BAB I PENDAHULUAN. Reformasi tahun 1998 membawa perubahan mendasar terhadap konstitusi

dokumen-dokumen yang mirip
PLEASE BE PATIENT!!!

Pancasila Sebagai Dasar Negara (dalam hubungannya dengan Pembukaan UUD 1945)

PENDIDIKAN PANCASILA. Supentri, S.Pd

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

Kedudukan Pembukaan UUD Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang

2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut

KATA PENGANTAR. Penulis. iii

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

C. Sikap dan Komitmen Mempertahankan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. era orde baru, dimana pada era orde lama dibawah pemerintahan Presiden

BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan Negara yang berdasarkan pada

Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia. Selly Rahmawati, M.Pd.

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA

PEMBUKAAN UUD 1945 (Kuliah-8) 1

BAB I PENDAHULUAN A. Empat Syarat Sifat Ilmiah Pancasila Yuridis Kenegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Keempat daerah khusus tersebut terdapat masing-masing. kekhususan/keistimewaannya berdasarkan payung hukum sebagai landasan

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. suku, bahasa, dan adat istiadat yang beragam. Mengingat akan keragaman tersebut,

PENDIDIKAN PANCASILA

PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

PANCASILA DAN EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia 1 dibentuk berdasarkan Konstitusinya,

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PENDAHULUAN. kendatipun disebut sebagai karya agung yang tidak dapat terhindar dari

MAKALAH PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA

Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold

IMPLEMENTASI NILAI DAN KEDUDUKAN PANCASILA DALAM UUD 1945

CITA-CITA NEGARA PANCASILA

Pancasila : Persatuan Indonesia. STMIK AMIKOM Yogyakarta

Pendidikan Pancasila PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA. Ari Sulistyanto, S. Sos., M. I. Kom. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila

DEMOKRASI PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA : FAUZAN AZIZ NIM : : M KHALIS PURWANTO, Drs, MM

e. Senat diharuskan ada, sedangkan DPR akan terdiri dari gabungan DPR RIS dan Badan Pekerja KNIP;

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

HUBUNGAN PANCASILA DENGAN UUD 1945 DAN HUBUNGAN ANTARA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945 A. A. Hubungan Pancasila Dengan Uud 1945

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya disebut UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa. berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar

MATERI UUD NRI TAHUN 1945

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Kedudukan Konstitusi. a. Cara Pembentukan

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

PANCASILA Sebagai Paradigma Kehidupan

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil

Mahendra Putra Kurnia Fakultas Hukum Universitas Mulawarman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 adalah sumber

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

Soal Undang-Undang Yang Sering Keluar Di Tes Masuk Sekolah Kedinasan

MAKNA, HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP PANCASILA

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

BAHAN TAYANG MODUL 5

ASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum

MEMBANGUN KUALITAS PRODUK LEGISLASI NASIONAL DAN DAERAH * ) Oleh : Prof. Dr. H. Dahlan Thaib, S.H, M.Si**)

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Negara memiliki tujuannya masing-masing. Tujuan Negara Kesatuan Republik

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MARAKNYA KORUPSI DI INDONESIA

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA

PENGERTIAN KEDUDUKAN FUNGSI & SIFAT UUD 1945 KULIAH LANJUTAN

PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia (Pembukaan UUD 1945) B Y : S E L L Y R A H M A W A T I

BAB I PENDAHULUAN. di dunia berkembang pesat melalui tahap-tahap pengalaman yang beragam disetiap

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3.

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. hukum dikenal adanya kewenangan uji materiil (judicial review atau

PANCASILA DALAM PERSPEKTIF HUKUM KONSTITUSI INDONESIA

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Nama : Yogi Alfayed. Kelas : X ips 1. Tugas : Kaidah yang fundamental (PPKn) JAWABAN :

KURIKULUM PROGRAM S-1 MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI & INFORMASI INSTITUT MANAJEMEN TELKOM

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA

I. PENDAHULUAN. praktik ketatanegaraan Indonesia. Setiap gagasan akan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. demi stabilitas keamanan dan ketertiban, sehingga tidak ada lagi larangan. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang mencakup:

SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta mempunyai berbagai bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyikapi RUU. tentang Keistimewaan Yogyakarta. Kurang lebih

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

NO URUT. 16. Sumber : = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Tugas UTS Skema Hubungan: Proklamasi-Pancasila-UUD NRI Tahun Pancasila

BAB II PENGATURAN TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH DI INDONESIA. A. Kewenangan Memberi Pertimbangan dan Fungsi Pengawasan Dewan

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

Bab 2. Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 29

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reformasi tahun 1998 membawa perubahan mendasar terhadap konstitusi Republik Indonesia. Amandemen UUD 1945 sebanyak empat kali (1999-2002) berdampak pada perubahan perundang-undangan dan sistem pemerintahan serta hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Meskipun UUD 1945 telah diamandemen berkali-kali, konstelasi politik hukum sama sekali tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya mencantumkan Pancasila sebagai dasar negara. Pembukaan masih dipertahankan sebagaimana aslinya. Menurut Prof. Notonagoro dan Drs. Sunaryo Wriksosuharjo ada tiga alasan Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah, antara lain: Pertama, alasan yuridis. Pembukaan UUD 1945 adalah pokok kaidah negara yang fundamental. Jadi dilihat dan segi hukum adalah abadi. Kedua, alasan material. Pembukaan UUD 1945 tetap melekat erat dengan terbentuknya Negara Proklamasi 17 Agustus 1945 yang hanya satu kali itu saja terjadinya didalam sejarah; tidak dapat diulang. Pengubahan atau peniadaan Pembukaan UUD 1945 berarti pembubaran negara. Disamping itu, pusat dan inti dari Pembukaan yaitu Pancasila secara material terkandung didalam kehidupan bangsa Indonesia sepanjang masa; jadi seandainya pembukaan dihapus (apabila itu terjadi, perbuatan menghapus itu pasti bersifat bertentangan dengan hukum, oleh karenanya semestinya dikenai sanksi hukum) yang hilang hanyalah sifatnya sebagai hukum positif. Tetapi secara material akan tetap ada dan hidup didalam kalbu kehidupan bangsa Indonesia sepanjang masa. Ketiga, alasan gaib. Kemerdekaan bangsa Indonesia, negara Proklamasi 17 Agustus 1945, adalah berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa. Oleh sebab 1

itu, kita tidak boleh begitu saja mengubah atau meniadakannya. Karena perbuatan mengubah atau meniadakan itu akan bertentangan dengan berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa; bertentangan dengan Tuhan. 1 Adapun pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 ada empat; yaitu: 1. Negara persatuan, yang melindungi dan meliputi segenap bangsa Indonesia, yang mengatasi segala faham golongan (Sila III Pancasila). 2. Negara yang hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat (Sila V Pancasila). 3. Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan (Sila IV Pancasila). 4. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab (Sila I dan II Pancasila). Perlu digarisbawahi bahwa pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan tersebut merupakan inti dari Pancasila. Dengan demikian, Pancasila mempunyai tempat formil pada Pembukaan UUD 1945, berstatus Pokok Kaidah Negara yang fundamental, dimana Pancasila merupakan pusat, dasar, dan inti dari Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Pada Kongres Pancasila II (2010) Pimpinan MPR RI, Lukman Hakim Saifuddin menyatakan bahwa Perubahan UUD 1945 yang telah dilakukan adalah satu rangkaian perubahan yang tidak terputus, bukan perubahan parsial yang telah dilakukan sebanyak 4 (empat) kali. Perubahan dari tahun 1999 hingga 2002 adalah satu rangkaian dengan pengesahan yang dilakukan secara bertahap terhadap materi yang telah berhasil disepakati. Rangkaian perubahan tersebut dilakukan berdasarkan kesepakatan tentang arah perubahan UUD 1945 yang dibuat diawal pembahasan, yaitu: 1 Dahlan Thaib. 1991. Pancasila Yuridis Kenegaraan. UPP AMO YKPN. Yogyakarta, hlm.34-35 2

1. Sepakat untuk tidak mengubah Pembukaan UUD 1945; 2. Sepakat untuk mempertahankan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia; 3. Sepakat untuk mempertahankan sistem presidensiil (dalam pengertian sekaligus penyempurnaan agar betul-betul memenuhi ciri-ciri umum sistem presidensiil); 4. Sepakat untuk memindahkan hal-hal normatif yang ada dalam Penjelasan UUD 1945 ke dalam pasal-pasal UUD 1945; dan 5. Sepakat menempuh cara adendum dalam melakukan amandemen terhadap UUD 1945. 2 Kesepakatan tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 karena didalam Pembukaan UUD 1945 tidak hanya terdapat pernyataan tujuan bernegara, tetapi juga terkandung nilai-nilai Pancasila yang diyakini oleh semua komponen bangsa sebagai nilai bersama yang mendasari berdirinya negara Indonesia. Nilai-nilai tersebut tidak hanya memiliki arti historis sebagai nilai yang menjadi dasar kemerdekaan, tetapi juga memiliki arti futuristik sebagai nilai yang menjadi pemandu dalam perkembangan bangsa dan negara Indonesia ke depan untuk mencapai cita-cita nasional. Jimly Asshiddiqie menyebutkan bahwa dengan tidak diubahnya Pembukaan UUD 1945, maka tidak berubah pula kedudukan Pancasila sebagai dasar-dasar filosofis bangunan Negara Republik Indonesia. Hal yang berubah adalah sistem dan institusi untuk mewujudkan cita-cita berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Pembukaan UUD 1945 sudah menunjukkan dengan jelas bahwa Pancasila merupakan Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat yang bentuk dan wujudnya tertuang dalam UUD. Pancasila merupakan inti daripada Pembukaan. Dengan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 maka Pancasila berkedudukan sebagai 2 Lukman Hakim dalam Prosiding Kongres Pancasila II: Konsistensi Nilai-nilai Pancasila dalam UUD 1945 dan Implementasinya. PSP Press. 2010. Yogyakarta 3

norma dasar hukum objektif. Sesuai dengan kedudukan Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Fundamental Negara Republik Indonesia yang mempunyai kedudukan sangat kuat, tetap, tidak dapat diubah oleh siapapun. Demikian juga kedudukan Pancasila. 3 Nilai-nilai Pancasila menjiwai seluruh norma yang terdapat dalam batang tubuh konstitusi. Pancasila adalah roh dari konstitusi dan segala peraturan perundangundangan yang berlaku. 4 Dalam pandangan hukum Pancasila dijadikan sumber dan kaidah penuntun hukum yang menjadi dasar serta tujuan dalam setiap pembentukan hukum yang berlaku di Indonesia atau yang biasa disebut Pancasila sebagai cita hukum. Tujuan-tujuan itu adalah membangun segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 dalam kebijakan tentang Pemerintahan Daerah mengalami perubahan yang cukup mendasar, salah satunya adalah pemilihan kepala daerah secara langsung. Perubahan dilatarbelakangi oleh kehendak untuk menampung semangat otonomi daerah dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Otonomi daerah memberi keleluasaan kepada daerah mengurus urusan rumah tangganya sendiri secara demokratis dan bertanggung jawab dalam bingkai NKRI. Pemerintah daerah mempunyai ruang yang sangat luas dengan pemberlakuan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti 3 Hartono.1992. Pancasila: Ditinjau dari Segi Historis. Rineka Cipta. Jakarta, hlm.93 4 Akil Mochtar. Makalah berjudul Menjaga Konsistensi Aturan Konstitusi:Peran dan Fungsi Mahkamah Konstitusi. Makalah disampaikan pada Program Pendidikan Reguler Angkatan XLVI, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia, Jakarta, 19 Agustus 2011 4

Undang-Undang No.22 Tahun 1999. Dengan titik acuan Pasal 18 UUD 1945 telah mendorong daerah-daerah untuk berdiri secara otonom dan sekaligus tuntutan kepada pemerintah pusat untuk melakukan pemekaran daerah dengan membentuk kabupaten, kota, dan provinsi baru. Data Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri (2013) menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 539 daerah otonom, terdiri atas 34 provinsi, 412 kabupaten (tidak termasuk 1 kabupaten administratif di Provinsi DKI Jakarta), 93 kota (tidak termasuk 5 kota administratif di Provinsi DKI Jakarta). 5 Mengingat keberagaman dan karakter daerah yang di Indonesia, implementasi UU Pemerintahan Daerah tidaklah semudah seperti apa yang telah dikonsepkan. Dalam tataran praktis ternyata telah menimbulkan persoalan. Tuntutan pemekaran daerah, otonomi seluas-luasnya hingga persoalan yang marak terjadi hampir merata di daerah adalah persoalan pemilihan kepala daerah. Daerah Istimewa Yogyakarta adalah daerah berdaulat yang bernama Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dan Negeri Paku Alaman yang telah eksis sebelum kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Setelah kemerdekaan, pembentukan perundang-undangan diatur oleh UU No.12 Tahun 2011 sebagai pengganti UU No.10 Tahun 2004. UU inilah yang menjadi pedoman dalam pembuatan suatu peraturan perundang-undangan. Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) didirikan dengan UU No.3 Tahun 1950 yang kemudian diubah dengan UU No.19 Tahun 1950. Status keistimewaan masih diakui dan melekat pada Yogyakarta tetapi dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan, pemerintahan daerah DIY mengikuti seperti halnya 5 Dirjend Otda Kemendagri, Pembentukan Daerah Daerah Otonomi di Indonesia Sampai Dengan Tahun 2013, hlm.29 5

pemerintah daerah lainnya yang diatur dalam UU Pemerintah Daerah No.32 Tahun 2004. Semua pemerintahan daerah tunduk pada UU Pemerintahan Daerah terkecuali Pemerintah Daerah DKI Jakarta, Papua, DIY, dan Aceh dalam hal-hal tertentu. Pembentukan pemerintah daerah yang bersifat khusus dan bersifat istimewa tersebut dilandasi Pasal 18 B ayat 1 UUD 1945. DKI Jakarta dibentuk dalam UU Nomer 29 Tahun 2007, Papua dengan UU Nomer 21 Tahun 2001 dan Aceh diatur dalam UU Nomer 44 Tahun 1999. Diantara ketiga pemerintah daerah tersebut, pembentukan UU Keistimewaan DIY mengalami proses yang paling lama lebih dari 10 tahun sampai terbentuknya UU No.13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY yang disyahkan pada 31 Agustus 2012. B. Rumusan Masalah sebagai berikut: Berdasarkan uraian diatas penulis merumuskan pokok-pokok permasalahan 1. Bagaimana pencerminan nilai-nilai Pancasila dalam pengaturan pembentukan perundang-undangan di Indonesia? 2. Nilai-nilai Pancasila apa saja yang terdapat dalam UU No.13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta? C. Keaslian Penelitian Keaslian penelitian dapat diartikan bahwa masalah yang dipilih belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya atau harus dinyatakan dengan tegas bedanya dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan. Dari penelusuran pustaka yang dilakukan penulis ditemukan beberapa buku dan kajian yang memiliki relevansi terhadap proposal yang penulis susun. Sumber-sumber tersebut terdiri dari 6

Membongkar Mitos Keistimewaan Yogyakarta (2003), Keistimewaan Jogja VS Demokratisasi (2004), Jogja dalam Keistimewaan (2007), Tim Asistensi UUK DIY (2011) Rakyat Jogja Menjawab Isu Seputar Keistimewaan DIY; Jogja Bergolak: Diskursus Keistimewaan DIY Dalam Ruang Publik (2010), namun penulis tidak menemukan penelitian yang membahas secara khusus mengenai implementasi nilai-nilai Pancasila dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia khususnya UU Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta karena pembahasan dan fokus kajian tersebut berbeda dan dilakukan sebelum UUK disyahkan pada tahun 2012. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penelitian yang penulis susun memiliki karakteristik (keaslian penelitian) tersendiri. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Obyektif a. Menganalisis nilai-nilai Pancasila dalam UU No.12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan b. Menganalisis nilai-nilai Pancasila dalam UU No.13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Tujuan Subyektif a. Mendapatkan data yang berhubungan dengan obyek yang diteliti guna menyusun tesis sebagai syarat dalam memperoleh gelar Magister Hukum pada Program Studi Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. 7

E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Akademis a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan referensi dalam mengetahui lebih mendalam aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam peraturan perundang-undangan. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai model penyelesaian masalahmasalah yang muncul mengenai politik hukum pembuatan peraturan perundang-undangan di Indonesia dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila sebagai pradigma dan solusi dalam memperkuat integrasi nasional dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman kepada publik dan pihak-pihak terkait yang mempunyai kepedulian dan kepentingan dasar-dasar aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam UU Pembentukan Perundang-Undangan dan UU Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. b. Bagi sistem ketatanegaraan menurut Pembukaan UUD 1945 yang meletakkan Pancasila sebagai dasar negara dan dalam Pasal 1 ayat 1: Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik, maka penelitian ini dapat memberikan kontribusi penguatan komitmen kebangsaan, persatuan, bhinneka tunggal ika dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. 8

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran, masukan, dan pengayaan ilmu hukum, khususnya hukum kenegaraan Indonesia dengan kajian politik hukum yang berparadigma Pancasila. 9