BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada permukaan tanah yang tidak horizontal, komponen gravitasi cenderung untuk menggerakkan tanah ke bawah. Jika komponen gravitasi sedemikian besar sehingga perlawanan terhadap geseran yang dapat dikembangkan oleh tanah pada bidang longsornya terlampaui, maka akan terjadi longsoran. Pada umumnya longsoran antara lain disebabkan karena rendahnya kuat geser tanah pembentuk lereng, peningkatan beban luar atau kondisi hidrolis dan tingginya kadar air (Turnbull dan Hvorslev, 1967). Air memberikan kontribusi terhadap ketiga hal tersebut di atas. Air masuk ke dalam tanah tak jenuh melalui infiltrasi air permukaan, rembesan air dalam tanah dan naiknya muka air tanah. Lapisan tanah ini akan mengalami pengurangan kohesi akibat genangan dan hujan deras yang terjadi dengan periode yang cukup panjang memicu kelongsoran tanah pada bidang perlemahan. Selain karena adanya penambahan air, kemiringan lereng juga sangat mempengaruhi kekuatan lereng. Hal tersebut terjadi karena pada lereng yang lebih miring maka kecepatan aliran air baik aliran air bagian permukaan maupun rembesan dalam tanah semakin tinggi. Tugas akhir ini membahas tingkat stabilitas lereng Sungai Serayu di Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa tengah (Gambar 1.1) dan perancangan konstruksi pengaman lereng menggunakan bronjong. Lokasi lereng sungai Serayu yang ditinjau berada pada ruas sungai di antara jembatan kereta api dan jembatan jalan raya Sungai Serayu Kesugihan, dengan panjang lereng sekitar 15 m, seperti terlihat pada Gambar 1.2. 1
2 Gambar 1.1. Letak geografis Kabupaten Cilacap Gambar 1.2. Lokasi tinjauan analisis stabilitas Sungai Serayu, Kabupaten Cilacap
3 Secara visual kelongsoran yang terjadi di sepanjang alur Sungai Serayu diakibatkan oleh ketidakstabilan lereng akibat adanya gerusan oleh air sungai seperti terlihat pada Gambar 1.3. Dengan demikian tetap perlu diadakan pengujian terhadap kondisi tanah untuk mengetahui apakah longsor yang terjadi juga disebabkan oleh faktor keamanan lereng yang kecil sehingga lereng menjadi tidak stabil. Gambar 1.3. Kondisi eksisting lereng Sungai Serayu 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian tugas akhir ini memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut: 1. Melakukan analisis terhadap data sekunder di sekitar kawasan Sungai Serayu, Kabupaten Cilacap, guna mengetahui profil lapisan tanah dan parameter tanah. 2. Memodelkan data pada Sungai Serayu dengan bantuan software Plaxis versi 8.2 dan software Geostudio 2004 Slope/W Analysis guna mengetahui stabilitas lereng. 3. Merancang konstruksi pengaman lereng berupa bronjong secara manual terhadap beban tetap dan beban sementara (beban gempa).
4 4. Memodelkan hasil perancangan konstruksi bronjong dengan metode elemen hingga menggunakan software Plaxis versi 8.2 dan metode kesetimbangan batas menggunakan bantuan software Geostudio 2004 Slope/W Analysis untuk mengetahui stabilitas lereng setelah adanya konstruksi. 1.3 Manfaat Penelitian tugas akhir ini memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui lebih jauh kemampuan software Plaxis versi 8.2 dan software Geostudio 2004 Slope/W Analysis dalam membantu penyelesaian analisis pada permasalahan geoteknik, terutama dalam hal analisis stabilitas lereng. 2. Mengetahui perancangan konstruksi pengaman lereng khususnya berupa konstruksi bronjong 3. Sebagai kontribusi referensi dalam bidang geoteknik yang dapat diharapkan dapat membantu permasalahan yang berkaitan dengan stabilitas lereng dan penanganannya. 1.4 Batasan masalah Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Data sekunder menggunakan data uji lapangan untuk tanah dari Laporan Hasil Penyelidikan Tanah untuk Rencana Proyek Pembangunan Jembatan Pipa di Sungai Serayu, Kabupaten Cilacap. 2. Data geometri lereng sungai didasarkan pada data yang digunakan untuk Rencana Proyek Pembangunan Jembatan Pipa di Sungai Serayu, Kabupaten Cilacap. 3. Beban yang digunakan dalam perancangan adalah beban yang bekerja pada lereng sungai berupa beban merata sebesar 5 kn/m 2. 4. Analisis stabilitas lereng Sungai Serayu ditinjau dalam dua dimensi dan dalam satu potongan (cross section) dengan menggunakan software Plaxis versi 8.2 dan software Geostudio 2004 Slope/W Analysis. Analisis dan kajian
5 dilakukan terhadap stabilitas, kapasitas dukung, serta kondisi tanah dasar fondasi di sekitar lereng sungai, beserta karakteristik tanahnya. 5. Perancangan konstruksi bronjong dilakukan secara manual ditinjau terhadap beban tetap dan dikontrol terhadap beban sementara berupa beban gempa. Konstruksi bronjong dirancangan untuk meningkatkan faktor aman dan mengurangi deformasi di kaki lereng, bukan untuk mengamankan dan melidungi lereng secara keseluruhan. 1.5 Keaslian Penulisan Penelitian mengenai stabilitas lereng dan perancangan konstruksi dinding penahan tanah telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya, antara lain: 1. Yanuar (2004), menganalisis stabilitas lereng dengan menggunakan program elemen hingga Plaxis di lokasi longsoran timbunan pada bangunan SPBU Jalan Wonosari KM.13, Gunung Kidul. Penelitian bertujuan untuk mencari perbandingan kemungkinan tanah longsor pada daerah lereng dengan daerah tanah yang permukaannya datar. 2. Delfitri (2006), merancang perkuatan tanah pada lereng Kali Code Yogyakarta dengan menggunakan teknologi geosintetik. Perancangan pengaman dilakukan secara manual tanpa dihitung dengan menggunakan metode elemen hingga. 3. Wicaksono (2007), melakukan perancangan konstruksi bronjong batu sebagai bangunan pelindung lereng pada Sungai Jenggalu yang terletak di Bukit Kalisir. Peracangan konstruksi dilakukan secara manual dengan beban gempa dianalisis hanya dengan menggunakan metode Mononobe-Okabe. 4. Kharismalatri (2010) melakukan penelitian di Kali Code pada ruas RW XII dan XIV dengan menggunakan konstruksi pengaman berupa cantilever wall. Perancangan konstruksi dilakukan secara manual dan dilakukan dalam program Plaxis. 5. Oktarina (2010) melakukan penelitian di Kali Code pada ruas RW XIII dan XIV dengan menggunakan konstruksi pengaman berupa bronjong.
6 Perancangan konstruksi dilakukan secara manual dan dilakukan dalam program Plaxis. Perbedaan antara penelitian-penelitian di atas dengan penelitian ini adalah dalam penelitian ini tidak hanya dilakukan analisis stabilitas lereng tetapi juga perancangan bangunan pelindung lereng berupa konstruksi bronjong. Selain itu, analisis stabilitas lereng dilakukan dengan menggunakan metode elemen hingga dengan bantuan program Plaxis versi 8.2 dan metode kesetimbangan batas dengan bantuan program Geostudio 2004 Slope/W Analysis. Dengan demikian, penelitian mengenai Analisis Stabilitas Lereng Sungai dan Perancangan Konstruksi Bronjong Batu Sebagai Bangunan Pelindung di Sungai Serayu dengan menggunakan program Plaxis dan Geostudio, khususnya di Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada belum pernah dilakukan.