BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kep DJP No.536/PJ.2/2000 memberikan kebebasan kepada Wajib

dokumen-dokumen yang mirip
..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 3) Di.. 4)

BAB I PENDAHULUAN. Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan

AKUNTANSI PERPAJAKAN KELOMPOK : IV APRIDA DEWI DEVI JUNIANTY ( ) TASLIM GOTAMI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 522/KMK.04/2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat adanya dua fungsi yang melekat pada pajak (budgetair dan

RENCANA PEMBELAJARANSEMESTER (RPS) MATA KULIAH P E R P A J A K A N II

PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PERUBAHAN BENTUK USAHA (STUDI KASUS DI RESTORAN T)

LEMBAR ISIAN HASIL PEMERIKSAAN PROGRAM PENGKAJIAN PENGISIAN SPT WAJIB PAJAK BADAN. 6. Status Badan : (a) Pusat (b) Pusat (c) BUT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN ANTARA NORMA PENGHITUNGAN DAN PEMBUKUAN SKRIPSI

Y. PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI FORMULIR TAHUN PAJAK

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

Nama :... (1) NPWP :... (2) Alamat :... (3) Daftar Jumlah Penghasilan dan Pembayaran PPh Pasal 25. Peredaran Usaha (Perdagangan) Alamat

TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1)...

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru)

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK... NOMOR : KEP-...

3) Penundaan atau Perpanjangan Penyampaian SPT

PPh Pasal 25. Rp Rp. Angsuran PPh pada tahun Berjalan

Judul : Mekanisme Penerapan PP Nomor 46 atas Omzet pada CV. X ABSTRAK

KOP SURAT WAJIB PAJAK

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK : KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pajak langsung, dan pajak tidak langsung. Contoh pajak langsung adalah

Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1)... TENTANG

PAJAK PENGHASILAN PASAL 25

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, dimana dana

Adapun pemenuhan kewajiban perpajakan PT..., dapat kami laporkan sebagai berikut : 1. PEMBAYARAN PAJAK TAHUN BERJALAN BULAN... S/D BULAN...

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 A. Pengertian PPh Pasal 25 dan Pajak Final B. Jenis Pajak Final C. Perhitungan Angsuran PPh 25 dan Pajak Final 1.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukanpembangunan Negara adalah Pajak. Pajak selain untuk. pembangunan Negara pajak juga digunakan untuk pendanaan di beberapa

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan

KOP SURAT WAJIB PAJAK. Nomor : Lampiran : Hal : Pemberitahuan Besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 Masa Pajak Januari-Juni 2009

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

ANGSURAN PAJAK PENGHASILAN (PPh Pasal 25)

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya. Bahkan bagi

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

ANALISIS KOREKSI FISKAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERHITNGAN PPH BADAN PT. SAMSUNG PRINT AND PACK INDONESIA NUR ARIFAH EKONOMI AKUNTANSI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1) TENTANG PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK

Lampiran I.a. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP. 229/PJ Tanggal : 22 Maret 2001 Lembar ke-1 : Untuk Kantor

Nama : Farah Fadhilah NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Marantha

RSU Muhammadiyah Ponorogo LAPORAN LABA/(RUGI) KOMERSIAL. Per 31 Desember 2014

ISSN Rudy. STIE Gentiaras Bandar Lampung

NPWP dan Pengukuhan PKP

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sesuai dengan yang kita ketahui bahwa penerimaan negara untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan telah melaksanakan

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.

Fatimah Azzahra Pembimbing : Budiasih, SE, MMSi

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA PERATURAN PEMERINTAH NO. 46 TAHUN 2013 DI UMKM ONYX TULUNGAGUNG RINGKASAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi ketergantungan Negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor pajak

Evaluasi Kewajiban Perpajakan PPh Badan Final Pada Perusahaan Jasa Konstruksi Pada PT. Andica Parsaktian Abadi

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara yang berdasarkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus

KUP PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK

BAB 5 PENUTUP. Badan PT Bagoes Tjipta Karya adalah sebagai berikut: tersebut dimulai pada saat pemanfaatan aset tetap.

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

PENERAPAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Pasal 21 Pada PT. XYZ. : Dedi Sudjana NPM : Dosen Pembimbing : Riyanti SE., MM.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DAFTAR ISI. JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR...

KONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung yang beralamat di Gd. Pepadun. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh restoran/rumah makan yang

SE - 11/PJ/2011 PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-1/PJ/2011 TENTANG TATA CARA

PENERAPAN PP NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN KENA PAJAK BADAN PADA CV. ANUGERAH AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

PAJAK PENGHASILAN PAJAK 25

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : 21/PJ/2009 TANGGAL : 02 MARET 2009

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010

Ruang Lingkup Jasa Konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan defenisi dari laporan keuangan yaitu catatan informasi

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi dana pembangunan Negara, Pemerintah. masyarakat Indonesia, karena berdasarkan tax ratio Indonesia dengan

PERTEMUAN KE-5 PAJAK PENGHASILAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang nomor 16 tahun 2009

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kep DJP No.536/PJ.2/2000 memberikan kebebasan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, untuk memilih menghitung penghasilan netonya dengan menggunakan Norma Penghitungan ataupun Pembukuan. Sejak tanggal 29 Desember 2000 pedoman untuk menentukan penghasilan neto berdasarkan Norma Penghitungan tersebut masih terus menerus disempurnakan oleh Direktur Jendral Pajak. Kewajiban wajib pajak adalah membuat pembukuan, kecuali bagi wajib pajak yang telah memberitahukan kepada Direktur Jendral Pajak bahwa wajib pajak tersebut menggunakan Norma Penghitungan untuk menentukan dasar pengenaan pajaknya (Penghasilan Kena Pajak). Direktur Jendral Pajak sebagai pembuat kebijakan tersebut telah melakukan riset awal dan mengkaji kebijakan ini dengan mendalam sebelum menerapkan. Argumentasi Direktur Jendral Pajak dalam kebijakan Norma Penghitungan adalah untuk mempermudah wajib pajak dalam melaporkan penghasilan kena pajaknya, terutama bagi wajib pajak yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pembukuan akuntansi. Argument kemudahan tersebut diperkuat dengan data yang dimiliki oleh Kantor Pelayanan Pajak kabupaten Sleman (KPP Sleman). Data yang 1

diperoleh dari KPP Sleman menyatakan bahwa 80% wajib pajak orang pribadi yang berdomisili di Sleman dan melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, lebih memilih menghitung penghasilan kena pajaknya menggunakan norma penghitungan (Rif an, 2009). Namun keputusan Direktur Jendral Pajak yang telah disesuaikan dengan KMK No.01/PMK.03/2007 tanggal 16 Januari 2007 tentang perubahan peredaran usaha yang boleh menggunakan Norma Penghitungan, dicurigai tidak mengkaji terlebih dahulu secara mendalam tentang kemungkinan perbedaan Pajak Penghasilan Terutang (PPh Terutang) antara Norma Penghitungan dengan Pembukuan. Dibawah ini merupakan salah satu informasi yang dapat menunjukkan perbedaan PPh Terutang yang dihitung menggunakan norma penghitungan dan PPh terutang yang dihitung dengan menggunakan pembukuansecara fiskal. Jenis Usaha Lokasi Usaha : Salon Kecantikan : Sleman Peredaran Usaha : Rp 200.000.000,00 Tarif Norma : 27% PTKP (TK/0) : Rp. 15.840.000,00 Zakat : Rp. 400.000,00 2

Tabel 1.1 Perbandingan Norma dengan Pembukuan Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Usaha Laba Usaha Pendapatan (Biaya) Luar Usaha Laba Bersih Zakat Atas Penghasilan Kompensasi Kerugian PTKP (TK/0) Penghasilan Kena Pajak Pajak Penghasilan NORMA Rp.200.000.000,00 Rp.54.000.000,00 (Rp.15.840.000,00) Rp.38.160.000,00 Rp.1.908.000,00 PEMBUKUAN Rp.200.000.000,00 Rp.100.000.000,00 Rp.100.000.000,00 Rp. 60.000.000,00 Rp. 40.000.000,00 (Rp. 10.000.000,00) Rp. 30.000.000,00 (Rp. 400.000,00) (Rp. 2.000.000,00) (Rp. 15.840.000,00) Rp. 11.760.000,00 Rp.588.000,00 Dari hasil perbandingan antara Norma Penghitungan dengan pembukuan diatas, dapat diketahui bahwa pajak penghasilan terutang (PPh Terutang) menggunakan norma lebih tinggi Rp.1.320.000,00 dibandingkan dengan penghitungan menggunakan pembukuan. Oleh karena itu, penelitian yang menguji perbandingan antara Norma Perhitungan dengan Pembukuan perlu dilakukan. Disini peneliti akan membandingkan PPh Terutang dari hasil penghitungan menggunakan Norma Perhitungan dengan Pembukuan untuk jenis usaha keuangan, 3

asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah, dan jasa perusahaan (Keputusan Dirjen Pajak KEP-536/PJ.2/2000 dengan kode jenis usaha 8000). Pada jenis usaha tersebut terdapat jasa pengolahan data dan tabulasi yang memiliki prosentase norma terbesar untuk wilayah ibu kota propinsi. Semakin besar prosentse norma akan berdampak pada besarnya penghasilan neto yang akan dikenakan pajak. Dan pada akhirnya, dapat memberikan perhitungan PPh Terutang yang tinggi pula, namun masih perlu diuji apakah perhitungan PPh Terutang tersebut tetap akan lebih tinggi daripada penghitungan PPh Terutang menggunakan pembukuan. Jika Norma Penghitungan ternyata memberikan keadilan bagi Wajib Pajak, maka Norma Penghitungan memang perlu diterapkan. Jika ternyata Norma Perhitungan tidak memberikan keadilan bagi Wajib Pajak, maka Norma Penghitungan seharusnya tidak perlu dikeluarkan. 1.2.Rumusan Masalah Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara penghitungan PPh Terutang menggunakan Norma Penghitungan dengan Pembukuan Fiskal pada jenis usaha keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan? 4

1.3.Batasan Masalah Dengan memperhatikan luasnya topik yang dibahas, peneliti memandang perlu untuk membatasi penelitian ini dalam hal-hal sebagai berikut: a. Jenis Usaha yang diteliti keuangan asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan (Keputusan Dirjen Pajak KEP-536/PJ.2/2000 dengan kode jenis usaha 8000), yang didalamnya terdapat jenis usaha dengan prosentase norma tebesar untuk wilayah ibukota propinsi (jasa pengolahan data dan tabulasi, dengan prosentase norma 53). b. Pembahasan dititik beratkan pada pemungutan Pajak Penghasilan untuk jenis usaha keuangan asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan yang dihitung berdasarkan Pembukuan dan Norma Penghitungan yang sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan Tahun 2000. c. Undang-Undang Pajak yang digunakan dalam hal ini adalah UU KUP dan UU PPh d. Laporan keuangan yang diteliti adalah laporan keuangan fiskal wajib pajak tahun 2009 pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto kurang dari jumlah Rp. 600.000.000,00. 5

1.4.Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mencari metode penghitungan penghasilan neto yang paling tepat bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang bergerak dalam jenis usaha asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan (Keputusan Dirjen Pajak KEP-536/PJ.2/2000 dengan kode jenis usaha 8000). 1.5.Kontribusi Penelitian a. Kontribusi Teori Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa Norma Penghitungan membuat Wajib Pajak dibebani PPh Terutang yang lebih besar dibandingkan pembukuan, dapat memberikan kontribusi dalam Akuntansi terutama Akuntansi Perpajakan. b. Kontribusi Praktek Hasil dari penelitian ini akan mempunyai kontribusi yang besar kepada Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dalam menentukan kebijakan penggunaan norma penghitungan atau pembukuan untuk menghitung penghasilan neto. c. Kontribusi Kebijakan 6

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa Norma Penghitungan tidak membawa keadilan bagi Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan usaha atau pekerjaan bebas, dapat digunakan oleh pembuat kebijakan publik untuk tidak menerapkan kembali Norma Penghitungan. 1.6.Pengembangan Hipotesis Dalam latar belakang masalah, diketahui hasil perhitungan PPh Terutang menggunakan Norma Penghitungan dengan Pembukuan Fiskal pada jenis usaha salon kecantikan, mencapai Rp.1.320.000,00 lebih tinggi dibandingkan penghitungan dengan menggunakan pembukuan fiskal. Namun belum dapat diketahui apakah angka tersebut menunjukkan perbedaan yang signifikan atau tidak. Untuk dapat mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan, peneliti perlu melakukan uji hipotesis sebagai berikut: Ha : Data PPh Terutang antara pembukuan secara fiskal dengan norma penghitungan memang berbeda secara signifikan. 1.7.Metodologi Penelitian 1.7.1.Rancangan Penelitian 7

Penelitian yang dilakukan penulis menggunakan metode ilmiah, yang dilakukan dengan membangun satu atau lebih hipotesis-hipotesis berdasarkan suatu struktur atau kerangka teori dan kemudian menguji hipotesis atau hipotesis-hipotesis tersebut secara empiris. 1.7.2. Objek atau Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha atau pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto setahun kurang dari Rp. 600.000.000,00 pada jenis usaha keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah, dan jasa perusahaan di wilayah ibukota proponsi. 1.7.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu jenis data yang dapat diukur atau dihitung berupa laporan keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 sumber data: 1) Data Internal Data internal, yaitu data yang diperoleh dari dalam perusahaan tempat dilakukannya penelitian, yang terdiri dari : a) Data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara dengan wajib pajak, berupa data mengenai kebijakan 8

wajib pajak dalam penyusunan laporan keuangan dan penggunaan norma penghitungan/pembukuan dalam melaporkan Pajak Penghasilan. b) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen dan laporan yang terkait dalam perhitungan pemungutan Pajak Penghasilan, yaitu Laporan L/R, dan daftar penyusutan aktiva tetap yang dimiliki wajib pajak tersebut. 2) Data Eksternal Data eksternal yaitu data yang didapat dari luar perusahaan dalam hal ini adalah UUKUP dan UUPPh. 1.7.4. Instrumen dan Pengumpulan Data 1) Instrumen pengumpulan data Data yang diperlukan diambil lansung dari wajib pajak dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data-data tersebut. 2) Metode pengumpulan data Untuk mengumpulkan data yang ada, maka penulis menggunakan metode: a) Dokumentasi 9

Peneliti mengumpulkan data berupa dokumen dan data perusahaan dengan cara mencatat dan mengcopy dokumen. b) Wawancara Peneliti juga menggunakan metode pengumpulan data dengan cara wawancara. 1.7.5 Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian skripsi ini adalah laporan L/R dalam perusahaan. 1.7.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif, dengan data yang diperoleh dari dokumen perusahaan berupa laporan L/R, yang memiliki tahapan: 1) Mengolah laporan L/R yang ada menjadi laporan keuangan fiskal. 2) Menghitung pajak penghasilan terutang berdasarkan pembukuan, dengan tahapan: a) Penghasilan bruto dikurangi dengan harga pokok penjualan dan biaya-biaya yang terdapat pada perusahaan yang diijinkan oleh peraturan perpajakan untuk dibebankan sebagai biaya. 10

b) Hasil tersebut merupakan neto yang kemudian dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), hasil pengurangan tersebut merupakan Penghasilan Kena Pajak (PKP). c) Kemudian Penghasilan Kena Pajak dikalikan dengan tarif PPh Pasal 17, hasilnya merupakan Pajak Penghasilan Terutang (PPh Terutang). 3) Menghitung pajak penghasilan terutang menggunakan Norma Penghitungan: a) Peredaran bruto dikalikan prosentase norma yang disesuaikan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh wajib pajak yang bersangkutan, dimana daftar prosentase norma pernghitungan berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor: KEP- 536/PJ./2000 tanggal 29 Desember 2000, hasil perhitungan tersebut merupakan penghasilan neto. b) Penghasilan neto dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), hasilnya merupakan Penghasilan Kena Pajak (PKP). c) Penghasilan Kena Pajak dikalikan dengan tarif Pajak Penghasilan Pasal 17 hasilnya merupakan Pajak Penghasilan Terutang. 11

4) Pajak Penghasilan Terutang menurut Pembukuan dan Norma Penghitungan kemudian diberlakukan sebagai sampel 1 dan sampel 2. 5) Kedua sampel tersebut akan diuji dengan menggunakan data dua sampel tidak berhubungan (independen), dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Uji ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara sampel 1 dan sampel 2. 6) Rumus Uji Mann-Whitney: Keterangan: U = Nilai uji Mann-Whitney N 1 = sampel 1 N 2 = sampel 2 R i = Ranking ukuran sampel 1.8. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN 12

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, pengembangan hipotesis, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : PEMBUKUAN DAN NORMA PENGHITUNGAN Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai acuan dan mendukung penelitian yaitu tentang definisi wajib pajak orang pribadi, pembukuan secara fiskal, norma penghitungan, dan penyusutan secara fiskal. BAB III: METODE PENELITIAN Metode penelitian meliputi rancangan penelitian, objek atau sampel, jenis dan sumber data, instrumen pengumpulan data, unit analisis, dan tekhnik analisis data. BAB IV: ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan, deskripsi data, hasil pengolahan data, serta pembahasan hasil olah data. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini memuat tentang kesimpulan yang dapat diperoleh peneliti setelah melakukan penelitian dan saran yang dapat diberikan peneliti kepada wajib pajak orang pribadi yang melakukan usaha dan pekerjaan bebas. 13