BAB II KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN

Bab 1. Memperindah Bacaan Qur an Dengan Tajwid Yang Benar

Pedoman Observasi Evaluasi Harian/Formatif

STANDAR KOMPETENSI 9: Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati.

Dinamakan bacaan izhar halqi apabila terdapat nun sukun ( ن ) atau tanwin (

; ) ا ( alif Disebut mad thabi i (mad asli) apabila terdapat harakat fathah diikuti

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

MAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

HUKUM NUN SUKUN DAN TANWIN

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 1

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra. Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra dalam bacaan surat-surat Al- Quran dengan benar.

Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2

UST.HJ.MOHD SALEH BIN RAMLI PENSYARAH MAAHAD TAHFIZ NEGERI PAHANG BAHAGIAN 1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

MODUL. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bone-Bone Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / Semester : XI / 1

Sulaiman bin Hasan Al Jamzury. Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman

Pelajaran Tajwid

KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan hukum bacaan Mad dan Waqaf Menunjukkan contoh hukum bacaan Mad dan Waqaf dalam bacaan suratsurat

: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : X SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN

MACAM-MACAM HUKUM ILMU TAJWID

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. diwajibkan untuk mempelajari mendalami serta mengamalkannya.

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari ajaran agama Islam, diwahyukan Allah melalui malaikat Jibril kepada nabi

LEMBAGA PENILAIAN DAN PEPERIKSAAN ISLAM

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an ialah kitab suci yang merupakan sumber utama bagi ajaran

BAB II LANDASAN TEORI. yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi

SOAL MFQ TAJWID. A. Soal Paket Penyisihan 1. Soal :Apa yamg dimaksud dengan saktah atau sakt

Arti dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad yaitu : ا و ي Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :


BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

الممدمة. Pendahuluan. Bait syair ini adalah untuk orang yang menginginkan (pembahasan) pada masalah nun, tanwin, dan madmad..

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

SMPN 3 Baradatu Way Kanan-Silabus PAI kelas /2011

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif )

DISIBUKKAN AL-QUR AN Dr. Wido Supraha

1223/2 SULIT BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 5 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SILABUS PEMBELAJARAN

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 DAN DOKUMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AL-QUR AN

SILABUS PEMBELAJARAN

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SHALAT (Sebuah Telaah QS. Al- Ankabut Ayat 45 )

AL QUR AN SEBAGAI PEDOMAN BAGI MANUSIA

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

BAB I PENDAHULUAN. I, Pasal 1, Ayat 1. 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. 5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 21.

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir. metode drill dengan jalan: 1) siswa harus mengetahui pengetahuan membaca

- لخ بي ر ر ب ه م م ن- ي و م ذ ذ.9 و ا ن ه لش د ي د د - ل م و ري ت قد ح ا.A ا لمغ ي رت ص ب ح ا ف -و ا ن ه و ا ن ه لا- ا ذاب ع ث ر

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 2

ISLAM IS THE BEST CHOICE

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah

NOTA RINGKASAN ASAS TAJWID AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

MAKALAH. Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fitri Wijayanti

KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MANAHIJUL HUDA PENGGUNG DESA NGAGEL KEC. DUKUHSETI KAB. PATI TAHUN

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. kebahagian di akhirat. Bagi orang Islam tentunya wajib mempelajari kitab

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Penelitian tentang kemampuan menulis KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QURAN SISWA

PENGERTIAN dan HUKUM ILMU TAJWID

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

Ibadah, (Jakarta : Amzah, 2010), Cet. II, hlm Ibadah..., hlm Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahib Sayyed Hawwas, Fiqih

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Alquran adalah kalam Allah Swt yang diturunkan secara mutawatir kepada

mura>bah}ah BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya... 60

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam, karena ini menjadi

BAB 7 ASPEK AL-QUR AN

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Membaca Huruf Hijaiyah

Transkripsi:

BAB II KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN A. Membaca Al-Qur an 1. Pengertian Membaca Al-Qur an Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) memberikan definisi membaca sebagai: (1) melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati); (2) mengeja atau melafalkan apa yang tertulis; (3) mengucapkan; (4) mengetahui; meramalkan; (5) menduga; memperhitungkan; memahami. Kata iqra yang terambil dari kata qara a pada mulanya berarti menghimpun. Apabila anda merangkai huruf atau kata kemudian anda mengucapkan rangkaian tersebut, anda telah menghimpunnya. Atau dalam bahasa Al-Qur an qara tahu qira atan, arti asal kata ini menunjukkan bahwa iqra yang diterjemahkan dengan bacalah. 1 Dari definisi diatas dapat di simpulkan bahwa membaca bukan merupakan kegiatan yang sederhana, tapi merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan rumit. Membaca bukan sekedar kegiatan verbal, membunyikan huruf-huruf, tapi merupakan sebuah proses penerjemahan simbol-simbol bunyi menjadi sebuah makna. Dalam istilah komunikasi proses ini disebut dengan decoding, atau dalam psikolinguistik disebut dengan persepsi. Berdasarkan uraian tentang definisi membaca di atas, kemampuan membaca dapat dikelompokkan menjadi: a. Kemampuan melafalkan simbol-simbol bunyi yang tertulis Kemampuan pada tingkat ini merupakan tujuan pembelajaran membaca pada sekolah dasar kelas 1 dan 2. Atau pada pembelajaran bahasa kedua, misalnya bahasa arab pada Universitas Negeri Jakarta, 1 M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1994), hlm. 167. 7

8 merupakan tujuan pembelajaran mata kuliah qira ah I. (IKIP, 1998: 102). b. Kemampuan menerjemahkan simbol-simbol bunyi menjadi makna Kemampuan ini adalah penganalisaan sebuah konstruksi bahasa yang membutuhkan pengetahuan yang memadahi tentang kaidah-kaidah bahasa tersebut. Dengan pengetahuan tersebut seorang pembaca berusaha mengurai kalimat-kalimat menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, yaitu frase dan kata. Kemudian mengambil informasi mengenai bagaimana kata-kata itu dipadukan untuk menghasilkan makna frasefrase. c. Kemampuan menerapkan apa yang terkandung dalam bacaan Tujuan membaca adalah mendapatkan informasi tentang sesuatu untuk selanjutnya menggunakan informasi itu dalam kehidupan. Kemampuan dalam tingkat ini adalah kemampuan yang tertinggi dari kemampuan membaca. 2 2. Dasar dan Tujuan Membaca Al-Qur an a. Dasar membaca Al-Qur an Pada QS. Al-Alaq ayat 1-5 sebagai wahyu yang pertama kali turun: &'!"#$% * () 0 )-./ +, 12 12 345 839 :;35 '!"#$% bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya. 3 hlm. 537. 2 http://www.geocities.com/jiaiunj/jurnal/tx105.html. 3 Mahmud Junus, Al-Qur an dan Terjemahan Maknanya, (Bandung: PT al-maarif, 1967),

ukhrawi. 4 Demikianlah perintah membaca merupakan perintah yang 9 Iqra atau perintah membaca, adalah kata pertama dari wahyu pertama yang diterima oleh nabi Muhammad saw. Kata ini sedemikian pentingnya sehingga diulang dua kali dalam rangkaian wahyu pertama. Mungkin mengherankan bahwa perintah tersebut ditujukan kepada seseorang yang tidak pernah membaca suatu kitab sebelum turunnya Al-Qur an. Perintah ini tidak hanya ditujukan kepada pribadi nabi Muhammad saw semata-mata, tetapi juga untuk umat manusia sepanjang sejarah kemanusiaan, karena realisasi perintah tersebut merupakan kunci pembuka jalan kebahagiaan hidup duniawi dan paling berharga yang dapat diberikan kepada umat manusia. Karena membaca merupakan jalan yang mengantar manusia mencapai derajat kemanusiaannya yang sempurna. Sehingga tidak berlebihan bila dikatakan bahwa membaca adalah syarat utama guna membangun peradaban. Sejarah umat manusia secara umum dibagi dalam dua periode utama: sebelum penemuan tulis-baca dan sesudahnya, sekitar lima ribu tahun yang lalu. Peradaban yang datang mempelajari peradaban yang lalu dari apa yang ditulis oleh yang lalu dan dapat dibaca oleh yang kemudian. Manusia tidak lagi memulai dari nol, berkat kemampuan baca-tulis itu. Manusia bertugas sebagai abad lillah dan juga sebagai khalifah fi al-ardh. Kedua fungsi ini adalah konsekuensi dari potensi keilmuan yang dianugerahkan Allah kepada manusia, sekaligus sebagai persyaratan mutlak bagi kesempurnaan pelaksanaan kedua tugas tersebut. Demikian iqra merupakan syarat pertama dan utama bagi keberhasilan manusia. Berdasarkan hal tersebut, tidaklah 4 M. Quraisy Shihab. op cit., hlm. 168.

10 mengherankan jika ia menjadi tuntutan pertama yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia. 5 Ada yang merasa heran mengapa ayat pertama dari ayat tersebut adalah Iqro atau perintah membaca. Padahal Nabi Muhammad seorang Ummi (tidak bisa baca-tulis). Keheranan akan sirna jika disadari pula bahwa perintah ini tidak hanya ditujukan kepada pribadi Nabi Muhammad semata, tetapi juga kepada umat manusia sepanjang sejarah kemanusiaan. Realisasi perintah tersebut merupakan kunci pembuka jalan kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi. Menurut Quraisy Shihab, Iqro bukannya perintah untuk membaca dari suatu teks tertulis, karena di samping Nabi Muhammad adalah seorang Ummi, juga karena riwayat-riwayat yang shahih menjelaskan bahwa Jibril a.s. tidak membawa suatu naskah tertulis ketika menyampaikan wahyu kepada beliau. Ada yang berpendapat bahwa perintah membaca, menelaah, meneliti, menghimpun, dan sebagainya dikaitkan dengan ismi rabbika (nama tuhanmu), yang berarti dengan nama Tuhanmu. Jadi terdapat kesimpulan bahwa mengaitkan membaca dengan nama Allah SWT. mengantarkan pelakunya untuk tidak melakukannya kecuali karena Allah yang kekal abadi dan hanya aktifitas yang dilakukan secara ikhlas yang akan diterima-nya. Tanpa keikhlasan semua aktifitas akan berakhir dengan kegagalan. Pad ayat 4 dan 5, salah bentuk karam (kemurahan) Allah SWT. Ayat tersebut menyifati Tuhan yang maha pemurah. Dengan demikian rangkaiannya menerangkan sebagian bentuk atau cara Allah SWT. dalam melimpahkan kemurahan-nya. Disana pula dapat ditemukan kaitan yang erat antara kandungan ayat-ayat yang lalu dengan ayat-ayat berikutnya. 5 Ibid., hlm. 170.

11 Dari segi bahas kata qalama berarti memotong ujung sesuatu. Anak panah yang runcing ujungnya dan yang bisa digunakan untuk mengundi dinamai qalam. Alat yang digunakan untuk menulis dinamai pula qalam karena pada mulanya alat tersebut dibuat dari suatu bahan yang dipotong dan di peruncing ujungnya. Dalam ayat yang ditafsirkan ini, kata yang digunakan, yakni qalam, adalah alat, tetapi yang dimaksud adalah hasil penggunaan alat tersebut, yakni tulisan. Pengertian ini ditarik karena sulit digambarkan bagaimana pena yang merupakan alat itu dapat digunakan sebagai pengajaran. Yang logis adalah tulisan yang terbaca yang dapat menghasilkan pengajaran. Mufasir Al-Alusy menjelaskan, ayat-ayat ini menguraikan bahwa Allah mengajar manusia dengan pena atau tanpa pena, baik persoalan-persoalan yang bersifat global dan jelas, maupun yang terperinci dan kabur serta yang tidak terlintas dalam benak seseorang. Dari uraian diatas kita dapat menyatakan bahwa ayat 4 dan 5, surat Al-Alaq menjelaskan dua cara yang ditempuh Allah dalam mengajar manusia. Pertama melalui pengajaran secara langsung, tanpa alat. Cara yang kedua ini dikenal dengan istilah ilm ladunny. 6 b. Tujuan Membaca Al-Qur an Tujuan Al-Qur'an secara terperinci sbb: - Untuk memimpin manusia ke jalan keselamatan atau kebahagiaan. - Untuk memelihara atau mempertahankan martabat manusia. - Untuk memelihara dan mempertahankan kesucian manusia. - Untuk memperkenalkan Allah. - Untuk memperkenalkan manusia. - Untuk memberitahukan tentang kebenaran dan hukum tuhan kepada manusia 6 M.Qurish Shihab, Tafsir Al-Qur an Al-Karim;tafsir atas surat-surat pendek. (Bandung: pustaka hidayah,1997), hlm.77-101

12 - Untuk mengobati penyakit rohani. 7 3. Adab Membaca Al-Qur an Islam menjelaskan beberapa hal yang disunnahkan dalam membaca Al-Qur an, di antaranya: a. Berwudhu sebelum membaca Al-Qur an. Karena membaca Al-Qur an adalah zikir yang paling utama. Dalam sebuah hadits dijelaskan; rasulullah aw tidak suka berzikir kecuali dalam keadaan suci. b. Membaca Al-Qur an ditempat yang suci, terutama di dalam masjid. Sebaliknya dimakruhkan membaca Al-Qur an di kamar mandi atau di jalan. c. Ketika membaca Al-Qur an, duduk sambil menghadap kiblat; dengan khusyuk, tenang, dan tertib sambil menundukkan kepala. d. Membersihkan gigi (bersiwak) sebelum membaca Al-Qur an sebagai bentuk penghormatan dan penyucian terhadap-nya. e. Membaca isti adzah atau ta awudz sebelum membaca A-Qur an. f. Membaca basmalah pada awal setiap surah selain surah at-taubah. g. Membaca Al-Qur an secara tartil (pelan dan jelas sesuai kaidah tajwid Al-Qur an). h. Membaca Al-Qur an dengan merenungkan makna (tadabbur) dan memahami arti (tafahhum). i. Memperindah suara ketika membaca Al-qur an. j. Membacanya dengan jahr yakni dengan suara yang keras. k. Membaca Al-Qur an dengan melihat mushaf (bi al-nadzar) karena itu lebih utama daripada membaca dengan hafalan (bi al-ghaib). 8 l. Mengulang-ulang bacaan untuk mengkaji dan menghayati. m. Menangis saat membaca Al-qur an. 7 Syahminan Zaini, Kewajiban Orang Beriman terhadap Al-Qur an. (Surabaya: Usana Offset Printing, 1982), hlm. 12. 8 Muhammad ibn Alawi al-maliki al-hasan, Samudra Ilmu-Ilmu Al-Qur an, Ringkasan Kitab al-itqan fi Ulum Al-Qur an Karya al-imam Jalaluddin al-suyuthi, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2003), hlm. 61-71.

13 n. Memanjatkan do a saat membaca ayat-ayat rahmah, bila melewati ayat-ayat yang menjelaskan masalah rahmat. Sangat dianjurkan memanjatkan do a kepada Allah swt agar selalu dilimpahi rahmat. Begitu juga ketika melewati ayat yang menjelaskan masalah siksa, maka disunnahkan memohon perlindungan-nya. o. Larangan bergurau saat membaca Al-Qur an dan mendengarkannya. p. Larangan menggunakan bahasa lain, selain bahasa arab. q. Membaca dengan qira ah sab ah. r. Membaca sesuai urutan surah. s. Membaca Al-qur an secara bersama dan bergantian. membaca Al- Qur an dengan cara berjama ah itu lebih afdhal daripada membaca sendirian. 9 4. Keutamaan Membaca Al-Qur an Diantara keutamaan membaca Al-Qur an ialah sbb: a. Di hari kiamat sebagai pemberi syafa at bagi orang-orang yang membacanya. b. Orang yang membaca Al-Qur an dengan baik maka ia bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti, dan orang yang membaca Al- Qur an dengan tersendat-sendat an susah payah maka baginya dua pahala. c. Sesungguhnya Allah akan mengangkat martabat beberapa kaum dengan Al-Qur an dan akan menjatuhkan beberapa kaum yang lain dengan Al-Qur an pula. d. Al-Qur an memberi ketenangan bagi para pembacanya. 10 e. Seutama-utama ibadahnya umatku adalah membaca Al-Qur an. f. Melakukan shalat dan membaca Al-Qur an dapat membuat terang tempat tinggal. g. Sebaik-baik dari kamu sekalian adalah orang yang belajar Al-Qur an dan mengajar Al-Qur an. 11 9 Abu Zakariya Yahya Ibnu Sarafudin, Etika Ahlul Qur an, diterjemahkan oleh H.M. Qodirun Nur, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1997), hlm.77-91. 10 Imam As-Suyuti, Apa Itu Al-Qur an, (Jakarta: Gema Insani Press, 1993), hlm.20.

14 B. Belajar Membaca Al-Qur an 1. Pengertian Belajar Membaca Al-Qur an Yang dimaksud belajar adalah berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian. 12 Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) memberikan definisi membaca sebagai: (1) melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati); (2) mengeja atau melafalkan apa yang tertulis; (3) mengucapkan; (4) mengetahui; meramalkan; (5) menduga; memperhitungkan; memahami. Dari uraian pengertian membaca Al-Qur'an dapat di simpulkan bahwa membaca bukan merupakan kegiatan yang sederhana, tapi merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan rumit. Membaca bukan sekedar kegiatan verbal, membunyikan huruf-huruf, tapi merupakan sebuah proses penerjemahan simbol-simbol bunyi menjadi sebuah makna. Dalam istilah komunikasi proses ini disebut dengan decoding, atau dalam psikolinguistik disebut dengan persepsi. Jadi, belajar membaca Al-Qur'an adalah berusaha, berlatih supaya mendapat suatu kepandaian mengenai segala aspek tentang melihat serta memahami dari apa yang tertulis, mengeja atau melafalkan bacaan-bacaan ayat Al-Qur'an. 2. Belajar Membaca Al-Qur an sejak dini. Sejarah kehidupan Rasulullah SAW, Beliau belajar Al Qur an diperintah Malaikat Jibril untuk membaca. Iqra sekali lagi Iqra, Malaikat Jibril berulangkali membimbing Rasulullah. Baca, bacalah, itulah permulaan proses belajar yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril. Dengan sabar dan rendah hati Malaikat Jibril selalu menyampaikan wahyu-wahyu Allah SWT hingga 11 Ahmad Soenarto, Pelajaran Tajwid; Praktis dan Lengkap, (Jakarta: Bintang Terang, tth), hlm.82 12 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), Edisi III, hlm. 121.

15 tuntas (ketuntasan belajar mencapai 100%). Saat Rasulullah mendapatkan cobaan (kondisi belajar kurang kondusif), Jibril memberikan kesempatan menikmati perjalanan sampai ke Sidrotul Muntaha (langit ke-7). Hikmah dari cara belajar dan mengajar Rasulullah bersama Malaikat Jibril bagi kita semua adalah sabar, tekun, belajar dari dasarnya (ayat Qur an diturunkan berdasarkan konteks yang ada atau kontekstual), dan satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam belajar adalah tuntas belajar. Seperti membangun rumah di otak manusia, dasarnya cerdas dimulai dari kegiatan membaca harus dituntaskan dengan pondasi kokoh. Contohnya mengajari anak membaca di usia kurang dari lima tahun. 13 3. Materi Pokok Belajar Membaca Al-Qur an a. Kelancaran Membaca Al-Qur an Lancar ialah kencang (tidak tersangkut-sangkut, tidak terputusputus, cepat dan fasih). 14 Yang penulis maksud dengan lancar ialah membaca Al-Qur an dengan fasih dan tidak terputus-putus. b. Tajwid. Tajwid secara bahasa berasal dari kata jawwada, yujawwidu, tajwidan, yang artinya membaguskan atau membuat jadi bagus. Sedangkan pengertian tajwid menurut istilah adalah ilmu yang memberikan segala pengertian tentang huruf, baik hak-hak huruf maupun hukum-hukum baru yang timbul setelah hak-hak huruf dipenuhi yang terdiri atas sifat-sifat huruf, hukum-hukum mad, dan lain sebagainya. 15 Ilmu tajwid ialah suatu pengetahuan tentang kaidah serta tata cara bagaimana seharusnya membaca Al-Qur an dengan sebaik-baiknya. 13 Puji Harsono, Membangun Kebiasaan Senang Membaca Buku pada Anak, http://www.jawakini.com/tajuk/pujii_01.htm 14 W.J.S. Poerwadarminta, op.cit, hlm. 657. 15 Acep Iim Abdurrohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, (CV. Penerbit Diponegoro, 2003), hlm.3.

16 Tujuan ilmu tajwid ialah untuk memelihara ucapan (lisan) dari kesalahan ketiak membaca Al-qur an. Mempelajari ilmu tajwid itu hukumnya fardhu kifayah yaitu sesuatu yang wajib dilakukan atas semua orang mukallaf dan jikalau seorang dari mereka yang sudah melaksanakannya maka gugurlah kewajiban atas orang mukallaf lainnya (yang tidak ikut melakukannya). 16 1) Hukum Tanwin dan Nun Mati Tanwin dan nun mati apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah maka hukumnya ada 5 (lima) bacaan: a) Izh-har halqi Izh-har yaitu membaca terang atau mengeluarkan huruf dari makhrajnya tiada bercampur ghunnah (mendengung) dan tasydid. Halqi artinya tenggorokan. Huruf halqi artinya huruf yang keluarnya suara berasal dari tenggorokan. Apabila ada tanwin atau nun mati bertemu dengan salah satu huruf halaq, hukumnya wajib dibaca izh-har halqi. Adapun ء,ھ ع غ ح خ yaitu: huruf halaq itu jumlahnya ada 6, b) Idgham bighunnah Idzgham artinya memasukkan huruf satu ke dalam huruf yang lain (berikutnya). Ghunnah artinya bacaan yang mendengung. Apabila ada tanwin atau nun mati bertemu dengan salah satu ي ن م و huruf Hukumnya wajib dibaca idgham bighunnah. c) Idgham bilaghunnah Sedangkan bilaghunnah artinya tanpa mendengung. 16 Abd. Rozzaq Zuhdi, Pelajaran Tajwid: Cara Membaca Al-Qur an dengan Benar, (Surabaya: Karya Ilmu, tth), hlm. 5.

17 ر atau ل Apabila ada tanwin atau nun mati bertemu dengan hukumnya wajib dibaca idgham bilaghunnah. d) Iqlab. Iqlab artinya mengganti bacaan nun atau tanwin dengan bacaan mim yang disamarkan dan dengan mendengung. Apabila ada tanwin atau nun mati bertemu dengan huruf ba iqlab. hukumnya wajib dibaca (ب) e) Ikhfa Ikhfa artinya samar. Apabila ada tanwin atau nun mati bertemu dengan salah satu huruf 15, hukumnya dibaca ikhfa. Adapun huruf ikhfa yaitu: 17.ص ذ ث ك ج ش ق س د ط ز ف ت ض 2) Hukum Mim Mati Hukum mim mati ketika bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah itu mempunyai 3 macam hukum bacaan, yaitu: a) Ikhfa syafawi (ب) ba ( م) bertemu dengan huruf Apabila ada mim mati maka hukum bacaannya disebut ikhfa syafawi maksudnya dibaca dengan samar-samar di bibir sambil mendengung. Contoh: b) Idgham mimi atau idgham syafawi ت ر م ي ه م بح ج ار ة Apabila ada mim mati ( م) bertemu dengan mim, maka hukum bacaannya di sebut idgham mimi. Cara membacanya yaitu memasukkan huruf mim mati ke huruf mim berharakat yang ada له م م ث لا Contoh: di hadapannya. c) Izh-har syafawi 17 Ahmad Soenarto, op.cit., hlm.9-12.

18 Apabila ada mim mati bertemu dengan semua huruf hijaiyah selain mim dan ba ( ب (م maka hukum bacaannya disebut izhhar syafawi yakni harus dibaca terang dan jelas ada di bibir. 18 ه م ف ي ه ا فى ا لا م و ال Contoh: 3) Hukum idgham Hukum idgham ialah tiga hukum yang muncul tatkala dua huruf yang sama, sejenis, atau berdekatan makhraj atau sifatsifatnya saling berhadapan. Tiga hukum tersebut ialah: a) Idgham mutamatsilain Yang dinamakan Idgham mutamatsilain adalah bertemunya dua huruf yang sama, baik makhraj maupun sifatnya. 19 Cara membacanya ialah dengan memasukkan huruf yang pertama kepada huruf yang kedua sehingga menjadi satu huruf dalam pengucapan, bukan dalam tulisan. 20 Contoh: TABEL 1 Berhadapan Contoh dibaca sukun ب ب berharakat ا ض ر ب ب ع ص اك ا ض ر ب ع ص اك berharakat د sukun د ق د د خ ل و ا ق د خ ل و ا b) Idgham mutajanisain Yang dinamakan idgham mutajanisain adalah apabila dua huruf bertemu, sama makhraj tetapi beda sifatnya. Huruf-huruf yang termasuk ke dalam idgham mutajanisain ialah: م$ تط دذ ظ ث. Contoh: TABEL 2 18 Ibid., hlm.13-14. 19 Materi makhraj akan di bahas pada sub poin berikutnya, sedangkan Shifatul Huruf dapat di pelajari sendiri pada buku tajwid. 20 Acep Iim Abdurohim, op.cit., hlm. 97

19 Berhadapan Contoh Dibaca & sukun ت harakat و ا ن ع د تم و ا ن ع ت م harakat م sukun ب ا ر ك ب م ع ن ا ا ر ك م ع ن ا harakat ت sukun ط ل ي ن ب س ط ت ل ي ن ب س ت harakat ذ sukun ث ي ل ه ث ذ ل ك ي ل ه ذ ل ك harakat ظ sukun ذ ا ذ ظ ل م و ا ا ظ ل م و ا c) Idgham mutaqaribain Yang dinamakan idgham mutaqaribain adalah apabila berhadapan dua huruf sifatnya berlainan atau berdekatan. Contoh: 21 yang makhrajnya berdekatan dan TABEL 3 Berhadapan Contoh Dibaca harakat ك sukun ق ا لم نخ ل ق ك م ا لم نخ ل ك م sukun ' harakat ل ق ل ر ب ق ر ب sukun ( harakat د ق د سم ع ق س م ع harakat ج sukun د ل ق د ج اء ك م ل ق ج اء ك م ) sukun ت harakat sukun * harakat ت ا تخ ت م ا تخ د تم ك ذ ب ث م و د ك ذ ب ت ثم و د 4) Mad (panjang) Yang dinamakan mad yaitu memanjangkan suara karena 2.,(ا) ada huruf mad. Adapun huruf mad itu ada 3 macam: 1. alif wawu,(و) 3. ya.(ي) Cara membacanya harus panjang sekitar satu alif atau dua harakat. Mad itu terbagi menjadi dua yaitu: 1) Mad Thabi i atau mad ashli 21 Ibid., hlm. 101

20 < Apabila huruf madnya alif (ا) maka harakat sebelumnya أ ف و اج ا Contohnya: harus berupa harakat fathah. < Apabila huruf madnya berupa wawu (و) maka harakat sebelumnya harus berupa harakat dhammah. Contohnya: ي و ل د < Apabila huruf madnya berupa ya (ي) maka harakat ع ي ش ة Contohnya: sebelumnya harus berupa kasrah. 2) Mad Far i Far i secara bahasa dari kata far un yang artinya cabang. Sedangkan menurut istilah mad far i adalah mad yang merupakan hukum tambahan Mad Far i dibagi menjadi 13, yaitu: a) Mad Wajib Muttashil, ialah mad thabi i bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Panjangnya dua setengah alif. Contoh: ج ا ء b) Mad Jaiz Munfashil, ialah mad thabi i bertemu hamzah di lain kalimat. Panjangnya 21/2 alif. Contoh: ق وآ ا ن ف س ك م c) Mad Aridh lissukun, ialah apabila ada huruf mad jatuh sebelumnya huruf akhir yang mutaharrik kemudian ada sukun karena waqof. 22 Panjangnya 3 alif. Contoh: ي و م الد ي ن hlm.25 22 Ahmad Muthohar bin Abdur Rahman, Tuhfatul Athfal, (Semarang: Toha Putra,1962),

21 d) Mad Iwadh, ialah kalimat fathah tanwin dibaca waqof, selain ta marbuthah. Panjangnya 1 alif. ت و اب ا ت و اب ا Contoh: e) Mad Shilah, ialah huruf mad muqaddar (tersimpan) di dalam ha dhamir yang dibaca dhammah atau kasrah dan sebelumnya ha dhamir berupa huruf hidup. Mad shilah dibagi menjadi dua, yaitu: = Mad Shilah Qashirah, panjangnya 1 alif, contoh: م ن د و ن ه = Mad Shilah Thawilah, ialah mad shilah qashirah bertemu dengan hamzah (bentuknya alif). Panjangnya ع ن د ه ا لا 21/2 alif. Contoh: f) Mad Badal, ialah apabila ada huruf mad yang keduluan Hamzah di satu kalimat. 23 Panjangnya 1 alif. ا يم ان Contoh: g) Mad Tamkin, ialah ya kasrah bertasydid bertemu ya sukun. Panjangnya 1 alif. Contoh: ا لن ب ي ين h) Mad Layyin, ialah fathah diikuti wawu atau ya sukun, bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjangnya 3 alif. ب ي ت ب ي ت Contoh: i) Mad Lazim Mutsaqqal kilmi, ialah mad thabi i bertemu tasydid. Panjangnya 3 alif. 23 Ibid.

22 c. Makhraj Contoh: و لا الض ا ل ين j) Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi, ialah mad badal bertemu sukun. Panjangnya 3 alif. آ لا ن Contoh: k) Mad Lazim Musyba harfi, ialah huruf yang dibaca panjang المص yaitu: tiga alif. Jumlahnya ada 8, l) Mad Lazim Mukhaffaf Harfi, ialah huruf yang dibaca يس yaitu: panjang 1 alif, jumlahnya ada 5, m) Mad Farq, ialah mad badal bertemu tasydid. Panjangnya 3 آلذ ك ر ي ن Contoh: alif. 24 Yang dimaksud dengan makhraj yaitu tempat asal keluarnya sebuah huruf dari huruf-huruf hijaiyyah. Adapun tempat asal keluarnya huruf itu ada lima tempat: 1) Keluar dari lubang mulut. 2) Keluar dari tenggorokan. 3) Keluar dari lidah. 4) Keluar dari bibir. 5) Keluar dari pangkal hidung. Untuk lebih jelasnya berikut dijelaskan perinciannya: / و,ب,مHuruf keluar dari kedua bibir kalau wawu bibirnya terbuka, sedangkan ba dan mim bibirnya rapat. / Huruf ف keluar dari bibir sebelah dalam bawah dan ujung gigi depan. 24 H. Dachlan Salim Zarkasyi, Pelajaran Ilmu Tajwid, (Semarang, Yayasan Pendidikan Al-Qur an Raudhatul Mujawwidin, 1989), hlm. 27-34

23 / Huruf ك keluar dari pangkal lidah tetapi dibawah makhraj qaf. / Huruf ق qaf keluar dari pangkal lidah. / Huruf ض keluar dari samping lidah dan geraham kanan dan kiri. / Huruf ي ش ج keluar dari tengahnya lidah dan tengahnya langitlangit sebelah atas. / Huruf ت د ط keluar dari ujung lidah dan pangkal gigi depan sebelah atas. / Huruf ث ذ ظ keluar dari ujung lidah dan ujung gigi depan sebelah atas serta terbuka. / س ز صHuruf keluar dari ujung lidah diatas gigi depan atas dan bawah. / خ غHuruf keluar dari ujung tenggorokan. / Huruf ع ح keluar dari tengah tenggorokan. / Huruf ء ھ keluar dari pangkal tenggorokan. / Huruf ڶ keluar dari antara lidah samping kanan atau kiri dan gusi sebelah atas depan. / Huruf ن keluar dari ujung lidah dibawah makhraj lam. / Huruf ر keluar dari ujung lidah agak kedepan dan agak masuk ke punggung lidah. 25 d. Tartil. Tartil ialah membaguskan bacaan huruf atau kalimat atau ayatayat secara pelan atau tidak tergesa-gesa, satu persatu atau tidak 25 Ahmad Soenarto, op.cit., hlm.77.

24 bercampur aduk ucapannya, teratur, terang dan sesuai dengan hukumhukum ilmu tajwid tentang bacaan yang tartil untuk Al-Qur'an. 26 e. Jahr Jahr menurut bahasa adalah berkumandang dan jelas. Sedangkan menurut istilah adalah tertahannya aliran atau embusan napas ketika mengucapkan huruf. 27 Jahr yang penulis maksud dalam pembahasan ini adalah menyuarakan bacaan atau membaca Al-Qur an dengan keras dan jelas, minimal terdengar pada orang yang menyimak di hadapannya. Tidak harus membaca dengan melagukan. 4. Langkah-langkah Belajar Membaca Al-Qur an Cara mudah belajar membaca Al-Qur'an itu secara garis besar seseorang harus menguasai 5 hal berikut: a. Menguasai huruf hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf berikut makharijul huruf-nya Hal ini dikarenakan untuk bisa membaca Al-Qur'an, 90 % ditentukan oleh penguasaan huruf hijaiyyah dan selebihnya 10 % lagi sisanya seperti tanda baca, hukum dan lain lain. Namun saat ini metode menghafal huruf hijaiyyah 28 huruf dapat dilakukan lebih cepat seperti menggunakan metode titian kata, tanda bentuk, dan sebagainya. b. Menguasai tanda baca (a, i, u atau disebut fathah, kasrah, dan dhommah) Tanda baca di dalam huruf hijaiyyah ternyata sama dengan cara kita mengeja huruf latin dengan istilah vocal (huruf hidup). Hanya 348. 26 Drs. M. Shodiq, Kamus Istilah Agama, (Jakarta: Bonafida Cipta Pratama, 1991), hlm. 27 Acep Iim Abdurohim, op.cit., hlm. 34

25 perbedaannya di dalam huruf Arab Cuma mengenal vocal A, O, I, dan U, sedangkan huruf latin terdapat vocal E. jika di huruf latin huruf B bertemu dengan U menjadi BU, maka sama juga dengan huruf Arab, Ba sama dengan huruf B jika bertemu tanda Baca U (dhommah) maka dibaca BU. c. Menguasai isyarat baca seperti panjang, pendek, dobel (tasydid), dan seterusnya Isyarat baca panjang dan pendek Al-Qur'an sama juga seperti kita mengenal ketukan di dalam tanda lagu. Karena Al-Qur'an juga mengandung unsur irama lagu yang indah. d. Menguasai hukum-hukum tajwid seperti cara baca dengung, samar, jelas dan sebagainya. 28 5. Pembelajaran Al-Qur an di Sekolah a. Pembelajaran Al-Qur an kurikulum MI Di Madrasah Ibtidaiyyah (MI) dalam mata pelajaran keagamaan memiliki cabang dalam bidangnya masing-masing. Misalnya dari segi kebahasaan yaitu mata pelajaran Bahasa Arab, pada segi hukum islam ada pada mata pelajaran Fiqih, mata pelajaran Aqidah Akhlak untuk memperbaiki perilaku dan sopan santun, mata pelajaran SKI (sejarah kebudayaan islam), dan mata pelajaran Al- Qur an Hadits mengajarkan tata cara membaca dan menulis dengan benar. Dan berpeluang materi tersebut juga memiliki buku panduan yang distandarkan oleh Kementerian Agama. Dan tentunya dari segi alokasi waktunya pun pada materi atau mata pelajaran masing-masing sekali pertemuan dalam seminggu, itu artinya di MI lebih banyak jam pelajaran Agama per minggunya dengan mata pelajaran agama islam yang terbagi dalam beberapa materi yang telah dikhususkan. 28 Agus Syafi i, Cara Mudah Belajar Membaca Al-Qur an, http://agussyafii.blogspot. com/2008/09/cara-mudah-belajar-membaca-al-quran.html

26 b. Pembelajaran Al-Qur an kurikulum SD Pada mata pelajaran agama di SD disebut Pendidikan Agama Islam (PAI) ini dalam seminggu hanya sekali pertemuan dengan alokasi dua jam pelajaran. Walaupun mungkin pada kenyataannya di luar jam pelajaran ada semacam pembinaan keagamaan tetapi penulis memandang umumnya di SD memprioritaskan mata pelajaran yang akan di-uan-kan. Jadi kedudukan mata pelajaran selain yang di- UAN-kan khususnya mata pelajaran PAI kurang mendapat apresiasi baik dari siswanya maupun dari segenap para tenaga pengajarnya. Mengingat keberadaan SD yang umumnya memiliki para pelajar dan pengajar yang memeluk agama yang berbeda-beda, jadi mustahil rasanya dapat mengoptimalkan mata pelajaran PAI di lingkungan SD. Atas dasar pernyataan di atas penulis berani berasumsi dan disinilah alasan utama yang penulis jadikan bahan dugaan sementara atau Hipotesis. C. Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Mas ut dengan judul Studi Komparasi Keberhasilan Membaca Al-Qur an antara Siswa yang Belajar dengan Metode Iqro dengan Siswa yang Belajar dengan Metode Bagdadiyah pada SISWA Kelas I dan Kelas II MI Miftahut Tholibin Waru Mranggen Demak Tahun 2005, pada landasan teori menjelaskan tentang sejarah turunnya Al-Qur an, metode yang banyak digunakan di masyarakat. Penelitian oleh Hikmah Kamila yang berjudul Pengaruh Minat dan Kedisiplinan Belajar Ilmu Tajwid terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur an Siswa di TPQ Al-Amin Tingkatan Lanjutan Kauman Wiradesa Pekalongan, menyimpulkan bahwa variabel kemampuan membaca Al-Qur an adalah 79,08 terletak pada interval 77-80. Dari analisis uji hipotesis dengan analisis regresi diketahui terdapat pengaruh positif antara minat belajar ilmu tajwid terhadap kemampuan membaca Al-Qur an siswa ditunjukkan oleh r y1 =2,021 dan koefisien determinasi r2 = 0,041.

27 Penelitian oleh Siti Aslamah dengan judul Pengaruh Pembiasaan Tadarus Al-Qur an terhadap Kedisiplinan Belajar PAI Siswa di SMA YATPI Godong Grobogan, memaparkan keutamaan pembiasaan tadarus Al-Qur an dan hikmah pembiasaan tadarus Al-Qur an. Dengan kesimpulan bahwa ada pengaruh positif antara pembiasaan tadarus Al-Qur an terhadap kedisiplinan belajar PAI siswa di SMA YATPI di Godong Grobogan, yaitu dilihat dari nilai Freg>Ft 5% dan Freg>Ft 1% berarti signifikan dan hipotesis dapat diterima. D. Hipotesis Hipotesis atau hipotesa adalah dugaan sementara, yang mungkin dapat benar juga dapat salah. Ia akan diterima jika fakta membuktikan kebenarannya, dan akan ditolak jika hipotesis tidak ada keterkaitan dengan fakta. 29 Dalam penelitian lapangan (field research) khususnya kuantitatif, hipotesis menjadi syarat penting yang diperlukan keberadaannya karena hipotesis secara logis menghubungkan kenyataan yang telah diketahui dengan dugaan tentang kondisi yang belum diketahui. Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah kemampuan membaca Al-Qur an siswa yang berasal dari MI lebih baik daripada kemampuan membaca Al-Qur an siswa yang berasal dari SD. 29 Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm.62.