Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 5. Ringkasan. mengikuti perkembangan di zaman modern sekarang ini. Selain menjalankan kehidupan

ANALISIS PENGARUH DEWA-DEWA BUDDHA DI CINA DAN HINDU DI INDIA TERHADAP SHICHIFUKUJIN DALAM KEPERCAYAAN SHINTO

BAB I PENDAHULUAN. Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai

Bab 3. Analisis Data. dewa Buddha dan Hindu. Dewa-dewa Buddha dan Hindu sangat berpengaruh terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. memiliki relevansi dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut dapat

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

Bab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang,

Abstraksi. Kata kunci : Aoba Matsuri, Shinto, Matsuri.

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak

Bab 2. Landasan Teori Konsep Kepercayaan Masyarakat Jepang terhadap Agama

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. Kajian pustaka berisi tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Soekanto (1990 : 88), asimilasi (assimilation) merupakan proses sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

Bab 1. Pendahuluan. tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. akan memunculkan sebuah budaya dan musik baru. Walaupun biasanya terkadang

Bab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak

Bab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

Bab 1. Pendahuluan. (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka

Bab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh kuat dari Negara Cina baik dari segi pengetahuan, pemerintahan,

Abstraksi. Kata kunci : Tagata Jinja Hounen matsuri, kami

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang

BAB I PENDAHULUAN. mereka sebut sebagai kepercayaan Tri Dharma. Perpindahan masyarakat Tiongkok

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. Kebudayaan didefinisikan oleh Suparlan (1997: ) sebagai pedoman menyeluruh bagi

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang Indonesia yang tertarik akan kebudayaan Jepang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

Politik dan Pemerintahan Jepang. Bagian I : Sejarah Jepang

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

MUNCULNYA AGAMA HINDU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

Bab 1. Pendahuluan. Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya.

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya.

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kebudayaan masing-masing suku bangsa dapat berdampingan, tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Meskipun peradaban Jepang kuno sebagian dibangun diatas budayabudaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

Bab 5. Ringkasan Skripsi. yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

ASEAN DAN KERJASAMA EKONOMI REGIONAL. [Dewi Triwahyuni]

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB 4 PENUTUP. Mao Zedong( 毛泽东 ) lahir di Shaoshan pada 26 Desember Sejak kecil

Bab 5. Ringkasan. Dalam kehidupan masyarakat Jepang sering terdengar sosok wanita cantik berwajah

Indikator Pencapaian Kompetensi. Kegiatan pembelajaran. Mencari artikel di perpustakaan dan internet mengenai lahir dan berkembangnya agama dan

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

(b) Senaraikan kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh masyarakat tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna

Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dunia ini banyak hal yang tidak terbaca karena selalu ada sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

PENGARUH AGAMA BUDDHA PADA EKSISTENSI BONEKA DARUMA DALAM DUNIA POLITIK JEPANG

Transkripsi:

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan. Seperti kita ketahui, bahwa Jepang memiliki perkembangan ekonomi dan sosial yang sangat baik di kawasan Asia. Selain menjalani kehidupan sehari-hari yang modern, masyarakat Jepang juga tidak lupa untuk menjalankan tradisi budaya yang berasal dari kepercayaan terhadap para dewa. Jepang juga merupakan salah satu negara di dunia ini yang memiliki sistem kepercayaan primitif yang kuat. Hal ini bisa dipahami dari masih terdapatnya nilai-nilai tradisional kepercayaan Shinto dalam kehidupan masyarakatnya. Masyarakat Jepang memiliki kepercayaan yang beraneka ragam. Jepang merupakan negara yang kebudayaannya mendapat pengaruh dari negara-negara lain. Pertumbuhan dan perkembangan agama maupun kebudayaan Jepang memang sangat memperlihatkan kecenderungan yang bersifat asimilatif. Sejarah Jepang memperlihatkan bahwa negara tersebut telah menerima berbagai macam pengaruh, baik pengaruh kultural maupun spiritual dari luar Jepang seperti Cina dan India. Jepang telah menjalin hubungan dengan Cina sejak abad keempat. Oleh karena itu, masuklah agama dan kepercayaan Cina ke Jepang, yaitu Taoisme dan Buddha. Agama Buddha di Cina sendiri berasal dari pengaruh India. Semua pengaruh itu tidak menghilangkan tradisi asli kepercayaan asli bangsa Jepang. Dengan pengaruh-pengaruh dari luar tersebut, justru memperkaya 1

kehidupan spiritual bangsa Jepang. Antara tradisi-tradisi asli dengan pengaruh-pengaruh dari luar senantiasa dipadukan menjadi suatu bentuk tradisi baru yang jenisnya hampir sama. Dalam proses perpaduan itu yang terjadi bukanlah pertentangan atau kekacauan nilai, melainkan suatu kelangsungan dan kelanjutan. Dalam bidang spiritual, pertemuan antara tradisi asli Jepang dengan pengaruh-pengaruh dari luar itu telah mempengaruhi Shinto sebagai kepercayaan asli masyarakat Jepang. Dalam masyarakat Jepang, terdapat kepercayaan asli yang disebut Shinto. Shinto merupakan kepercayaan masyarakat Jepang terhadap dewa-dewa. Dalam masyarakat Jepang, kami (dewa-dewi) tak terhitung jumlahnya seperti dewi matahari Amaterasu, jiwa-jiwa orang terhormat (prajurit, pejuang, penyair), leluhur dewa (Uji), tempat-tempat yang memiliki keindahan alam yang alami (kayu, pohon, mata air, batu, gunung), serta peristiwa-peristiwa alami (kesuburan, pertumbuhan, produksi). Kami pada umumnya dipuja di kuil atau disebut dengan Jinja( 神社 )yang merupakan tempat tinggal para dewa, yang didirikan sebagai kehormatan bagi para dewa. Dalam sejarah Jepang, banyak terdapat aliran-aliran atau kepercayaan-kepercayaan baru dari negara-negara lain yang datang ke Jepang yang kemudian mempengaruhi kepercayaan Shinto. Kepercayaan-kepercayaan baru yang masuk ke Jepang antara lain Buddha dan Hindu. Agama Buddha diperkenalkan kepada masyarakat Jepang pada abad keenam oleh seorang raja di Korea, yang mengirim teks serta gambar Buddha untuk membangun hubungan damai antara dua kerajaan. Pangeran Shotoku, seorang pemeluk agama Buddha yang taat, melakukan berbagai macam cara untuk mempromosikan serta mendorong pertumbuhan agama Buddha pada awal abad ketujuh selama masa 2

kekuasaannya. Dimulai saat periode Nara pada abad kedelapan, biksu Cina mendirikan banyak sekolah Buddha di Jepang. Biarawan Jepang mendapat perlindungan dari pemerintah dan mereka juga bekerja dalam bidang administrasi dan menjalankan peran lainnya dalam pemerintahan. Ketika kekuasaan politik dipindahkan kepada para prajurit samurai pada akhir abad kedua belas, agama Buddha terus diperlakukan dengan baik oleh pemerintahan baru untuk beberapa abad. Selama periode ini, sangat jelas bahwa agama Buddha Jepang muncul. Dengan terjalinnya hubungan dengan kepercayaan lain dari luar Jepang, maka juga mempengaruhi kepercayaan asli masyarakat Jepang yaitu Shinto. Dalam Shichifukujin, terdapat pengaruh yang besar dari kepercayaan lain seperti Buddha dan Hindu. Terbentuknya dewa-dewa dalam Shichifukujin karena merupakan gabungan dari dewa-dewa dalam Buddha, Hindu dan Shinto. Hanya ada satu dewa dalam Shichifukujin yang merupakan dewa asli Shinto, yaitu Ebisu. Sementara itu, dewa lain yang berasal dari Buddha adalah Hotei dan yang berasal dari dewa-dewa Hindu yaitu Daikokuten, Benzaiten dan Bishamonten, bergabung bersama dalam Shichifukujin yang merupakan kepercayaan Shinto. Dalam penelitian ini peneliti akan membahas pengaruh dewa-dewa Buddha dan Hindu tersebut terhadap dewa-dewa dalam Shichifukujin ( 七福神 ), yang merupakan tujuh dewa keberuntungan yang terdapat dalam kepercayaan tradisional masyarakat Jepang yaitu Shinto. 3

1.1.1 Gambaran Singkat Shichifukujin Shichifukujin secara literatur berarti Seven Lucky Gods atau tujuh dewa keberuntungan di Jepang. Dewa-dewa keberuntungan dalam Shichifukujin adalah dewa kebijaksanaan dan dewa panjang umur (Juroujin dan Fukurokuju), dewa kebahagiaan (Hotei), dewa kekayaan dan pelindung pertanian (Daikokuten), dewi seni dan music (Benzaiten), dewa perang atau dewa pejuang (Bishamonten) dan dewa pelindung pelayaran (Ebisu). Di Jepang, dewa-dewa tersebut bergabung menjadi dewa Shichifukujin, yang memiliki banyak kesamaan dengan dewa-dewa dalam Taoisme, Buddha dan Hindu. Sebelum bergabung bersama, mereka merupakan dewa yang berdiri sendiri. Dewadewa dalam Shichifukujin digambarkan dengan menaiki sebuah perahu bersamasama untuk memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi orang yang percaya. 1.1.2 Gambaran Singkat Kepercayaan Masyarakat Cina Negara Cina merupakan negara dimana masyarakatnya memiliki berbagai macam kepercayaan terhadap dewa-dewi. Kepercayaan terhadap dewa-dewi diturunkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi selanjutnya. Kebanyakan dewa-dewa yang disembah masyarakat Cina berasal dari agama Buddha dan kepercayaan Taoisme. Agama Buddha dan kepercayaan Taoisme merupakan agama mayoritas di Cina, sehingga penyebarannya sangat pesat bahkan sampai ke negaranegara lain termasuk Jepang. Dengan masuknya unsur-unsur agama Buddha dan kepercayaan Taoisme, maka mempengaruhi kepercayaan terhadap dewa-dewa di Jepang. Ada satu dewa dalam 4

Shichifukujin yang berasal dari dewa-dewa dalam kepercayaan Buddha di Cina, yaitu Hotei ( 布袋 )- dewa kesenangan dan kebahagiaan. 1.1.3 Gambaran Singkat Kepercayaan Masyarakat India Sama seperti halnya Cina, masyarakat India yang mayoritas beragama Hindu juga menyembah dan mengagungkan berbagai macam dewa. Namun, ada tiga dewa yang memiliki kesamaan dengan dewa-dewa yang bergabung menjadi Shichifukujin dalam kepercayaan masyarakat Jepang, yaitu Daikokuten ( 大黒天 )- dewa kekayaan, Benzaiten ( 弁財天 )- dewi seni dan musik, dan Bishamonten ( 毘沙門天 )- dewa pelindung dan kekayaan. 1.1.4 Gambaran Singkat Kepercayaan Masyarakat Jepang Masyarakat Jepang sangat percaya akan dewa-dewa yang menyertai mereka dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam agama Buddha maupun kepercayaan asli orang Jepang, yaitu kepercayaan Shinto, banyak terdapat penyembahan terhadap dewa-dewa yang dianggap sebagai panutan serta jalan hidup orang Jepang. Tumbuhnya kepercayaan terhadap dewa-dewa tersebut tidak lepas dari penyebaran agama kepercayaan yang masuk ke Jepang melalui misionaris-misionaris dari negara lain. Dewa-dewa dalam kepercayaan Shinto yang merupakan kepercayaan asli orang Jepang pun banyak yang mendapat pengaruh dari agama atau kepercayaan dari negara lain yang masuk ke Jepang. Sebagai kepercayaan asli bangsa Jepang, kepercayaan Shinto memiliki sifat yang cukup unik. Proses terbentuknya, bentuk-bentuk upacara keagamaannya 5

maupun ajaran-ajarannya memperlihatkan perkembangan yang sangat kompleks dan rumit. Banyak istilah-istilah dalam kepercayaan Shinto yang sukar dialihbahasakan dengan tepat ke dalam istilah bahasa asing lainnya. Kata-kata Shinto sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Cina yang berarti jalan para dewa, pemujaan para dewa, pengajaran para dewa, atau agama para dewa. Nama Shinto itu sendiri baru dipergunakan untuk pertama kalinya untuk menyebut kepercayaan asli bangsa Jepang ketika agama Buddha dan kepercayaan Konfusius (Tiongkok) sudah memasuki Jepang pada abad keenam masehi. Sedangkan dalam Shichifukujin, hanya ada satu dewa yang merupakan dewa asli kepercayaan Jepang yang merupakan dewa dalam kepercayaan Shinto yaitu Ebisu ( 恵比寿 )yang merupakan dewa para nelayan dan dewa keberuntungan. Ebisu merupakan salah satu dewa paling popular di antara dewa-dewa lainnya dalam Shichifukujin. Sekarang ini, Ebisu tidak hanya melindungi pelayaran (perahu) dan memberikan hasil perikanan yang berlimpah, tetapi juga memberikan keberuntungan dalam berbagai bidang seperti perdagangan. 1.2 Rumusan Permasalahan Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, penulis ingin meneliti tentang pengaruh dewa-dewa dalam agama Buddha di Cina dan Hindu di India terhadap dewadewa dalam Shichifukujin yang terdapat dalam kepercayaan Shinto. 6

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Dalam penelitian ini, penulis hanya akan membatasi pengaruh dewa dalam agama Buddha, yaitu Hotei dan dewa-dewa dalam agama Hindu, yaitu Daikokuten, Benzaiten dan Bishamonten dalam Shichifukujin ( 七福神 )atau tujuh dewa keberuntungan di Jepang yang terdapat dalam kepercayaan Shinto. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dewa-dewa dalam agama Buddha pada Hotei dan Hindu pada Daikokuten, Benzaiten dan Bishamonten dalam Shichifukujin sebagai tujuh dewa keberuntungan di Jepang yang terdapat dalam kepercayaan Shinto. Manfaat dari penelitian ini adalah kita dapat memahami lebih dalam asal-usul dewadewa yang terdapat dalam Shichifukujin serta pengaruh dewa-dewa Buddha dan Hindu terhadap Shichifukujin. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian pertama yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan metode studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data pendukung yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, E-Book dan internet. Adapun buku-buku tersebut didapatkan dari perpustakaan Universitas Bina Nusantara dan perpustakaan Japan Foundation. Metode yang kedua yaitu metode deskriptif analitis, dimana peneliti menjelaskan data-data yang telah diperoleh dari buku, majalah, jurnal, artikel dan internet dengan pemikiran peneliti dan kemudian menganalisanya. 7

1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yang akan peneliti jelaskan berikut ini: Bab 1 Pendahuluan. Dalam bab ini terdapat latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 Landasan Teori. Dalam bab ini, peneliti akan membahas tentang teori-teori yang mendukung penelitian. Bab 3 Analisis Data. Dalam bab ini, peneliti akan menganalisis data-data yang telah dikumpulkan dan menghubungkannya dengan teori-teori yang pada bab 2. Bab 4 Simpulan dan Saran. Dalam bab ini, berisi tentang simpulan yang diperoleh peneliti dari hasil analisis pada bab 3 dan saran kepada peneliti selanjutnya mengenai penelitian ini. Bab 5 Ringkasan. Dalam bab ini, akan diberikan ringkasan dari seluruh isi skripsi, dimulai dari latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, serta hasil penelitian sebagai jawaban dari permasalahan-permasalahan yang diteliti dan dianalisis dalam skripsi ini.. 8