BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI. Adapun kajian yang telah dilakukan terhadap Novel Dwilogi Padang Bulan antara lain adalah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

ABSTRAK. Kata kunci : unsur intrinsik, nilai moral, bahan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

SISTEM KEMASYARAKATAN DAN NILAI-NILAI SOSIAL DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA: Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi menyampaikan ide-ide atau gagasan-gagasan seorang penulis

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

GAYA BAHASA DALAM NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

NILAI PENDIDIKAN NOVEL BUTIRAN DEBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI,edisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

I. PENDAHULUAN. terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

CITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan atau kesenangan juga sebagai penanaman nilai edukatif.

NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

NILAI PENDIDIKAN NOVEL AIR BASUHAN KAKI IBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar S-1, Jurusan. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi yang tinggi, yang terbukti dari karya-karyanya yang menarik dan banyak

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis tentang ciri-ciri tokoh dalam novel Edensor karya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Adapun kajian yang telah dilakukan terhadap Novel Dwilogi Padang Bulan antara lain adalah sebagai berikut: 2.1.1 Tari Prastiyawati, 2012, Analisis Struktural dan Nilai Edukatif Novel Padang Bulan Karya Andrea Hirata, skripsi, UNS-F.KIP Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penelitian Tari Prastiyawati bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Unsur-unsur intrinsik; (2) Nilai-nilai edukatif yang digunakan pengarang; (3) Kesesuaian penggunaan novel Padang Bulan sebagai bahan pembelajaran analisis novel di SMA. Metode yang digunakan, yakni metode deskriptif kualitatif, analisis isi (content analysis), dan pendekatan struktural. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca dan catat serta wawancara. Analisis data menggunakan analisis mengalir, yaitu analisis yang pada dasarnya meliputi tiga komponen utama, yaitu reduksi data, sajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan (1) Analisis struktural; alur novel Padang Bulan adalah alur regresif. Tema novel Padang Bulan adalah tema sosial yang menyangkut masalah moral, perjuangan, dan cinta kasih. Penokohan dalam novel Padang Bulan tersebut digambarkan secara fisik dan psikis. Latar tempat yang digunakan, yaitu kota Belitong. Sudut pandang yang digunakan, sudut pandang orang pertama yang maha tahu; (2) Nilai edukatif dalam novel Padang Bulan, yakni nilai religius, nilai sosial, nilai moral, dan nilai estetika; (3) Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui analisis struktural novel dan nilai edukatif disertai wawancara dengan guru dan sastrawan yang berkompeten di bidangnya dapat diketahui kecocokan novel

Padang Bulan sebagai bahan ajar sastra bagi siswa SMA (http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=25388). 2.1.2 Elia Merisa, 2012, Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Padang Bulan Karya Andrea Hirata, Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang. Penelitian Elia Merisa adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskripsi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca dan memahami novel, menandai bagian novel yang menjadi data sesuai dengan rumusan masalah dan data yang sudah ditandai, kemudian dimasukkan ke dalam format inventarisasi data. Penganalisisan data dilakukan secara deskriptif. Langkah kerjanya adalah mengelompokkan data sesuai dengan permasalahan penelitian, menganalisis data sesuai dengan teori, menginterpretasi data, membuat kesimpulan, dan menulis laporan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bentuk-bentuk konflik batin yang dihadapi tokoh Enong dan Ikal adalah konflik internal (kejiwaan), dan eksternal yang saling mempengaruhi. Penyebab terjadinya konflik, yaitu faktor keluarga, kehadiran orang ketiga, faktor ekonomi, dan pengaruh lingkungan (http://bahasainonesiafbsunp.files.wordpress.com/2012/02/konflik-batin-tokoh-utama-dalamnovel-padang-bulan-karya-andrea-hirata1.pdf).

2.1.3 Depy Nopita Valma, 2012, Nilai Moral Dalam Novel Padang Bulan Karya Andrea Hirata Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra Di Kelas XI SMA, Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian Depy Nopita Valma bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan unsur intrinsik (2) mendeskripsikan nilai moral (3) mendeskripsikan nilai moral dari novel Padang Bulan karya Andrea Hirata sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas XI SMA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Fokus penelitian adalah nilai moral novel Padang Bulan karya Andrea Hirata dan pembelajarannya di kelas XI SMA. Data yang digunakan adalah narasi dan percakapan. Teknik pengumpulan data adalah studi pustaka dan observasi. Instrumen penelitian ini adalah penulis sendiri sebagai peneliti, kartu data, dan alat tulis. Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi. Hasil penelitian Depy Nopita Valma, menemukan (1) tema novel ini adalah perjuangan seorang perempuan untuk keluarga dan cita-citanya. Tokoh utamanya adalah Enong dan tokoh tambahannya: Ikal, Detektif M. Nur, Syalimah, dan Zamzami; (2) nilai moral dalam novel Padang Bulan ada empat, yaitu nilai moral hubungan manusia dengan Tuhannya meliputi beribadah, berdoa, bersyukur, dan memohon ampun kepada Allah, nilai moral hubungan manusia dengan manusia meliputi sikap tolong-menolong, berbakti kepada orang tua, keakraban, kerja sama, memuji, persahabatan, memberi semangat, persaudaraan, menasihati, dan sikap kekeluargaan, nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi niat baik, ramah, prasangka baik, berpikir cerdas, sabar, bijaksana, tanggung jawab, sikap sadar, kasih sayang, intropeksi diri, sikap bijak, rela berkorban, pantang menyerah, dan berpendirian, dan nilai moral hubungan manusia dengan lingkungan alam seperti sayang binatang dan memuji keindahan alam; (3) kesesuaian nilai moral novel Padang Bulan sebagai bahan pembelajaran di kelas XI

SMA berdasarkan tinjauan dari aspek psikologi, bahasa dan latar belakang budaya. Ketiga aspek tersebut mendukung novel Padang Bulan disesuaikan sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas XI SMA. (http://digilib.umpwr.ac.id/index.php?p=show_detail&id=699). 2.1.4 Udi Budi Harsiwi, 2011, Sosial Budaya Bangka Belitung Dalam Novel Dwilogi Padang Bulan Karya Andrea Hirata (Pendekatan Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan), Tesis, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian Udi Budi Harsiwi bertujuan menjelaskan dan mendeskripsikan (1) sosial budaya yang terungkap dalam novel dan (2) nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Dwilogi Padang Bulan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data mengkaji dokumen melalui content analysis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data interaktif yang meliputi tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan simpulan. Hasil penelitian Udi Budi Harsiwi menyimpulkan (1) sosial budaya masyarakat Belitung yang terungkap dalam novel meliputi: (a) sistem religi, yakni kepercayaan pada satu Tuhan (monotheisme), kepercayaan pada ilmu gaib (animisme), dan kepercayaan Konghucu. Upacara keagaman terdiri dari Maulid Nabi, Sembahyang Rebut, dan Buang Jong; (b) sistem kemasyarakatan dikepalai oleh kepala kampung dan dibantu oleh perangkatnya yaitu modin dan carik; (c) sistem pengetahuan terdiri dari pengetahuan musim, lembaga pendidikan, dan pengetahuan kesehatan; (d) sistem bahasa, yaitu bahasa Melayu yang sekarang menjadi bahasa persatuan yakni bahasa Indonesia; (e) sistem kesenian yaitu orkes Melayu; (f) sistem mata pencaharian meliputi: bertani, buruh/karyawan tambang, nelayan, berdagang, dan pegawai

pemerintah; (g) sistem peralatan hidup meliputi: alat transportasi, peralatan rumah tangga, senjata, dan perumahan; (2) nilai-nilai pendidikan yang terungkap adalah nilai spiritual, yakni nilai agama, nilai ajaran hidup, dan nilai budaya, serta nilai vitalitas dan kehidupan sosial. Nilai spiritual adalah nilai yang sulit diubah dan nilai vitalitas adalah nilai yang mudah diubah (http://pasca.uns.ac.id/?p=2069) 2.1.5 Faika Burhan, 2012, Eksistensi Perempuan Dalam Dwilogi Novel Padang Bulan Dan Cinta Di Dalam Gelas Karya Andrea Hirata, Tesis, Program Studi Ilmu Sastra Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Penelitian Faika Burhan dilatarbelakangi oleh fenomena kehidupan sosial perempuan yang termarjinalkan dalam masyarakat. Dalam karya sastra, perempuan juga terjebak dalam mistik femininitas yang membatasi gerak mereka. Akibatnya, perempuan terlampau jatuh ke dalam imanensi yang mencegahnya menuju transendensi untuk pencapaian eksistensi diri. Adapun permasalahan yang muncul berdasarkan latar belakang tersebut adalah proses penemuan eksistensi diri perempuan setelah melewati fase-fase kejatuhan hidup serta wujud pemberontakan dan solidaritas mereka dalam grup untuk mempertahankan eksistensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang bebas mampu mencapai eksistensinya sebagai manusia. Ketika seorang perempuan mampu bereksistensi, maka ia telah menciptakan eksistensi untuk perempuan lainnya. Setiap pilihan yang dia jalani merupakan citra yang dia bangun untuk dirinya dan dunia. Kehadirannya merupakan inspirasi sekaligus menjadi simbol untuk kebangkitan perempuan di sekelilingnya. Ia menjadi ada dan menjadikan yang lainya merasa ada

(http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=downloadfile&act=view&typ=html&file =1961-H-2012.pdf&ftyp=4&id=57189). 2.1.6 Umi Fadhilah, 2012, Watak Tokoh dalam Novel Padang Bulan karya Andrea Hirata dan Implikasinya dalam Pembelajaran di SMA, Skripsi, Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pancasakti Tegal. Metode yang digunakan untuk meneliti watak tokoh Novel padang Bulan dan implikasinya adalah menggunakan pendekatan teori objektif dan pendekatan sosiologi sastra. Pengumpulan data menggunakan cara observasi dan teknik pustaka. Teknik yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian ini disimpulkan watak tokoh yang berperan dalam novel Padang Bulan. Tokoh utamanya Enong, yakni memiliki watak percaya diri, optimis, bertanggung jawab, lugu, pintar, pekerja keras, baik, sabar, dan pantang menyerah. Sedangkan tokoh-tokoh tambahannya Ikal, yaitu mempunyai watak keras kepala, minder, baik, cemburu, tidak mudah putus asa, mudah percaya. Watak Syalimah, yaitu tidak mudah putus asa dan sabar. Watak Zamzami yaitu pekerja keras, pantang menyerah. Watak A ling yaitu pendiam, dan tertutup. Watak M. Nur yaitu baik, dan suka menolong. Watak Zinar yaitu Baik, dan ramah. Watak Ibu yaitu cerwet dan keras. Watak Ayah baik hati. Watak Ibu Indri, yaitu baik dan pintar. Watak Ibu Nizam, yaitu baik, ramah, dan pintar. Watak Nuri, Ilham, Nizam, dan Naila yaitu baik, suka menolong, tegar (http://perpus.upstegal.ac.id/v4/?mod=opaq.koleksi.form&page=2289&barcode=pbsi0911160).

2.1.7 Rahmawati, dkk, Gaya Bahasa Andrea Hirata Dalam Dwilogi Padang Bulan: Kajian Stilistika, Jurnal, Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Penelitian Rahmawati bertujuan mendeskripsikan gaya bahasa yang digunakan oleh Andrea Hirata dalam Dwilogi Padang Bulan. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Adapun pendekatan yang digunakan sebagai landasan teori adalah pendekatan stilistika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pilihan leksikal yang digunakan menunjukkan kemampuan Andrea Hirata sebagai seorang saintis sekaligus sastrawan. Kekhasan atau ciri khas Andrea Hirata terlihat pada kemampuannya memadupadankan pilihan leksikal yang bersifat teknis dengan leksikal lainnya sehingga melahirkan pengucapan yang puitis. Dalam gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, Andrea Hirata memperlihatkan kekhususannya dalam mendeskripsikan secara detail latar maupun penokohan. Penggunaan gaya bahasa berdasarkan ketidaklangsungan makna meliputi gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan (http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3ca5e640fdd15ce0ecc870f802ba7b68.pdf) 2.1.8 Tri Surani, 2011, Nilai Optimisme Dalam Novel Dwilogi Padang Bulan Dan Cinta Di Dalam Gelas Karya Andrea Hirata (Tinjauan dari Perspektif Pendidikan Agama Islam), Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Latar belakang penelitian Tri Surani adalah proses belajar mengajar di sekolah, terutama dalam penyampaian materi seorang guru dapat menggunakan berbagai metode. Metode untuk menyampaikan materi yang sarat akan nilai-nilai pendidikan dapat dipilih melalui berbagai media. Novel sebagai salah satu media cetak, dapat dijadikan bacaan yang selalu memberi inspirasi bagi pembacanya. Terutama dalam novel Dwilogi Padang Bulan, terdapat pesan

edukatif yang ditampilkan oleh para tokohnya. Pesan optimisme dalam novel ini memberi referensi baru bagi penikmat novel. Permasalahan dalam penelitian ini adalah nilai optimisme apa saja yang terkandung dalam novel Dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata dan bagaimana nilai optimisme dalam novel Dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata ditinjau dari perspektif Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan novel Dwilogi Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata yang mengandung nilai pendidikan terutama nilai optimisme dan nilai lain yang dirasa relevan dengan pendidikan. Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka (library research) dengan mengambil objek novel Dwilogi Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra dan pendekatan hermeneutik sastra. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan dokumentasi. Sedangkan analisis data mengunakan content analysis (analisis isi) dan dari analisis tersebut ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman sikap optimisme dapat dilakukan dengan memanfaatkan media novel. Nilai optimisme dalam novel Dwilogi Padang Bulan diantaranya adalah memiliki pengharapan yang tinggi (tidak mudah putus asa), mampu memotivasi diri, merasa banyak akal untuk meraih tujuan yang diinginkan, memiliki percaya diri, tidak bersikap pasrah, memandang sebuah kegagalan sebagai hal yang dapat diubah bukan dengan menyalahkan diri sendiri. Adapun nilai optimisme dalam novel Dwilogi Padang Bulan ditinjau dari perspektif Pendidikan Agama Islam diantaranya secara umum dibagi menjadi tiga segmen utama, yaitu dilihat dari tujuan, materi, dan metode yang digunakan oleh seorang guru dalam upaya untuk menumbuhkan sikap optimisme kepada siswa (http://digilib.uinsuka.ac.id/6105/)

2.2 Konsep Konsep merupakan salah satu unsur yang diperlukan dalam penelitian. Di dalam konsep dijelaskan aspek-aspek yang digunakan atau dipakai agar tidak terjadi kesalahpahaman dan ruang lingkup kajian tetap terarah. Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 2.2.1 Pengertian Novel Menurut Alwi, dkk (2007: 788), novel didefinisikan sebagai berikut, novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. 2.2.2 Pengertian Perjuangan Menurut Alwi, dkk (2007: 478), perjuangan adalah 1 perkelahian (merebut sesuatu); peperangan; 2 usaha yang penuh dengan kesukaran dan bahaya; 3 Pol salah satu wujud interaksi sosial, termasuk persaingan, pelanggaran, dan konflik. Perjuangan yang dimaksud dalam novel ini adalah perjuangan tokoh utama (Enong) untuk bertahan hidup. 2.2.3 Feminisme Menurut Ratna (2004: 184) secara etimologis feminis berasal dari kata femme (woman), berarti perempuan (tunggal) yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan (jamak), sebagai kelas sosial. Menurut Fakih (1996: 97) gerakan feminisme mendapat alat analisis untuk mempertajam pandangan mereka. Tanpa analisis gender gerakan feminisme akan mengalami kesulitan untuk melihat sistem, struktur, dan akibatnya hanya tertuju kepada kaum perempuan saja. Tanpa analisis gender, gerakan feminisme akan menjadi reduksionisme, yakni lebih memusatkan perhatian kaum perempuan dan akan mengabaikan faktor sistem dan struktur. Akibatnya, gerakan feminisme tidak akan terisolasi dari seluruh gerakan sosial ke arah transformasi sosial.

Dengan kata lain, analisis gender telah memungkinkan gerakan feminisme dan gerakan-gerakan lain melakukan analisis dan pemecahan masalah bersama-sama. 2.2.4 Analisis Feminis Analisis feminis adalah analisis tentang dunia wanita. Analisis feminis adalah analisis yang mempermasalahkan perempuan dalam hubungannya dengan tuntutan persamaan hak (emansipasi), gender, dan segala ketidakadilan yang dialami oleh perempuan. 2.2.5 Dwilogi Novel Dwilogi novel adalah kumpulan buku yang ceritanya saling berkesinambungan dan terdiri dari dua seri. Dwilogi novel Padang Bulan merupakan rangkaian kisah yang terdiri atas dua seri yang merupakan kelanjutan dari seri pertama. Novel ini dimuat dalam satu buku namun dicantumkan dua judul dengan salah satu judul ditulis di sampul belakang dan terbalik. 2.3 Teori Ratna (2005: 224 225) mengatakan bahwa dalam kaitannya dengan teori feminis, perlu dibedakan dengan dua istilah lain yang muncul, yaitu emansipasi dan gender. Emansipasi, dari kata emancipatio (latin), berarti persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan. Tetapi dalam kenyataannya selalu dikaitkan dengan kaum perempuan untuk menuntut persamaan hak dengan laki-laki, sedangkan gender didefinisikan sebagai lawan seks. Gender bersifat psikologis kultural, sebagai perbedaan antara masculine-feminine. Apabila emansipasi dan gender cenderung lebih banyak berkaitan dengan masalah-masalah praktis yang terjadi dalam masyarakat, feminis lebih bersifat teoretis. Feminisme menggali keseluruhan aspek mengenai perempuan, menelusuri aspek-aspek kesejarahannya, klasifikasi, periodisasi, kaitannya dengan teori-teori lain, sekaligus menyusunnya dalam suatu kerangka-kerangka konseptual.

Fakih (1996: 78-79) mengemukakan bahwa pada umumnya orang berprasangka bahwa Feminisme adalah gerakan pemberontakan terhadap kaum laki-laki, upaya melawan pranata sosial yang ada, misalnya institusi rumah tangga, perkawinan maupun usaha pemberontakan perempuan mengingkari apa yang disebut sebagai kodrat. Persoalan feminisme itu sendiri, seperti juga aliran pemikiran dan gerakan lainnya, bukan merupakan suatu pemikiran atau aliran yang tunggal, melainkan terdiri atas pelbagai ideologi, paradigma, serta teori yang dipakai oleh masing-masing mereka. Meski terjadi perbedaan antarfeminis mengenai apa, mengapa, dan bagaimana penindasan dan eksploitasi itu terjadi, namun mereka sepaham bahwa hakikat perjuangan feminisme adalah demi kesamaan, martabat, dan kebebasan untuk mengontrol raga dan kehidupan baik di dalam maupun di luar rumah. Dari pengertian di atas, jelaslah bahwa feminisme mengkaji sebuah gerakan perjuangan atau pemberontakan terhadap kaum laki-laki dalam upaya melawan ketidakadilan yang dialami oleh perempuan itu sendiri. Adapun bentuk-bentuk perjuangan yang dilakukan wanita antara lain: Perjuangan menegakkan ketidakadilan terhadap hak-hak antara laki-laki dan perempuan terutama dalam hal pendidikan. Perjuangan memperoleh kebebasan mengontrol raga terutama dalam hal reproduksi serta memperjuangkan pengurangan tindak kekerasan dalam rumah tangga. Perjuangan untuk mendapatkan upah yang sesuai dengan pekerjaan tanpa membedakan gender. Perjuangan untuk menunjukkan kebolehan perempuan sebagai pemimpin atau memperoleh jabatan yang lebih tinggi.