KERUSAKAN YANG TIMBUL PADA JALAN RAYA AKIBAT BEBAN ANGKUTAN YANG MELEBIHI DARI YANG DITETAPKAN

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENGARUH PENGAMBILAN ANGKA EKIVALEN BEBAN KENDARAAN PADA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN FLEKSIBEL DI JALAN MANADO BITUNG

Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

ANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI DAYA DUKUNG TANAH DAN VOLUME LALU LINTAS

ANALISA BEBAN KENDARAAN TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN JALAN DAN UMUR SISA

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan khusus yang mempunyai kualitas yang lebih baik dan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. negara (Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, 2009).

BAB III LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE

TUGAS AKHIR - RC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, Indonesia sedang giatnya melaksanakan pembangunan, salah

Jurnal J-ENSITEC, 01 (2014)

EVALUASI UMUR SISA RUAS JALAN KARTASURA KLATEN. Tugas Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN PERKERASAN CONCRETE BLOCK DAN ESTIMASI BIAYA

STUDI KARAKTERISTIK PENENTUAN TINGKAT PEMBEBANAN KENDARAAN TERHADAP TEBAL LAPIS PERKERASAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang merupakan sebagai negara yang berkembang,sedang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbandingan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Bina Marga 2011 Dengan Metode Jabatan Kerja Raya Malaysia 2013

Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul, Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian B. Rumusan Masalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah perkerasan lentur konstruksi

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. cara membandingkan hasil perhitungan manual dengan hasil perhitungan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

EVALUASI BEBAN KENDARAAN TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN DAN UMUR SISA JALAN (STUDI KASUS : PPT. SIMPANG NIBUNG DAN PPT. MERAPI SUMATERA SELATAN)

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.2 Dasar Teori Oglesby, C.H Hicks, R.G

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hobbs (1995), ukuran dasar yang sering digunakan untuk

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS. kendaraan yang melanggar dan kendaraan tidak melanggar)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Metode Analisa Komponen

Studi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI UMUR LAYAN JALAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN BEBAN BERLEBIH DI RUAS JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI ACEH

Perancangan Perkerasan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR KONSTRUKSI JALAN RAYA. 1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Spine Road III Bukit Sentul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun melewati jurang,

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

yang mempunyai panjang kelandaian lebih dari 250 m yang sering dilalui kendaraan berat.

PENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN BAB I PENDAHULUAN

STUDI PENGARUH BEBAN BELEBIH (OVERLOAD) TERHADAP PENGURANGAN UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN

Fitria Yuliati

ANALISA PENGARUH MUATAN BERLEBIH TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Perkerasan Jalan. 1. Latar Belakang

MODULUS RESILIENT TANAH DASAR DALAM DESAIN STRUKTUR PERKERASAN LENTUR SECARA ANALITIS

BAB III LANDASAN TEORI. Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan

pengembangan potensi suatu wilayah, sehingga mencapai tingkat perkembangan pada proyek pembuatan jalan, khususnya jalan baru, memegang peranan yang

KELAS JALAN, MUATAN SUMBU TERBERAT, DAN PERMASALAHAN BEBAN LEBIH KENDARAAN

Parameter perhitungan

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

PERENCANAAN LAPIS TAMBAHAN PERKERASAN JALAN DENGAN METODE HRODI (RUAS JALAN MELOLO WAIJELU) Andi Kumalawati *) ABSTRACT

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

Analisis Desain Perkerasan Kaku Berdasarkan AASHTO Rigid Pavement ARI SURYAWAN (hal. 213)

PENGUKURAN NILAI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) LAPIS PERKERASAN ASPAL DENGAN ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP)

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR RUAS JALAN PARINGIN- MUARA PITAP KABUPATEN BALANGAN. Yasruddin¹)

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN MENGGUNAKAN METODE BENKELMAN BEAM PADA RUAS JALAN SOEKARNO HATTA, BANDUNG

ANALISIS SUSUNAN PERKERASAN JALAN PADA TIGA RUAS JALAN ARTERI DI SEMARANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN. NOMOR : 14 TAHUN 2007 KM. 74 Tahun 1990 TENTANG KENDARAAN PENGANGKUT PETI KEMAS DI JALAN

Kata-kata Kunci: Perkerasan kaku, overloading, esa (gandar standard setara), umur perkerasan.

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

PENGARUH BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN (studi kasus ruas jalan K.H. Ahmad Sanusi Sukabumi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PERENCANAAN MEKANISTIK EMPIRIS OVERLAY PERKERASAN LENTUR

BAB II1 METODOLOGI. Berikut ini adalah bagan alir (Flow Chart) proses perencanaan lapis

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa lapis perkerasan dari bahan-bahan yang diproses, dimana

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN (Pavement Design) Menggunakan CBR

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN BARU ANTARA RUAS JALAN TERMINAL INDIHIANG DENGANJALAN TASIKMALAYA BANDUNG (CISAYONG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar dan roda kendaraan, sehingga merupakan lapisan yang berhubungan

PERANCANGAN STRUKTURAL PERKERASAN BANDAR UDARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN A. SEJARAH PERKEMBANGAN JALAN RAYA

Wita Meutia Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil S1 Fakultas Teknik Universitas Riau Tel , Pekanbaru Riau,

ANALISA DAMPAK BEBAN KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN. (Studi Kasus : Ruas Jalan Pahlawah, Kec. Citeureup, Kab. Bogor) Oleh:

EVALUASI UMUR LAYAN JALAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN BEBAN BERLEBIH DI RUAS JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI ACEH

Tugas Akhir. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 teknik sipil. diajukan oleh :

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN CIJELAG - CIKAMURANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE AASTHO 93

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,

KONSTRUKSI JALAN ANGKUT

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR

Agus Surandono 1) Rivan Rinaldi 2)

BAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. terjamin kekuatan dan ketebalannya sehingga tidak akan mengalami distress yaitu

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERENCANAAN JALAN RING ROAD BARAT PEREMPATAN CILACAP DENGAN MENGGUNAKAN BETON

PENGARUH KENDARAAN ANGKUTAN BARANG MUATAN LEBIH (OVER LOAD) PADA PERKERASAN DAN UMUR JALAN

ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU MENGGUNAKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN (MDP) 2013

Studi Perencanaan Tebal Lapis Tambah Di Atas Perkerasan Kaku

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Transkripsi:

KERUSAKAN YANG TIMBUL PADA JALAN RAYA AKIBAT BEBAN ANGKUTAN YANG MELEBIHI DARI YANG DITETAPKAN Abstrak: Permukaan perkerasan jalan raya yang telah dibangun perlu dipelihara agar tetap mulus untuk memberikan keamanan dan kenikmatan bagi sipemakai. Perencanaan dan konstruksi yang cukup kuat dan ekonomis disesuaikan dengan kebutuhan selama umur rencana yang telah ditetapkan. Lalu lintas berupa mobil penumpang, bus, truk dan mobil gandeng (trailer)yang ukuran dan beratnya berrmacam-macam merupakan beban lapisan perkerasan. Tebal dan jenis material yang dipakai sebagai lapisan perkerasan dipilh dari bahan yang tersedia di pasaran atas dasar harga konstruksi yang ekonomis tanpa mengesampingkan mutu dan kekuatannya. Dalam operasional di lapangan sering sipemakai terutama perusahaan angkutan mengangkut beban melebihi dari yang telah ditetapkan menurut peraturan, sehingga perkerasan jalan raya sudah rusak sebelum umur rencana dicapai. Besarnya kerugian untuk membangun jalan kembali sangat besar dan dapat diestimasi dalam perhitungan PENDAHULUAN Dengan adanya transportasi yang baik merupakan suatu faktor pendukung utama untuk menentukan majunya pertumbuhan perekonomian suatu daerah atau negara. Transportasi merupakan urat nadi perekonomian. Dengan tersedianya jalan raya yang baik akan memberikan pelayanan terhadap kendaraan yang mengangkut barangbarang kebutuhan dan dapat lewat dengan cepat, aman, dan nyaman sampai ke tujuan. Di samping pembangunan jalan-jalan baru, pengawasan dan pemeliharaan terhadap jalan-jalan yang sudah ada harus tetap dilaksanakn terus-menerus agar jangan mengalami kerusakan sebelum umur rencana yang diperhitungkan tercapai. Daerah-daerah di Indonesia khususnya di Sumater Utara, akhir-akhir ini kerusakan perkerasan jalan raya akibat muatan lebih (over loading) muncul ke permukaan sebagai topik pembicaraan karena banyaknya jalan raya yang rusak sebelum waktunya. Pada umumnya lapisan perkerasan direncanakan untuk sanggup memikul beban lalu-lintas yang sudah ditentukan selama jangka waktu tertentu (umur rencana). Apabila kendaraan yang lewat mengangkut beban lebih (over loading), maka perkerasan jalan raya akan rusak sebelum waktunya tercapai. Hal ini akan menimbulkan kerugian yang sangat besar untuk memperbaikinya. Lalu-Lintas adalah Beban pada Lapisan Perkerasan Jalan Raya Yang dimaksud dengan lalu-lintas adalah semua kendaraan yang melewati jalan raya. Lalu lintas yang beragam (mix traffic) bervariasi baik ukuran, berat total, konfigurasi, dan beban sumbunya. Menurut kelompoknya yang umum dapat dibedakan yaitu: sepeda motor, mobil penumpang, bus, truk ringan, truk sedang, truk berat, dan mobil gandeng (trailler). Jumlah volume lalu-lintas dan beban yang diangkutnya akan berubah dan bertambah tahun demi tahun mulai hari peresmian pemakaian jalan sampai akhir umur rencana. Berat total maksimum setiap kendaraan, konfigurasi sumbu, dan distribusi beban sumbu telah ditetapkan menjadi aturan lalu-lintas oleh pemerintah (BINAMARGA). Perencanaan perkerasan jalan raya disesuaikan dengan fungsi dan klasifikasi jalan raya tersebut. Besarnya beban yang dilimpahkan roda kendaraan pada permukaan jalan raya bergantung dari berat total kendaraan tersebut. Beban tersebut akan lewat berulang-ulang sesuai dengan banyaknya lalu-lintas perhari dan pertambahannya sampai selama umur rencana. Beban yang berulang-ulang menimbulkan getaran dan lendutan yang berulang-ulang pula pada permukaan jalan raya. Hal inilah yang mengakibatkan kerusakan pada jalan raya yang dipercepat oleh beban yang melebihi muatan perencanaan dan diperburuk lagi dengan pengaruh air hujan (drainage) yang kurang sempurna. Beban-beban sumbu maximum dari setiap jenis kendaraan yang menjadi beban lapisan perkerasan yang akan ditempatkan ke tanah dasar (subgrade) seperti daftar berikut: 104

Kerusakan yang Timbul pada Jalan Raya Distribusi beban sumbu dari berbagai jenis kendaraan Faktor Perusak (Angka Ekivalen) Beban Sumbu Kendaraan Perkerasan fleksibel yang mendukung beban lalu-lintas terdiri dari lapisan permukaan (surface cource), lapisan fondasi atas (base cource) dan lapisan fondasi bawah (subbase cource). Lapisan perkerasan ini akan diletakkan di atas lapisan tanah dasar (subgrade). Lihat gambar berikut. Besarnya kerusakan yang diakibatkan setiap kendaraan pada perkerasan jalan raya adalah tidak sama, hal ini bergantung pada berat total, konfigurasi sumbu dan luasnya bidang kontak antara roda dan perkerasan. Kendaraan yang memikul beban lebih berat misalnya truk dan trailer akan lebih besar pengaruhnya untuk merusak jalan. Untuk mempermudah perhitungan dibuatlah sumbu standar yaitu sebuah sumbu tunggal roda ganda dengan berat total 8,16 ton. Faktor perusak (damage factor) yang disebabkan oleh sumbu standar tersebut diberi besarnya 1 (satu) untuk sekali lewat. Semua beban sumbu kendaraan yang lain dibandingkan dengan sumbu standar dan besaran ini disebut angka ekivalen (E). Damage factor (angka ekivalen) suatu kendaraan adalah angka yang menunjukkan jumlah lintasan sumbu standar yang akan menyebabkan kerusakan yang sama apabila kendaraan tersebut lewat satu kali. 105

Penampang Melintang Jalan Raya Beban Standar: Tekanan angin ban = 5,5 kg/cm² 33cm P = 8,16 ton Sumbu tunggal roda ganda Lintas ekivalen permulaan, lintas ekivalen akhir, dan jumlah lintas ekivalen selama umur rencana dapat dihitung. Besarnya kerusakan pada perkerasan jalan raya disebabkan oleh semua kendaraan yang lewat selama umur rencana sama dengan yang diakibatkan oleh sumbu standar yang lewat sebesar jumlah lintas ekivalen yang dihitung tersebut. Dengan memperhitungkan faktor regional, besarnya lintas ekivalen dan kekuatan daya dukung tanah dasar (subgrade), tebal perkerasan dapat direncanakan untuk suatu umur rencana tertentu. Perhitungan Besarnya Kerusakan Akibat Beban Lebih Dengan memperhitungkan pengaruh kecepatan kendaraan, kelandaian jalan, fungsi jalan, ketebalan lapisan perkerasan, dan beban sumbu, maka secara empiris daya perusak (damage factor) atau angka ekivalen (E) dari setiap beban sumbu kendaraan yang lewat dapat dihitung dengan rumus: 11 cm P 4 E sumbu tunggal = beban sumbu tunggal,kg 8160 kg 4 E sumbu ganda = beban sumbu ganda, kg x 0,086 8160 kg Dapat dilihat bahwa perbandingan kerusakan yang diakibatkan oleh dua beban yang berbeda adalah: perbandingan berpangkat empat dari masing-masing beban tersebut. Oleh sebab itu akibat pertambahan beban terhadap yang sudah ditentukan akan besar pengaruhnya terhadap kerusakan jalan. Di sini akan diberikan bukti perhitungan besarnya pengaruh kerusakan beban lebih terhadap konstruksi jalan raya. Contoh Kasus 1 Apabila suatu jalan raya telah direncanakan untuk dilalui oleh kendaraan berat truk dengan beban total maksimum 18,2 ton untuk umur 106

Kerusakan yang Timbul pada Jalan Raya rencana 10 tahun. Tetapi pada kenyataan di lapangan truk tersebut mengangkut muatan lebih 2 ton menjadi 20,2 ton, maka dari hasil hitungan dapat dilihat bahwa perbandingan kerusakan yang diakibatkan adalah: E1 0,34 ( 18200 ) + 0,66 ( 18200 ) = E2 0,34 ( 20200 ) + 0,66 ( 20200 ) E1 5,02 1 = = E2 7,62 1,52 Kalau beban 18,2 ton merusak satu kali, maka beban 20,2 ton telah merusak 1,52 kali. Kalau semula direncanakan jalan raya tersebut tahan 10 tahun, maka akibat beban lebih 2 ton 10 mengakibatkan jalan raya hanya tahan = 1,52 6,5 tahun, kehilangan umur rencana adalah 3,5 tahun. Contoh Kasus 2 Apabila mengangkut beban lebih = 5 ton dari yang direncanakan 18,2 ton, sehingga total berat truk dalam operasi menjadi 23,2 ton, dari perhitungan dapat dilihat bahwa perbandingan kerusakan yang diakibatkan adalah: 0,34 ( 18200 ) + 0,66 ( 18200 ) E1 = E2 0,34 ( 23200 ) + 0,66 ( 23200 ) E1 5,02 1 = = E2 13,3 2,65 Kalau beban 18,2 ton merusak 1 kali, maka beban 23,2 ton telah merusak 2,65 kali. Kalau semula direncanakan jalan raya tersebut tahan 10 tahun, maka akibat beban lebih 5 ton mengakibatkan jalan raya tersebut hanya tahan 10 = 3,8 tahun, kehilangan umur rencana 2,65 adalah 6,2 tahun. KESIMPULAN Perencanaan dan Pembangunan suatu Jalan Raya harus ditangani oleh tenaga ahli yang pintar dan berpengalaman untuk bisa mendapatkan hasil yang tepat guna dan konstruksi yang kuat dan ekonomis. 1. Perencanaan dan pembangunan suatu jalan raya harus ditangani oleh tenaga ahli yang pintar dan berpengalaman untuk mendapatkan hasil yang tepat guna serta konstruksi yang kuat dan ekonomis. 2. Pengawasan dan pemeliharaan selama penggunaan jalan raya harus betul-betul dilaksanakan terus-menerus. 3. Kerusakan yang diakibatkan oleh kendaraan yang mengangkut beban lebih sangat besar sekali, yaitu dengan perbandingan dari jumlah masing-masing beban berpangkat empat. Sedangkan kerusakan yang diakibatkan oleh pertambahan volume lalu-lintas melebihi dari yang direncanakan sesuai dengan pertambahan persentase dari volume tersebut. SARAN 1. Perlu disosialisasikan kepada masyarakat umum terutama pengguna jalan raya tentang peraturan-peraturan lalu-lintas dan kerugian yang akan timbul apabila mengangkut beban yang melebihi muatan. 2. Memberikan sanksi kepada pengusaha angkutan yang melanggar peraturan, terutama kendaraan truk dan trailer yang mengangkut beban melampaui batas. 3. Dinas yang terkait dari pemerintah menugaskan orang-orang yang berwibawa dan berdisiplin dalam pengawasan di jalan raya. 4. Fungsi pos-pos timbangan harus dioptimalkan, khusus pada daerah-daerah yang ada industri yang mengangkut peralatan dan bahan-bahan mentah industri misalnya balok kayu, dll., supaya diadakan pos timbangan khusus untuk mencegah truk dan trailer mengangkut beban lebih. 5. Kalau pemerintah daerah mengadakan sanksi denda dengan membayar uang tunai di lapangan seharusnya besarnya denda tersebut ditentukan setelah diadakan perhitungan berapa kerugian yang diakibatkannya. DAFTAR PUSTAKA Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Tekstur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen oleh: Departemen Pekerjaan Umum (BINAMARGA). AASHTO, AASHTO Guide for Design Of Pavement Structure, 1986 dan 1972. 107

AASHTO, Standard Specification for Transportation Material and Methods of Sempling and Testing Part I, Specification, Bth edition, July 1982. The Asphalt Institute, Asphalt in Pavement Maintenance Manual Service No. 16 (MS-16 March 1983). Asphalt Institute, Principles of Construction of Hotmix Asphalt Pavement Manual Series No. 22 Januari 1983. Buku-buku Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Binamarga. NAASRA, Interium Guide to Pavement Thickness Design, 1979. Principles of Pavement Design E.J.YOODER and M.W. WITCZAK. 108