ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN INVESTASI SAHAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN ASURANSI. Moh. Rizal

PORTOFOLIO OPTIMAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN RETAIL DI BEI. Mohammad Ichsanuddin

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PORTOFOLIO MODEL MARKOWITZ SEBAGAI PERTIMBANGAN INVESTASI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA

Model Indeks Tunggal Dasar Pertimbangan Investasi Saham Optimal Pada Perusahaan Perbankan Di BEI

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN. Devvi Kartika Sari Bambang Hadi Santoso

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SEKTOR PERTAMBANGAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Model Indeks Tunggal, portofolio optimal, expected return, excess return to beta, cut off rate, risk. viii

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

SKRIPSI. Disusun oleh: TRIAS DIAN MAYASARI B

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN :

HARGA SAHAM DAN RISIKO SAHAM UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

Model Indeks Tunggal Dasar Pertimbangan Investasi Saham Optimal Pada Perusahaan Perbankan Di BEI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. menjadi pedoman dalam pemecahan permasalahan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN BUILDING CONSTRUCTION DI BEI. Fandy Anugrah Anindhyta Budiarti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN PULP AND PAPER DI BEI

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

Youvia Clara Agmiviolya M. Dzulkirom AR R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

ANALISIS RETURN DAN RISIKO SAHAM UNTUK MEMBENTUK PORTOFOLIO YANG EFISIEN SEKTOR MANUFAKTUR

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM PERBANKAN

Keywords : optimal portfolio, single index method, Kompas 100, IHSG. viii

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

Retno Dwi Sulistiani Topowijono Maria Gorreti Wi Endang NP Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

OPTIMALISASI PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE. Evy Nurchoiria

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

ANALISIS PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM-SAHAM YANG OPTIMAL PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. peringkat investment grade dari lembaga pemeringkat kredit international fitch

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. produktif tersebut akan meningkatkan utility total (Hartono,2013:5). Umumnya

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh

PENDAHULUAN. penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. macam bentuk, seperti reksadana, obligasi, saham, dan sebagainya. Sebelum

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR PENENTUAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN ASURANSI DI INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

(Sanusi, 2004). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM

Transkripsi:

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN INVESTASI SAHAM RUTIN pashautin@yahoo.co.id Sri Utiyati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to know the proper optimum stock portfolio form to the future investors by using single index as the foundation in considering stock investment for the Manufacturer Companies which are listed in Indonesia Stock Exchange. The research object is the fluctuation of Composite Stock Price index, monthly dividend sharing, monthly individual stock price, and Dank of Indonesia certificate interest rates during the period of January December 2012. The calculation is done by using profit rate formulas and individual risk level as well as the profit level along with the portfolio risk by the involving Beta character in the calculation. The research result of 5 sample stocks is obtaining 2 optimum stocks which are combined to become 1 portfolio between PT.Unilever Indonesia and PT.Darya-Varia Laboratoria Tbk showing the efficient portfolio. Therefore according to the funds proportion usage are: Equal proportion (50%:50%) with the profit level of 0.0159, at the different proportion (40%:60%) with the profit level of 0.0305 and high risk of 0.0127, using a different proportion (30%:70%) with the profit level of 0.0371 and the risk of 0.0121. Keywords: Individual Index of Portfolio Model, Stocks, Investment. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana membentuk portofolio saham yang optimal bagi calon investor dengan menggunakan model indeks tunggal sebagai dasar pertimbangan investasi saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Obyek penelitian yaitu pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, pembagian Dividen tiap bulan, Harga saham individu perbulan dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dalam periode Januari-Desember Tahun 2012. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus tingkat keuntungan dan tingkat risiko individu serta tingkat keuntungan dan risiko portofolio dengan memasukkan karakter Beta dalam perhitungannya. Hasil penelitian dari 5 saham yang menjadi sampel diperoleh 2 saham yang optimal dikombinasikan menjadi 1 portofolio antara PT.Unilever Indonesia Tbk, dan PT.Darya-Varia Laboratoria Tbk yang menunjukkan bentuk portofolio yang efisien. Maka menurut proporsi dana yang digunakan yakni : proporsi sama (50%:50%) dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0238 dan risiko sebesar 0,0159, pada proporsi berbeda (40%:60%) dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0305 dan risiko sebesar 0,0127, pada proporsi berbeda (30%:70%) dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0371 dan risiko sebesar 0,0121. Kata Kunci : Portofolio Model Indeks Tunggal, Saham, Investasi. PENDAHULUAN Investasi di pasar modal memiliki dua potensi, yaitu dividen yang diharapkan oleh para pemodal dan capital gain. Selain return, kegiatan investasi juga dapat menimbulkan resiko bagi para investor. Semakin besar potensi return yang akan diterima maka semakin besar pula potensi risiko. Jogiyanto (2010) menekankan bahwa risiko investasi ini dibedakan menjadi dua yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko non sistematis (unsystematic risk). Sebagai upaya untuk meningkatkan return atas investasi, investor melakukan tindakan

2 memaksimumkan expected return pada berbagai tingkat resiko. Salah satu cara untuk mengurangi tingkat risiko yang ada yaitu dengan melakukan investasi dalam bentuk portofolio. Portofolio didefinisikan sebagai sekumpulan investasi dimana pemodal dapat berinvestasi pada macam-macam saham dengan maksud untuk mengurangi risiko. Sebelum mengambil keputusan berinvestasi investor rasional akan memilih untuk berinvestasi pada portofolio yang paling optimal di antara kumpulan portofolio yang ada. Penentuan portofolio yang optimal merupakan suatu yang sangat penting bagi kalangan investor institusional maupun investor individual. Portofolio yang optimal akan menghasilkan return yang optimal dengan risiko moderat yang dapat dipertanggungjawabkan. Masalah yang sering terjadi adalah investor berhadapan dengan ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham untuk dibentuk menjadi portofolio pilihannya. Sudah pasti jawabannya adalah tergantung pada prefensi risiko para investor itu sendiri. Para investor berhadapan dengan banyak kombinasi saham dalam portofolio. Pada akhirnya harus mengambil keputusan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor? Seorang investor yang rasional, tentu akan memilih portofolio yang optimal. Untuk menentukan mana portofolio yang optimal, dibutuhkan suatu model. Dimana portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan model Markowitz atau dengan model indeks tunggal (Jogiyanto,2010:309). Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan model indeks tunggal. Karena lebih sederhana dibandingkan model Markowitz. Didalam model indeks tunggal dianggap saham individual dipengaruhi hanya oleh faktor saham keseluruhan (pasar). Sehingga tingkat keuntungan dan risiko saham individual dapat ditentukan berdasarkan fluktuasi indeks pasar. Jika kita melakukan pengamatan maka akan nampak bahwa pada saat pasar membaik harga saham-saham individual juga meningkat. Demikian pula sebaliknya pada saat pasar memburuk maka harga saham-saham akan turun harganya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan suatu saham nampaknya berkorelasi dengan perubahan pasar. Model indeks tunggal akan mampu mengurangi jumlah variabel yang perlu ditaksir karena untuk portofolio model indeks tunggal mempunyai sejumlah karakteristik beta portofolio, alpha portofolio dan variance portofolio. Jogiyanto (2010:209) menyatakan bahwa hanya dibutuhkan perhitungan sebanyak 3n+1, yaitu n buah return, n buah β dan n buah varian dari kesalahan residu serta sebuah varian return indeks pasar. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : Bagaimana membentuk portofolio saham yang optimal bagi calon investor dengan menggunakan model indeks tunggal sebagai dasar pertimbangan investasi saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana membentuk portofolio saham yang optimal bagi calon investor dengan menggunakan model indeks tunggal sebagai dasar pertimbangan investasi saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS Pasar Modal Tandelilin (2010:26) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yag membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lenders ke borrowers. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dana

3 dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Jenis-jenis pasar modal tersebut ada beberapa macam yaitu : a. Pasar Perdana (Primary Market) Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar primer. Surat berharga yang baru dijual dapat berupa penawaran perdana ke publik atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan sudah going public. b. Pasar Sekunder (Secondary Market) Merupakan tempat perdagangan surat berharga yang sudah beredar. c. Pasar Ketiga (Third Market) Pasar ketiga dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan penjual pada saat pasar kedua tutup. d. Pasar Keempat (Fourth Market) Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan saham dalam jumlah blok yang besar. Pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lenders ke borrowers. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrowers dana para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva rill yang diperlukan untuk investasi tersebut. Fungsi ini sebenarnya yang dilakukan oleh intermediasi keuangan lainnya seperti lembaga perbankan hanya bedanya dalam pasar modal diperdagangkan dana jangka panjang (Husnan, 2005:4). Investasi Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Menurut Jogiyanto (2010:7) jenis investasi berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. a) Investasi Langsung Dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan atau aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan di pasar uang, pasar modal, atau pasar turunan pleh suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain. b) Investasi Tidak Langsung Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Secara lebih khusus alasan untuk berinvestasi adalah : a) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. Seorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. b) Untuk mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. c) Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

4 Saham Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:5) saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Menurut Halim (2005:16) di dalam perdagangan efek atau surat berharga terdapat beberapa jenis saham antara lain : a. Saham Biasa (Common Stock) Saham ini merupakan saham yang tidak memberikan suatu keistimewaan bagi pemiliknya, saham tersebut dibedakan menjadi : 1) Saham Blue Chip (Blue Chip Stock) Saham yang emitennya memiliki reputasi baik yaitu emiten yang mampu menghasilkan pendapatan tinggi dan konsisten membayar dividen tunai. 2) Saham pendapatan (Income Stock) Saham yang mampu membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan tahun-tahun sebelumnya. 3) Saham spekulatif (Speculative Stock) Saham yang emitennya tidak mampu mendapatkan penghasilan dari tahun ke tahun, tetapi emiten ini mempunyai potensi untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik dari masa-masa mendatang meskipun penghasilan ini belum tentu dapat direalisasi. 4) Saham Siklikan (Cyclical Stock) Saham yang mengikuti pergerakan situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum. 5) Saham Pertumbuhan (Growth Stock) Saham yang emitennya merupakan pimpinan didalam industrinya dan beberapa tahun terakhir berturut-turut mampu mendapatkan hasil diatas rata-rata. 6) Saham Defensive (Defensive Stock) Saham ini tidak berpengaruh oleh adanya situasi ekonomi makro ataupun kondisi secara umum. b. Saham Istimewah Saham ini memberikan keistimewaan kepada pemiliknya yaitu dijaminnya memperoleh laba dalam prosentase tertentu dari nilai nominalnya. c. Saham Bonus Merupakan perbandingan antara cadangan dan modal saham yang tidak berimbang pada suatu perseroan dan dapat dihilangkan dengan memberikan bonus bagi pemegang saham dengan cuma-cuma. Portofolio Menurut Sunariyah (2006:194) portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik perorangan maupun lembaga. Menurut Husnan (2005:49) portofolio merupakan sekumpulan investasi yang menyangkut idenifikasi saham-saham yang mana akan dipilih dan menentukan proporsi dana yang ditanamkan pada masing-masing saham tersebut. Return Portofolio Menurut Jogiyanto (2010:253) mengukur return dan risiko untuk sekuritas tunggal memang penting, tetapi bagi manager portofolio, return dari risiko seluruh sekuritas di dalam portofolio lebih diperlukan. return dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Return Realisasi

5 Merupakan keuntungan yang telah terjadi. Keuntungan ini dihitung berdasarkan daa historis dan digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan. Selain itu juga berguna sebagai dasar penentuan keuntungan ekspektsi dan risiko masa mendatang. b. Return Ekspektasi merupakan keuntungan yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang, jadi keuntungan ini belum terjadi. Risiko Portofolio Menurut Halim (2005:38) risiko merupakan besarnya pemyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian actual (actual return), semakin besar tingkat perbedaan berarti semakin besar pula tingkat risikonya. Menurut Sawidji (2009:144) ada tiga pengertian risiko di dalam surat berharga, yaitu : a. Risiko Sistematis adalah risiko yang selalu ada dan tidak bisa dihilangkan dalam diversifikasi. Bisa juga disebut risiko pasar (market risk). b. Risiko Tidak Sistematis adalah risiko yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi surat berharga (unique risk). c. Total Risiko adalah penjumlahan kedua jenis risio yaitu risiko sistematis ditambah dengan risiko yang tidak sistematis. Pembentukan Portofolio yang Efisien Portofolio efisien merupakan portofolio yang baik, tetapi bukan yang terbaik. Hanya ada satu portofolio yang terbaik, yaitu portofolio optimal. Suatu portofolio optimal juga sekaligus portofolio efisien, tetapi suatu portofolio efisien belum tentu portofolio optimal. Menurut Jogiyanto (2010:309) mendefisinikan portofolio efisien (efficient portofolio) sebagai portofolio yang memberikan return ekpektasi terbesar dengan risiko yang tertentu atau memberikan risiko terkecil dengan return ekspekasi yeng tertentu. Portofolio yang efisien ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya atau menentukan tingkat risiko yang tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang rasional akan memilih portofolio efisien ini karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau risiko portofolio. Pembentukan Portofolio yang Optimal Menurut Jogiyanto (2010:361) perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suau sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Angka tersebut adalah rasio antara acses return dengan Beta (excess return to beta ratio). Rasio ini adalah : ERB = excess return to beta sekuritas ke-i E(R i) = return ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk sekuritas ke-i R BR = return aktiva bebas risiko β i = beta sekuritas ke-i Excess return didefisinikan sebagai selisih return ekspekasi dengan return aktiva bebas risiko. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan Beta. Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko. Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan rasio ERB yang rendah tidak akan dimasukkan ke

6 dalam portofolio optimal. Dengan demikian diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off point) yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi. Langkah berikutnya adalah menghitung Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai berikut : Dan = varian dari kesalahan residu sekurias ke-i yang juga merupaka risiko unik atau risiko tidak sistematik. Kemudian menetapkan satu titik pembatas (cut-off point = C*). Untuk C* berasal dari C i yang terbesar. Besarnya titik pembatas ini dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : = varian dari return indeks pasar Diversifikasi Telah diketahui bahwa risiko yang dapat didiversifikiasikan adalah risiko yang tidak sistematik atau risiko spesifik dan unik untuk perusahaan. Diversifikasi risiko ini sangat penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima. Investor dapat melakukan diversifikasi dengan beberapa cara sebagai berikut: a. Diversifikasi dengan banyak aktiva Risiko dari portofolio akan menurun dengan cepat dengan semakin besarnya jumlah sekuritas (n). semakin banyak sekuritas yang dimasukkan ke portofolio, semakin kecil risiko portofolionya. b. Diversifikasi secara random Diversifikasi secara random merupakan pembentukan portofolio dengan memilih sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari investasi yang relevan seperti misalnya return dari sekuritas itu sendiri. Dengan diversifikasi ini keuntungan diversifikasi dapat dicapai hanya dengan sekuritas yang tidak terlalu banyak, yaitu hanya kurang dari 15 sekuritas sudah dapat mencapai diversifikasi optimal. c. Diversifikasi secara Markowitz Dengan menggunakan metode mean-variance dari Markowitz, sekuritas-sekuritas yang mempunyai korelasi lebih kecil dari +1 akan menurunkan risiko portofolio. Semakin banyak sekuritas yang dimasukkan ke dalam portofolio, semakin kecil risiko portofolio. Model Indeks Tunggal Sharpe (dalam Jogiyanto, 2010:339) konsep model indeks tunggal merupakan teori investasi yang dalam perkembangannya digunakan untuk menyederhanakan perhitungan di model Markowitz dengan menyediakan parameter-parameter input yang dibutuhkan dengan memperhitungkan risiko pasar sebagai pembandingnya. Keuntungan saham berasal dari perubahan harga saham dan pembagian dividen, berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahan-perubahan nilai pasar, maka

7 tingkat keuntungan masing-masing saham dapat dihitung menggunakan rumus : (Jogiyanto, 2008:197) Dalam analisis ekonomi, sering kita merasa tidak cukup sekedar mengetahui bagaimana hubungan (association) antara suatu variabel dengan variabel yang lain. Kita ingin memperkirakan apa yang akan terjadi dengan suau variabel apabila variabel yang lain berubah. Hubungan fungsional ini dikenal sebagai regresi (Husnan, 2008:115). Pemilihan dari indeks pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi lebih tergantung dari hasil empirisnya. Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar misalnya IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau indeks untuk saham-saham yang aktif saja (misal ILQ-45). Jika digunakan IHSG, maka return pasar untuk waktu ke-t dapat dihitung sebesar : (Jogiyanto, 2010:340) Return-return dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. Dengan dasar ini return dari suatu sekuritas dan return dari indeks pasar yang umum dapat dituliskan sebagai hubungan : (Jogiyanto, 2010:340) Maka return ekspektasi dapa dinyatakan sebagai berikut : (Jogiyanto, 2010:342) Risiko (varian return) sekuritas yang dihitung berdasarkan model indeks tunggal terdiri dari dua bagian : pertama, risiko yang berhubungan dengan pasar (market related risk) yaitu β i 2. m 2 dan kedua risiko unik masing-masing perusahaan (unique risk) yaitu ei 2, naka rumus varian return sekuritas berdasarkan model indeks tunggal adalah : (Jogiyanto, 2010:346) Menurut Jogiyanto (2010:356) model indeks tunggal dapat digunakan sebagai input analisis portofolio, dapat juga langsung digunakan untuk analisis portofolio. Analisis portofolio menyangkut perhitungan return ekspektasi portofolio dan risiko portofolio. Model indeks tunggal mempunyai beberapa karakeristik sebagai berikut : a. Beta portofolio (β p) merupakan rata-rata tertimbang dari Beta masing-masing sekuritas (β i) : b. Alpha portofolio (α p) juga merupakan rata-rata tertimbang dari Alpha tiap-tiap sekuritas (α i) : Return ekspektasi portofolio adalah keuntungan yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang, jadi keuntungan ini belum terjadi, maka return ekspektasi portofolio dapat dihitung dengan rumus : (Jogiyanto, 2010:357)

8 Risiko portofolio adalah varian return sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut, risiko portofolio dapat dihitung menggunakan rumus : (Jogiyanto, 2010:357) Model indeks tunggal menggunakan asumsi-asumsi yang merupakan karakteristik sehingga menjadi berbeda dengan model-model yang lain. Asumsi utama dari model indeks tunggal adalah kesalahan residu dari ke-i atau e i tidak berkorelasi dengan e j untuk semua nilai dari i dan j. asumsi ini secara sistematis dapat dituliskan sebagai : (Jogiyanto, 2010:343) Cov (e i,e j) = 0 Return indeks pasar (R m) dan kesalahan residu untuk tiap-tiap sekuritas atau saham (e i) merupakan variabel acak. Maka e i tidak berkorelasi dengan R m, dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut : (Jogiyanto, 2010:344) Cov (e i,r m) = 0 Asumsi-asumsi model indeks tunggal mempunyai implikasi bahwa sekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar pasar, melainkan karena mempunyai hubungan umum terhadap indeks pasar. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian deskriptif. Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Adapun populasi yang digunakan adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini sampel yang digunakan diambil dengan cara Non-Probability Sampling Methods yang kemudian diteliti dengan dua cara, yaitu Purposive Sampling (berdasarkan tujuan) dan Judgment Sampling (berdasarkan pertimbangan). Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini berasal dari lembaga atau instansi yang terkait. Instansi yang menyediakan data sekunder tersebut adalah : Pojok Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya. Alamat : Jl. Menur Pumpungan 30 Surabaya 60118. Data tersebut merupakan data sejarah perusahaan, data harga saham individu bulanan, jumlah dividen bulanan yang dibagikan, tingkat suku bunga Sertfikat Bank Indonesia, dan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode tahun 2012. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah sebagai berikut : 1. Analisis Portofolio Model Indeks Tunggal Analisis portofolio dengan model indeks tunggal merupakan analisis portofolio sederhana yang berkaitan dengan jumlah dan jenis input atau data serta prosedur analisis untuk menentukan portofolio yang optimal. Model ini mengkaitkan perhitungan return setiap aset pada return indeks pasar. Pada perhitungan return sekuritas dalam model indeks tunggal melibatkan dua komponen utama yaitu komponen return yang terkait dengan keunikan perusahaan (α p), dan komponen return yang terkait dengan pasar (β p). Komponen kesalahan residual (e i) merupakan perbedaan antara sisi kiri

9 persamaan (R i) dengan sisi kanan persamaan (α p+ β pr m). Karena model indeks tunggal per definisi merupakan persamaan maka sisi kanan dan sisi kiri harus sama.dalam konteks residual merupakan perbedaan antara return harapan (di sisi kanan persamaan) dan return aktual (di sisi kiri persamaan). Salah satu konsep penting dalam model indeks tunggal adalah terminologi beta, dimana beta merupakan ukuran kepekaan return sekuritas terhadap return pasar. Semakin besar beta suatu sekuritas, maka semakin besar kepekaan return sekuritas tersebut terhadap perubahan return pasar. Dalam penggunaan model indeks tunggal, perlu mengestimasi beta sekuritas yang bisa dilakukan dengan menggunakan data historis maupun estimasi secara subjektif. 2. Saham Saham merupakan suatu bukti kepemilikan surat modal kepada investor yang memberikan hak atas dividen, capital gain, kewajiban-kewajiban terbatas menurt besar kecilnya modal yang disetor pada perusahaan. Setiap pemilik saham memperoleh sertifikat sebagai tanda kepemilikan perusahaan. Hak-hak pemegang saham perlu dipahami oleh para investor agar terhindar dari praktik yang merugikan. Selain saham biasa ada juga jenis saham lainnya yang disebut saham preferensi. 3. Investasi Investasi dilakukan mempunyai unsur ketidakpastian, sehingga investor hanya bisa mengharap tingkat keuntungan yang akan diperoleh, dan mereka juga tidak bisa mengetahui dengan pasti berapa keuntungan yang akan diperoleh. 4. Portofolio Optimal dengan Model Indeks Tunggal Portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap keuntungan maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya. Penentuan portofolio optimal dengan menentukan rasio antara Excess Return to Beta (ERB) yang memperbandingkan antara tingkat keuntungan dengan beta. Risiko ini akan menentukan mana yang masuk dalam portofolio optimal, meskipun begitu diperlukan pembatas (cut-off poin /C*) untuk menentukan mana yang termasuk portofolio optimal dari saham dengan nilai ERB lebih besar atau sama dengan ERB di titik C* itulah portofolio optimal. Setelah sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal maka dapat ditentukan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikandalam portofolio optimal yang berdasarkan dari nilai tingkat keuntungan portofolio dengan tingkat keuntungan pasar. Teknik Analisa Data 1. Menghitung Tingkat Keuntungan Masing-Masing Saham (R it) Merupakan keuntungan saham yang berasal dari perubahan harga saham dan pembagian dividen, berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahanperubahan nilai pasar. R it = tingkat keuntungan saham P t = harga saham individu akhir periode P t-1 = harga saham individu awal periode D t = dividen saham yang diterima pada saham i

10 2. Menghitung Koefisien α dan β Merupakan memperkirakan apa yang akan terjadi dengan suatu variabel apabila variabel lain berubah. β i = Beta saham i α i = Alpha saham i n = jumlah periode X = indeks keuntungan pasar Y = tingkat keuntungan saham 3. Menghitung Indeks Keuntungan Pasar E(R m) = tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar R m = keuntungan pasar 4. Menghitung Tingkat Ekspektasi (E(R i) Merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan masingmasing saham yang membentuk portofolio tersebut. E(R i) = tingkat keuntungan ekspektasi saham i α i =Alpha saham i β i = Beta saham i E(R m) = tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar 5. Menghitung Tingkat Risiko Pasar (σ m 2) Merupakan mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-ratanya. σ m 2 = varian dari keuntungan pasar R m = keuntungan pasar E(R m) = tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar 6. Menentukan Varian dari Kesalahan Residu (σ ei 2) e i = R it-α i-(β i.r mt) Maka total risiko adalah : σ ei 2 = varian e i / risiko unik σ m 2 = varian dari keuntungan pasar β i 2 = Beta saham σ i 2 = varian dari keuntungan saham

11 7. Menghitung Keuntungan Aktiva Bebas Risiko (R BR) R BR = keuntungan aktiva bebas risiko 8. Menghitung Excess Return to Beta (ERB) Merupakan selisih keuntungan ekspektasi dengan keuntungan aktiva bebas risiko atau mengukur kelebihan keuntungan relatif terhadap 1 unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. E(R i) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i β i = Beta saham i R BR = return aktiva bebas risiko 9. Tingkat Pembatas Saham/ cut-off point (C*) Merupakan batasan untuk memisahkan saham-saham mana saja yang akan dimasukkan dalam pembentukan portofolio optimal. A i = penentuan nilai cut-off point rate saham A B i = penentuan nilai cut-off point rate saham B C i = titik pembatas E(R i) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i β i = Beta saham i R BR = keuntungan aktiva bebas risiko σ ei 2 = varian e i / risiko unik σ m 2 = varian dari keuntungan pasar 10. Menghitung Beta Portofolio (β p) Menghitung beta portofolio merupakan rata-rata dari beta saham individu. β p = Beta portofolio W i = proporsi saham ke-i β i = Beta saham ke-i 11. Menghitung Alpha Portofolio (α p) Menghitung alpha portofolio merupakan rata-rata dari alpha saham individu. α p = Aplha portofolio W i = proporsi saham ke-i

12 α i = Alpha saham ke-i 12. Menghitung Keuntungan Ekspektasi Portofolio (E(R p)) Merupakan rata-rata tertimbang dari keuntungan-keuntungan ekspektasi tiap-tiap saham tunggal didalam portofolio. E(R p) = tingkat keuntungan ekspektasi dari portofolio α p = Aplha portofolio β p = Beta portofolio E(R m) = tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar 13. Menghitung Risiko Portofolio (σ p) Merupakan risiko yang berhubungan dengan pasar (market related risk) dan risiko unik (unique risk). Denga memasukkan karakteristik beta portofolio. σ p = risiko portofolio β i 2 = Beta saham ke-i σ m 2 = varian dari keuntungan pasar W i = proporsi saham ke-i σ ei 2 = risiko unik ANALISIS DAN PEMBAHASAN Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk membentuk portofolio optimal saham. Langkah pertama adalah menghitung expected return saham dan pasar. Setelah dilakukan perhitungan, expected return pasar selama periode pengamatan adalah sebesar 0,0108% dengan varians sebesar 0,0013%. Sedangkan expected return, varians, beta, risiko sistematis, ERB, dan cut-off rate dari 5 saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia periode 2012 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Expected Return, Varians, Beta, Risiko Sistematis,, ERB, dan Cut-off Rate, pada 5 Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2012 No. Nama Perusahaan E(R i) σ i 2 β i σ ei 2 ERB C i 1 2 3 4 5 PT.Unilever Indonesia Tbk PT Holcim Indonesia Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Darya-Varia Laboratoria Tbk PT Astra Internasional Indonesia Tbk Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah) 0,0131 0,0066-0,1398 0,0066 0,1888 0,0011 0,0292 0,0086 13,42 0,0063-0,0212-0,0022 0,0659 0,0073-15,553 0,0042-0,0052 0,0013 0,0346 0,0042-0,7336 0,0036 0,0314 0,0062-0,0743 0,0718 0,0658 0,0718-2,006-0,0022 Cut Off-Point (C*) 0,0062

13 Dari Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa ada 2 (dua) saham perusahaan yang masuk ke dalam portofolio optimal dan proporsinya, antara lain UNVR dengan proporsi dana sebesar 50%:50%, 40%:60% dan 30%:70% dan DVLA dengan proporsi dana sebesar 50%:50%, 40%:60% dan 30%:70%. Sedangkan risiko portofolio adalah risiko yang dihasilkan portofolio sesuai dengan proporsi dana masing-masing saham. Expected return dan risiko portofolio dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2 Tingkat Keuntungan Portofolio dan Risiko Portofolio dari 1 Portofolio Optimalyang Mempunyai Tingkat Keuntungan Portofolio yang Positif PortoFolio Proporsi 50%:50% Proporsi 40%:60% Proporsi 30%:70% E(R p) σ p E(R p) σ p E(R p) σ p 1 0,0238 0,0159 0,0305 0,0127 0,0371 0,0121 Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah) Dari tabel 2 menunjukkan portofolio terbentuk dari 2 (saham) yaitu UNVR dan DVLA. Yang menghasilkan Expected Return dengan proporsi 50%:50% sebesar 0,0238% dan risiko portofolio sebesar 0,0159%, proporsi 40%:60% sebesar 0,0305% dan risiko portofolio sebesar 0,0127% dan proporsi 30%:70% sebesar 0,0371% dan risiko portofolio sebesar 0,0121%. Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan analisis pembentukan portofolio dengan model indeks tunggal yang dilakukan mendapatkan hasil perolehan tingkat keuntungan portofolio yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat risiko portofolionya. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Marfitasari (2011) yang menyatakan tingkat keuntungan yang diharapkan nilainya masih lebih kecil dibandingkan dengan risikonya. Dan diketahui beta saham-saham portofolio yang optimal ternyata lebih besar atau sama dengan satu (1) yang menunjukkan bahwa portofolio optimal dari perusahaan farmasi tersebut memiliki sensitifitas yang kuat terhadap perubahan pasar. Sedangkan pada hasil penelitian ini Besar beta portofolio optimal lebih rendah dari 1 (β<1) ini berarti portofolio terbentuk memiliki risiko dibawah risiko sistematis pasar yang besarnya 1, menunjukkan bahwa portofolio optimal tersebut mempunyai sensitifitas yang rendah dalam menghadapi perubahan pasar dan cukup berhati-hati dalam menghadapi kondisi pasar. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai ERB sangat berfluktuaif. Nilai ERB yang tertinggi adalah saham PT.Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar 0,1888, PT.Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) sebesar 0,0314. Ratio ERB diatas menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu keuntungan dan risiko. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Handiartani (2010) yang menyatakan Analisis atas saham dilakukan dengan membandingkan ERB (Excess Return to Beta) yang merupakan selisih return ekspektasi dengan aktiva bebas risiko. Rasio ERB menunjukkan rasio hubungan antara return dan risiko. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini, dimana peneliti menggunakan populasi saham-saham yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Dengan mengambil sampel saham-saham dari perusahaan yang sejenis yaitu dari perusahaan manufaktur sebanyak 5 perusahaan. Setelah dianalisis dengan model indeks tunggal maka diperoleh kelompok saham yang termasuk optimal. Dari 5 perusahaan tersebut diperoleh 2 saham yang tergolong

14 didalam portofolio optimal yaitu : PT.Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT.Darya- Varia Laboratoria Tbk (DVLA). Dari 2 saham yang tergolong optimal diperoleh 1 kombinasi saham yang optimal atau portofolio optimal. 2. Dari 1 kombinasi saham yang terbentuk dengan menggunakan proporsi sama 50% : 50%, dan proporsi berbeda 40% : 60%, 30% : 70%, maka nampaklah sebuah titik efisien yang terdapat pada portofolio tersebut. Dengan tingkat keuntungan yang rendah akan mendapatkan risiko yang rendah atau dengan tingkat keuntungannya yang tinggi akan mendapatkan risiko yang tinggi pula. Setelah mendapatkan titik efisien, maka selanjutnya dapat menentukan portofolio yang optimal. 3. Dari 2 saham yang tergolong optimal diperoleh 1 kombinasi saham yang optimal atau portofolio optimal. Setelah dianalisis saham-saham tersebut tingkat keuntungan yang diharapkan ternyata lebih besar dibanding risiko portofolio yang rendah. Yakni kombinasi antara PT.Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT.Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA), dengan proporsi sama (50% : 50%) dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0238 dan risiko sebesar 0,0159, pada proporsi berbeda (40% : 60%) dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0305 dan risiko sebesar 0,0127, dan pada proporsi berbeda (30% : 70%) dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0371 dan risiko sebesar 0,0121. Besar beta portofolio optimal lebih rendah dari 1 (β<1) ini berarti portofolio terbentuk memiliki risiko dibawah risiko sistematis pasar yang besarnya 1, menunjukkan bahwa portofolio optimal tersebut mempunyai sensitifitas yang rendah dalam menghadapi perubahan pasar dan cukup berhati-hati dalam menghadapi kondisi pasar. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat diatas maka peneliti dapat memberikan sedikit saran bagi calon investor yaitu : 1. Didalam mekakukan analisis investasi, seorang investor harus melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio yaitu melakukan penilaian terhadap perusahaan yang akan ditanamkan modalnya meliputi penilaian tentang posisi keuangan perusahaan, tingkat pertumbuhan laba, tingkat pertumbuhan penjualan, dan informasi lainnya yang relevan. Untuk mengetahui tingkat keuntungan dan risiko yang diterima, investor harus melakukan perhitungan berdasarkan data historis yang ada di Bursa Efek yaitu harga saham, dividen, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk memaksimumkan keuntungan dan meminimalisasi risiko. 2. Bagi investor yang menanamkan dananya lebih baik menginvestasikan pada beberapa sekuritas atau membentuk suau portofolio yang optimal karena dapat menurunkan risiko yang ditanggungnya oleh investor. Selain daripada itu bagi para investor juga harus melihat pada tingkat expected return portofolio, karena dengan tingkat keuntungan yang rendah akan mendapatkan risiko yang rendah atau dengan tingkat keuntungannya yang tinggi akan mendapatkan risiko yang tinggi pula. 3. Bagi investor bila ingin berinvestasi sebaiknya mempertimbangkan untuk memilih saham-saham optimal yang telah terpilih tersebut dengan proporsi yang telah ada. 4. Investor diharapkan terus memantau perkembangan dari saham-saham portofolio tersebut karena tidak selamanya saham-saham tersebut terus optimal. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain: 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis yang meskipun dapat digunakan untuk mengestimasi beta saham, tetap memiliki kekurangan yaitu dapat berubah jika kondisi pasar berubah. Oleh karena itu, harus dilakukan analisis-analisis secara berkala sesuai dengan perubahan kondisi pasar.

15 2. Penelitian ini hanya menggunakan salah satu model pembentukan portofolio optimal, yaitu model indeks tunggal. Sebaiknya untuk menghasilkan komposisi portofolio yang benar-benar optimal, perlu dilakukan perbandingan antara model-model pembentukan portofolio optimal yang ada. DAFTAR PUSTAKA Darmadji dan Fakhruddin. 2011. Pasar Modal Indonesia. Edisi Tiga. Salemba Empat. Jakarta. Halim, A. 2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta. Jogiyanto, H. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. BPFE. Yogyakarta. Husnan, S. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.. 2008. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.. 2009. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Samsul, M. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. PT.Gelora Aksara Pratama. Surabaya. Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Tandelilin, E. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta Sawidji, W. 2009. Pasar Modal Indonesia Pengantar dan Studi Kasus. Seri Akademis. Ghalia Indonesia.