Perencanaan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum

dokumen-dokumen yang mirip
Undang-Undang No. 2 tahun 2012

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR.22 TAHUN 2013

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENDANAAN BAGI KEPERLUAN PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM.

SKEMA PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DI DAERAH

DIREKTORAT PENGATURAN DAN PENGADAAN TANAH PEMERINTAH

1. Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum dan pendanaannya.

PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN

DIKLAT MANAJEMEN PROYEK. Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN DAK TAHUN 2018

DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018

PELAKSANAAN e-planning (DISKUSI ONLINE)

POIN KESEPAKATAN BILATERAL MEETING. BIDANG SARANA DAN PRASARANA Rakorbangpus II, 4 Mei 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ASPEK PAJAK DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM OLEH INSTANSI PEMERINTAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Disampaikan oleh: TJAHJO KUMOLO

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

SINKRONISASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

BAB IV KAIDAH PELAKSANAAN

Press Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012

SINERGI PENGELOLAAN APBN YANG LEBIH BERKUALITAS DISAMPAIKAN OLEH DIRJEN ANGGARAN BUDGET DAY 22 NOVEMBER 2017

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PEMBIAYAAN PROYEK MELALUI PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MODUL 5 : PENGADAAN TANAH DIBAWAH 5 HA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN

PROSES PELAKSANAAN PENYUSUNAN RKP DAN PAGU INDIKATIF DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PEMBIAYAAN PROYEK MELALUI PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA

HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS 10

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya. RPIJM DAN KPJM Bidang Cipta Karya

TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH. Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

GORR Dipastikan Tuntas 2019, Khusus Segmen I,II, Segmen III Tersendat Pembebasan Lahan

PETA REGULASI KONSERVASI ENERGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Musrenbang 2011 untuk penyusunan RKP Bappenas, 10 Maret 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ARAH KEBIJAKAN PENDANAAN PENCAPAIAN SASARAN AIR MINUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

PELAKSANAAN UU. NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

PERENCANAAN TAHUNAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

UU No. 2 thn ASAS DAN TUJUAN POKOK-POKOK PENGADAAN TANAH PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

GAMBARAN KEBUTUHAN DAN ROAD MAP PERSIAPAN PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DI DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN PERENCANAANPEMBANGUNANNASIONAL/ BADANPERENCANAAN PEMBANGUNANNASIONAL. MenteriPPN/KepalaBappenas

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Jangka Panjang dan Menengah) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2016

CANN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR :_3 TAHUN 2010 TAHUN TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERUBAHAN RENCANA KERJA DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI

2 atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Mengingat : 1. Pasal 5 a

Oleh Ir. Timbul Pudjianto, MPM Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri

Kebijakan Program Bidang Cipta Karya

KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2014

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RPJMD PROVINSI DKI JAKARTA PERIODE TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR :_3 TAHUN 2010 TAHUN TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

DANA KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-03/M.

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Sambutan Pembukaan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BAB 7 PENUTUP 7.1 PEDOMAN PEMBANGUNAN

PROVINSI JAWA BARAT WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

Transkripsi:

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Perencanaan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum 1 Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Jakarta, 25 November 2013

Kerangka paparan Latar belakang Pokok-pokok pengaturan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum Tahapan Penyelenggaran Pengadaan Tanah: Perencanaan dan Penganggaran 2

Latar belakang: Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur maka negara perlu melaksanakan pembangunan sesuai amanat dalam Pembukaan UUD 1945 yang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk melaksanakan pembangunan tersebut memerlukan ketersediaan tanah yang perolehannya dapat dilakukan melalui proses pengadaan tanah untuk pembangunan yang menjamin aspek keadilan. 3

Masalah dan hambatan: Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum menghadapi beberapa masalah dan hambatan, sbb: Tanah yang diperlukan untuk pembangunan tidak terjamin ketersediaannya. Peraturan perundangan yang ada selama ini tidak mengatur batas waktu dalam setiap tahap proses pengadaan tanah; Adanya penolakan masyarakat yang disebabkan besaran ganti rugi yang tidak sesuai dan kuatnya ikatan emosional masyarakat dengan tanahnya; Maraknya spekulasi tanah; Lokasi pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana 4 Tata Ruang Wilayah

Terobosan Prinsip pengadaan tanah ideal: Tanah untuk pembangunan kepentingan umum harus tersedia; Hak masyarakat diakui dan diperlakukan secara adil; Spekulasi tanah teratasi; Terobosan : UU 2/2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum; Perpres 71/2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. 5

Pokok-pokok pengadaan tanah (UU 2/2012) Pemerintah dan atau Pemda menjamin tersedianya tanah dan pendanaan untuk kepentingan umum; Pihak yang berhak (pihak yang menguasai atau memiliki obyek pengadaan tanah) wajib melepaskan tanahnya setelah menerima ganti kerugian atau berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; Pengadaan tanah untuk kepentingan umum diselenggarakan oleh Pemerintah. 6

Pokok-pokok pengadaan tanah (UU 2/2012) Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan sesuai dengan: (Pasal 7 ayat 1) Rencana Tata Ruang Wilayah; Rencana Pembangunan Nasional/Daerah; Rencana Strategis; dan Rencana Kerja setiap Instansi yang memerlukan tanah. Pengadaan Tanah untuk infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi, pengadaannya diselenggarakan berdasarkan Rencana Strategis dan Rencana Kerja Instansi yang memerlukan tanah (Pasal 7 ayat 2). 7

Jenis pembangunan untuk kepentingan umum (Pasal 10) a. Pertahanan dan keamanan nasional; b. Infrastruktur transportasi umum; c. Infrastruktur penyediaan air dan pengairan; d. Infrastruktur penyediaan dan penyaluran energi; e. Jaringan telekomunikasi; f. Tempat pembuangan dan pengolahan sampah; g. Fasilitas kesehatan, fasilitas sosial, fasilitas umum; h. Cagar alam dan cagar budaya; i. Kantor pemerintah, prasarana pendidikan dan olahraga; j. Penataan permukiman kumuh perkotaan, perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. 8

Tahap Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Dokumen Perencanaan (Instansi yang memerlukan tanah) Konsultasi Publik (Instansi dan Pemprov) Penetapan Lokasi (Gubernur) Penetapan Nilai Ganti Kerugian (Penilai Independen) Perolehan Tanah (Lembaga Pertanahan) Instansi yang memerlukan tanah dan Lembaga Pertanahan PERENCANAAN PERSIAPAN PELAKSANAAN PENYERAHAN HASIL 9

INSTANSI Instansi yang memerlukan Tanah meliputi: Lembaga negara Kementerian dan lembaga pemerintah nonkementerian Pemerintah provinsi Pemerintah kabupaten/kota Badan Hukum Milik Negara (BHMN)/Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapat penugasan khusus Pemerintah

Tahap Perencanaan Pengadaan Tanah Catatan: Peran K/L dan Pemda sebagai instansi yang memerlukan tanah pada tahap perencanaan yaitu melakukan tahapan 1-4 Dasar Perencanaan 1. Rencana Tata Ruang Wilayah (Nasional; Provinsi; dan/atau Kab/Kota) 2. Prioritas Pembangunan: a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah b. Rencana Strategis c. Rencana Kerja Instansi 1 STUDI KELAYAKAN: 1. Survey Sosial Ekonomi 2. Kelayakan lokasi 3. Analisis biayamanfaat; 4. Perkiraan nilai tanah 5. Dampak lingk. dan sosial 6. Studi lain yang diperlukan 2 3 Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah 4 Penetapan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Penyerahan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah kepada Pemerintah Provinsi Persiapan 11

Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah a. Maksud dan tujuan rencana pembangunan. b. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah. c. Letak tanah. (Kelurahan/Desa; Kecamatan; Kabupaten; dan Provinsi). d. Luas tanah yang dibutuhkan. e. Gambaran umum status tanah (data awal penguasaan dan pemilikan atas tanah). f. Perkiraan waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah. g. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan. h. Perkiraan nilai tanah. (ganti kerugian atas: tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah, dan/atau kerugian lain yang dapai dinilai). i. Rencana penganggaran. (besar dana, sumber dana, dan rincian alokasi untuk perencanaan, persiapan, pelaksanaan, penyerahan 12 hasil, administrasi dan pengelolaan, serta sosialisasi).

13 SUMBER DANA PENGADAAN TANAH

SUMBER DANA PENGADAAN TANAH Pendanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). (Pasal 52 ayat 1) Dalam hal Instansi yang memerlukan tanah Badan Hukum Milik Negara/Badan Usaha Milik Negara yang mendapatkan penugasan khusus, pendanaan bersumber dari internal perusahaan atau sumber lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(pasal 52 ayat 2). Dana Pengadaan Tanah meliputi dana: perencanaan; persiapan; pelaksanaan; penyerahan hasil; administrasi dan pengelolaan; dan sosialisasi. (Pasal 53) 14

INTERNALISASI DOKUMEN PERENCANAAN PENGADAAN TANAH KEDALAM PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Ilustrasi Proses Penyusunan RKP 2015 RANCANGAN AWAL RKP DAN PAGU INDIKATIF TRILATERAL MEETING MUSRENBANGPROV PERPRES RKP JAN FEB MAR APR MEI PENYUSUNAN DAN PENETAPAN DOKUMEN PERENCANAAN PENGADAAN TANAH OLEH INSTANSI MUSRENBANGPROV MUSRENBANGNAS Catatan: Perencanaan pengadaan tanah yang akan dilakukan pada tahun 2015, maka penyusunan dan penetapan dokumen pengadaan tanah harus dilakukan pada Bulan Januari-Februari 15 2014

TERIMA KASIH

STUDI KELAYAKAN PENGADAAN TANAH (1/2) Studi kelayakan Pengadaan Tanah mencakup: a. Survey sosial ekonomi. Untuk menghasilkan kajian mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat yang diperkirakan terkena dampak pengadaan tanah. b. Kelayakan lokasi. Untuk menghasilkan analisis mengenai kesesuai fisik lokasi dgn rencana pembangunan untuk kepentingan umum yang dituangkan dalam bentuk peta rencana lokasi pembangunan. c. Analisis biaya dan manfaat pembangunan bagi wilayah dan masyarakat. Untuk menghasilkan analisis mengenai biaya yang diperlukan dan manfaat pembangunan yang diperoleh bagi wilayah dan masyarakat d. Perkiraan nilai tanah. Untuk menghasilkan perkiraan besarnya nilai Ganti Kerugian Obyek Pengadaan Tanah 17

STUDI KELAYAKAN PENGADAAN TANAH (2/2) Studi kelayakan Pengadaan Tanah mencakup: d. Dampak lingkungan dan dampak sosial yang mungkin timbul akibat dari pengadaan tanah dan pembangunan. Untuk menghasilkan analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau dokumen lingkungan hidup lainnya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan e. Studi lain yang diperlukan. Studi khusus yang diperlukan dapat berupa studi budaya masyarakat; studi politik dan keamanan; atau studi keagamaan sebagai antisipasi dampak spesifik akibat pembangunan untuk kepentingan umum. 18