ANALISIS HUJAN ASAM DAN CO 2 ATMOSFER

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN KOMPOSISI KIMIA AIR HUJAN DI TEPI CEKUNGAN BANDUNG

POLUSI UDARA DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG

PENGARUH OZON TERHADAP HUJAN ASAM Dl BANDUNG

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Studi Tingkat Keasaman Air Hujan Berdasarkan Kandungan Gas CO 2, SO 2 Dan NO 2 Di Udara (Studi Kasus Balai Pengamatan Dirgantara Pontianak)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

Iklim Perubahan iklim

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran

VARIASI TEMPORAL KONSENTRASI KARBON DIOKSIDA (CO 2 ) DAN TEMPERATUR DI INDONESIA BERBASIS DATA OBSERVASI AQUA-AIRS

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

S - 9 ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA UNTUK MENGUJI KETERKAITAN ANTARA KONSENTRASI PM 10 DENGAN CO DI DERAH TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

Heny Suseno Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

Studi hujan asam yang dilakukan di Indonesia masih menggunakan automatic wet and dry deposition sampler type ARS 721 dan I.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Syamsul Rizal Muharam, 2013

DAUR BIOGEOKIMIA 1. DAUR/SIKLUS KARBON (C)

Gambar 8. Peta Kontur Ketinggian Stasiun Pemantauan Kualitas Udara Bandung

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

I. PENDAHULUAN. bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Udara juga

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

POTENSI CURAH HUJAN DALAM MENGURANGI EMISI CH4 (METANA)

Elaeis Noviani R *, Kiki Ramayana L. Tobing, Ita Tetriana A, Titik Istirokhatun. Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Dasar Teori Karbon Monoksida (CO)

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas udara berarti keadaan udara di sekitar kita yang mengacu pada

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

POTENSI EMISI METANA KE ATMOSFER AKIBAT BANJIR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal

Nitratit (NaNO3) mempunyai struktur kristal yang mirip dengan kalsit dan mudah larut dalam

STUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.9. lithosfer. hidrosfer. atmosfer. biosfer

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1

D. beta dan alfa E. alfa dan beta

ANALISIS POLA UNSUR METEOROLOGI DAN KONSENTRASI POLUTAN DI UDARA AMBIEN STUDI KASUS : JAKARTA DAN BANDUNG

PENGARUH KUALITAS AIR HUJAN PADA KONSENTRASI METANA

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

Oleh: ANA KUSUMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR

KONTRIBUSI SEKTOR TRANSPORTASI DARAT TERHADAP TINGKAT EMISI CO2 DI EKOREGION KALIMANTAN. Disusun Oleh :

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

ANALISIS KANDUNGAN ORGANIK MATTER, NITRAT, SULFAT, FOSFAT DAN AMONIA DALAM SEDIMEN DAN AIR 01 SEMENANJUNG MURIA

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

ANALISIS KUALITAS UDARA STASIUN GLOBAL ATMOSPHERE WATCH (GAW) BUKIT KOTOTABANG KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori. Waktu: 100 menit

FAKTOR-FAKTOR FISIS YANG MEMPENGARUHI AKUMULASI NITROGEN MONOKSIDA DAN NITROGEN DIOKSIDA DI UDARA PEKANBARU

Identifikasi Deposisi Hujan Asam Kota Surabaya

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

PERUBAHAN PENGUNAAN LAHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM KOTA MALANG

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT.

Pemantauan kualitas udara. Kendala 25/10/2015. Hal yang penting diperhatikan terutama ialah aspek pengambilan sampel udara dan analisis pengukurannya

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

Kesetimbangan Kimia. Chapter 9 P N2 O 4. Kesetimbangan akan. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

DASAR ILMU TA AH Ba B b 5 : : S i S fa f t t K i K mia T a T nah

DASAR ILMU TANAH. Bab 5: Sifat Kimia Tanah

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

BAB I STOIKHIOMETRI I - 1

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

Manajemen Kualitas Air

Tabel Periodik. Bab 3a. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi 2010 dimodifikasi oleh Dr.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI KUALITAS GAS SO 2 DI DAERAH INDUSTRI PENGECORAN LOGAM CEPER

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab terjadinya hujan asam adalah senyawa Sulfur dan Nitrogen Oksida yang

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 08: Sifat Kimia (1): ph, KTK, KB

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA

VARIASI TEMPORAL KANDUNGAN HCO - 3 TERLARUT PADA MATAAIR SENDANG BIRU DAN MATAAIR BEJI DI KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN DAN KECAMATAN GEDANGAN

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia

Analisis dan Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Zona Pendidikan (Studi Kasus : Wilayah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Universitas Jambi)

PENCEMARAN LINGKUNGAN

Transkripsi:

Tuti BudwatiiAnalisis Hujan Asam/ ANALISIS HUJAN ASAM DAN CO 2 ATMOSFER Tuti Budiwati Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer Dan Iklim-LAPAN Jl. Dr. Djundjunan 133, Bandung, e-mail; tuti_lapan@yahoo.com ABSTRAK Hujan asam adalah air hujan dengan (keasaman) 5,6 dimana air murni berada dalam kesetimbangan dengan konsentrasi CO 2 global (35 ppm) di atmosfer. Pengaruh keasaman air hujan selain dipengaruhi oleh unsur asam seperti SO 4 2-, NO 3 -, Cl - juga dipengaruhi unsur basa seperti NH 3 dan CaCO 3. Dampak dari transportasi dan industri akan mempengaruhi konsentrasi CO 2 di atmosfer. Tahun 2 di beberapa lokasi di Bandung seperti Cipedes (Bandung Barat) dan Jl. Martadinata (Bandung Timur) mewakili daerah padat transportasi dan Dago (Bandung Utara) sebagai daerah perumahan mempunyai konsentrasi CO 2 yang bervariasi. Konsentrasi rata-rata CO 2 bervariasi 33-426 ppm untuk Cipedes dan 37-372 ppm untuk Martadinata, sedangkan Dago bervariasi 254-29 ppm. Ternyata terdapat korelasi antara konsentrasi CO 2 dan terjadinya hujan asam di Bandung umumnya kecuali wilayah Dago. Kata kunci: CO 2, CaCO 3, hujan asam, (keasaman) ABSTRACT Acid rain was rainwater with (acidity) 5.6 where pure water was in balance condition with global CO 2 concentration (35 ppm) in the atmosphere. Rainwater acidity was influenced by acid elements such as SO 4 2-, NO 3 -, Cl as well as base elements such as NH 3 and CaCO 3. Transportation and industrial gave impacts to atmospheric CO 2 concentration. In 2 in some locations in Bandung, such as Cipedes (West Bandung) and Jl. Martadinata (East Bandung) represented heavy transportation area and Dago (North Bandung) represented residential area had various CO 2 concentrations. CO 2 concentration varied between 33-426 ppm in Cipedes and 37-372 ppm in Martadinata, Dago varied between 254-29 ppm. It was found that there was correlation between CO 2 concentration and acid rain in Bandung generally except in Dago. Keywords: CO 2, CaCO 3, acid rain, (acidity) PENDAHULUAN Peningkatan emisi gas-gas hasil pembakaran bahan bakar dan biomassa seperti karbondioksida (CO 2 ), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO 2 ), nitrogen oksida (NO x ), dinitrogen oksida (N 2 O), metana (CH 4 ), hidrokarbon lain dan aerosol ke udara akan mempengaruhi konsentrasi ozon (O 3 ) (Houghton et al., 21), dan berdampak pada terjadinya hujan asam. Polutan seperti oksida sulfur (SO 2 ) dan oksida nitrogen (NO 2 ) melalui reaksi oksidasi akan berubah menjadi SO 3 dan NO 3, selanjutnya berubah menjadi senyawa sulfat dan senyawa nitrat. Emisi alkali (partikel debu dan gas NH 3 ) akan mempengaruhi keasaman air hujan secara signifikan, dengan menetralkan beberapa faktor asam (Chandra Mouli P., et al., 25). CO 2 di atmosfer telah meningkat sejak revolusi industri dikarenakan pertumbuhan dari aktivitas manusia yang cepat. Sejumlah CO 2 di atmosfer tidak hanya dipengaruhi oleh emisi CO 2 antropogenik tetapi berasal dari perubahan CO 2 karena sistem karbon, biosfer daratan dan lautan. Variasi secara spasial dan waktu dari CO 2 memberikan informasi tentang karakteristik CO 2 dikarenakan interaksi atmosfer, daratan dan laut. Saat ini telah dilakukan pengukuran vertikal CO 2 untuk mengurangi cara perhitungan flux CO 2 yang sulit, khususnya di posisi K-276

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 29 diatas planetary boundary layer (lapisan batas di atmosfer) seperti dilakukan oleh Machida et al., (27). Konsentrasi CO 2 di atmosfer bervariasi dengan lokasi dan musim. Terdapat kesetimbangan CO 2 terlarut dalam air dengan gas CO 2 di atmosfer. CO 2 dan produk ionisasinya adalah ion bikarbonat (HCO - 3 ) dan ion karbonat 2- (CO 3 ) mempunyai peranan mempengaruhi kimia air (Manahan, 1999). Karbon dioksida terdisosiasi dalam air membentuk H+ dan HCO3- dan mempengaruhi air. Dalam air hujan nilai 5,6 adalah batas normal dari keasaman air hujan, dimana air murni berada dalam kesetimbangan dengan konsentrasi CO2 global (35 ppm) di atmosfer, dan 5,6 digunakan sebagai garis batas untuk keasaman air hujan (Seinfeld and Pandis, 1998). Berdasarkan penelitian sebelumnya, secara alami keberadaan CO2, NOx dan SO2 akan dilarutkan oleh awan dan titik-titik hujan dan hasilnya nilai hujan dalam atmosfer bersih berada antara 5, dan 5,6 (Charlson and Rodhe, 1982 dalam Seinfeld dan Pandis (1998). Peningkatan CO2 di atmosfer sebagai salah gas rumah kaca berpotensi menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Selain itu dapat mempengaruhi keasaman air hujan dalam indikasi dikarenakan proses pencucian atmosfer oleh hujan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kimia air hujan dan keasamannya serta polutan CO 2 di beberapa lokasi di daerah urban Bandung. METODA DAN ANALISIS Pemantauan gas CO 2 di Jl. Dr. Djundjunan (Cipedes) kantor LAPAN- Bandung untuk wilayah Barat, Dago untuk wilayah Utara dan Jl. Martadinata untuk wilayah Timur dari urban Bandung. Pada bulan yang bersamaan di lakukan pula pengambilan sampel air hujan. Karakteristik Jl. Dr. Djundjunan (Cipedes) dan Jl. Martadinata adalah padat transportasi, sedangkan Dago adalah perumahan dengan area hijau yang relatif luas dibandingkan dua area disebutkan sebelumnya. Pengukuran gas CO 2 dengan CO-CO 2 Meter Sibata dengan metoda NDIR (Non Dispersive Infrared Ray Absorption) dalam satuan ppm pada waktu pagi (7:-8:), siang (12:-13:), dan sore (17:- 18:) dari Senin sampai Minggu (7 hari) dari April sampai Oktober 2. Sampel air hujan dianalisis dengan spektrofotometer untuk ion anion SO 2-4, NO - 3 dan kation NH + 4. Analisis ion sulfat dengan metoda turbidimetri Ba 2 SO 4 dengan menggunakan kalibrasi larutan standar Na 2 SO 4. Ion nitrat ditentukan dengan metode KaNaTartrat-NaOH, yang menggunakan larutan standar KNO 3. Sedangkan ion amonium ditentukan dengan metode Indophenol, dengan menggunakan larutan standar NH 4 Cl. Keasaman air hujan diukur nya dengan meter Orion model SA72, ketelitian,5 dan kalibrasi dengan buffer 7 and 4. HASIL DAN DISKUSI 1. Variasi CO 2 Pemantauan gas CO 2 di Jl. Dr. Djundjunan (Cipedes) kantor LAPAN- Bandung, Jl. Maetadinata dan Dago memperlihatkan bahwa konsentrasi CO 2 tinggi pada pagi hari dari jam 7: sampai 9: (gambar 3.1). Pagi hari CO 2 banyak dihasilkan oleh proses respirasi dari tanaman. Siang hari CO 2 akan diserap oleh tumbuh-tumbuhan untuk proses fotosintesis CO 2 + H 2 O + h (CH 2 O) + O 2 dan konsentrasi CO 2 menjadi berkurang pada siang hari. Tanaman mengambil CO 2 dari atmosfer dan mengeluarkan O 2 melalui fotosintesis di siang hari. Terjadi sebaliknya pada malam hari selama proses pernapasan (Manahan, 1994). Konsentrasi CO 2 terlihat tinggi pada hari Rabu, padatnya transportasi memacu tingginya konsentrasi CO 2 sebagai hasil dari pembakaran bahan bakar fosil. K-277

Tuti BudwatiiAnalisis Hujan Asam/ Konsentrasi rata-rata harian CO 2 bervariasi 33-426 ppm; 37-372 ppm dan 254-29 ppm secara berturutan untuk Cipedes, Martadinata dan Dago. Cipedes dan Martadinata yang merupakan daerah padat transportasi di kota Bandung mempunyai konsentrasi CO 2 yang tinggi dibandingkan Dago sebagai daerah perumahan dan hijau. Dago adalah kawasan di utara Bandung dan merupakan daerah yang relatif bersih dibandingkan lokasi lainnya di Bandung. Bila ditinjau dari konsentrasi CO 2 masih dibawah 35 ppm. 6 5 4 3 2 Cipedes 19-25 April- S S R K J S M 7: 8: 9: 1: 11: 12: 13: 14: 15: 16: 17: 18: 6 5 Waktu Martadinata 18-23 Mei- 4 3 2 S S R K J S M 7: 8: 9: 1: 11: 12: 13: 14: 15: 16: 17: 18: Waktu 45 4 35 3 25 2 15 5 Dago 23-27 Agustus- S S R K J S M 7. 7.3 8. 8.3 9. 9.3 1. 1.3 11. 11.3 12. 12.3 13. 13.3 14. 14.3 15. 15.3 16. 16.3 17. 17.3 18. Waktu Gambar 3.1. Variasi CO 2 dari jam 7: sampai 18: pada 19-25 April 2 di Cipedes, Martadinta dan Dago Bandung. 2. HCO - + 3 dan NH 4 Ion HCO - 3 dalam air hujan bersifat alkalin atau basa dan keberadaannya ada hubungannya dengan gas CO 2 di atmosfer juga kandungan alkalin tanah. Kelarutan CO 2 dalam air hujan dan terdisosiasi yaitu: CO 2 (g) CO 2 (aq) CO 2 (aq) + H 2 O H + - + HCO 3 - Konsentrasi HCO 3 dapat dihitung berdasarkan nilai, bila >= 6 (ADORC-Japan (22), maka: [HCO - 3 ] = 1,24 x 1-5,35 dalam (µeq/l ) K-278

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 29 Kelarutan CO 2 atmosfer dengan konsentrasi 35 ppm (Manahan, 1999) dalam air murni pada pco 2 = 3,7x1-4 atm akan menghasilkan konsentrasi H + sebesar 2,5 eq/l; dan =5,6 (Mello and Almeida, 2). Konsentrasi HCO 3 - untuk lebih besar 6 terdapat di Dago yaitu 2,6 eq/l dengan nilai = 6,57 dan CO 2 = 266 ppm pada bulan Agustus 2. Dari 19 sampai 25 April 2 di Cipedes, air hujan mempunyai lebih kecil dari 6, kecuali 23 April 2 mempunyai = 6,25 dan konsentrasi HCO 3 - adalah 9,8 eq/l. Dan Martadinata dari tanggal 19 sampai 23 Mei 2, air hujan mempunyai lebih kecil dari 6 (tabel 3.1). 3. NH + 4 ; SO 2- - 4 dan NO 3 Amonium (NH + 4 ) dalam air hujan bersifat penetral asam, dan merupakan dampak dari adanya gas NH 3 dan aerosol dalam senyawa [NH 4 ] 2 SO 4 dan NH 4 NO 3 di atmosfer. NH 3 diemisikan ke atmosfer sebagai hasil dari pemupukan dengan pupuk industri (misalnya urea yang mengandung NH 3 ), kotoran hewan juga dari proses-proses industri. Sebaliknya ion-ion SO 2-4 dan NO - 3 merupakan senyawa asam dari gas SO 2 dan NO x. Dari tabel 3.1 memperlihatkan kimia air hujan cenderung asam dari nilai yang dimiliki. Nilai di Cipedes dan Martadinata < 5,6, jadi wilayah ini telah terkena hujan asam, sebaliknya Dago belum terkena hujan asam dengan 2- > 5,6. Konsentrasi ion-ion dari tinggi ke rendah adalah SO 4 > NO - 3 > NH + 4 untuk Cipedes maupun Martadinata. Tabel 3.1: Kimia air hujan dan dari April sampai Agustus 2 di Cipedes, Martadinata dan Dago Bandung. Lokasi Waktu NH 4 + mol/l SO 4 2- mol/l NO 3 - mol/l Cipedes 19/4/2 82,2 48,4 67,9 5,99 2/4/2 41,1 19,4 11,3 5,88 21/4/2 21,1 23,3 15,9 4,87 22/4/2 18,6 111,7 131,5 5,26 23/4/2 76,7 42,7 51,3 6,25 24/4/2 67,8 32,9 54,2 5,49 25/4/2 7, 4,4 48,1 5, Martadinata 21/5/2 4, 41,88 32,26 5,1 Dago Agustus 82,2 39,38 31,61 6,57 Frekuensi (%) 12 8 6 4 2 Bandung Cipedes Dago Martadinata <5,6 >5,6 Gambar 3.2. Distribusi frekuensi selama tahun 2 di Cipedes, Martadinata dan Dago Bandung. K-279

Tuti BudwatiiAnalisis Hujan Asam/ Distribusi selama tahun 2 menunjukkan bahwa hujan di Dago tidak pernah mempunyai < 5,6 atau frekuensi distribusinya % sebaliknya > 5,6 frekuensi distribusinya %. Akibatnya selama tahun 2 Dago tidak mengalami hujan asam. Berbeda dengan Cipedes dan Martadinata, frekuensi terjadinya hujan asam lebih sering terjadi yaitu 63% dan 73%. Adapun frekunsi tidak terjadi hujan asam adalah 36% dan 27% untuk Cipedes dan Martadinata. 4. Korelasi dengan CO 2 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, Gambar 3.3. Distribusi dan CO 2 (ppm) di Cipedes, Martadinata dan Dago Bandung. Dari gambar 3.3 memperlihatkan konsentrasi rata-rata harian CO 2 tinggi sampai lebih besar dari 35 ppm maka akan diikuti nilai rendah yaitu < 5,6 baik Cipedes maupun Martadinata. Konsentrasi rata-rata harian CO 2 di Cipedes mendekati 35 ppm (yaitu kisaran 34 ppm) atau > 35 ppm dengan rata-rata selama 7 hari adalah 36 ppm dengan = 5,53. Konsentrasi rata-rata harian CO 2 di Martadinata adalah 372 ppm dengan = 5,1 < 5,6. Hal ini berbeda dengan Dago, konsentrasi rata-rata CO 2 yaitu 266 ppm dengan = 6,57 >5,6. 19-5 45 4 35 3 25 2 15 2-21- 22-23- 24-25- 21- Mei- Agu st- Cipedes Martadinata Dago y = -62,732 + 71,8 R 2 =,796 3, 4, 5, 6, 7, 8, Gambar 3.4. Grafik vs CO 2 (April-Agustus 2) di Bandung. Gambar 3.4 memperlihat korelasi negatif dari grafik vs CO 2 yaitu konsentrasi CO 2 turun maka nilai akan naik. Hubungan antara keduanya sangat signifikan berupa persamaan garis lurus y(co 2 ) = -62,732 + 71,8 dengan angka korelasi yang bagus yaitu,89. Berdasarkan perhitungan dengan K-28 CO2 45 4 35 3 25 2 15 5

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 29 menggunakan persamaan ini diperoleh konsentrasi CO 2 sebesar 35 ppm untuk = 5,6. Jadi hasil perhitungan sama dengan data konsentrasi CO 2 atmosfer dalam air murni pada pco 2 = 3,7x1-4 atm akan menghasilkan konsentrasi H + sebesar 2,5 eq/l; dan =5,6. KESIMPULAN Terdapat korelasi yang signifikan antara dengan CO 2 yaitu berupa persamaan garis lurus y (CO 2 ) = -62,732 + 71,8 dengan angka korelasi,89. Konsentrasi rata-rata CO 2 di Dago masih aman untuk menyebabkan hujan asam. Sedangkan konsentrasi rata-rata CO 2 di Cipedes dan Martadinata adalah 36 ppm dengan = 5,53 dan 372 ppm dengan = 5,1. Jadi untuk Cipedes dan Martadinata, konsentrasi CO 2 telah berpotensi menyebabkan hujan asam. Selama tahun 2 telah terjadi hujan asam di Cipedes dan Martadinata dengan frekuensi lebih besar dari 6%. DAFTAR PUSTAKA ADORC, 22, Manual Quality Assurance/Quality Control (QA/QC), Program for Wet Deposition Monitoring in East Asia by ADORC Acid Deposition and Oxidant Research Center Japan. Chandra Mouli P., Venkata Mohan S., and Jayarama Reddy S., 25, Rainwater chemistry at a regional representative urban site: influence of terrestrial sources on ionic composition, Atmospheric Environment, No. 39, hal 999 8. Houghton J.T., Ding, Y., Griggs, D. J., Noguer, M., Van Der Linden, P. J., Dai, X, Maskell, K., Johnson, C. A., 21, Climate Change 21: The Scientific Basis. Contribution of Working Group I to the Third Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change, Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New York, NY, USA, 881pp. Machida T., Matsueda H., and Sawa Y., 27, A new JAL project: CONTRAIL Comprehensive Observation Network for Trace gases by AirLiner, IGACtivities- Newsletter of the International Global Atmospheric Chemistry Project, November 27, Issue No. 37, pp. 23-3. Manahan S.E., 1994, Environmental Chemistry Sixth Edition, Published by Lewis Publisher, Boca Raton, Ann Arbor, London, Tokyo, pp 5, 51, 293, 294, 295, 445, 642. Manahan S.E., 1999, Environmental Chemistry Seventh Edition, Lewis Publishers, pp. 66-294. Mello, W.Z., and Almeida, M.D., 2, Rainwater chemistry at the summit and southern flank of the Itatiaia massif, Southeastern Brazil, Environmental Pollution 129, Elsevier, 63-68. Seinfeld J.H. and Pandis S.N., Atmospheric Chemistry and Physics from Air Pollution to Climate Change, John Wiley and Sons. INC., New York, 1998, hal.13-133. K-281