Komponen mesin pendingin

dokumen-dokumen yang mirip
PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

DASAR TEKNIK PENDINGIN

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 diagram blok siklus Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

AC (AIR CONDITIONER)

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. This document was created with the trial version of Print2PDF! Once Print2PDF is registered, this message will disappear!

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

Lampiran 2. Trainer dispenser hot and cool unit

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal.

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

mengoperasikan sistem referigasi

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

SISTEM AC (AIR CONDITIONING)

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

Basic Comfort Air Conditioning System

PERAWATAN WATER COOLED CHILLER DI HOTEL NOVOTEL MANADO

BAB II DASAR TEORI. Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap untuk Prototype AHU 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

BAB II STUDI PUSTAKA

TRAINING Operational, Maintenance & Trouble Air Cooled - Water Cooled Package

BAB IV METODE PENELITIAN

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN

BAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN

SISTEM REFRIGERASI KOMPRESI UAP

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

BAB II DASAR TEORI.

P ( tekanan ) PRINSIP KERJA AIR CONDITIONER

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Air-Water System

P ( tekanan ) PRINSIP KERJA AIR CONDITIONER

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI

BAB II PESAWAT PENGUBAH PANAS (HEAT EXCHANGER )

LAPORAN PRAKTIK SISTEM AC PENGOSONGAN DAN PENGISIAN REFRIGERANT

BAB III INSTALASI PERALATAN UJI. sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Bab III Metodelogi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Bentuk Kristal Prisma (Ilham, 2012)

BAB III LANDASAN TEORI

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel

BAB II LANDASAN TEORI

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG MESIN AC SPLIT 2 PK. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Strata Satu ( S-1 ) Teknik Mesin

Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS

BAB II LANDASAN TEORI. dibandingkan dengan ditempat panas. Pada udara dingin, pergerakan bakteri lebih

UTS- SISTEM TATA UDARA (Tugas Kelompok) Kelompok 10 TUGAS : Buatlah narasi/uraian tentang gambar yang tertera dibawah ini!

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB III SIMULASI SISTEM REFRIGERASI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

Komparasi Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Temperatur dan Tekanan Mesin Pendingin

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER )

CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

Transkripsi:

Komponen mesin pendingin Berdasarkan fungsi atau kegunaannya komponen mesin pendingin sistem kompresi dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : A. Komponen pokok Yang dimaksud dengan komponen pokok adalah komponen atau alat yang harus ada dalam mesin pendingin ini terdiri dari : 1. Kompresor yaitu : alat yang digunakan untuk memampatkan uap bahan pendingin 2. Kondensor yaitu : alat yang digunakan untuk mengembunkan atau merubah uap bahan pendingin bertekanan tinggi menjadi cairan bahan pendingin bertekanan tinggi 3. Tangki penampung yaitu : alat yang digunakan untuk menampung cairan bahan pendingin bertekanan tinggi dari kondensor

4. Katup ekspansi Yaitu : alat yang digunakan untuk mengembangkan atau menurunkan tekanan cairan bahan pendingin 5. Evaporator yaitu alat yang digunakan untuk menguapkan atau merubah cairan bahan pendingin bertekanan rendah menjadi uap bahan pendingin bertekanan rendah 6. Akumulator (khusus untuk mesin pendingin sistem evaporator basah) yaitu : alat yang digunakan untuk memisahkan uap dan cairan bahan pendingin bertekanan rendah Spesifikasi komponen pokok 1. Kompresor Berdasarkan cara kerjanya Kompresor torak (reciprocating) Kompresor rotary Berdasarkan konstruksinya Kompresor tertutup

Kompresor hermetic Kompresor semi hermetic Kompresor terbuka Berdasarkan penggunaannya Kompresor single stage Kompresor two stage 2. Kondensor Berdasarkan media pendinginnya Kondensor air Kondensor shell and tube Kondensor tube and tube Kondensor shell and coil Kondensor udara Kondensor air dan udara (evaporative) 3. Tangki penampung (receiver) Berdasarkan bentuknya Tangki penampung horisontal Tangki penampung vertical 4. Katup ekspansi Berdasarkan cara kerjanya Katup ekspansi manual Katup ekspansi thermostatik Eksternal Internal Katup ekspansi automatik Kaup ekspansi float Ekspansi kapiler 5. Evaporator Berdasarkan bentuknya Evaporator bare Evaporator plate Evaporator finned (air blast evaporator) Berdasarkan penempatannya Evaporator sistem basah Evaporator sistem kering B. Komponen bantu Yang dimaksud dengan komponen bantu adalah suatu komponen atau alat yang digunakan unuk membantu kelancaran kerja mesin pendingin, oleh karena itu tidak mutlak harus ada atau digunakan pada mesin pendingin, jenis alat bantu yang digunakan tergantung dari kapasitas mesin pendingin dan jenis bahan pendinginnya

Adapun jenis alat bantu dan kegunaannya adalah sebagai berikut : 1. Oil separator Yaitu : alat yang digunakan untuk memisahkan minyak pelumas dengan uap bahan pendingin bertekanan tinggi, alat ini ditempatkan pada saluran uap bahan pendingin bertekanan tinggi atau pada saluran antara kompresor sampai kondensor Jenis alat ini ada 2 macam yaitu : a) Oil separator yang dilengkapi dengan saluran pembuangan minyak pelumas, ini digunakan pada mesin pendingin dengan bahan pendingin jenis amonia b) Oil separator yang dilengkapi dengan saluran pengembalian minyak pelumas ke kompresor ini digunakan pada mesin pendingin dengan bahan pendingin jenis halogen 2. Filter drier Yaitu : alat yang digunakan untuk mengeringkan cairan bahan pendingin dari kandungan air, alat ini dipasang pada saluran cairan bahan pendingin bertekanan tinggi atau pada saluran antara tangki penampung sampai katup ekspansi. Didalam filter drier terdapat bahan pengering dissicant salah satu jenisnya adalah silica gel. Filter drier ini digunakan khusus untuk mesin pendingin dengan bahan pendingin halogen 3. Indikator Yaitu : alat yang digunakan untuk melihat ada tidaknya cairan bahan pendingin bertekanan tinggi yang mengalir ke katup ekspansi, alat ini ditempatkan pada saluran cairan bahan pendingin bertekanan tinggi atau antara tangki penampung sampai katup ekspansi dapat juga pada saluran setelah filter drier, oleh karena itu alat ini juga dapat untuk mendeteksi masih baik dan tidaknya filter drier

4. Heat exchanger Yaitu : alat penukar panas untuk menambah kapasitas mesin pendingin, alat ini hanyalah merupakan tempat persinggungan saluran cairan bahan pendingin bertekanan tinggi dari tangki penampung dengan saluran uap bahan pendingin bertekanan rendah dari evaporator. Alat ini digunakan untuk mesin pendingin sistem evaporator kering 5. Kran selenoid Yaitu alat yang digerakkan dengan ada dan tidaknya aliran listrik, kran ini pada umumnya dipasang pada saluran cairan bahan pendingin bertekanan tinggi atau sebelum katup ekspansi dan selain itu dapat pula dipasang pada bagian mesin pendingin lainnya seperti saluran by pass, saluran unload dll. 6. Akumulator Yaitu : alat yang digunakan untuk memisahkan uap cairan bahan pendingin bertekanan rendah, alat ini dipasang pada saluran uap bahan pendingin bertekanan rendah atau pada saluran evaporator sampai kompresor, terutama pada mesin pendingin sistem evaporator kering

Komponen pengontrol Tujuan penggunaan komponen atau alat pengontrol adalah untuk memudahkan melakukan pengamatan keadaan pengoperasian mesin pendingin dan mengamankannya apabila terjadi kelalaian, sehingga kemungkinan terjadinya kerusakan yang fatal dapat dihindari Berdasarkan kegunaannya terdapat 2 macam alat control meliputi : 1. Alat ukur Alat ini hanya dapat digunakan untuk mengetahui keadaan pengoperasian mesin pendingin, jenis alat ukur yang sering digunakan antara lain adalah manometer tekanan tinggi, manometer tekanan rendah, manometer tekanan pelumasan, thermometer ruang pendingin, dan thermometer media pendingin kondensor 2. Alat pengaman Alat ini digunakan untuk mengamankan mesin pendingin apabila terjadi keadaan pengoperasian yang tidak sesuai dengan ketentuannya, jenis alat pengaman yang sering digunakan dapat berbentuk saklar, katup atau keran. Jenis komponen pengontrol yang berbentuk saklar pengamanannya dapat digunakan pada mesin pendingin yang digerakkan oleh tenaga listrik, alat ini akan bekerja secara otomatis yaitu terutama akan memutuskan aliran listrik apabila terjadi kelalaian. Saklar pengaman yang digunakan pada mesin pendingin kerjanya dapat mempengaruhi oleh beberapa macam keadaan, adapun jenis saklar pengaman yang kerjanya dipengaruhi oleh keadaan tekanan dan temperature adalah : 1. Saklar tekanan rendah (Low pressure control) Yaitu merupakan saklar listrik yang kerjanya dipengaruhi oleh keadaan refrigerant dalam mesin pendingin yang bertekanan rendah, alat ini umumnya dihubungkan dengan saluran penghisapan kompresor. Saklar pada alat ini akan terbuka atau memutuskan aliran listrik secara otomatis apabila tekanan penghisapan kompresor lebih rendah dari batas tekanan yang telah diatur pada alat tersebut Karena saklar tekanan rendah dikerjakan secara auto reset maka saklar akan menutup kembali secara otomatis setelah tekanan penghisapan normal kembali. Untuk itu maka pada saklar tekanan rendah terdapat 2 saklar pengatur tekanan yaitu : batas tekanan saklar akan membuka atau cut out dan batas tekanan saklar akan menutup kembali atau cut in.

2. Saklar tekanan tinggi (high pressure control) Yaitu merupakan saklar listrik yang kerjanya dipengaruhi oleh keadaan refrigerant dalam mesin pendingin yang bertekanan tinggi, alat ini umumnya dihubungkan dengan saluran pengeluaran kompresor. Saklar pada alat ini akan terbuka apabila tekanan pengeluaran kompresor lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan yang telah diatur pada alat tersebut. Namun karena saklar dikerjakan secara manual dengan hand reset, maka untuk menutup atau menghubungkannya kembali hanya dapat dilakukan dengan menarik atau menekan tangkai pembebasnya setelah tekanan pengeluaran kompresor lebih rendah dari batas tekanan yang diatur. 3. Saklar tekanan minyak pelumas (oil pressure control) Alat ini merupakan saklar listrik yang kerjanya dipengaruhi oleh tekanan minyak pelumas kompresor, sehingga hanya dapat dipasang pada mesin pendingin yang menggunakan jenis kompresor dengan pelumasan system tekan atau paksa. Pada alat ini menggunakan tekanan penghisapan kompresor sebagai pengimbang tekanan minyak pelumasnya, untuk itu ditentukan saklar akan terbuka apabila selisih antara tekanan minyak pelumas dan penghisapan kompresor kurang dari 1,2 Kg/cm 2 atau 17 Psi. saklar tekanan minyak pelumas dikerjakan secara manual artinya untuk mengembalikan posisi saklar agar tertutup kembali harus dilakukan dengan cara menarik atau menekan tangkai pembebasnya.

4. Saklar temperature (thermostat) Saklar temperature yang digunakan pada mesin pendingin. Yang kerjanya dipengaruhi oleh temperatur ruang pendingin. Saklar pada alat ini akan terbuka pada saat temperatur ruang pendingin telah mencapai batas temperatur yang telah diatur dan akan tertutup secara otomatis apabila temperatur ruang pendingin naik kembali. Pada saklar temperatur dilengkapi tabung perasa (remote bulb) yang digunakan untuk mendeteksi temperatur, oleh sebab itu tabung perasa selalu ditempatkan dalam ruang pendingin.