mengatur lebih lanjut mengenai perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi a, aspek-aspek yang harus dipertimbangkan (kontinuitas pengembangan layanan, daya beli masyarakat, asas keadilan kepatutan, kompetisi yang sehat) penyusunan tarif layanan BLU serta batas waktu penetapan tarif layanan. Ayat (5) Pedoman teknis penyusunan tarif layanan BLU antara lain mengatur mengenai kebijakan kementeriann negara/lembaga/sekretariatt Daerah/SKPD penetapan besaran tarif layanan yang dikenakan kepada masyarakat oleh BLU sebagai unit kerja kementerian negara/ /lembaga/pemerintah daerah. Ayat (6) Tarif layanan ketentuan ini dapat berupa besaran tarif atau pola tarif sesuai jenis layanan BLU yang bersangkutan. Ayat (7) Ayat (8) Tarif layanan ketentuan ini dapat berupa besaran tarif atau pola tarif sesuai jenis layanan BLU yang bersangkutan. Dalam rangka penetapan tarif Keuangan/gubernur/bupati/ walikota, sesuai kewenangannya, dibantu oleh suatu tim dengan narasumber yang berasal sektor terkait. Ayat (9) Ayat (10) Pasal 10 RBA memuat antara lain kondisii kinerja BLU tahun berjalan, asumsi makro mikro, target kinerja (outputt yang terukur), analisis perkiraan biayaa per outputt agregat, perkiraan harga, anggaran, serta prognosa laporan keuangan. RBA juga memuat prakiraan maju (forward estimate) sesuai ketentuan peraturan perung-ungan. RBA tersebut disusun menganut pola anggaran fleksibel (flexible budget) dengan suatu persentasee ambang batas tertentu. RBA merupakan refleksi program kegiatan kementeriann negara/lembaga/skpd/pemerintah daerah. Dalam hal BLU di lingkungan pemerintah daerah ditunjuk sebagai pelaksanaa anggaran dekonsentrasi/tugas pembantuan, proses pengelolaann keuangannyaa diselenggarakan secara terpisah berdasarkan ketentuan yang berlaku pelaksanaan APBN. Ayat (3a) Ayat (3b) Ayat (3c) Angka 3 Pasal 11

8 Ketentuan pengajuan RBA tidak berlaku hal BLU berkedudukan sebagai SKPD. Sebagai bagian yang tidak terpisahkan, RBA BLU dikonsolidasikan RKA-K/L, rencanaa kerja anggarann SKPD, atau Rancangan Daerah tentang APBD. Ayat (3a) Pendapatann BLU pada ketentuann ini meliputi seluruh pendapatan BLU selain APBN/ /APBD. Rinciann lebih lanjut Pagu Anggaran BLU dituangkann RBA. Yang dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah adalah tim anggaran sebagaimana Pemerintah mengenai pengelolaann keuangan daerah..hukumonline.com Ayat (5) Pasal 22 Yang dengan aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih 12 (dua belas) bulan untuk digunakann kegiatan BLU atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum, sesuai standar akuntansi yang berlaku. Hasil penjualan aset tetap harus diungkapkan secara memadai laporan keuangan BLU. yang adalah peraturan perung-ungan mengenai pengelolaann barang milik negara/ /daerah. Ayat (5) Keuangan/Gubernur/Bupati/Walikota antaraa lain mengatur mengenai penggunaan, pemanfaatan, penghapusan, pemindahtanganann aset BLU. Pasal 33 Pegawai BLU ketentuan inii termasuk tenaga teknis administratif. Ayat (5) Ayat (6) Ayat (7) Pasal 37A

9 Pasal 37B Seluruh kekayaan ketentuan ini termasuk kekayaan negara yang telah ditetapkan sebagai kekayaan awal pada Institut Pertanian Bogor Universitass Airlangga. Keuangan antara lain mengatur mengenai pengalihan: a. aset tetap menjadi barang milik negara, b. kekayaan lainnya. Pasal 38 Pasal 38A Pasal 40A Penyesuaian penerapan PPK-BLU ketentuan ini, antara lain meliputii tarif layanan, standar biaya, serta perencanaann penganggarann (penyusunan RBA RKA-K/ L). Tarif layanan standar biaya yang digunakan saat ini (existing) masih tetap berlaku sampai dengan 31 Desember 2012 dapat dipergunakan penyusunan RKA-K/L tahun Rencana Kerja Anggaran an (RKAT) Universitas Indonesia, Universitass Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertaniann Bogor, Universitass Sumatera Utara, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitass Airlangga tahun dipergunakan sebagai pengganti RBA penyusunan RKA-K/L tahun Pasal IIhukumonline.com TAMBAHAN LEMBARAN NEGARAA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5340