HUBUNGAN ANTARA PERAN GENDER DENGAN INTENSI MELAKUKAN KEKERASAN DALAM PACARAN PADA MAHASISWA STRATA-1 FAKULTAS TEKNIK DI UNIVERSITAS DIPONEGORO

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA REMAJA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN LAPAS ANAK KELAS II A KUTOARJO

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG

KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA SISWA SMK SEMARANG

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PERILAKU SEKSUAL PADA SMP NEGERI X

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTRAVERSI DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA PEGAWAI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

KECERDASAN SPIRITUAL DAN KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMK. Nur Indah Rachmawati, Anggun Resdasari Prasetyo. Abstrak.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

KEMATANGAN EMOSI DAN PERSEPSI TERHADAP PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL: Studi Korelasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KENAKALAN REMAJA DI SMAN 5 TAMBUN SELATAN

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN TERHADAP IBU DAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DENGAN KEPUASAN KERJA WIRANIAGA NASMOCO GRUP DI SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO.

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

KEHARMONISAN KELUARGA DAN KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMK

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI JUDI PADA KOMUNITAS FANS CLUB X INDONESIA REGIONAL SEMARANG

HARGA DIRI DAN INTENSI MEMBELI PRODUK FASHION PADA MAHASISWI JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN REKAN KERJA DENGAN

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE WITH PREMARITAL SEXUAL BEHAVIOUR ON SMA N 7 SEMARANGSTUDENTS

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

HUBUNGAN ANTARA INTENSI BERMEDIA SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN DISIPLIN SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM

HUBUNGAN ANTARA KETAKUTAN AKAN KEGAGALAN DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA UKM RESEARCH AND BUSINESS (R nb) UNIVERSITAS DIPONEGORO

PERILAKU KONSUMTIF PRODUK FASHION DITINJAU DARI KONFORMITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 3 SEMARANG

Okta Setiani, Hastaning Sakti. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP METODE PEMBELAJARAN GURU DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI GISIKDRONO 02 DAN 04 SEMARANG

INTUISI 8 (3) (2016) INTUISI JURNAL ILMIAH PSIKOLOGI.

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

iii Universitas Kristen Maranatha

ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG

PENYESUAIAN SOSIAL DAN SCHOOL WELL-BEING: Studi pada Siswa Pondok Pesantren yang Bersekolah di MBI Amanatul Ummah Pacet Mojokerto

HUBUNGAN ANTARA KETERTARIKAN INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 SEMARANG

Abstrak. Berdasarkan pengolahan data secara statistik, didapatkan koefisien korelasi untuk derajat self-efficacy dan perilaku hidup sehat +0,453


BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. a. Variabel terikat (Y), yaitu Perilaku Prososial. b. Variabel bebas (X), yaitu Gender

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG PERAN AYAH DENGAN BENTUK KENAKALAN REMAJA YANG MELAWAN STATUS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI X SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

HARGA DIRI DAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA PANTI ASUHAN DAN REMAJA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI KABUPATEN PURBALINGGA

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN DI PT. X

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN DISIPLIN DIRI DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA RSBI KELAS VII SMP NEGERI 4 SURAKARTA

Putri Zahrah Adelia, Harlina Nurtjahjanti. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

PERBEDAAN TENDENSI MENCARI BANTUAN AKADEMIK YANG ADAPTIF BERDASARKAN JENIS BIDANG ILMU DI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMK N 2 DEPOK

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KETERLIBATAN AYAH DALAM PENGASUHAN DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA LAKI-LAKI KELAS X SMK NEGERI 4 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KONSEP PERAN GENDER TERHADAP MINAT BELAJAR BIDANG TATA BOGA SISWA LAKI-LAKI KELAS X DI SMK SAHID SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK SKIN CARE PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMORI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF SISWA SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG

Untuk Memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat Magister Sains Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA

Tulis di Lembar Jawaban

BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU DIET PADA REMAJA PUTRI DI FITNESS CENTER SEMARANG JURNAL SKRIPSI

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:

POLA ASUH OTORITATIF ORANG TUA DAN EFIKASI DIRI DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN KARIR PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

KECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR

MOTIVASI BERAFILIASI DAN MINAT MENJADI PASKIBRAKA PADA SISWA SMKN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SANTRI DI PESANTREN TAHFIDZ DAARUL QUR AN JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI AYAH-ANAK DENGAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA SISWA KELAS XI DAN XII SMA MARDISISWA SEMARANG

DUKUNGAN SOSIAL AYAH DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA LAKI-LAKI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

STRES DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak 320 siswa. Berdasarkan

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

Mitra Dhani Pinem*, Cicik Suriani

Hubungan Terpaan Iklan Produk Rokok di Media Massa dan Interaksi Peer Group dengan Minat Merokok pada Remaja

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

ABSTRAK. Kata kunci : self-compassion,kekerasan,study differential. ii Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PERAN GENDER DENGAN INTENSI MELAKUKAN KEKERASAN DALAM PACARAN PADA MAHASISWA STRATA-1 FAKULTAS TEKNIK DI UNIVERSITAS DIPONEGORO Mela Astri, Nailul Fauziah* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro melaastri@ymail.com nailul_f@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara peran gender maskulin dengan intensi melakukan kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa strata-1 fakultas teknik di Universitas Diponegoro, peran gender feminin dengan intensi melakukan kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa strata-1 fakultas teknik di Universitas Diponegoro dan perbedaan intensi melakukan kekerasan dalam pacaran dengan peran gender maskulin dan peran gender feminin. Populasi Penelitian ini seluruh mahasiswa strata-1 fakultas teknik yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan penelitian. Sampel penelitian sebanyak 90 orang, sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah Skala Psikologi yaitu Skala Intensi Melakukakan Kekerasan dalam Pacaran (23 aitem valid, α= 0,873) dan Skala Peran Gender (28 aitem valid, α= 0,930). Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi maskulin sebesar 0,500 dengan p=0,333 (p>0,05) dan koefisien korelasi feminin sebesar 0,031 dengan p=0,477 (p>0,05). Angka p=0,477 (p>0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu terdapat hubungan positif yang signifikan antara peran gender maskulin dan peran gender feminin dengan intensi melakukan kekerasan dalam pacaran ditolak. Hasil uji beda antara perbedaan intensi melakukan kekerasan dalam berpacaran dengan peran gender maskulin dan peran gender feminin menggunakan uji dua sampel bebas uji Mann-Whitney p=0,035 (p<0,05) dimana angka 0,035 yang jauh dibawah 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Kata Kunci : Intensi Melakukan Kekerasan dalam Pacaran, Peran Gender, Mahasiswa *Penulis Penanggungjawab i

THE RELATION BETWEEN GENDER ROLES WITH INTENTION OF DATING VIOLENCE IN A STUDENT BACHELOR DEGREE FACULTY OF ENGINEERING UNIVERSITY OF DIPONEGORO Mela Astri, Nailul Fauziah* Faculty of Psychology, University of Diponegoro melaastri@ymail.com nailul_f@yahoo.com ABSTRACT This research aims to look at the relations between masculine gender roles with intention of dating violence in a student bachelor degree faculty of engineering University of Diponegoro, feminine gender roles with intention of dating violence in a student bachelor degree faculty of engineering University of Diponegoro, and differences in intention dating violence with masculine gender roles and feminine gender roles. The population in this study all students of the faculty of engineering which has charachteristic that correspond to the research. A sample of research amounted to 90 people, samples were through simple random sampling technique. The data collection in this study using Intention of Dating Violence Scale (23 aitem valid, α= 0,873) and Gender Roles Scale (28 aitem valid, α= 0,930). The results showed a correlation coefficient of 0,500 masculine with p = 0,333 (p> 0,05) and a correlation coefficient of 0,031 feminine with p = 0,477 (p> 0.05). Figures p = 0.477 (p> 0.05). This shows that the hypothesis of researchers, there is a significant positive relationship between masculine gender roles and feminine gender roles with intention of dating violence rejected. Different test results between the different intentions of violence in dating with masculine gender roles and feminine gender roles test using two independent samples Mann- Whitney test p = 0.035 (p <0.05) where the 0,035 figure is far below 0.05. This shows that the hypothesis is accepted researchers. The results of the difference intention of dating violence with masculine gender role and feminine gender role using the two free samples test mann-whitney p = 0,035 (p<0,05) which the figures 0,035 that are far below 0.05. It is indicated that hypothesis advanced by researchers accepted. Keywords: Intention of Dating Violence, Gender Role, Student College *Responsible Author ii

iii

PENDAHULUAN Berdasarkan data yang diperoleh Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan mengatakan fakta bahwa kekerasan dalam berpacaran merupakan kenyataan yang kini banyak terjadi. Catatan tahunan Komnas Perempuan tahun 2011 menunjukkan bahwa terdapat 119.107 kasus kekerasan yang ditangani oleh lembaga penyedia layanan sepanjang tahun 2011. Jumlah ini di dapat dari 395 lembaga layanan perempuan korban kekerasan di 33 provinsi di Indonesia. Jumlah korban tertinggi pada 2011 terjadi di daerah Jawa Tengah, yang mencapai angka 25.628 korban. Setelah Jawa Tengah, wilayah Jawa Timur menempati urutan kedua korban kekerasan dengan jumlah perempuan korban kekerasan 24.555, kemudian diikuti wilayah Jawa Barat 17.720, dan DKI Jakarta mencapai 11.286 (Anonim, 2013, h. 1). Berdasarkan data Komnas Perempuan, laporan jumlah kekerasan dalam pacaran tahun 2010 sebanyak 1.299 kasus, tahun 2011 mencapai 1.379 kasus, dan tahun 2012 ada 1.085 kasus (Anonim, 2013, h.1). Hal tersebut menimbulkan suatu peran gender yang tidak imbang antara laki-laki dan perempuan, sehingga menghasilkan struktur yang timpang dalam relasi laki-laki dan perempuan. Akibatnya, pemahaman tentang tindak kekerasan antara laki-laki dan perempuan juga berbeda. Laki-laki menganggap bahwa dia wajar melakukan segala tindakan (termasuk kekerasan) kepada perempuan (Astuti, 2011, h. 95). Kenyataan kuatnya ideologi gender yang mensosialisasikan bahwa laki-laki dan perempuan adalah individu berbeda, dalam kepribadian dan pola pikirnya. Dalam penelitian Pleck, Soenstein, dan Ku (dalam Santrock, 2003, h. 384) mengacu pada survei nasional terhadap laki-laki bahwa terdapat bukti yang kuat bahwa perilaku bermasalah pada laki-laki berhubungan dengan sikap mereka terhadap maskulinitas. Pelabelan terhadap maskulinitas dan feminitas terus dikembangkan, dimana ciri maskulin yang dikembangkan pada laki-laki adalah dominan, kuat, rasional, sementara ciri feminin pada perempuan adalah sebaliknya. Hal semacam inilah yang menyebabkan perempuan menjadi sasaran kekerasan dengan berbagai bentuk kekerasan (Subhan, 2001, h. 59). Kasus kekerasan dalam pacaran memang 1

sering terjadi dan lebih dari 70% korbannya adalah perempuan. Oleh karena itu, butuh perhatian yang lebih terhadap gaya pacaran yang sering mengandung kekerasan di dalamnya (Wulandari, 2013, h.1). Berdasarkan data yang ada, 70% korban kekerasan adalah perempuan membuat peneliti berkeinginan meneliti pelaku tindak kekerasan dalam pacaran yang banyak dilakukan oleh pria. Maka dipilihlah mahasiswa strata-1 dari jurusan teknik di Universitas Diponegoro. Pemilihan Universitas Diponegoro karena berdasarkan data Diponegoro Care Centre terdapat tindakan kekerasan dalam pacaran yang terjadi pada mahasiswa Universitas Diponegoro. Pemilihan mahasiswa strata-1 fakultas teknik dipilih karena merupakan fakultas paling banyak jumlah prianya. Banyaknya kasus korban kekerasan dalam pacaran dimana korbannya adalah perempuan, merupakan salah satu sosialisasi dalam masyarakat yang mengutamakan dan menomorsatukan laki-laki. Apalagi Indonesia menganut budaya patriarki yang menganggap derajat laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Nyatanya setiap manusia memiliki hak asasi yang sama untuk dapat hidup dengan tenang, aman dan tentram. Kekerasan yang terjadi dimana korbannya adalah perempuan merupakan kejahatan kriminal dan juga merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Lebih cepat para korban untuk bertindak lebih cepat juga akan penanganan kasus bagi pelaku dan juga korban kekerasan dalam pacaran. Berpegang pada uraian di atas dapat dilihat bahwa peran gender dapat menjadi faktor timbulnya intensi melakukan kekerasan dalam berpacaran. Semakin meningkatnya kasus korban kekerasan dalam berpacaran membuat peneliti memiliki keinginan lebih lanjut meneliti mengenai hubungan antara peran gender dengan intensi melakukan kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa strata-1 fakultas teknik di Universitas Diponegoro. METODE Populasi penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki strata-1 fakultas teknik Universitas Diponegoro dengan sampel karakteristik pernah berpacaran atau 2

sedang berpacaran minimal 6 bulan lamanya. Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah Skala Psikologi, yaitu Skala Intensi Melakukan Kekerasan dalam Pacaran (23 aitem valid, α= 0,873) dan Skala Peran Gender (28 aitem valid, α= 0,930). Skala Intensi Melakukan Kekerasan dalam Pacaran disusun berdasarkan aspek intensi yang dikemukakan oleh Ajzen (2005, h.87), yaitu tindakan (action), sasaran (target), konteks (context), dan waktu (time). Aspek intensi akan dijabarkan dengan dimensi kekerasan yang dikemukakan oleh Astuti (2011, h.92) yaitu kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual, kekerasan ekonomi dan kekerasan spiritual. Skala Peran Gender yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan bentuk peran gender yang dikemukakan oleh Bem (Santrock, 2007, h.236) yaitu maskulinitas dan feminitas. Seluruh komputasi dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program computer Statistical Packages for Sosial Science (SPSS) for Windows Evaluation version 21. Metode analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis nonparametrik yaitu uji korelasi Spearman-rho dan uji Mann-Whitney. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi non parametrik Spearman rho didapat bahwa, ada hubungan positif yang tidak signifikan antara peran gender maskulin dengan intensi melakukan kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa strata-1 fakultas teknik di Universitas Diponegoro. Hal tersebut ditunjukkan dengan angka korelasi (r xy ) sebesar 0,500 dengan p=0,333 (p>0,05). Ada hubungan positif yang tidak signifikan antara peran gender feminin dengan intensi melakukan kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa strata-1 fakultas teknik di Universitas Diponegoro. Hal tersebut ditunjukkan dengan angka korelasi (r xy ) sebesar 0,031 dengan p=0,477 (p>0,05). Hasil data uji dua sampel bebas yang dilakukan dengan uji Mann-Whitney di dapat p=0,035 (p<0,05). Hal ini berarti hipotesis yang di dapat menyatakan ada perbedaan intensi melakukan kekerasan dalam pacaran pada peran gender maskulin dan peran gender feminin pada mahasiswa teknik. 3

Data yang dimiliki peneliti tidak signifikan dikarenakan jumlah subjek yang terlalu sedikit, sehingga tidak dapat digeneralisasikan. Kurangnya pemahaman subjek dalam mengisi skala peran gender yang diberikan peneliti dan kurangnya pemahaman mereka mengenai maskulin dan feminin bisa menjadi penyebab tidak terungkapnya peran gender yang ada di dalam diri individu. Hal ini terlihat karena beberapa dari subjek mempertanyakan maksud dari pengisian skala peran gender dan mempertanyakan hubungannya dengan maskulin dan feminin. Para subjek juga hanya memahami bahwa sifat feminin hanya ada di perempuan dan laki-laki tidak memiliki sifat feminin. Padahal setiap individu akan memiliki sifat maskulin maupun feminin hanya saja dari kedua sifat tersebut ada yang lebih mendominasi dalam diri mereka. Penelitian Bossarte, Simon & Swahn (2008, h. 829) menunjukkan bahwa usia dan gender kurang penting dalam menentukan jenis kekerasan dalam berpacaran. Terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi intensi melakukan kekerasan dalam pacaran selain peran gender yang membuat hasil penelitian tidak signifikan. Penelitian Carr dan VanDeusen (2002, h. 641) yang menyebutkan salah satu faktor kekerasan dalam pacaran yang lain ialah pola asuh orang tua dimana menyaksikan kekerasan yang dilakukan antara orang tua dapat menjadi pemodelan yang dilakukan anak pada dewasa nanti. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Temple, Shorey, Tortolero, Wolfe, dan Stuart (2013, h. 350) yang menunjukkan bahwa penerimaan adanya kekerasan dalam pacaran bisa terjadi karena kekerasan antar orang tua yang berakibat bisa terjadinya kekerasan fisik dan psikologis pada anak yang mengalami kekerasan dalam pacaran. Hasil penelitian Suparmi dan Anggraini (2008, h. 180) mengemukakan bahwa skor subjek pada skala kekerasan dalam pacaran ditinjau dari kekerasan emosional memiliki kategori rendah sampai sedang. Rinciannya 37 % tergolong rendah dan 63 % tergolong sedang. Hal ini menunjukkan bahwa efek kekerasan emosional pada masa pacaran belum terbukti secara meyakinkan sehingga masyarakat masih sulit untuk mengenali kekerasan emosional pada masa pacaran. Sedangkan, data yang dimiliki oleh peneliti terlihat bahwa nilai maskulin lebih 4

besar dibandingkan dengan nilai feminin. Sehingga, orang yang memiliki peran maskulin memiliki kemungkinan lebih besar dalam melakukan tindakan kekerasan dibandingkan orang yang memiliki peran feminin. Dari beberapa hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kurangnya pemahaman dan informasi dapat menjadi faktor ketidaktahuan mereka mengenai ada atau tidaknya kekerasan dalam pacaran. Sesuai yang diungkapkan oleh Astuti (2011, h. 92) maraknya tindak kekerasan terhadap perempuan akhir-akhir ini karena belum dipahaminya makna dan arti kekerasan terhadap perempuan belum mencapai kesepakatan. Pengertian kekerasan berbeda dari satu individu ke individu lain, dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu budaya ke budaya lain dan dari satu negara ke negara lain. Kekerasan dalam bentuk verbal dan emosional biasanya tidak dianggap kekerasan, pada beberapa budaya atau negara tertentu. Demikian pula kekerasan fisik pada tingkat tertentu terutama terhadap hubungan pelaku dan korban tertentu juga bukan dianggap sebagai kekerasan terhadap perempuan pada suatu kebudayaan dan negara tertentu. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang tidak signifikan antara peran gender maskulin terhadap intensi melakukan kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa strata-1 fakultas teknik di Universitas Diponegoro. Ada hubungan positif yang tidak signifikan antara peran gender feminin terhadap intensi melakukan kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa strata-1 fakultas teknik di Universitas Diponegoro Terdapat perbedaan yang signifikan antara intensi melakukan kekerasan dalam pacaran dengan peran gender maskulin dan peran gender feminin pada mahasiswa strata-1 fakultas teknik di Universitas Diponegoro. Saran untuk mahasiswa yang dapat peneliti ungkapkan berdasarkan hasil penelitian adalah mahasiswa yang menjadi korban maupun pelaku kekerasan dalam pacaran untuk sama-sama memahami mengenai kekerasann dalam pacaran, sehingga kekerasan dalam pacaran dapat dihindari. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi pendukung. Saran untuk peneliti selanjutnya 5

diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam faktor-faktor mengenai kekerasan dalam pacaran. Dapat memperluas subjek sehingga hasil dari penelitian dapat digeneralisasikan. Selanjutnya, saran untuk institusi terutama Universitas Diponegoro dapat lebih aktif dalam memberikan informasi mengenai kekerasan dalam pacaran dan tidak tinggal diam bila ada mahasiswanya yang menjadi korban maupun pelaku kekerasan dalam pacaran. Dimana korban dapat diberikan pertolongan psikologis, sedangkan pelaku dapat diberikan sanksi hukuman. DAFTAR PUSTAKA Ajzen, I. (2005). Attitudes, personality, and behavior. Second Edition. New York: Open University Press. Anonim. (2013). Mengenal lebih dekat pusat krisis perempuan di Indonesia. (http://sosbud.kompasiana.com/2013/03/08/mengenal-lebih-dekat-pusatkrisis-perempuan-di-indonesia-540976.html). Diunduh tanggal 15 Mei 2013. Anonim. (2013). Kekerasan saat pacaran meningkat. (http://cetak.shnews.co/web/read/2013-04- 03/10105/kekerasan.saat.pacaran.meningkat#.UxYO_IVOx2c). Diunduh tanggal 15 Mei 2013. Astuti, T. M. P. (2011). Kosntruksi gender dalam realitas sosial, Edisi Revisi. Semarang: Unnes Press. Bossarte, R. M., Simon, T. R., & Swahn, M. H. (2008). Clustering of adolescent dating violence, peer violence, and suicidal behavior. Journal of Interpersonal Vioence, 23, 815-833. Carr, J. L. & VanDeusen, M. (2002). The relationship between family of origin violence and dating violence in college men. Journal of Interpersonal, 17 (6), 630-646. Santrock, J. W. (2003). Adolescence, Edisi 6. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2007). Remaja, Edisi 11, Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Subhan, Z. (2001). Kekerasan terhadap perempuan. Yogyakarta: Pustaka Pesantren. 6

Suparmi, & Anggraini, D. V. (2008). Kekerasan emosional pada masa pacaran ditinjau dari konsep diri remaja. Psikodimensia, 7 (2), 173-184. Temple, J. R., Shorey, R. C., Tortolero, S. R., Wolfe, D. A., & Stuart, G. L. (2013). Importance of gender and attitudes about violence in the relationshp between exposure to interparental violence and the perpetration of teen dating violence. Child Abuse & Neglect, 37, 343-352. Wulandari, A. (2013). Hari perempuan sedunia: Youth rights festival gelar sharing session anti kekerasan dalam pacaran (http://www.kabar24.com/nasional/read/20130309/9/156128/hariperempuan-sedunia-youth-rights-festival-gelar-sharing-session-antikekerasan-dalam-pacaran). Diunduh tanggal 15 Mei 2013. 7