Evaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan,

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

PROSEDUR PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat

TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI INDONESIA PERIODE NOVEMBER 2012 APRIL 2014

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Review Dialog BENARKAH KUR TANPA JAMINAN? Jakarta, 5 November 2008, Gedung Jurnal Nasional Jam

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. melanda bangsa Indonesia pada tahun konvensional, sehingga memilih untuk berhubungan dengan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kondisi ini. Akibat adanya rasionalisasi maupun pemutusan hubungan kerja

PROSEDUR PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA BANK NAGARI CABANG PEMBANTU BYPASS PADANG

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-22/M.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan nasional, dan penyediaan lapangan kerja. Usaha mikro, kecil dan

Perkembangan Perekonomian Daerah Propinsi Maluku Triwulan II 2008 PERKEMBANGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) PERBANKAN DI MALUKU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam memajukan perekonomian suatu Negara peranan Perbankan sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. MEMINJAMKAN UANG, DAN MENERBITKAN PROMES ATAU YANG DIKENAL SEBAGAI BANKNOTE

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bida

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PEDOMAN UMUM LINKAGE PROGRAM ANTARA BANK UMUM DENGAN KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997

PEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN IMBAL JASA PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT

Peran Sektor Jasa Keuangan dalam Pembiayaan Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan

KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2015

BUKU KUMPULAN PERATURAN TAHUN 2016 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) K R E D I T U S A H A R A K Y A T KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

PANDUAN. PROGRAM PEMBIAYAAN ULTRA MIKRO (PEMBIAYAAN UMi) Pelaksana : PUSAT INVESTASI PEMERINTAH KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.

2015, No Mikro, Kecil, dan Menengah tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tent

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk usaha agar usaha tersebut berjalan lancar. Sektor perdagangan

NOMOR 22 /PMK05/2010 TENT ANG PERUBAHAN KEDUA AT AS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK05/2008 TENTANG FASILITAS PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Mayoritas usaha yang ada di Indonesia adalah usaha kecil yang dikelola

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kredit merupakaan salah satu peranan penting bagi debitur maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama masalah dalam kemiskinan yang dialami oleh setiap negara,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

KAJIAN DAMPAK KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)*) Indra Idris **)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BISNIS PROGRAM DAN KEMITRAAN PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

LAPORAN KAJIAN PERAN LEMBAGA LINKAGE DALAM MENINGKATKAN PEMBIAYAAN/ KREDIT KEPADA UMKM

BAB I PENDAHULUAN. inovasi (Urata, 2000). Akterujjaman (2000) menyatakan bahwa UKM di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

PNM Permodalan Nasional Madani

Eugenia Mardanugraha Dosen dan Peneliti Bidang Keuangan dan UKM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Perbankan dan Lembaga Kredit Mikro (LKM) berusaha meningkatkan perekonomian di Indonesia. Bukti bahwa pemerintah

KREDIT TANPA JAMINAN

Kinerja Kredit Usaha Rakyat Pada Perbankan Samarinda. Rina Masithoh Haryadi Rita Lisu Lottong

BUPATI PAKPAK BHARAT

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 011/PER/LPDB/2011 TENTANG

BAB III KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

I. PENDAHULUAN. 1 Suara Karya, 2007, Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berkualitas, Jum at 13 Juli Dalam artikel

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi. persyaratan guna memperoleh gelar. Sarjana Hukum

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STRATEGI PEMASARAN KUR PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA Tbk. CABANG BOGOR PAJAJARAN. Anita Irawati dan Asti Marlina Universitas Ibn Khaldun Bogor ABSTRAK

PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN MELALUI PENGENALAN AKUNTANSI DI KABUPATEN KEDIRI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka investasi. Bank sebagai salah satu perusahaan jasa yang

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sekarang ini

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pengertian ataupun definisi bank yaitu : 1. Menurut Taswan dalam bukunya Manajemen Perbankan, Teori dan

Transkripsi:

1 Evaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK). 1 Endik Hidayat 2 /1406518004 Universitas Indonesia Abstrak Tulisan ini akan membidik berbagai fonemena kebijakan Kredit Usaha Rakyat yang menjadi program pemerintah dalam menggerakan sektor riil. Mekanisme penyaluran KUR oleh bank penyalur, ternyata di lapangan masih ditemui suku bunga yang masih tingggi dan jatuh tempo yang dipatok maksimal 3 tahun. Dari realitas temuan penelitian tersebut maka dibutuhkan sinergi antara pemerintah dan bank penyalur untuk lebih mempromosikan program KUR, pihak bank penyalur tentunya harus mampu menekan suku bunga, karena ini adalah program dari pemerintah. Konsekuensi dari penurunan suku bunga adalah laba (fee based income) dari bank penyalur yang menurun. Oleh karena itu dibutuhkan kordinasi yang baik antara pihak-pihak terkait agar kebijakan KUR ini mampu memberikan (value added) nilai tambah ekonomi bagi Indonesia. 1 Makalah ini Tugas Politik Kebijakan Publik Politik Pascasarjana UI 2 Endik hidayat Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Poltik Universitas Indonesia dan pernah bekerja di Bank Mandiri

2 1. Pendahuluan Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki potensi yang baik untuk berkembang. Namun seiring perkembangannya memiliki permasalahan keuangan yang cukup pelik dalam menjalankan kegiatan pemerintahannya. Perbankan sebagai pilar utama di sektor keuangannya mempunyai peranan yang penting untuk penyaluran dana antara debitur dan kreditur. Peran perbankan sangat strategis dalam penyaluran program pemerintah melalui kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kontribusi bank yang sangat besar yaitu menyalurkan dana bagi masyarakat sebagai pengguna jasa bank. Dana tersebut dalam istilah perbankan disebut dengan kredit. Sedangkan penerima pinjaman disebut kreditur. Pemerintah melalui Kementrian Kordinator Perkonomian, dalam rangka perberdayaaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan. Pemerintah menerbitkan Paket Kebijakan yang bertujuan meningkatkan Sektor Riil dan memberdayakan usaha kecil dan menengah. Kebijakan pengembangan UMKMK terdiri dari; 3 Pertama, peningkatan akses pada sumber pembiayaan. Kedua, pengembangan kewirausahaan. Ketiga, peningkatan pasar produk UMKMK. Keempat, reformasi regulasi UMKMK. Upaya peningkatan akses pada sumber pembiayaan antara lain dilakukan dengan memberikan pinjaman kredit bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi (UMKMK) melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada tanggal 5 November 2007, Presiden meluncurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dengan fasilitas penjaminan kredit dari Pemerintah melalui PT Askrindo dan Perum Jamkrindo. Adapun Bank Pelaksana yang menyalurkan KUR ini adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Bank Nasional Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Syariah Mandiri (BSM), dan Bank Bukopin. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara 3 Kemenko Perekonomian web: komite-kur.com

3 bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 4 Bank mengandalkan pemberian kredit sebagai sumber pendapatan laba yang utama disemping aktivitas jasa keuangan yang lainnya. Karena dalam pengucuran kredir bank mendapat pengembalian bunga dari setiap jumlah kredit yang diberikan kepada nasabah. Salah satu jenis kredit berdasarkan penggunaannya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kredit Usaha Rakyat adalah program kredit lunak dari pemerintah berupa kredit modal kerja dan kredit investasi yang khusus diperuntukan bagi Usaha Kecil Menengah (UMKM) yang usahanya layak (feasible) namun tidak mempunyai agunan cukup sesuai dengan besar pinjamannya dan belum masuk jangkauan layanan bank (bankable). 5 2. Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat, pengertian KUR adalah kredit atau pembiayaan kepada UMKM-K dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. UMKM-K yang dimaksud adalah usaha produktif layak, yakni jika hasil usahanya diperkirakan mampu untuk membayar pokok pinjaman dan bunga sampai lunas. usaha telah feasible namun belum bankable (usaha yang sudah berjalan namun masih mempunyai keterbatasan dalam memenuhi persyaratan yang ditetapkan bank. 6 Peluncuran KUR merupakan tindak lanjut dari ditandatanganinya Nota Kesepahaman Bersama (MoU) pada tanggal 9 Oktober 2007 tentang Penjaminan Kredit dan Pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi antara Pemerintah (Menteri Negara Koperasi dan UKM, Menteri Keuangan, Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perindustrian, Perusahaan Penjamin (Perum Sarana Pengembangan Usaha dan PT. Asuransi Kredit Indonesia) dan Perbankan (Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN, Bank Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri). KUR ini didukung oleh Kementerian Negara BUMN, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta Bank Indonesia. 4 Diakses, www.sjdh.depkeu.go.id/fulltext/1998/10tahun 5 Dilihat, www.bri.co.id 6 Herman Malano, Selamatkan Pasar Tradisional: Potret Ekonomi Rakyat Kecil,2011, Jakarta: Gramedia Pustaka Tama

4 Pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank yang mengandung resiko yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup usaha bank, sehingga dalam pelaksanaannya harus didasarkan pada asas-asas perkreditan yang sehat secara konsisten, sebagaimana ditulis dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 kredit yang diberikan oleh bank mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaanya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat. Untuk mengurangi resiko tersebut, jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan factor penting yang harus diperhatikan bank 7 Tabel 1. Tujuan Kebijakan Kredit Usaha Rakyat 8 Departemen Keuangan PARA PIHAK Pemerintah (6 Kementrian) Kementrian Pertanian Kementrian Kehutanan Kementrian Kelautan dan Perikanan Kementrian Perindustrian Kementrian Negara Koperasi dan UKM FUNGSI 1. Membantu dan mendukung pelaksanaan kredit/pembiayaan penjaminan kredit/pembiayaannya. 2. Mempersiapkan UMKM dan Koperasi yang melakukan usaha produktif yang bersifat individu, kelompok, kemitraan dan/atau cluster untuk dapat dibiyai dengan kredit/pembiayaan. 3. Menetapkan Kebijakan dan prioritas bidang usaha yang akan menerima penjaminan kredit/pembiayaan. 4. Melakukan pembinaan dan pendampingan selama masa kredit/pembiayaan. 5. Menfasilitasi hubungan antara UMKM dan Koperasi dengan pihak lainnya seperti perusahaan yang memberikan kontribusi dan dukungan kelancaran usaha. 7 Dilihat, www.sjdh.depkeu.go.id/fulltext/1998/10tahun 8 Dilihat, www.bni.co.id

5 Perbankan terdiri 6 Bank Melakukan penilaian kelayakan Bank BRI, Bank Mandiri, BNI, Bank usaha dan memutuskan BTN, Bank Bukopin, Bank Syariah pemberian kredit/pembiayaan Mandiri sesuai ketentuan yang berlaku. Perusahaan Penjamin Kredit PT Askrindo dan Perum Sarana Pengembangan Usaha Memberikan persetujuan penjaminan atas kredit/pembiayaan yang diberikan perbankan sesuai dengan ketentuan asuransi. Program KUR ini tentunya tidak lepas dari instansi-instansi pemerintah yang mendukung pelaksanaannya. Dalam rangka mengkoordinasikan program KUR, Pemerintah membentuk Komite Kebijakan. Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian bersama dengan instansi Pembina mengkoordinasikan kebijakan penjaminan kredit usaha rakyat tanpa jaminan ini. Beberapa hal yang dikoordinasikan berupa; Pertama, penyiapan UMKM dan Koperasi sesuai dengan kewenangan instansi Pembina. Kedua, kebijakan dan prioritas bidang usaha. Ketiga, pembinaan dan pendampingan UMKM dan Koperasi. Keempat, koordinasi penyaluran KUR dengan Perbankan dan Perusahaan Penjamin. Kelima, sosialisasi program dan koordinasi dengan daerah. Keenam, kebijakan penjaminan kredit. 9 Secara umum skema KUR yang telah disepakati bank pelaksana dengan perusahaan penjamin dan permerintah adalah:nilai kredit maksimal Rp.500 juta per debitur. Bunga maksimal 16 % per tahun (efektif) dan hingga 24% untuk penyaluran melalui lembaga keuangan mikro dengan skema linkage program. Pembagian resiko penjamin : perusahaan penjamin 70 % dan bank pelaksana 30%. Penilaian Kelayakan terhadap usaha debitur sepenuhnya menjadi kewenangan Bank Pelaksana. UMKM dan Koperasi tidak dikenakan Imbal Jasa Penjamin (IJP). Sejak diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 5 November 2007, KUR ditawarkan dengan berbagai pilihan, yaitu: a. KUR s/d Rp. 500 juta b. KUR (Mikro) s/d Rp.5 juta 9 Dilihat, www.depkop.co.id

6 c. KUR Linkage Program Tabel 2: Persyaratan KUR s/d 500 juta KETERANGAN Calon Debitur PESYARATAN Individu (Perorangan/Badan Hukum), kelompok, koperasi yang melakukan usaha produktif Lama Usaha Minamal 6 bulan Besar Kredit Maksimal Rp.500 juta 1. KMK menurun - maksimal tiga Bentuk Kredit tahun 2. KI - maksimal 5 tahun Suku Bunga Efektif Maksimal 16% 1. saldo Rp. 0 s/d Rp 100 juta: SIUP, TDP & SITU atau Surat Keterangan dari Lurah/Kepala Desa. Perijinan 2. lebih dari > Rp. 100 juta: minimal SIUP atau sesuai ketentuan berlaku. Legalitas Sumber: www.bni.co.id 1. Individu: KTP dan KK 2. Kelompok: Surat pengukuhan dari instansi terkait atau surat keterangan dari Kepala Desa/Keluruhan. 3. Koperasi/ Badan usaha lain: sesuai dengan ketentuan yang berlaku Tabel 3: Persyaratan KUR s/d 5 juta KETERANGAN Calon Debitur Lama Usaha Besar Kredit Bentuk Kredit Suku Bunga Legalitas PESYARATAN Individu yang melakukan usaha produktif yang layak Minamal 6 bulan Maksimal Rp. 5 juta KMK atau KI menurun maksimal 3 tahun Efektif maksimal 1,125% flate rate per bulan KTP dan KK

7 Tabel 4: Persyaratan KUR Linkage Program KETERANGAN Calon Debitur Lama Usaha Besar Kredit PESYARATAN BKD, KSP/USP, BMT dan LKM lainnya Minamal 6 bulan 1. Maksimal Rp. 500 juta. 2. Pinjaman BKD, KSP/USP, BMT, LKM ke peminjam akhir maksimal Rp. 5 juta Jenis Kredit Suku Bungan Legalitas KMK menurun maksimal 3 tahun Efektif Maksimal 16% per tahun 1. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga. 2. Memiliki ijin usaha dari yang berwenang. 3. Pengurus Aktif Sumber: www.bni.co.id 4. Analisi Kebijakan KUR Partisipasi semua stakeholder merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan dalam pembuatana kebijakan. Proses penyusunan kebijkan publik harus melibatkan peran serta masyarakat dan pihak terkait dalam menentukan arah kebijakan. Melalui cara pastisipatif, yakni melibatkan semua pihak yang berkepentingan. Model social marketing digagas oleh J.A Altman 10,dimana pejabat Negara dituntut untuk aktif dalam proses kebijakan, namun keaktifan tersebut tidak menghilangkan mereduksi arti penting kesepakatan (consent) dari masyarakat. Menurut penulis Model Focus Group Discussion (FGD) sangat mengedepankan arti penting belajar dan konsensus seperti ide yang digagas J.A Altman. Salah satu FGD yang membahas tentang Kebijakan Kredit Usaha Rakyat adalah kerja sama antara Komnas PKMI (Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia) dengan UKM Center Fakultas Ekonoi Universitas 10 Erman I.Rahim, Partisipasi Dalam Perspektif Kebijkan Publik, Jurnal Ekonomi dan Bisnis

8 Indonesia, dalam rangka mencapai tujuan kebijakan KUR. Beberapa rekomendasi FGD adalah sebagai berikut di bawah ini 11 : a. Pola Hubungan Bank dan LKM 1. Perlunya perubahan plafon KUR dari Bank ke LKM antara 500 juta hingga 10 Miliar 2. Suku Bunga Lembaga Keuangan yang bersistem konvensional, maksimal 12% (dari Bank ke LKM) selanjutnya maksimal 24% (dari LKM ke penerima KUR) 3. Untuk Lembaga Keuangan Syariah, margin bagi hasilnya menyesuaikan di atas. 4. Jangka waktu kredit dibatasi maksimal 3 tahun. 5. Jangka waktu penyaluran dari LKM ke penerima KUR maksimal 3 bulan. 6. Masalah grace period belum dibicarakan, hendaknya dibicarakan pada Workshop. 7. Perlu paying hukum LKM, terutama yang belum masuk kategori bank atau koperasi. b. Pola Pengelolaan Resiko KUR Mikro 1. Perlu adanya risk sharing antara pihak-pihak yang memperoleh manfaat dari KUR. 2. Perlu adanya kesatuan di antara LKM sehingga tercipta komunikasi di tingkat nasional sebagai informasi dan panduan bagi Bank menjalin kerja sama dengan LKM-LKM di masing-masing daerah. 3. Perlu komunikasi integral antar LKM di berbagai levelnya kepada Bank Pelakasana, upaya ada standart pelaksanaannya di lapangan. 4. Perlu adanya informasi yang mencukupi mengenai Debitur usaha Mikro dan profilnya dibuat oleh LKM dan disampaikam secara sistematis kepada Bank Pelaksana. 5. Perlua adanya pembagian resiko antara Bank Pelaksana dengan LKM dalam hal menanggung sisa penjaminan sebesar 30%. 6. Perlu adanya kriteria yang disepakati bersama antara Lembaga Penjamin, Bank Pelaksana dan LKM mengenai jenis usaha yang dikategorikan usaha mikro. 7. Perlu adanya kesepakatan antara Bank Pelaksana dengan LKM mengenai batasanbatasan jangkauan usaha mikro yang layak di-cover oleh LKM dalam pola Channelling-nya. 11 Dilihat, www.ukm-center.org

9 Menurut penulis tujuan diluncurkannya kebijakan KUR adalah mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM, meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM, serta penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. Oleh karena itu dibutuhkan formulasi kebijkan yang lebih menjembatani debitur dan kredit dalam proses pemberian KUR tersebut. Beberapa poin penting untuk menyempurnakan kebijakan KUR, yang menurut penulis perlu ditambahkan diantaranya : 1. Suku bunga yang berlaku di tiap bank penyalur KUR masih terlalu tinggi, yaitu rata-rata di atas 10% per tahun atau 1% per bulan. Dari data ini maka seharusnya suku bunga dapat ditekan lebih rendah lagi, supaya menjadi insentif bagi pengusaha UKM yang belum bankable. 2. Beberapa bank penyalur KUR mematok jangka waktu pinjaman maksimal 3 tahun. Menurut penulis jatuh tempo seharusnya bisa lebih dari 3 tahun atau maksimal 5 tahun. Karena jangka waktu pinjaman akan berpengaruh kepada jumlah cicilan yang dibayar oleh debitur tiap bulannya. Semakin kecil jumlah cicilan akan memudahkan masyarakat miskin untuk membuka usaha melalui mekanisme Kredit Usaha Rakyat. 3. Untuk menjangkau masyarakat pelosok desa yang belum bankable, maka makanisme linkage program KUR lebih didorong, agar lembaga keuangan mikro yang menjadi patner bank penyalur KUR lebih menjangkau masyarakat di pelosok desa. Tetapi suku bunga harus dikontrol ketat agar LKM ini tidak mematok bunga diatas batas normal.