PENGANTAR KEARSIPAN. 1. Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORETIS. Saiman (2000:16) pengelolaan adalah bermacam-macam kegiatan

PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, tanpa disadari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. adalah sekelompok kegiatan yang saling berkaitan yang secara bersama-sama berusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini kebutuhan akan informasi semakin besar dan luas. Dalam

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

PENGANTAR KEARSIPAN DIGITAL EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB., M.AB HAJAR CHERRY PUSPALILLAH, S.AB., M.AB

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

PENGELOLAAN ARSIP KARTOGRAFI

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Arsip tercipta dari proses kegiatan suatu instansi yang secara langsung

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TATA CARA PENATAAN ARSIP INAKTIF

PENGELOLAAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini, manajemen kearsipan yang baik menjadi sangat penting

ARSIP SEBAGAI SUMBER INFORMASI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP PENGOLAHAN ARSIP INAKTIF

SARANA DAN PRASARANA KEARSIPAN DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR BATAN

PENGELOLAAN DAN PENATAAN ARSIP AKTIF DAN INAKTIF

Diklat Penyusutan Arsip

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PENANGANAN ARSIP INAKTIF TIDAK TERATUR

BAB II KAJIAN TEORITIS. Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea,

BAB I PENDAHULUAN. bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek ( pokok

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi saat ini menuntut organisasi selalu menyajikan bukti

Dari segi administrasi, tujuan penyusutan arsip ialah:

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 146 TAHUN 2003

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP PENGOLAHAN ARSIP STATIS

BAB I PENDAHULUAN. hal.2. 1 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2005,

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PROSEDUR DAN TEKNIK PENYUSUTAN ARSIP

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 56 TAHUN 2000

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 129 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERUMUSAN MASALAH. berkembang baik perusahaan maupun instansi pemerintah. Teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN. dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan,

PENGELOLAAN ARSIP FOTO

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan salah satu sumber informasi yang terpercaya dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang beraneka ragam guna menunjang pelaksanaan kegiatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masih dipandang sebelah mata dan arsip masih disebut dengan tumpukan kertas.

BAB I PENDAHULUAN. instansi pemerintah maupun swasta. Arsip sebagai sumber informasi dan pusat

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP ALIH MEDIA ARSIP

MANAJEMEN ARSIP INAKTIF OLEH : Anna Nunuk Nuryani, Dra Arsiparis Madya BPAD DIY

BAB I PENDAHULUAN. berjalan. Arsip merupakan aspek penting yang berkaitan dengan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Sumber informasi yang dihasilkan suatu instansi salah satunya adalah

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB III PENGOLAHAN ARSIP AUDIO-VISUAL

PERATURAN PERUNDANGAN UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. bantu untuk mengingat, baik untuk keperluan administrasi, hukum, dan keperluankeperluan

BACK OFFICE DAN LAYANAN PADA ARSIP DAERAH PROVINSI DIY

PERATURAN BUPATI PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2005 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan fungsi organisasi. Dalam setiap organisasi sangat memerlukan data dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Pasal 1.

Standar Pelayanan Penyimpanan Arsip Inaktif di Lingkungan Sekretariat Negara

BAB I PENDAHULUAN. bisa terlepas dari kegiatan organisasi baik di lingkungan pemerintah maupun

TEKNIS PENYUSUTAN ARSIP

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK BUPATI GRESIK

KONSEP ARSIP DAN KEARSIPAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 46 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

KEARSIPAN. 16 JP (720 menit) Modul 01 PENGANTAR KOMPETENSI DASAR

IMPLEMENTASI PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA. Machmoed Effendhie Kepala Arsip Universitas Gadjah Mada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

ANALISIS PELAKSANAAN AKUISISI ARSIP KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH PADA MASA ORDE BARU SEBAGAI UPAYA

TEKNOLOGI DIGITAL : SEBUAH PILIHAN DALAM PENYEBARAN DAN PERLINDUNGAN ARSIP

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP AKUISISI ARSIP

A. Latar Belakang dan Permasalahan

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

Arsip Dinamis Arsip Statis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH. berkembang dan sangat beragam. Mulai dari dunia maya (internet), koran,

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 03 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR MINIMAL GEDUNG DAN RUANG PENYIMPANAN ARSIP INAKTIF

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Solusi Pengaturan Arsip di Rumah Sakit (Studi Kasus)

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP FOTO

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari arsip. Arsip

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Manajemen Arsip Dinamis Suatu Pendekatan Kearsipan

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 54 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

PENGANTAR KEARSIPAN Drs. M. Qosim 1. Pendahuluan Kehidupan suatus organisasi, lebih-lebih organisasi pemerintah semakin tidak dapat dipisahkan dari arsip. Arsip sebagai alat komunikasi dan sekaligus merupakan bahan dan menjadi berkas kerja memuat informasi sesuai maksud dan tujuan pada saat penciptaannya. Setiap kegiatan yang dilaksanakan akan secara otomatis menciptakan arsip-arsip yang berkaitan dengan kegiatan tersebut. Arsip yang tercipta akan semakin banyak sejalan dengan banyaknya kegiatan serta perjalanan waktu proses pelaksanaan kegiatan. Arsip-arsip yang tercipta juga akan bervareasi sesuai dengan kebutuhan daripada kegiatan tersebut; mulai dari arsip tekstual, kartografi, foto, film, rekaman suara, dan seterusnya. Eratnya kaitan antara arsip dengan kegiatan akan secara otomatis baik langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap efektivitas kinerja organisasi. Oleh karena itu manajemen penanganan arsip mutlak diperlukan dalam suatu instansi pemerintah, baik dari tingkat yang paling sederhana sekalipun sampai yang paling rumit. Lebih-lebih instansi yang besar dan banyak kegiatan yang dilaksanakan. Karena didalam organisasi atau instansi yang besar akan terjadi kompleksitas permasalahan, termasuk juga dalam masalah kearsipannya. Permasalahan yang timbul antara lain terjadinya akumulasi (penumpukan) arsip serta rumitnya penanganan arsip. Bahkan semakin besar organisasi dan makin banyaknya kegiatan cenderung semakin banyak pula permasalahan yang muncul. Sehingga untuk mencapai efektivitas kinerja yang lebih tinggi masalah kearsipan harus ditangani secara serius dan professional dengan memperhatikan 1

kaidah kearsipan serta berpedoman pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. 2. Pengertian Arsip Pengertian arsip sebagaimana dirumuskan dalam Undangundang Nomor 7 Tahun 1971 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan, disebutkan bahwa arsip adalah naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan/Swasta ataupun perseorangan dalam bentuk corak apapun baik dalam keaaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan. Dari definisi tersebut dapat ditarik suatu pengertian bahwa arsip adalah informasi dari suatu aktifitas yang terekam (recorded) dalam suatu media (kertas, video, kaset, media elektronik, dan sebagainya) yang erlangsung di dalam suatu lembaga, instansi atau perseorangan, baik dalam keadaan tunggal atau jamak. Di dalam Bahasa Indonesia seringkali dijumpai istilah-istilah : surat, warkat, dokumen, bahan pustaka, serta arsip. Sekilas ada persamaan diantara istilah-istilah tersebut. Pengertian surat pada dasarnya sama dengan warkat yaitu suatu naskah yang biasanya dituangkan dalam media kertas, didalamnya memuat informasi yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain. Sedangkan dokumen adalah setiap rekaman informasi dan termasuk pula segala sesuatu yang ada tulisannya atau segala sesuatu yang ada tanda, angka, symbol yang mempunyai arti bagi orang yang menafsirkan atau segala sesuatu dari benda tersebut dapat dihasilkan suara, citra atau tulisan dengan atau tanpa bantuan alat lainnya. Sementara itu bahan pustaka adalah suatu naskah yang sengaja diciptakan terutama untuk tujuan cultural atau pendidikan. 2

3. Perbedaan Arsip, Dokumen, dan Bahan Pustaka Bisa dikatakan baik arsip maupun bahan pustaka adalah termasuk dokumen. Karena dokumen mempunyai pengertian yang sangat luas dan umum. Bahan pustaka merupakan dokumen yang memuat informasi pengetahui ilmiah dengan tujuan penciptaannya untuk kegiatan cultural atau pendidikan. Sedangkan pengertian arsip adalah dokumen yang digunakan sebagai alat dan sekaligus sebagai bukti terselengaranya aktifitas seseorang atau badan korporasi. Dengan demikian tidak semua dokumen akan menjadi arsip, tetapi sebaliknya setiap arsip adalah merupakan dokumen. Arsip juga tercipta dengan sendirinya karena terselenggaranya suatu aktifitas. Dan pada dasarnya arsip merupakan satu-satunya dokumen sebagai bukti terselenggaranya aktifitas, karena itu pula arsip butuh keasliannya. Sementara bhan pustaka dapat diciptakan dalam jumlah besar atau tidak terbatas dengan tujuan untuk dipublikasikan. 4. Jenis Arsip Berdasarkan Medianya a. Arsip berbasis kertas (conventional archives/records) adalah arsip yang berupa teks atau gambar atau numeric yang tertuang diatas kertas. b. Arsip pandang-dengar (audio-visual archives/records) merupakan arsip yang dapat dilihat dan didengar. Contohnya : kaset video, film, VCD, cassette recording, gambar static (foto). c. Arsip kartografik dan arsitektual (cartographic and architectural archives/records) adalah arsip berbasis kertas tetapi isinya memuat gambar grafik, peta, maket, atau gambar arsiptek lainnya, dan karena bentuknya unik dan khas maka dibedakan dari arsip berbasis kertas pada umumnya. d. Arsip elektronik merupakan arsip yang dihasilkan oleh teknologi informasi, khususnya komputer (mechine readable). 3

5. Jenis Arsip Berdasarkan Fungsinya : a. Arsip Dinamis, dalam istilah asing disebut records terdiri dari 2 macam : - Arsip dinamis aktif (active records) yaitu arsip yang masing digunakan secara langsung dalam penyelesaian suatu kegiatan. Sehingga arsip aktif ini juga merupakan berkas kerja. - Arsip dinamis inaktif (inactive records) yaitu arsip yang sudah tidak digunakan secara langsung dalam penyelesaian kegiatan, karena kegiatan sudah selesai tetapi sewaktuwaktu masih diperlukan sehingga perlu disimpan. b. Arsip statis (archive) yaitu arsip yang sudah tidak lagi digunakan dalam kegiatan oleh penciptanya, tetapi mempunyai nilai tertentu sehingga pantas untuk dilestarikan/diabadikan untuk kepentingan umum, sejarah, atau sebagai bahan bukti dan pertanggungjawaban nasional. 6. Siklus terjadinya arsip Proses terjadinya arsip umumnya melalui beberapa tahap sebagai berikut : a. Tahap penciptaan dan penerimaan (creation and receipt). Arsip dinamis dimulai dari penciptaan atau penerimaan dokumen yang merupakan awal dari siklus arsip. Dokumen itu dapat berupa surat, laporan, formulir, gambar, atau print out komputer. b. Tahap distribusi (distribution) Setelah ada penciptaan arsip maka agar informasinya sampai kepada pihak/orang/sasaran yang dituju diperlukan adanya pendistribusian atau penyebaran informasi. Caranya bisa melalui kurir, pos, e-mail, dan sebagainya. c. Tahap penggunaan (use) 4

Setelah pihak-pihak yang berkepentingan menerima arsip yang dimaksud, kemudian digunakan untuk kepentingan tertentu sesuai maksud dan tujuan penciptaannya. d. Tahap pemeliharaan (maintenance) Arsip aktif yang sudah mengalami penurunan fungsinya, karena kegiatan sudah selesaikemudian menjadi inaktif tetapi harus dipelihara karena menjadi sumber informasi, sumber data, dan sebagai bahan bukti pertanggungjawaban. Pada tahapan ini arsip dinamis diberkaskan menurut urutan atau susunan yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya pemberkasan surat masuk dapat menurut tanggal masuknya atau menurut masalahnya ataupun susunan lainnya. Kegiatan retrieval atau temu balik mengacu kepada penemuan informasi yang terdapat pada berkas yang diminta. Sedangkan kegiatan transfer adalah memindahkan arsip dari satu unit ke unit lain. Misalnya arsip dinamis yang sudah selesai diproses dipindahkan dari unit kerja ke central file. e. Tahap pemusnahan (disposion) Arsip dinamis inaktif yang sudah habis masa simpan dan tidak mempunyai nilai khusus yang dianggap permanen dapat dimusnahkan. Sehingga tidak memenuhi ruangan penyimpanan serta tidak menimbulkan pemborosan. Sedangkan arsip permanen disimpan sebagai arsip statis yang dikelola oleh Lembaga Kearsipan Daerah atau dalam hal ini Kantor Arsip Daerah Propinsi. 7. Pengendalian Arsip Aktif Arsip aktif amat penting fungsinya, karena digunakan langsung sebagai pegangan dan menjadi berkas kerja untuk menyelesaikan kegiatan. Oleh karena itu agar supaya arsip dapat memberikan dayaguna dan hasilguna yang setinggi-tingginya bagi pencapaian tujuan organisasi diperlukan suatu sistem pengendalian arsip yang baik, terutama untuk menjamin ketersediaan informasi. Untuk itu 5

diperlukan tata kearsipan yang mengacu pada ketentuan peraturan yang berlaku. Sistem pengendalian arsip aktif akan terus mengalami perkembangan searah dengan perkembangan arus informasi maupun teknologi informasi. Dalam sistem pengendalian arsip aktif dituntut adanya kecepatan dan keakuratan dalam penyajian informasi sehingga mampu menjamin ketersediaan informasi yang diperlukan dalam setiap kegiatan.dalam perkembangan terakhir telah dikenal pola pengendalian arsip dengan Sistem Kearsipan Pola Baru (SKPB). Pola tersebut masih akan terus mengalami perkembangan terutama dengan mengaplikasikan dan memadukan dengan teknologi informasi. 8. Manajemen Arsip Inaktif Disadari atau tidak bahwa penambahan volume arsip tidak bisa dihindari karena setiap proses kegiatan administrasi selalu tercipta arsip. Besar kecilnya volume arsip sangat tergantung pada kompleksitas kegiatan yang dilakukan organisasi. Masalah tersebut lebih dirasakan di kota-kota besar terutama yang berkaitan dengan masalah ruangan yang kian hari dirasakan makin sempit, belum lagi bila ruangan atau gedung yang harus menyewa. Dari permasalahan tersebut timbul pertanyaan, apakah ruangan yang semakin mahal itu hanya akan digunakan untuk menumpuk arsip yang tidak dapat didayagunakan informasinya? Dan apakah ruangan yang dipenuhi tumpukan arsip akan dibiarkan saja, sehingga aktifitas terganggu? Jawaban yang memberikan solusi adalah diatasi dengan penataan atau pengelolan arsip. Penataan arsip pada dasarnya adalah pengaturan informasi dan fisik arsip untuk kepentingan temu balik arsip sehingga pengendalian arsip secara fisik maupun informasi dapat dilakukan secara optimal. Adapun pelaksanaan penataan arsip, khususnya terhadap arsip kacau atau tidak teratur meliputi kegiatan survai arsip, pemilahan dan identifikasi arsip, pendeskripsian arsip, penomoran definitif dan 6

penatan fisik arsip serta penuangan hasil kegiatan dalam bentuk Daftar Pertelaan Arsip. a. Survai arsip merupakan kegiatan awal penataan arsip inaktif yang dilakukan untuk mengumpulkan keseluruhan data dan informasi tentang arsip-arsip yang telah tercipta di unit-unit kerja. Dari data hasil survai ini kemudian ditentukan prioritas mana yang akan didahulukan dalam pembenahan maupun penataannya. b. Pemilahan dan identifikasi arsip. - Pemilahan adalah kegiatan memisahkan antara arsip dengan non-arsip dan duplikasi yang berlebihan. - Identifikasi adalah kegiatan untuk mengetahui konteks arsip dan sistem penataannya. c. Pendeskripsian adalah pencatatan arsip ke dalam kartu fisches atau deskripsi berdasarkan ciri-ciri arsipnya. d. Penyusunan skema, penataan kartu dan fisik arsip - Penyusunan skema bertujuan untuk penyusunan kartukartu fisches yang telah dihasilkan pada tahap kegiatan pendeskripsian. - Manuver kartu fisches yaitu menyusun/mengelompokkan kartu berdasarkan skema. - Penomoran definitif arsip - Penataan fisik arsip yaitu penataan fisik arsip berdasarkan kartu-kartu fisches yang telah ditata/dimanuver dan diberi nomor definitif. e. Penataan fisik arsip dalam boks, pelabelan dan penempatan boks dalam rak. 9. Manajemen Arsip Statis Arsip statis umumnya bersifat terbuka dan dapat dibaca oleh umum (terbuka untuk umum). Karena arsip statis akan menjadi sumber informasi yang memiliki nilai otentik sebagai bahan bukti 7

maupun untuk pertanggungjawaban nasional. Sekalipun demikian dimungkinkan ada arsip-arsip yang bersifat tertutup maupun semi tertutup. Agar supaya arsip statis dapat tersaji menjadi sumber informasi diperlukan manajemen pengelolaannya, yaitu meliputi pengolahan, penyimpanan, pemeliharaan dan perawatan, pelestarian serta dalam pelayanan. 8