KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Keynote Speech STRATEGI INDONESIA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, INKLUSIF, DAN BERKEADILAN Oleh: Menteri PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Konferensi INFID Jakarta, 27 November 2013 1
outline Outline Perlunya Pembangunan yang Inklusif bagi Indonesia Tantangan Strategi Pembangunan Inklusif Pilar-Pilar Kebijakan Pembangunan yang Berkelanjutan, Inklusif dan Berkeadilan 2
Perlunya Pembangunan Inklusif Untuk mengurangi kesenjangan dan kemiskinan, diperlukan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif Krisis finansial global menyadarkan kita akan perlunya pembangunan inklusif Menempatkan perekonomian ke jalur pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dalam jangka panjang. Momentum yang tepat : terdapat konsensus dan komitmen global 3
Tantangan Tantangan Pembangunan yang inklusif memerlukan percepatan pertumbuhan ekonomi Dituntut mampu menjawab isu dan persoalan lintas bidang Ekonomi Sosial LH Tata Kelola Ekonomi Sosial LH Tata Kelola Polhukam Pertumbuhan ekonomi Penyerapan Tenaga Kerja, Pengurangan Kemiskinan, dan Pemerataan Percepatan konsolidasi demokrasi Keberlanjutan pembangunan Penanggulangan bencana alam Konservasi dan perbaikan lingkungan Efisiensi dan efektifitas program pembangunan Penguatan kelembagaan masyarakat Peningkatan daya dukung lingkungan Penguatan kapasitas Kelembagaan Kepastian usaha, Penguasaan SDA oleh negara utk kesra Tertib sosial Penegakan hukum lingkungan Efektifitas hukum Polhukam Tertib hukum 4
Komitmen Pemerintah Komitmen Pemerintah untuk mewujudkan Pembangunan yg inklusif Telah menjadi salah satu dari lima agenda dalam RPJMN 2010 2014, yaitu: 1. Pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat; 2. Perbaikan tata kelola pemerintahan; 3. Penegakan pilar demokrasi; 4. Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi; dan 5. Pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Penguatan dalam RPJMN 2015-2019 5
IPT EK SDM SDA KEMENTERIAN PPN/ Strategi Pembangunan Inklusif Strategi Pembangunan Inklusif 4 track development strategy: pro-growth, pro-poor, projobs, pro-environment Peningkatan daya saing berbasis SDA, SDM dan IPTEK untuk pembangunan yang inklusif Pengarusutamaan 9 Bidang: 1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama 2. Ekonomi 3. Iptek 4. Sarana dan Prasarana 5. Politik 6. Hankam 7. Hukum dan Aparatur 8. Wilayah dan Tata Ruang 9. SDA dan LH DAYA SAING EKONOMI Inclusive Development Tantangan & *Sumber UU 17/2007 tentang Kendala RPJPN Tahun 2005-2025 6
Pilar-pilar Kebijakan Pilar-Pilar Pembangunan Kebijakan Inklusif Pembangunan Inklusif Pertumbuhan Ekonomi dengan stabilitas dan pemerataan yang berkeadilan Social inclusion: Akses ke kesehatan dan pendidikan Infrastruktur dasar Pengarusutamaan gender Perlindungan Sosial Kelembagaan dan Tata Kelola yang baik Kerjasama Pembangunan Inklusif 7
Pertumbuhan Ekonomi dengan Stabilitas dan Pemerataan yang Berkeadilan 1. Pemantapan perekonomian nasional, yang dititikberatkan pada aspek pendorong pertumbuhan ekonomi (growth) 2. Peningkatan stabilitas (stability), yang terdiri dari aspek stabilitas ekonomi, sosial dan politik 3. Pemerataan yang berkeadilan (equity), yang memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan dan menikmati hasil pembangunan (inclusiveness) 8
Social Inclusion: Akses ke Kesehatan dan Pendidikan Pendidikan dasar dan kesehatan untuk semua merupakan pra kondisi untuk pertumbuhan inklusif Namun pertumbuhan inklusif tidak harus menunggu tuntasnya pemenuhan pendidikan dasar Secara paralel, pendidikan menengah dan tinggi (skill formation development) dibutuhkan untuk memanfaatkan bonus demografi 9
Social Inclusion: Infrastuktur Dasar Pemenuhan ketersediaan infrastruktur dasar dan standar layanan minimum akses terhadap hunian layak akses terhadap air minum akses terhadap sanitasi layak Peningkatan rasio elektrifikasi nasional Peningkatan infrastruktur broadband 10
Siklus Hidup Individual: Kelaparan dan kekurangan gizi, cedera, sakit, kecacatan, ketuaan, kematian Perlindungan Sosial: Pelaksanaan Sistem Perlindungan Sosial yang Komprehensif Ekonomi: Pengangguran, pendapatan rendah dan tidak menentu, krisis ekonomi RISIKO DAN KERENTANAN Sosial: Bencana sosial, ketelantaran, ketiadaan aset (rumah tinggal dan lahan). Lingkungan: Bencana alam, kekeringan, banjir, kebakaran, man-made disaster TUJUAN Preventive (Pencegahan): Upaya pencegahan dan penanggulangan risiko kemiskinan. Protective (Perlindungan): Upaya pemberian pelayanan dasar dan bantuan sosial, termasuk saat krisis dan bencana. Promotive (Promosi): Upaya meningkatkan kapasitas, keahilan, dan tingkat pendapatan. Transformative (Transformatif): Upaya reformasi sistem melalui aspek hukum & kebijakan publik untuk menghilangkan kerentanan & ketidaksetaraan STRATEGI Asuransi Sosial Asuransi Mikro (pertanian, usaha mikro lainnya) Minimum Guaranteed Income Bantuan dan Pelayanan Sosial Pelayanan sosial dasar terpadu PKH dan bantuan in-kind Peningkatan kapasitas pendamping masyarakat Sistem pendukung (safeguarding, Early Warning System) Jaminan Sosial Jaminan Kesehatan Jaminan Pensiun Jaminan Kematian Jaminan Hari Tua Jaminan Kecelakaan Kerja Jaring Pengaman Sosial Bantuan darurat Subsidi harga/pangan Targeted Safety Net: (lapangan kerja sementara, makanan tambahan, income transfers) 11
Kelembagaan dan Tata Kelola good governance menjadi prasyarat untuk peningkatan daya saing nasional dan suksesnya pembangunan Demokratisasi Keadilan dan Kepastian Hukum Penciptaan Kondisi Aman dan Damai Birokrasi yang Profesional Regulasi Berkualitas 12
Kerja Sama Pembangunan Berkelanjutan Penguatan Kerjasama Pemerintah dengan Swasta dan NGO Sinergi dan koherensi dalam agenda pembangunan berkelanjutan di tingkat global memperkuat kelembagaan pembangunan berkelanjutan yang bersifat universal dan intergovernmental high level political forum (HLPF) penyusunan agenda dan strategi pembangunan pasca 2015. 13
Terima Kasih 14