BAB VI PENUTUP. Terkait dengan faktor faktor yang mempengaruhi kebijakan negara. kurang kontrol atau lemah dalam melakukan monitoring dan

dokumen-dokumen yang mirip
A. Kesimpulan BAB V PENUTUP

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penentu. keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. dari masing-masing karyawan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Oposisi Fraksi PDI Perjuangan di Dewan Perwakilan Rakyat (legislatif),

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berarti meningkatkan tanggung jawab wanita sebagai pribadi yang mandiri

Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender

GLOBAL! CORRUPTION! BAROMETER 2017

ABSTRAK. keberhasilan koperasi, jumlah anggota, modal, kualitas SDM, partisipasi anggota

PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS

MODEL PENGEMBANGAN KADER PKK SEBAGAI MOTOR PEMBANGUNAN

BAB VI KESIMPULAN. berasal dari dana mereka masing-masing. Di samping itu bantuan finansial dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. ekspresi emosi pada keempat suku tersebut baik di rumah sendiri maupun di

Partisipasi kelompok marginal dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang

SISTEM MERIT DAN KESETARAAN GENDER JABATAN PIMPINAN TINGGI (JPT)

Konsep Sustainable Livelihoods. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Perempuan di Ranah Politik Pengambilan Kebijakan Publik

PENDAHULUAN Latar Belakang

IDENTITAS RESPONDEN. Nama : ( Boleh tidak diisi ) Mohon Bapak/ Ibu periksa kembali semua jawaban agar jangan sampai ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

Pelatihan Teknik Most Significant Change (MSC) Dan Analisis Kualitatif

INSTRUMEN UNTUK MELAKUKAN TRACER STUDY TERHADAP LULUSAN

PENGARUSUTAMAAN GENDER SEBAGAI UPAYA STRATEGIS UNTUK MEWUJUDKAN DEMOKRATISASI DALAM BIDANG EKONOMI. Murbanto Sinaga

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1

BAB V PENUTUP. Kesimpulan penelitian disusun berdasarkan pengolahan dan analisis data

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

Strategi Gerakan untuk Kepentingan Perempuan Surya Tjandra Unika Atma Jaya Jakarta, 10 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. pekerja atau buruh. Oleh karena itu seorang tenaga kerja sebagai subyek

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Kedua kemampuan ini akan menjadi tonggak atau landasan bagi

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu Negara yang menjalankan sistem demokrasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam hal ini lembaga pendidikan merupakan institusi yang dipandang paling

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan dan loyalitas anggota dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu

Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME. Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

69 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. oleh daya saing dan keterampilan (meritokration). Pria dan wanita sama-sama

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai tujuan tertentu. Diantaranya pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENEG PP. Layak Anak. Kabupaten. Kota. Kebijakan. Pelaksanaan.

BAB VI PENUTUP. signifikasi t untuk karakteristik biografis adalah 0,116. adalah 0,000 dan nilai tersebut lebih kecil dari probabilitas 0,05.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik, profesional dan komitmen yang tinggi, sebab pada era

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan pembangunan. Tidaklah mudah untuk mengadakan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh pengaturan kerja

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu meningkatkan daya saing dalam rangka menjaga kelangsungan

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

SINERGI ANGGOTA PARLEMEN, MEDIA DAN OMS UNTUK MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERFIHAK PADA PEREMPUAN MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, setelah menyelesaikan pendidikan ekonomi jurusan akuntansi,

PB-03 ORGANISASI KOMPLEKS DAN BIROKRASI

JCM dalam Konteks Kultural Masyarakat Timor Leste

DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia memegang peranan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif.

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai sistem tertutup (closed system) sudah waktunya. menuntut para pekerja harus terampil.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini berada di jalan Jenderal Sudirman No. 77 Kota Gorontalo.

GARIS-GARIS BESAR PEDOMAN KERJA ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 (GBPK OPM FT UM 2016)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

1 Agus Retnanto, Bimbingan dan Konseling, Kudus, STAIN, 2009, hal Ibid halaman 110

BAB I PENDAHULUAN. lain atau disebut manusia sebagai makhuk sosial. Semua itu didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. vital dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol, teorema, dalil,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

PEMBANGUNAN NASIONAL BERWAWASAN GENDER

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR PENYEBAB TIDAK TERPILIHNYA 11 ORANG CALEG PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan sistem manajamen yang dapat mendorong organisasi agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka melaksanakan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II. dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Terselenggaranya

Visi & Misi Kepemimpinan Nasional dalam Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prepared by Farlianto. /

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP Berdasarkan uraian dari penelitian dengan judul Faktor Faktor yang mempengaruhi kebijakan negara dalam penangulangna Kekerasan dalam rumah tangga dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut. A. Kesimpulan Terkait dengan faktor faktor yang mempengaruhi kebijakan negara dalam menanggulangi kekerasan dalam rumah tangga, tampak masih kurang kontrol atau lemah dalam melakukan monitoring dan evaluasi.dengan demikian,banyak menghadapi ganjalan di lapangan sehingga program ini kurang optimal saat diimplementasikan. Dari hasil penelitian di lapangan maupun yang berdasarkan variabel variabel yang digunakan, tampak bahwa sumber daya manusia masih sangat lemah dimana dari hasil yang telah ada menunjukan bahwa sumber daya manusia yang lemah sangat memengaruhi efektifitas kebijakan kekerasan dalam rumah tangga karena kurang adanya pemahaman yang mendalam mengenai misi dan konteks kebijakan tersebut. Sumber daya manusia yang lemah dalam organisasi memerlukan pelatihan dan pengembangan yang mendalam dimana merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Tetapi apabila dilihat dari sasarannya, pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan 101

yang spesifik terhadap mencapaian efektifitas kebijakan kekerasan dalam rumah tangga, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja dalam organisasi. Agar mutu dan kemampuan sumber daya manusia yang telah ada mampu bersaing dan dapat mengikuti perkembangan zaman, terlebih pada era globalisasi, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang berkembang dengan sangat pesat. Sumber daya manusia akan bekerja secara optimal jika organisasi dapat mendukung kemajuan karir mereka dengan melihat apa sebenarnya kompetensi mereka Hal ini jelas akan membawa peningkatan terhadap kinerja organisasi apabila pelatihan dan pengembangan pegawai dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Pengembangan sumber daya manusia dirasakan sangat penting karena tuntutan pekerjaan yang sangat kompleks akibat kemajuan teknologi dan kompetisi diantara berbagai organisasi, sangat membutuhkan pengembangan pegawai yang baik, sehingga kebijakan kekerasan dalam rumah tangga bisa seoptimal mungkin. 102

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, penempatan pegawai negeri belum semuanya disesuaikan dengan kualitas yang ada. Dari sini pun tampak masih lemahnya sumber daya manusia di organisasi pemerintah. Mempersiapkan sumber daya manusia ke depan dengan memberikan keterampilan dan pendidikan formal, diharapkan ke depannya sumber daya manusia akan lebih andal dalam memahami tugas dan fungsi masing masing. Dalam perekrutan pegawai di organisasi pemerintah Timor Leste masih di temukan adanya praktik nepotisme. Praktik ini adalah tindakan memilih kerabat sendiri, teman atau sahabat untuk menduduki jabatan di pemerintahan. Dalam praktik nepotisme ini, ada kecenderungan untuk mengutamakan sanak saudara atau teman dalam menduduki sebuah jabatan dalam pemerintahan atau suatu perusahaan.karena adanya praktik ini, implementasi kebijakan kekerasan dalam rumah tangga kurang efektif. Perekrutan dengan dasar nepotisme ini mendudukan kerabat dekat, saudara maupun anggota partai akti dalam sebuah partai politik dalam organisasi pemerintahan. Dengan perekrutan seperti ini, pegawai yang direkrut belum memahami dengan baik tugas dan fungsi mereka dalam sebuah jabatan sehingga sulit mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perekrutan yang tidak sesuai dengan merit sistem dan sering menyalahgunakan kekuasaan untuk hal hal yang bersifat pribadi atau yang bersifat partai politik menyebabkan implementasi kebijakan di masyarakat kurang efektif. Para implementor pelaksana yang sebagian besar hanya dipilih 103

melalui sistem kekeluargaan atau sistem kerabat dekat kurang memahami tugas dan fungsi mereka dalam proses implementasi. Kurang paham terhadap konteks kebijakan menimbulkan kurang optimalnya kebijakan kekerasna dalam rumah tangga. Budaya kekuasaan yang masih dominah dari atasan terhadap bawahan yang masih kuat dalam lingkungan organisasi juga memengaruhi pengambilan keputusan karena sangat kentara semua keputusan diambil dari atasan. Dalam organisasi pemerintah Timor Leste para bawahan hanya mengikuti keputusan atasan tanpa protes atau sikap kritis kepada atasan. Protes atau pun sikap kritis ini dapat memengaruhi kinerja pegawai itu dalam evaluasi kinerja nantinya. Hal ini menimbulkan ketakutan bawahan untuk mengkritik atasan sehingga salah dan benar tindakan atasan hanya diikuti tanpa adanya protes. Kultur otoriter dari atasan sangat domina dalam sistem birokrasi pemerintah Timor Leste. Dalam struktur pemerintahan di Timor Leste diperlukan adanya sebuah proses yang panjang dan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Diperlukan pula adanya kerja keras dari pegawai pemerintahan ini untuk mengubah pola pikir masyarakat agar sehingga implementasi kebijakan Kekerasan dalam rumah tangga dapat terjadi seoptimal mungkin. 104

B. Saran Berkaitan dengan permasalahan yang ditemui dalam hasil temuan lapangan, maka perlu adanya langkah konkret berupa saran ataupun rekomendasi.langkah konkret ini diharapkan dapat membuat implementasi kebijakan ke depan lebih efektif. 1. Sumber daya manusia di Timor Leste perlu ditingkatkan pendidikan formal dan informal mengenai gender atau pun mengenai pendidikan politik sehingga pemahaman tentang implementasi suatu kebijakan mengenai Kekerasan rumah tangga akan lebih optimal. 2. Dengan memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada lingkungan sosial khususnya di bidang gender sehingga norma budaya dan ajaran agama yang selama ini di peroleh oleh sosial masyarakat tidak akan bias gender. 3. Pelatihan dan penguatan keterampilan politik perempuan untuk memperkuat keterampilan politik perempuan Timor Leste sehingga perempuan aktif terlibat didalam kegiatan kegiatan politik terutama dalam lembaga legislatif dan partai politik. 4. Mendorong perempuan Timor Leste dalam keterlibatan di lingkungan sosial politik sehingga perempuan Timor Leste memiliki eksistensi yang tidak kalah dari seorang laki laki. 105