BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGELOHAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR OLEH : MUHAMMAD KHITOB

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB II TINJAUAN TEORI. bagi kelangsungan kegiatan perusahaan. Definisi mengenai persediaan telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi

BAB 2 LANDASAN TEORI

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III PROGRAM MODEL PROBABILISTIK Q

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penentuan Persediaan Bahan Baku Optimal Menggunakan Model Q dengan Lost Sales Pada Industri Air Minum Dalam Kemasan

Ratna Wulan Sari, 2 Dida Diah Damayanti, 3 Budi Santosa 1, 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB

BAB III METODE PENELITIAN

9.Peramalan (Forecasting) A. Teori Peramalan B. Metode Peramalan C. Pengukuran Keakuratan Hasil Peramalan Profil PT.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB 2 LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengendalian Persediaan Menggunakan Metode Probabilistik dengan Kebijakan Backorder dan Lost sales

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PENGENDALIAN IKAN CAKALANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN INVENTORI PROBABILISTIK

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna.

ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR

Pengendalian Persediaan Bahan Baku di PT. ABC Dengan Model Q Back Order Menggunakan Simulasi Monte Carlo

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T

TUGAS AKHIR. Analisis Forecasting System Dan Pengendalian Persediaan Alat Berat Dalam Memenuhi Permintaan Pasar Pada PT. KTG

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM dengan Model P Back Order

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Ir. Rini Anggraini MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB 3 Metode Penelitian

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ACETAMINOPHEN PADA PT. GRATIA HUSADA FARMA SKRIPSI

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Penerapan system metode Economic Order Quantity ( EOQ) Menghitung nilai rata-rata persediaan meliputi, yaitu:

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

Inventory Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017

BAB III LANDASAN TEORI

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PROBABILISTIK P

Manajemen Operasional. Metode EOQ

Made Irma Dwiputranti Politeknik Pos Indonesia, Jl. Sariasih No. 54 Bandung

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied

PERENCANAAN PERSEDIAAN KOMPONEN PEMBENTUK MCB DI PT XYZ DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

USULAN PEMESANAN SEPATU KESELAMATAN DENGAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus di PT. X) *

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN KATEGORI OBAT KERAS DAN OBAT BEBAS MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM Dengan Model P Back Order

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN UNTUK MEMINIMASI BIAYA TOTAL PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE OPTIONAL REPLENISHMENT PADA PT SANTOMIC MITRA BERSAMA

III. METODE PENELITIAN A.

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Mengenai Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Transkripsi:

BAB IV PENGUMPUAN DAN PENGEOHAN Bab ini berisi data-data yang dilakukan melalui survey dilapangan serta jurnal-jurnal dari perusahaan PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk. Adapaun data yang dikumpulkan antara lain:. Profil Perusahaan 2. Sistem Persediaan dan Pemesanan/Pengadaan Suku Cadang 3. Data Persediaan suku cadang excavator 4. Data Permintaan Suku cadang excavator 5. Harga kompoenen suku cadang excavator Setelah data-data Dikumpulkan kemudiaan data yang ada diolah berdasarkan teori dan konsep yang ada untuk menentukan dalam penelitian ini. Sehingga dapat diambil kesimpulan. 4. Pengumpulan Data 4.. Profil Perusahaan PT. Henxindo Adiperkasa, Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam pengadaan alat berat dan pemeliaharan alata berat. Perusahaan yang memulai operasinya pada tahun 989 di Indonesia. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan kegiatan usaha perusahaan adalah perdagangan alat berat, penyewaan alat berat, pelayanan purna jual dan pemeliharaan alat berat. Saat ini perusahaan bertindak selaku distributor alat dan suku cadang bermerek hitachi. Adapun data jumlah karyawan PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk untuk wilayah Riau adalah sebagai berikut : IV-

Tebel 4. Karyawan PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk Wilayah Riau No Bagian Jumlah (orang) Direktur Cabang 2 Staf Keuangan 4 3 Staf Penjualan Alat Berat 6 4 Staf Pengadaan Suku Cadang 4 5 Staf Penyewaan Alat berat 6 6 Staf Perawatan/Mekanik 4 7 Scurity 4 8 Operator Alat Berat 2 9 Tata usaha/administrasi 5 Clening Service 4 Total 84 Sumber : PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk (2) Dari tabel di atas. bisa diketahui bahwa dalam melakukan proses usahanya PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk Wilayah Riau memiliki karyawan sebanyak 84 orang Struktur organisasi PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk adalah sebagai berikut: Direktur Cabang Staf keuangan dan Pembukuan Staf Penjualan Alat Berat Staf Pengadaan Suku cadang Alat Berat Staf Penyewaan Alat Berat Staf Penrawatan Alat Berat Penyewaan Umum Penyewaan Umum Kepala Tata Usaha Kabag CS Kabag Scurity Kabag Operator Gambar 4. Struktur Organisasi (Sumber: PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk : 2) IV-2

4..2 Data Persedian Suku Cadang Excavator Data persediaan komponen suku cadang excavator yang digunakan pada penelitian ini adalah data persedian dari tahun 29-2. Adapun data persediannya dapat dilihat pada lampiran B. 4..3 Data Permintaan Suku Cadang Excavator Data permintaan suku cadang excavator yang digunakan pada penelitian ini adalah data persedian dari tahun 29-2. Adapun data persediannya dapat dilihat pada lampiran C. 4..4 Data Harga Suku Cadang Excavator Data harga suku cadang excavator di ambil pada tahun 2. Adapun harga suku cadang excavator adalah sebagai berikut : Table 4.2 Data Harga Suku Cadang Excavator No Nama Suku Cadang (Rp) Harga Hidrolic 3.25. 2 Engine.75. 3 Ballast box 7.75. Data PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk (2) 4..5 Biaya-Biaya Yang Berhubungan Dengan Persediaan. Biaya Pemesanan Biaya pemesanan adalah Biaya yang dikeluarkan untuk Biaya setiap kali pesan. Biaya ini meliputi biaya telpon, pengecekan suku cadang digudang, dan biaya-biaya yang bersangkutan dengan pemesanan barang. Biaya tersebut biasanya ditanggung oleh perusahaan. Biaya pemesanan setiap kali pesan barang sebesar (Rp.75,). 2. Biaya Pembelian Barang Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang atau suku cadang. Adapun biaya pembelian suku cadang engine dan engine dapat dilihat pada tabel 4.3 diatas. IV-3

3. Biaya penyimpan barang Besarnya biaya penyimpan tergantung pada banyaknya barang yang disimpang didalam gudang. Jika barang yang disimpan semakin lama maka biaya penyimpanan semakin besar, tetapi biaya pemesanan semakin kecil. Biaya penyimpanan barang terdiri dari : a. Holding cost yaitu biaya yang timbul akibat adanya biaya modal yang tertanam dalam persediaan, ongkos ini meliputi ongkos kadarluarsa, gudang, administrasi, dan ongkos semua penyimpanan yang belum dimasukan kedalam elemen ongkos penyimpanan. besarnya ongkos holding cost ini biasanya sesuai dengan bunga uang di bank Indonesia, adapun pada tahun 23 ini bunga uang di Bank Indonesia yaitu 6,5 % pertahun. b. Insurence cost yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menjamin keselamatan barang. Jadi biaya penyimpanan adalah: Holding Cost : 6,5% Insurence Cost : 3,5% Total : % dari harga barang 4. Biaya Kekurangan Persediaan Apabila dijumpai tidak ada barang atau komponen suku cadang pada saat diminta maka akan terjadi kekurangan inventori ( shortage/aut of stock). Ini menimbulkan kerugiaan karena proses produksi/perawatan alat berat terganggu dan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan menjadi hilang, dan perginya komsumen ketempat lain. Biaya kekurangan persediaan dapat di ukur berdasarkan : a. Kuantitas yang tak dapat dipenuhi Biasanya diukur dari keuntungan yang hilang akibat tidak dapat memenuhi barang yang diminta. IV-4

b. Waktu pemenuhan ama waktu gudang kosong berarti selama itu proses produksi/perawatan akan terhenti atau lamanya perusahaan tidak mendapatkan keuntungan karena gudang kosong. c. Ongkos pemesanan kembali (back order) Agar pemakai tidak kecewa maka dilakukan pepesanan darurat yang biasanya menimbulkan ongkos yang lebih besar dari pengadaan normal. Kelebihan ongkos ini dapat dijadikan ukuran untuk menentukan ongkos kekurangan inventori. Adapun ongkos kekurangan inventori pada penelitian ini besarnya adalah Rp.,5,/setiap kali kekurangan (Ditetapkan oleh perusahaan). 5. ead Time Adapun pihak manajemen perusahaan memberikan lead time selama 3 bulan (.25 tahun). Hal ini menimbang suku cadang yang dibeli dari luar Indonesia. 4.2 Pengolahan Data Pengolahan data untuk pemecahan masalah pada penelitian ini melalui berapa tahap. Setelah data-data yang dibutuhkan diperoleh, maka pengolahan data dilakukan melalui tahapan berikut:. Menghitung permintaan suku cadang untuk lima tahun berikutnya. 2. Evaluasi pengendalian persediaan suku cadang excavator dengan metode period order uantity 3. Menghitung pengendalian persediaan dengan metode probabilitas model Q dengan back order. IV-5

4. Membandingkan Metode POQ dengan perhitungan probabilitas model Q dengan back order. 4.2. Peramalan Suku Cadang Untuk menentukan metode peramalan yang digunakan, sebelum kita harus melihat pola data permintaan suku cadang. Dilihat pola data permintaan suku cadang pada lampiran A menunjukan pola data trend karena menunjukan kenaikkan dan penurunan dalam data. Trend merupakan sifat dari permintaan dimasa lalu terhadap waktu kejadiaannya, apakah permintaan cenderung naik, turun maupun konstant. Maka untuk pengelolaan sesuai dengan pola data, dapat menggunakan tiga metode peramalan. Yaitu:. Metode trend analysis 2. Metode exponential smoothing with trend ( =.5 dan =.5). 3. Metode Double moving average Pada Penelitian ini perhitungan peramalan menggunakan peramalan analisis garis kecenderungan atau metode trend analysis. Adapun perhitungan dapat dilihat pada lampiran E. 4.2.. Hasil Peramalan Suku Cadang Engine Perhitungan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis kecenderungan atau metode trend analysi. Adapun hasil peramalan adalah sebagai berikut : Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Peramalan Suku Cadang Engine No Tahun Hasil Peramalan 23 32 2 24 33 3 25 34 4 26 35 5 27 36 IV-6

4.2..2 Hasil Peramalan Suku Cadang Engine Perhitungan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis kecenderungan atau metode trend analysi. Adapun hasil peramalan adalah sebagai berikut : Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Peramalan Suku Cadang Engine No Tahun Hasil Peramalan 23 327 2 24 334 3 25 355 4 26 369 5 27 383 4.2..3 Hasil Peramalan Suku Cadang Ballast Box Perhitungan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis kecenderungan atau metode trend analysi. Adapun hasil peramalan adalah sebagai berikut : Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Peramalan Suku Cadang Ballast Box No Tahun Hasil Peramalan 23 23 2 24 26 3 25 28 4 26 3 5 27 33 4.2.2 Perhitungan kebijakan Pengendalian Persediaan Suku Excavator PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk Pada bagian ini dilakukan perhitungan pengendalikan persediaan suku cadang excavator kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan dari hasil perhitungan evaluasi akan debandingkan dengan perhitungan pengendalian persediaan dengan metode probabilitas model Q dengan back order. Pada saat ini perusahaan mengambil kebijakan pengendalian persediaan suku cadang dengan menggunakan pendekatan period Order Quantity (POQ). Metode POQ pada dasarnya adalah memesan suku cadang menurut suatu sistem interval pesan yang IV-7

tetap dengan ukuran lot pemesanan sama dengan kebutuhan suku cadang selama periode pemesanan dicakupkan. Cara penentuan periode tersebut didasarkan atas formula wilson dengan cara sebagai berikut: Adapun perhitungan pengendalian suku cadang excavator dengan menggunakan metode period order uantity dengan hasil perhitungan peramalan sebagai acuan adalah sebagaiberikut : 4.2.2. Perhitungan Pengendalian Persediaan Suku Cadang Engine dengan Metode Period Order Quantity (POQ) Dari hasil perhitungan peramalan maka didapat permintaan pada tahun 23 permintaan 32 unit, 24 permintaan 33 unit, 25 permintaan 34 unit, 26 permintaan 35 unit dan pada tahun 27 permintaan 36 unit. Selanjutnya data hasil peramalan ini dijadikan perhitungan dengan menggunkana period order uantity. Adapun perhitungannya menggunakan formula wilson adalah sebagai berikut:. Tahun 23 dengan Permintaan Sebesar 32 Unit Pada tahun 23 permintaan suku cadang Engine sebesar 32 unit. Adapun perhitungan sebagai berikut : a. Hitung Nilai o 2 AD h Keterangan : A : Harga Produk D : Permintaan h : Biaya Simpan Barang 2 ( Rp Rp. 325. 325 )( 32 ) Rp. 2865 Rp. 325 642 8, 8 ( dibulatkan kebawah) b. Hitung Frekuensi Pemesanan f f 32 8 IV-8

f 4, 4kali ( dibulatkan) c. Hitung Periode Cakupkan N T f 2 T 3bulan 4 sekali maka diperoleh kebijakannya untuk tahun 23 sebagai berikut: o = 8 Unit f 4 Kali pemesanan T = 3 bulan sekali. Kebijakan pengendalian persediaan pada tahun 23 kedepan dengan menggunakan period order uantity perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 4 kali pemesanan dengan dengan periode 3 bulan dengan besarnya lot pemesanan 8 unit. Dengan mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Tabel 4.6 Ongkos Total Pengendalian Suku Cadang Engine Tahun 23 No Ongkos Unit (Rp)Harga (Rp)Total Onkos Onkos Pembeliaan 32 Unit 3.25..43.25. 2 Ongkos Pemesanan 4 Kali 75. 3.. 3 ongkos Simpan % dari Harga 4.325. Total Ongkos Persediaan.5.575. Ongkos total persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tahun 23 sebesar Rp..5.575.,. 2. Tahun 24 dengan Permintaan Sebesar 33 Unit Pada tahun 24 permintaan suku cadang Engine sebesar 33 unit. Adapun perhitungan sebagai berikut : a. Hitung Nilai o 2 AD h Keterangan : A : Harga Produk D : Permintaan h : Biaya Simpan Barang IV-9

2( Rp.325 )(33 ) Rp.325 Rp. 245 Rp.325 66 8, 8 ( dibulatkan kebawah ) b. Hitung Frekuensi Pemesanan f f 33 8 f 4,7 4 kali ( dibulatkan ) c. Hitung Periode Cakupkan N T f 2 T 3 bulan sekali 4 maka diperoleh kebijakannya untuk tahun 24 sebagai berikut: o = 8 Unit f 4 Kali pemesanan T = 3 bulan sekali. Kebijakan pengendalian persediaan pada tahun 24 kedepan dengan menggunakan period order uantity perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 4 kali pemesanan dengan dengan periode 3 bulan dengan besarnya lot pemesanan 8 unit. Dengan mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Tabel 4.7 Ongkos Total Pengendalian Suku Cadang Engine Tahun 24 No Ongkos Unit (Rp)Harga (Rp)Total Onkos Onkos Pembeliaan 33 Unit 3.25.,72,5, 2 Ongkos Pemesanan 4 Kali 75. 3,, 3 ongkos Simpan % dari Harga 7,25, Total Ongkos Persediaan.82.75. Ongkos total persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tahun 24 sebesar Rp..82.575.,. IV-

3. Tahun 25 dengan Permintaan Sebesar 34 Unit Pada tahun 25 permintaan suku cadang Engine sebesar 34 unit. Adapun perhitungan sebagai berikut : a. Hitung Nilai o 2 AD h Keterangan : A : Harga Produk D : Permintaan h : Biaya Simpan Barang 2 ( Rp.325 Rp. 325 )( 34 ) Rp. 22 Rp.325 68 82,5 83 ( dibulatkan keatas ) b. Hitung Frekuensi Pemesanan f f 34 83 f 4,9 4 kali ( dibulatkan) c. Hitung Periode Cakupkan N T f 2 T 3bulan sekali 4 maka diperoleh kebijakannya untuk tahun 25 sebagai berikut: o = 83 Unit f 4 Kali pemesanan T = 3 bulan sekali. Kebijakan pengendalian persediaan pada tahun 25 kedepan dengan menggunakan period order uantity perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 4 kali pemesanan dengan dengan periode 3 bulan dengan besarnya lot pemesanan 83 unit. Dengan mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. IV-

Tabel 4.8 Ongkos Total Pengendalian Suku Cadang Engine Tahun 25 No Ongkos Unit (Rp)Harga (Rp)Total Onkos Onkos Pembeliaan 34 Unit 3.25.,5,, 2 Ongkos Pemesanan 4 Kali 75. 3,, 3 ongkos Simpan % dari Harga,5, Total Ongkos Persediaan.28.5. Ongkos total persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tahun 25 sebesar Rp.,28,5,,. 4. Tahun 26 dengan Permintaan Sebesar 35 Unit Pada tahun 23 permintaan suku cadang Engine sebesar 35 unit. Adapun perhitungan sebagai berikut : a. Hitung Nilai o 2 AD h Keterangan : A : Harga Produk D : Permintaan h : Biaya Simpan Barang 2 ( Rp.325 )( 35 ) Rp. 325 Rp. 2275 Rp.325 7 83,56 84 ( dibulatkan keatas ) b. Hitung Frekuensi Pemesanan f f 35 84 f 4,67 4 kali ( dibulatkan ) c. Hitung Periode Cakupkan N T f 2 T 3 bulan sekali 4 maka diperoleh kebijakannya untuk tahun 23 sebagai berikut: o = 84 Unit IV-2

f 4 Kali pemesanan T = 3 bulan sekali. Kebijakan pengendalian persediaan pada tahun 26 kedepan dengan menggunakan period order uantity perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 4 kali pemesanan dengan dengan periode 3 bulan dengan besarnya lot pemesanan 84 unit. Dengan mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Tabel 4.9 Ongkos Total Pengendalian Suku Cadang Engine Tahun 26 No Ongkos Unit (Rp)Harga (Rp)Total Onkos Onkos Pembeliaan 35 Unit 3.25..37.5. 2 Ongkos Pemesanan 4 Kali 75. 3.. 3 ongkos Simpan % dari Harga 3.75. Total Ongkos Persediaan.254.25. Ongkos total persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tahun 26 sebesar Rp.,254,25,,. 5. Tahun 27 dengan Permintaan Sebesar 36 Unit Pada tahun 27 permintaan suku cadang Engine sebesar 36 unit. Adapun perhitungan sebagai berikut : a. Hitung Nilai o 2 AD h Keterangan : A : Harga Produk D : Permintaan h : Biaya Simpan Barang 2 ( Rp.325 )( 36 ) Rp. 325 Rp. 234 Rp.325 72 84,76 85 ( dibulatkan kebawah ) b. Hitung Frekuensi Pemesanan f f 36 85 IV-3

f 4,24 5 kali ( dibulatkan ) c. Hitung Periode Cakupkan N T f 2 T 2,5 3bulan sekali 5 maka diperoleh kebijakannya untuk tahun 27 sebagai berikut: o = 8 Unit f 5 Kali pemesanan T = 3 bulan sekali. Kebijakan pengendalian persediaan pada tahun 27 kedepan dengan menggunakan period order uantity perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 5 kali pemesanan dengan dengan periode 3 bulan dengan besarnya lot pemesanan 8 unit. Dengan mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Tabel 4. Ongkos Total Pengendalian Suku Cadang Engine Tahun 27 No Ongkos Unit (Rp)Harga (Rp)Total Onkos Onkos Pembeliaan 36 Unit 3.25..7.. 2 Ongkos Pemesanan 4 Kali 75. 3.75. 3 ongkos Simpan % dari Harga 7.. Total Ongkos Persediaan.29.75. Ongkos total persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tahun 27 sebesar Rp.,29,75,, Pengendalian persediaan suku cadang Engine dan ballast box, dengan metode period order uantity dapat dilihat pada lampiran F. 4.2.3 Pengendalian Persediaan Suku Cadang Excavator Menggunakan Metode Probabilitas Model Q dengan Back Order. Untuk menghitung jumlah pemesanan ekonomis reorder poin dan safety stock, pada Pemecahan masalah dalam tugas akhir ini adalah dengan menggunakan metode Probabilitas Q dengan back Order. Perhitungan menggunakan data peramalan untuk lima (5) tahun kedepan. berikut perhitungan persediaan suku cadang excavator. IV-4

4.2.3. Perhitungan Pengendalian Persediaan Suku Cadang Engine dengan Metode Probabilitas Q dengan Back Order. Tahun 23 dengan pemintaan sebesar 32 Unit Formulasi dan Sulusi model dengan Metode Hadley-Within Untuk menentukan nilai dan r dicari dengan cara iteratif. Ada beberapa yang tersedia diantaranya yang dikemukakan oleh Wadley-Within dimana nilai dan r diperoleh dengan cara : a. Hitungan nilai awal dengan nilai w dengan formula wilson. 2AD h 2 (75)(3 2) 325 482 38,25 = 39 Unit b. Berdasarkan nilai yang diperoleh maka akan di cari besarnya kemungkinan kekurangan inventory α dengan persamaan h Z c D u (325 (5 ) (39 ) )( 32 ) 2675 485,6 α =,6 dengan menggunakan fungi Normvinv pada miscrosoft excel maka di dapat nilai Z =,945 Selanjutnya akan dapat dihitung persamaan r f ( x) dx r D Z S r (32)(,25) (,945)(32)(,5) r 8,25 3,2 r,37 2 Unit (dibulatkan) r dengan menggunakan IV-5

c. Dengan diketahui nilai r yang diperoleh di atas maka akan dihitung nilai berdasarkan atas formula Berikut: Dimana 2D A C u r x r f x h dx x r f ( x dx S f Z Z Z N ) r o Nilai f z dan z dapat di lihat pada tabel fungsi densitas Distribusi Probabilitas Normal Baku f z dan z lampiran E. pada f ( z ) 2 f (,945),6 e z 2 ( Z ) 2 e z, z 2 dz (,945),6 Maka Nilai N Adalah sebagai Berikut: N S f N Z Z Z ( 32)(,25),6,945,6 N,89 N (dibulatkan) Maka Nilai Adalah sebagai Berikut: 2D A C u r x r f x h dx (2)(32) 75 5 () 325 4445 66,867 = 67 Unit (dibulatkan) IV-6

d. Hitung kembali nilai kemungkinan kekurangan invnetori α dengan persamaan : h Z c D u (325 )(67) (5 )(32),45 dengan menggunakan fungi Normsinv pada miscrosoft excel maka didapat nilai Z =,695 Selanjutnya akan dapat dihitung persamaan r 2 dengan menggunakan r r 2 f ( x) dx r2 D D Z S Z r2 (32)(,25) (,695)(32)(,5) r 2 7,37 = 8 Unit (dibulatkan) S e. Bandingkan hasil perhitungan nilai r dan r 2 (2 Unit dan 8 Unit). Disini keduanya masih nampak besar perbedaannya hampir mendekati sama, interasi selesai. Maka di dapat kebijakaan perusahaan dengan menggunakan metode propabilitas model Q dengan back order adalah sebagai berikut : ( ) = 67 unit ROP (r 2 ) = 8 unit SS = z α.s =,695 x 32 x,5 = 27,2 unit = 28 Dengan tingkat pelayanan ŋ : N x% D x% (32) (,25) IV-7

98,76% Dengan Ekspektasi Ongkos Total selama pada tahun 23 dihitung dengan Persamaan : bisa AD 2 f O T = Dp h r DCU x rf x D dx O T (32)(325 ) 32 (5) () 67 O T (75)(3 2) 67 4325 3593284 99625 786567 325 67 8 (32)(,25) 2 O T Rp.,46,38,665 2. Tahun 24 dengan permintaan 33 Unit a. Hitungan nilai awal dengan nilai w dengan formula wilson. 2AD h 2 (75)(3 3) 325 523 39,2 = 4 Unit b. Berdasarkan nilai yang diperoleh maka akan di cari besarnya kemungkinan kekurangan inventory α dengan persamaan h Z c D u (325 (5 ) (4 ) )( 33 ) 3 495,6 α =,6 dengan menggunakan fungi Normvinv pada miscrosoft excel maka di dapat nilai Z =,94 Selanjutnya akan dapat dihitung r dengan menggunakan persamaan IV-8

r f ( x) dx r D Z r (32)(,25) (,94)(33)(,5) r 8,25 32, r 2,26 3 Unit (dibulatkan) c. Dengan diketahui nilai r S yang diperoleh di atas maka akan dihitung nilai berdasarkan atas formula Berikut: Dimana 2D A C u r x r f x h dx x r f ( x dx S f Z Z Z N ) r o Nilai f z dan z dapat di lihat pada tabel fungsi densitas Distribusi Probabilitas Normal Baku f z dan z E. pada lampiran f ( z ) 2 f (,945),59 e z 2 ( Z ) 2 e z, z 2 dz (,945),5 Maka Nilai N Adalah sebagai Berikut: N S f N Z Z Z ( 33 )(,25 ),5,945,59 N,72 N (dibulatkan) Maka Nilai Adalah sebagai Berikut: 2D A C u r x r f x h dx IV-9

(2)(32) 75 5 () 325 456 67,68 = 68 Unit (dibulatkan) d. Hitung kembali nilai kemungkinan kekurangan invnetori α dengan persamaan : h Z c D u (325 )(68) (5 )(33),44 dengan menggunakan fungi Normsinv pada miscrosoft excel maka didapat nilai Z =,7 Selanjutnya akan dapat dihitung r 2 dengan menggunakan persamaan r r 2 f ( x) dx r2 D D Z S Z r2 (33)(,25) (,7)(32)(,5) r 2 7,45= 8 Unit (dibulatkan) S e. Bandingkan hasil perhitungan nilai r dan r 2 (3 Unit dan 8 Unit). Disini keduanya hampir mendekati sama, interasi selesai. Maka di dapat kebijakaan perusahaan dengan menggunakan metode propabilitas model Q dengan back order adalah sebagai berikut : ( ) = 68 unit ROP (r 2 ) = 8 unit SS = z α.s =,7 x 32 x,5 = 27,2= 28 unit IV-2

Dengan tingkat pelayanan ŋ : N x D % % (33 ) (,25) x 98,78% Dengan Ekspektasi Ongkos Total selama pada tahun 24 dihitung dengan Persamaan : bisa AD 2 f O T = Dp h r DCU x rf x O T (75)(33) (33)(325) 325 68 8 (33)(,25) 68 2 33 (5) () 68 O T D 725 363975 93375 72794 O T Rp.,,756,66 dx 3. Tahun 25 dengan permintaan 34 unit a. Hitungan nilai awal dengan nilai w dengan formula wilson. 2AD h 2 (75)(34) 325 57 39,2 = 4 Unit b. Berdasarkan nilai yang diperoleh maka akan di cari besarnya kemungkinan kekurangan inventory α dengan persamaan h Z c D u (325 (5 ) (4 ) )( 34 ) 5 5,26 IV-2

α =,26 dengan menggunakan fungi Normvinv pada miscrosoft excel maka di dapat nilai Z =,785 Selanjutnya akan dapat dihitung persamaan r dengan menggunakan r f ( x) dx r D Z r (34)(,25) (,785)(34)(,5) r 85 3.35 r 98,35 99 Unit (dibulatkan) c. Dengan diketahui nilai r S yang diperoleh di atas maka akan dihitung nilai berdasarkan atas formula Berikut: Dimana 2D A C u r x r f x h dx x r f ( x dx S f Z Z Z N ) r o Nilai f z dan z dapat di lihat pada tabel fungsi densitas Distribusi Probabilitas Normal Baku f z dan z lampiran E. pada f ( z ) 2 f (,785),294 e z 2 ( Z ) 2 e z, z 2 dz (,785),26 Maka Nilai N Adalah sebagai Berikut: N S f N Z Z Z ( 34)(,25),294,785,26 N,22 N 2 (dibulatkan) IV-22

Maka Nilai Adalah sebagai Berikut: 2D A C u r x r f x h dx (2)(34) 75 5 (2) 325 945 97,2 = 98 Unit (dibulatkan) d. Hitung kembali nilai kemungkinan kekurangan invnetori α dengan persamaan : h Z c D u (325 )(98) (5 )(34),62 dengan menggunakan fungi Normsinv pada miscrosoft excel maka didapat nilai Z =,53 Selanjutnya akan dapat dihitung persamaan r 2 dengan menggunakan r r 2 f ( x) dx r2 D D Z S Z r2 (34)(,25) (,53)(34)(,5) r 2,= Unit (dibulatkan) S e. Bandingkan hasil perhitungan nilai r dan r 2 ( Unit dan 99 Unit). Disini keduanya hampir mendekati sama, interasi selesai. Maka di dapat kebijakaan perusahaan dengan menggunakan metode propabilitas model Q dengan back order adalah sebagai berikut : ( ) = 98 unit ROP (r 2 ) = unit SS = z α.s IV-23

=,53 x 34 x,5 = 26,= 26 unit Dengan tingkat pelayanan ŋ : N x% D x% (34)(,25) 98,88% Dengan Ekspektasi Ongkos Total selama pada tahun 25 dihitung dengan Persamaan : bisa AD 2 f O T = Dp h r DCU x rf x (75)(34) O T (34)(325) 325 98 (34)(,25) 98 2 34 (5) () 98 O T D 5 264 24375 4863 O T Rp.,42,385,23 dx 4. Tahun 26 dengan permintaan 35 Unit a. Hitungan nilai awal dengan nilai w dengan formula wilson. 2AD h 2 (75)(35) 325 66 4,2 = 4 Unit b. Berdasarkan nilai yang diperoleh maka akan di cari besarnya kemungkinan kekurangan inventory α dengan persamaan h Z c D u (325 (5 ) (4 ) )( 35 ) IV-24

3 525,5 α =,5 dengan menggunakan fungi Normvinv pada miscrosoft excel maka di dapat nilai Z =,95 Selanjutnya akan dapat dihitung persamaan r dengan menggunakan r f ( x) dx r D Z r (35)(,25) (,95)(35)(,5) r 2,37 22 Unit (dibulatkan) c. Dengan diketahui nilai r S yang diperoleh di atas maka akan dihitung nilai berdasarkan atas formula Berikut: Dimana 2D A C u r x r f x h dx x r f ( x dx S f Z Z Z N ) r o Nilai f z dan z dapat di lihat pada tabel fungsi densitas Distribusi Probabilitas Normal Baku f z dan z lampiran E. pada f ( z ) 2 f (,95),59 e z 2 ( Z ) 2 e z, z 2 dz (,95),6 Maka Nilai N Adalah sebagai Berikut: N S f N Z Z Z ( 35 )(,25 ),59,94,6 N,76 N (dibulatkan) IV-25

Maka Nilai Adalah sebagai Berikut: 2D A C u r x r f x h dx (2)(35) 75 5 () 325 4846 69,56 = 7 Unit (dibulatkan) d. Hitung kembali nilai kemungkinan kekurangan invnetori α dengan persamaan : h Z c D u (325 )(7) (5 )(35),43 dengan menggunakan fungi Normsinv pada miscrosoft excel maka didapat nilai Z =,7 Selanjutnya akan dapat dihitung persamaan r 2 dengan menggunakan r r 2 f ( x) dx r2 D D Z S Z r2 (35)(,25) (,7)(35)(,5) r 2 7,43 = 8 Unit (dibulatkan) S e. Bandingkan hasil perhitungan nilai r dan Unit). Disini keduanya r 2 (22 Unit dan 8 hampir mendekati sama, interasi selesai. Maka di dapat kebijakaan perusahaan dengan menggunakan metode propabilitas model Q dengan back order adalah sebagai berikut : ( ) = 7 unit ROP (r 2 ) = 8 unit SS = z α.s IV-26

=,7 x 35 x,5 = 29,925= 3 unit Dengan tingkat pelayanan ŋ : N x% D x% (35)(,25) 98,85% Dengan Ekspektasi Ongkos Total selama pada tahun 26 dihitung dengan Persamaan : bisa AD 2 f O T = Dp h r DCU x rf x (75)(35) O T (35)(325) 325 7 8 (35)(,25) 7 2 35 (5) () 7 O T D 375 375 22875 75 dx O T Rp. 7375 5. Tahun 27 dengan permintaan 36 Unit a. Hitungan nilai awal dengan nilai w dengan formula wilson. 2AD h 2(75)(3 6) 325 662 4,78 = 4 Unit b. Berdasarkan nilai yang diperoleh maka akan di cari besarnya kemungkinan kekurangan inventory α dengan persamaan h Z c D u (325 ) (4) (5 )(36 ) IV-27

3 485,5 α =,5 dengan menggunakan fungi Normvinv pada miscrosoft excel maka di dapat nilai Z =,95 Selanjutnya akan dapat dihitung persamaan r dengan menggunakan r f ( x) dx r D Z r (36)(,25) (,95)(36)(,5) r 25, 26 Unit (dibulatkan) c. Dengan diketahui nilai r S yang diperoleh di atas maka akan dihitung nilai berdasarkan atas formula Berikut: Dimana 2D A C u r x r f x h dx x r f ( x dx S f Z Z Z N ) r o Nilai f z dan z dapat di lihat pada tabel fungsi densitas Distribusi Probabilitas Normal Baku f z dan z lampiran E. pada f ( z ) 2 f (,95),59 e z 2 ( Z ) 2 e z, z 2 dz (,95),6 Maka Nilai N Adalah sebagai Berikut: N S f N Z Z Z ( 36)(,25),59,95,6 N,76 N (dibulatkan) IV-28

Maka Nilai Adalah sebagai Berikut: 2D A C u r x r f x h dx (2)(36) 75 5 () 325 4985 7,56 = 7 Unit (dibulatkan) d. Hitung kembali nilai kemungkinan kekurangan invnetori α dengan persamaan : h Z c D u (325 )(7) (5 )(36),43 dengan menggunakan fungi Normsinv pada miscrosoft excel maka didapat nilai Z =,7 Selanjutnya akan dapat dihitung persamaan r 2 dengan menggunakan r r 2 f ( x) dx r2 D D Z S Z r2 (36)(,25) (,7)(36)(,5) r 2 2,78 = 2 Unit (dibulatkan) S e. Bandingkan hasil perhitungan nilai r dan r 2 (26 Unit dan 2 Unit). Disini keduanya masih nampak besar perbedaannya hampir mendekati sama, interasi selesai. Maka di dapat kebijakaan perusahaan dengan menggunakan metode propabilitas model Q dengan back order adalah sebagai berikut : ( ) = 7 unit ROP (r 2 ) = 2 unit IV-29

SS = z α.s =,7 x 36 x,5 = 3,87= 3 unit Dengan tingkat pelayanan ŋ : N x% D x% (36)(,25) 98,88% Dengan Ekspektasi Ongkos Total selama pada tahun 27 dihitung dengan Persamaan : bisa AD 2 f O T = Dp h r DCU x rf x (75)(36) O T (36)(325) 325 7 2 (36)(,25) 7 2 36 (5) () 7 O T D 7 3886 2625 765633 O T Rp. 23949 Tabel 4. Rekapitulasi Nilai o, RoP, SS dan Total Biaya Suku Cadang Hidrolik No Tahun o RoP SS (Rp) Biaya Total 23 67 8 28.46.38.665 2 24 68 8 28..756.66 3 25 98 26.42.385.23 4 26 7 8 3.7.37.5 5 27 7 2 3.23..949 374 566 43 5.664.58.933 Sumber : Pengelolaan Data (23) dx Pengendalian persediaan suku cadang Engine dan ballast box, dengan metode probabilitas Q dengan back order dapat dilihat pada lampiran G. IV-3

4.2.4 Sistem Pengendalian Persediaan dan Proses Pemesanan Suku Cadang Excavator PT. Hexindo Adi Perkasa, Tbk Adapun Kebijakan Pengendalian persediaan yang diterapkan oleh perusahaan sekarang dengan menggunakan pendekatan Periodic order uantity, dimana pemesanan suku cadang dilakukan secara periodic, dengan jumlah lot sebanyak periode pemesanan. Hal ini diterapkan untuk menentukan permintaan suku cadang tidak menentu, sehingga perlunya adanya ukuran lot dalamm setiap intervalnya. Sedangkan proses pemesanan/ pemmakaian suku cadang excavator dilakukan sebagai berikut :. Permintaan suku cadang dari staf perawatan secara tertulis ke gudang 2. Permintaan kabag gudang ke staf pembelian suku cadang 3. Persetujuan Direksi untuk pembelian suku cadang 4. Pemesanan suku cadang ke suplayer 5. Penditribusian suku cadang dari (Supplayer) ke bagian gudang 6. Pemeriksaan suku cadang dari suplayer 7. Kabag gudang memberikan kebagian staf pemeliharaan. Proses pemesanan suku cadang merupakan tanggung jawab bagian staf pengadaan suku cadang yang mempunyai tugas antara lain:. Menyusun jadwal dan menetapkan rencana kerja dan syarat, tata cara penilaian pelelangan, syarat peserta lelang, dan perkiraan harga. 2. Memberi penjelasan mengenai rencana kerja dan syarat-syarat untuk pekerjaan pemborongan dan membuat berita acara penjelasan. 3. Melaksanakan pelelangan dan mengadakan penilaian dan penetapan calon pemenang serta membuat berita acara hasil pelelangan. 4. Membuat pertanggungjawaban dan melaporkan hasil pelelangan kepada Direktur. Kebijakan pengendalian persediaan suku cadang excavator dengan mengunakan periode order uantity menghasilkan kebijakan sebagai berikut : IV-3

4.2.4. Kebijakan Pengendalian Persediaan Suku Cadang Hidrolic PT. Hexindo Adi Perkasa, Tbk Keadaan Sekarang. Pengendaliaan Persediaan suku cadang hidrolic untuk lima tahun kedapan (23-27) dengan menggunkan metode period order uantity (POQ ) yang diterapkan oleh perusahan adalah sebagai berikut : a. Kebijakan Tahun 23 Kebijakan untuk tahun 23 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 8 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp.,5,575,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang hidrolic kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. b. Kebijakan Tahun 24 seperti ongkos Kebijakan untuk tahun 24 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 8 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp.,82,75,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang hidrolic kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. c. Kebijakan Tahun 25 seperti ongkos Kebijakan untuk tahun 25 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 883 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp.,28,5,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang hidrolic kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. d. Kebijakan Tahun 26 seperti ongkos Kebijakan untuk tahun 26 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 84 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp.,254,25,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain IV-32

yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang hidrolic kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. e. Kebijakan Tahun 27 seperti ongkos Kebijakan untuk tahun 27 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 8 unit dilakukan pemesanan sebanyak 5 kali selama setahun dengan periode pemesanan 2,5 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp.,29,75,, Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang hidrolic seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. 4.2.4.2 Kebijakan Pengendalian Persediaan Suku Cadang Engine PT. Hexindo Adi Perkasa, Tbk Keadaan Sekarang. Pengendaliaan Persediaan suku cadang Engine untuk lima tahun kedapan (23-27) dengan menggunkan metode period order uantity (POQ ) yang diterapkan oleh perusahan adalah sebagai berikut : a. Kebijakan Tahun 23 Kebijakan untuk tahun 23 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 77 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 563,75,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang Engine seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. b. Kebijakan Tahun 24 Kebijakan untuk tahun 24 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 79 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 59,25,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang Engine seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. IV-33

c. Kebijakan Tahun 25 Kebijakan untuk tahun 25 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 8 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 64,375,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang Engine seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. d. Kebijakan Tahun 26 Kebijakan untuk tahun 26 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 82 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 644,5,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang Engine seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. e. Kebijakan Tahun 27 Kebijakan untuk tahun 27 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 84 unit dilakukan pemesanan sebanyak 4 kali selama setahun dengan periode pemesanan 3 bulan sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 67,975,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang Engine seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. 4.2.4.3 Kebijakan Pengendalian Persediaan Suku Cadang Ballast box PT. Hexindo Adi Perkasa, Tbk Keadaan Sekarang. Pengendaliaan Persediaan suku cadang ballast box untuk lima tahun kedapan (23-27) dengan menggunkan metode period order uantity (POQ ) yang diterapkan oleh perusahan adalah sebagai berikut : a. Kebijakan Tahun 23 Kebijakan untuk tahun 23 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 22 unit dilakukan pemesanan sebanyak kali selama setahun pemesanan setahun dengan periode sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan IV-34

sebesar Rp. 96,825,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang ballast box seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. b. Kebijakan Tahun 24 Kebijakan untuk tahun 24 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 23 unit dilakukan pemesanan sebanyak kali selama setahun dengan periode pemesanan setahun sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 222,4,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang ballast box seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. c. Kebijakan Tahun 25 Kebijakan untuk tahun 25 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 24 unit dilakukan pemesanan sebanyak kali selama setahun dengan periode pemesanan setahun sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 239,45,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang ballast box seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. d. Kebijakan Tahun 26 Kebijakan untuk tahun 26 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 25 unit dilakukan pemesanan sebanyak kali selama setahun pemesanan setahun dengan periode sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 265,5,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang ballast box seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. e. Kebijakan Tahun 27 Kebijakan untuk tahun 27 dengan besar lot pemesanan ( ) sebesar 26 unit dilakukan pemesanan sebanyak kali selama setahun dengan periode pemesanan setahun sekali. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar Rp. 282,75,,. Ongkos persediaan ini belum termasuk biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengendalian suku cadang ballast box seperti ongkos kekurangan suku cadang ongkos pemesanan kembali dan lainnya. IV-35

4.2.5 Kebijakan Pengendalian Persediaan Suku Cadang Excavator dengan Menggunakan Metode Probabilitas Q dengan Back Order sebagai Usulan. Kebijakan persediaan suku cadang excavator untuk lima tahun kedapan dengan menggunkan probabilitas Q dengan back order dan merupakan sebagai perbandingan terhadap kebijakan yang diterapkan oleh PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk, adalah sebagai berikut : 4.2.5. Kebijakan Persediaan Suku Cadang Hidrolic Sebagai Usulan. Kebijakan Persediaan suku cadang Hidrolic untuk lima tahun kedapan dengan menggunkan probabilitas Q dengan back order yang diusulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut : a. Kebijakan Tahun 23 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang Hidrolic tahun 23 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 67 unit, Reorder point (RoP) sebesar 8 unit dan safety stock (SS) sebesar 28 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp.,46,38,665,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. b. Kebijakan Tahun 24 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang Hidrolic tahun 24 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 68 unit, Reorder point (RoP) sebesar 8 unit dan safety stock (SS) sebesar 28 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp.,,756,66,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. c. Kebijakan Tahun 25 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang Hidrolic tahun 25 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 98 unit, Reorder point (RoP) sebesar unit dan safety stock (SS) sebesar 26 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp.,42,385,23,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. IV-36

d. Kebijakan Tahun 26 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang Hidrolic tahun 26 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 7 unit, Reorder point (RoP) sebesar 8 unit dan safety stock (SS) sebesar 3 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp.,7,37,5,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. e. Kebijakan Tahun 27 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang Hidrolic tahun 27 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 7 unit, Reorder point (RoP) sebesar 2 unit dan safety stock (SS) sebesar 3 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp.,23,,949,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. 4.2.5.2 Kebijakan Persediaan Suku Cadang Engine Sebagai Usulan. Kebijakan Persediaan suku cadang engine untuk lima tahun kedapan dengan menggunkan probabilitas Q dengan back order yang diusulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut : a. Kebijakan Tahun 23 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang engine tahun 23 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 92 unit, Reorder point (RoP) sebesar 2 unit dan safety stock (SS) sebesar 3 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 593,59,3,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. b. Kebijakan Tahun 24 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang engine tahun 24 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 93 unit, Reorder point (RoP) sebesar 4 unit dan safety stock (SS) sebesar 32 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 586,655,644,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. IV-37

c. Kebijakan Tahun 25 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang engine tahun 25 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 96 unit, Reorder point (RoP) sebesar 22 unit dan safety stock (SS) sebesar 33 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 643,789,44,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. d. Kebijakan Tahun 26 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang engine tahun 26 dengan lot pemesanan ekonomis ( sebesar 27 unit ) sebesar 98 unit, Reorder point (RoP) dan safety stock (SS) sebesar 35 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 668,937,,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. e. Kebijakan Tahun 27 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang engine tahun 27 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 99 unit, Reorder point (RoP) sebesar 32 unit dan safety stock (SS) sebesar 36 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 693,96,795,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. 4.2.5.3 Kebijakan Persediaan Suku Cadang Ballast Box Sebagai Usulan. Kebijakan Persediaan suku cadang ballast Box untuk lima tahun kedapan dengan menggunkan probabilitas Q dengan back order yang diusulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut : a. Kebijakan Tahun 23 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang ballast Box tahun 23 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 2 unit, Reorder point (RoP) sebesar 7 unit dan safety stock (SS) sebesar unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 88,8,25,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. IV-38

b. Kebijakan Tahun 24 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang ballast Box tahun 24 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 3 unit, Reorder point (RoP) sebesar 8 unit dan safety stock (SS) sebesar unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 22,25,,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. c. Kebijakan Tahun 25 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang ballast Box tahun 25 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 3 unit, Reorder point (RoP) sebesar 8 unit dan safety stock (SS) sebesar unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 227,658,654,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. d. Kebijakan Tahun 26 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang ballast Box tahun 26 dengan lot pemesanan ekonomis ( ) sebesar 4 unit, Reorder point (RoP) sebesar 9 unit dan safety stock (SS) sebesar 2 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 25,947,32,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. e. Kebijakan Tahun 27 Adapun kebijakan pengendalian persediaan suku cadang ballast Box tahun 27 dengan lot pemesanan ekonomis ( (RoP) sebesar unit ) sebesar 4 unit, Reorder point dan safety stock (SS) sebesar 2 unit. Kebijakan ini mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Rp. 269,249,7,. Ongkos persediaanini meliputi ongkos keseluruhan inventori. 4.2.6 Perbandingan Biaya Pengendalian Persediaan Suku Cadang Excavator Antara Metode Period Order Quantity dan Metode Probabilitas Q dengan Back Order. Dengan menggunakan metode probabilitas Q dengan back order, perusahaan dapat menghemat dana inventori seperti yang tertera dalam tabel 4.3 IV-39

berikut, dibandingkan dengan menggunakan metode period order uantity yang diterapkan perusahaan. Tabel 4.2 Perbandingan Biaya Pengendalian Persediaan Suku Cadang Hidrolic Antara Metode Period Order Quantity dengan Probabilitas Q dengan Back Order (RP)Biaya Total Persediaan Probabilitas Q (Rp) Selisih (%) Selisih Tahun Nama Suku Periode Order dengan Back Biaya Biaya Cadang Quantity Order 23 Hidrolic,5,575,,46,38,665 4,256,335 9,6 24 Hidrolic,82,75,,,756,66 79,993,384 6,76 25 Hidrolic,28,5,,42,385,23 66,4,797 5,47 26 Hidrolic,254,25,,7,37,5 84,22,5 6,7 27 Hidrolic,29,75,,23,,949 87,729,5 6,79 Tabel 4,3 Perbandingan Biaya Pengendalian Persediaan Suku Cadang Engine Antara Metode Period Order Quantity dengan Probabilitas Q dengan Back Order (RP)Biaya Total Persediaan Probabilitas Q (Rp) Selisih (%) Selisih Tahun Nama Suku Periode Order dengan Back Biaya Biaya Cadang Quantity Order 23 Hidrolic 563,75, 533,59,3 29,583,969 5,25 24 Hidrolic 59,25, 546,655,44 43,469,856 7,36 25 Hidrolic 64,375, 583,789,44 3,585,856 4,97 26 Hidrolic 644,5, 68,937, 35,87,979 5,44 27 Hidrolic 67,975, 633,96,795 37,4,25 5,52 Tahun Tabel 4,4 Perbandingan Biaya Pengendalian Persediaan Suku Cadang Ballast Box Antara Metode Period Order Quantity dengan Probabilitas Q dengan Back Order (RP)Biaya Total Persediaan Nama Suku Cadang Periode Order Quantity Probabilitas Q dengan Back Order (Rp) Selisih Biaya (%) Selisih Biaya 23 Ballast Box 96,825, 88,8,25 86,437,5 4,39 24 Ballast Box 222,4, 22,2,,2, 4,58 25 Ballast Box 239,45, 227,658,654,79,346 4,92 26 Ballast Box 265,5, 25,947,32 3,77,679 4,93 27 Ballast Box 282,75, 269,249,7 2,825,893 4,54 IV-4