BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA PADA MATERI STATISTIKA UNTUK SISWA KELAS IX SMP/MTs

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS GUIDED DISCOVERY PADA MATERI PROTISTA UNTUK PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN JARINGAN TUMBUHAN BERBASIS HAKIKAT SAINS. Evi Mardiani, Siti Romlah Noerhodijah

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK BERBASIS MOBILE-LEARNING PADA MATA KULIAH OPTIK DI FKIP UNIVERSITAS JEMBER

PENGEMBANGAN MODUL BERWAWASAN SALINGTEMAS (SAINS, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT) PADA MATERI SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM KELAS VII

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR BAGI MAHASISWA PGSD UAD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH MELALUI PENGINTEGRASIAN NILAI-NILAI KE-ISLAMAN MATERI SISTEM PERNAPASAN KELAS XI SMA.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

Pengembangan Modul Berciri Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Tekanan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDAMPING IPA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER 2 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KANDUNGAN ZAT DALAM MAKANAN DENGAN MODEL CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI POKOK PLANTAE UNTUK SMA. Oleh

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI ALAT INDERA UNTUK SMP

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI MANAJEMEN DAN KEUANGAN

PENGEMBANGAN MODUL DILENGKAPI MIND MAP DAN GLOSARIUM PADA MATERI PELAJARAN BIOLOGI UNTUK SISWA KELAS X SMAN 12 PADANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

Reta Yuliani Fajrin 40, Jekti Prihatin 41, Pujiastuti 42

PENGEMBANGAN CHEMISTRY ELECTRONIC MODULE MATERI LARUTAN ASAM BASA KELAS XI SMA/MA

PENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI DENGAN TEKA-TEKI SILANG PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI DI MAN 1 MUARA BUNGO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

KELAYAKAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA SMPN 1 KAYEN KIDUL

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN BUKU SAKU SEBAGAI BAHAN AJAR AKUNTANSI PADA POKOK BAHASAN JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, SOCIETY (SETS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BAB ALAT OPTIK DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH CS6 PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG KELAS X-AK SMK MUHAMMADIYAH 1 TAMAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

Pengembangan Kegiatan MINI-LAB pada Topik Ekologi dan Lingkungan Untuk Siswa Kelas X SMA

PENGEMBANGAN MODUL INKUIRI TERBIMBING BERBASIS POTENSI LOKAL PADA MATERI TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA ) DAN TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) TESIS

Pengembangan Modul Bernuansa Newspaper Dilengkapi dengan Concept Map Bergambar dan Poster pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 12 Padang

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

PENGEMBANGAN MODUL YANG DIAWALI DENGAN PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Sistem Reproduksi Manusia

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS WEBMATERI PROTOZOA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SISWA KELAS X SMA DI NEGERI 1 SEWON

KETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

FEKTIVITAS PENGEMBANGAN MODUL PERKULIAHAN DASAR ELEKTRONIKA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA

Yulia Fanrista Vera*), Zulfaneti ** ), Melisa ** ) ABSTRACT

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT 2 BERBASIS PEMECAHAN MASALAH. Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PBL BERUPA LKPD DISERTAI NILAI KARAKTER. Abstrak

PENGEMBANGAN MODUL DISERTAI PETA KONSEP JENIS SPYDER CONCEPT MAP PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP. Oleh:

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA DALAM MENUNJANG KEGIATAN BELAJAR DI KURIKULUM 2013 MATERI JURNAL KHUSUS. Vidia Pattashiki. Luqman Hakim.

Eka Fajar Pramono S-1 Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA KELAS X SMA

PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT YANG DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS ANDROID PADA MATERI PLANTAE UNTUK SISWA SMA MENGGUNAKAN ECLIPSE GALILEO

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 1 PEJAGOAN TAHUN AJARAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

PENGEMBANGAN LKS BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN SAINS

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SAINS BERBASIS PENDEKATAN INKUIRI PADA SUB POKOK BAHASAN BIOTEKNOLOGI KELAS IX SMP

Keyword: ecosystem, contextual teaching and learning, and modul.

Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

PENGEMBANGAN MEDIA BIYAS MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Transkripsi:

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 22-980 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-701 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA M. Khoirudin Universitas Nahdlatul Ulama Lampung E-mail: irul_tpg13@yahoo.com Abstract: Module is designed learning materials systematically based on specific of curriculum and packed in the smallest unit of learning and enable the students to learn dependent certain time. The an of the research: To describe the learning model that has been developed at this time, develop learning module Inquiry-Based Science Biology Matters Interaction between the organism with the environment, describe the inquiry-based module that has been developed, reveal the advantage and disadvantage of learning module that has been developed. The research used plan of research and development. The research data obtained in the analysis of descriptive percentages. The resulting expert testing design is 8,8%, expert testing material 88,7%. This means the module of science biology was developed is Good used in learning. The conclusion of this research is module Inquiry-based Science Biology on the theme Interaction between the organism with the Environment that developed "Good" is use din teaching students of SMP/MTs. Kata Kunci: modul, IPA Biologi. interaksi antar makhluk hidup Keterbatasan waktu di dalam kelas dapat ditutupi dengan proses pembelajaran yang dilakukan secara mandiri oleh masing-masing siswa. Belajar secara mandiri, disamping belajar di dalam kelas, dapat memenuhi tujuan pembelajaran. Siswa dapat memahami materi dengan cepat dengan kemampuan masing-masing. Dengan demikian diperlukan lebih dari buku untuk dapat membimbing siswa untuk menjadi lebih aktif belajar secara mandiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA di MTs Bandar Agung, modul sudah digunakan sebagai salah satu bahan belajar siswa. Namun penggunaannya masih seperti buku, karena hanya terdapat penjabaran meteri serta paket soal evaluasi. Modul seperti ini kurang dapat digunakan sebagai bahan belajar mandiri siswa, karena dipandang siswa kurang menarik. Untuk itu perlu adanya bahan ajar yang dapat digunakan sebagai sarana belajar mandiri oleh siswa. Bahan ajar penting digunakan dalam pembelajaran, karena bahan ajar berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran. Dharma (2008: 3) mengemukakan bahwa modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar secara langsung. Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan lainnya yang terdapat dalam modul ini diatur sehingga ia seolah-olah merupakan bahasa pengajar atau bahasa guru yang sedang memberikan pengajaran kepada murid-muridnya. Maka dari itulah, media ini sering disebut bahan instruksional mandiri. Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh Novana (201: 112) tentang pengembangan modul inkuiri 106

terbimbing berbasis potensi lokal menunjukkan bahwa Modul Pembelajaran dapat dipakai secara individual ataupun dipakai sebagai media pembelajaran yang digunakan guru. Menurut Russel (dalam Sumiati, 2008: 11) modul merupakan suatu paket belajar mengajar berkenaan dengan satu unit meteri pembelajaran. Dengan modul siswa dapat mencapai taraf finising (tuntas) dengan belajar secara individual. Siswa tidak dapat melanjutkan ke suatu unit pelajaran berikutnya sebelum mencapai taraf tuntas. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa modul adalah bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari siswa secara mandiri dalam waktu tertentu, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing, tanpa terikat oleh waktu, tempat, dan hal-hal lain di luar dirinya sendiri. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang dapat dirumuskan kebenarannya secara empiris. Purwasari (2013: 36) mengemukakan bahawa pembelajaran IPA memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta memfokuskan pada peningkatan pengetahuan siswa tentang diri sendiri dan alam sekitarnya. Pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hendarwati (2013: 62) menyatakan inkuiri adalah suatu proses pembelajaran yang diharapkan dapat mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi, mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah, merumuskan hipotesis dan melakukan pengamatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. METODE Jenis penelitian ini adalah Research and Development yang bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran berbasis inkuiri pada materi interaksi antar makhluk hidup dengan lingkungannya. Penelitian dan pengembangan ini dikemukakan oleh Thiagarajan (dalam Trianto 201: 9). Adapun langkahlangkahnya sebagai berikut: 1) Pendefinisian, 2) Perancangan, 3) Pengembangan (validasi, uji coba kecil, dan uji coba besar), ) Penyebaran. Subjek penelitian untuk uji coba produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Bandar Agung semester 2 Tahun ajaran 201/201. Instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam uji coba berupa Angket/kuesioner. Kuesioner sebagai lembar penilaian produk digunakan untuk mendapatkan data tentang kelayakan modul hasil pengembangan. Dalam menganalisis angket menggunakan rumus Sudjana (dalam Elvinawati 2008: 19). : x 100% Keterangan: : Skor rata-rata : Jumlah skor N :Jumlah responden Setelah penilaian angket selesai dihitung persentasenya, maka tahap selanjutnya yaitu menafsirkan angka, Setelah penilaian angket selesai dihitung persentasenya, maka tahap selanjutnya yaitu menafsirkan angka yang didapat dari hasil perhitungan, hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat 107

kelayakan dan keterbacaan modul yang telah dikembangkan. Penilaian ini menggunakan cara penafsiran Sudjana (dalam Hidayah 201: 3) Tingkat Kriteria Keterangan Pencapaian 90% p 100% Sangat Baik Tidak perlu direvisi 7% p < 90% Baik Tidak perlu direvisi 6% p < 7% Cukup Direvisi % p < 6% Kurang Direvisi 0 p % Sangat Kurang Direvisi rekapitulasi penilaian dari 3 ahli media HASIL pembelajaran. Hasil tersebut a. Data Hasil Pengujian Desain direkapitulasikan menjadi satu yang Tampilan Modul Data hasil pengujian kelayakan tampilan desain Modul ini merupakan dapat disajikan dalam tabel 1. No. Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Data Pengujian oleh Ahli Media Pembelajaran tentang Tampilan Desain Modul. Skor Ahli Pernyataan Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3 1. Caver Modul terlihat jelas, dan menarik. 3 2. Gambar sudah sesuai dengan materi yang disampaikan 3. Penempatan kolom informasi atau tugas dalam Modul.. Pemberian kata motivasi sesuai dengan kondisi dan keadaan peserta didik.. Ukuran dan jenis huruf pada Modul terlihat jelas dan konsisten 6. Tampilan Modul tiap halaman menarik dan konsisten 7. Ukuran kertas Modul sudah sesuai standar yang digunakan yaitu A 8. Pemilihan kata dari setiap informasi mudah dipahami sesuai dengan perkembangan peserta didik. 9. Pemilihan kata yang digunakan tidak mengandung makna ambigu. 10. Pemilihan gambar menarik dan sesuai dengan materi yang disampaikan. 11. Penggunaan warna pada Modul baik pada tulisan maupun gambar terlihat jelas, sehingga menjadikan Modul terlihat indah dan menarik 108

Jumlah 6 8 Rata-rata,1,09,3 b. Data Hasil Pengujian Ahli Materi dalam Modul Tabel 2. Rekapitulasi Data Hasil Pengujian Ahli Materi Pembelajaran dalam Modul Skor Ahli No. Pernyataan 1. Materi yang dijelaskan sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). 2. Materi yang dijelaskan cukup dalam, dan mampu memberikan informasi yang baik kepada peserta didik tentang interaksi antar makhluk hidup. 3. Materi yang disampaikan sudah baik, dan terkini.. Sistematika penyusunan materi berurutan.. Penggunaan simbol dan istilah dalam materi konsisten dan tepat. 6. Penyusunan kalimat dalam Modul baik sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). 7. Isi Modul komunikatif, mampu mengajak peserta didik untuk aktif, dan komunikasi dua arah terjalin. 8. Materi yang disampaiakn sudah mencakup, fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. 9. Penggunaan bahasa pada isi materi sesuai dengan perkembangan Peserta Didik. 10. Setiap komponen dalam Modul sudah menunjukkan adanya inkuiri (merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpukan data yang ditemukan, dan membuat kesimpulan). Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3 11. Setiap kegiatan atau soal yang terdapat dalam Modul sudah sesuai dengan isi. Jumlah 6 Rata-rata,09,1 109

c. Data Hasil Angket Pengujian Tingkat Keterbacaan oleh Peserta Didik 1. Pengujian Tingkat Keterbacaan dalam Kelompok Kecil Pengujian kelompok kecil telah dilaksanakan di MTs Bandar Agung yang berjumlah berjumlah 10 responden siswa kelas VII yang dipilih secara acak. Instrumen yang digunakan dalam uji coba ini adalah angket sebagai sumber data utama. Uji coba kelompok kecil ini dilakukan guna untuk mengetahui tingkat keterbacaan oleh peserta didik. Berikut hasil rekapitulasi data hasil pengujian tingkat keterbacaan oleh peserta didik dalam kelompok kecil sebanyak 10 orang disajikan dalam tabel 3. Tabel 3 Rekapitulasi Data Hasil Pengujian Tingkat Keterbacaan Modul oleh Peserta Didik dalam Kelompok Kecil No. Pernyataan Penilaian Peserta Didik 1. Secara umum Modul menarik dan membuat saya 90 semangat untuk membacanya. 2. Penggunaan kata mudah dipahami 78 3. Pemilihan gambar dalam Modul memudahkan saya 9 dalam memahami materi.. Petunjuk setiap kegiatan dalam Modul sudah jelas. 88. Informasi yang disediakan menjadikan saya lebih paham tentang materi interaksi makhluk hidup dengan 92 lingkungannya. 6. Pertanyaan-pertanyaan pada petunjuk praktikum mudah 76 dipahami dan dijawab. 7. Ukuran huruf dan jenis huruf terlihat jelas. 90 8. Setiap kegiatan memancing rasa ingin tahu. 92 9. modul ini mampu mempermudah mempelajari materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. 90 10. Tugas-tugas dalam modul ini mampu membuat materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya menjadi 86 lebih mudah untuk dipahami. Jumlah 876 Rata-rata 87,6 2. Pengujian Tingkat Keterbacaan dalam Kelompok Besar Pengujian terhadap modul ini yaitu untuk mengetahui tingkat keterbacaan Modul dalam kelompok besar. Jumlah peserta didik yang mengisi angket ini sebanyak 2 orang siswa, selain mengisi angket peserta didik juga 110

PERSEN M. KHOIRUDIN, PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN... diminta memberikan masukan terhadap Modul yang telah dikembangkan. Hasil rekapitulasi data hasil pengujian tingkat keterbacaan oleh peserta didik sebanyak 2 orang disajikan dalam tabel. Tabel Rekapitulasi Data Hasil Pengujian Tingkat Keterbacaan Modul oleh Peserta Didik dalam Kelompok Besar. No. Pernyataan Penilaian Peserta Didik 1. Secara umum Modul menarik dan membuat saya 89,6 semangat untuk membacanya. 2. Penggunaan kata mudah dipahami 8,8 3. Pemilihan gambar dalam Modul memudahkan saya 88 dalam memahami materi.. Petunjuk setiap kegiatan dalam Modul sudah jelas. 82,. Informasi yang disediakan menjadikan saya lebih paham tentang materi interaksi makhluk hidup dengan 83,2 lingkungannya. 6. Pertanyaan-pertanyaan pada petunjuk praktikum mudah 8 dipahami dan dijawab. 7. Ukuran huruf dan jenis huruf terlihat jelas. 87,2 8. Setiap kegiatan memancing rasa ingin tahu. 8,8 9. modul ini mampu mempermudah mempelajari materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. 88 10. Tugas-tugas dalam modul ini mampu membuat materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya menjadi 89,6 lebih mudah untuk dipahami. Jumlah 8616 Rata-rata 86,16 12 10 8 6 2 0 Pengujian Ahli Media Pengujian Ahli Materi Gambar 1. Hasil Analisis Pengujian Ahli terhadap Modul Baik dengan Ketegori 7% - 90% 111

Berdasarkan hasil analisis data Modul tersebut, pengujian yang dilakukan oleh ahli media pembelajaran yang menilai kelayakan tampilan desain Modul menunjukkan persentase penilaian sebesar 8,8% sehingga produk pengembangan modul pembelajaran berbasis inkuiri tidak perlu direvisi. Pengujian oleh ahli materi yang menilai kelayakan materi dalam Modul yang telah dikembangkan menunjukkan persentase penilaian sebesar 88,7% sehingga produk Hasil pengujian tingkat keterbacaan modul oleh peserta didik dalam kelompok kecil dan besar dapat dilihat pada tabel 3 dan. Hasil rekapitulasi data yang diberikan oleh peserta didik dalam kelompok kecil menunjukkan secara keseluruhan Modul yang telah dikembangkan sudah baik untuk digunakan karena persentase yang diperoleh berdasarkan perhitungan data sebesar 87,6%. Sedangkan hasil rekapitulasi data yang diberikan oleh peserta didik dalam kelompok besar diperoleh perhitungan data sebesar 86,16%. Sehingga secara keseluruhan Modul yang telah dikembangkan sudah baik untuk digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan tabel 3 tentang pengujian tingkat keterbacaan peserta didik dalam kelompok kecil dan tabel tentang pengujian tingkat keterbacaan peserta didik dalam kelompok besar menunjukkan bahwa terjadi penurunan pada tingkat keterbacaan dalam kelompok besar. Adapun penurunan persentase penilaian dikarenakan jumlah responden yang semakin banyak dapat mempengaruhi persentase pada uji kelayakan, 1) Tampilan modul, 2) Pemilihan gambar dalam modul, 3) Petunjuk penggunaan modul, ) Informasi yang berkaitan dengan isi materi, ) Ukuran huruf dan jenis huruf, 6) Kegiatan dalam modul, 7) Isi materi dalam modul. Hal ini pengembangan modul pembelajaran berbasis inkuiri tidak perlu direvisi. Kedua hasil pengujian oleh ahli tersebut menurut pendapat Sudjana (dalam Hidayah 201) masuk dalam kriteria Baik dan Baik. Kriteria tersebut menandakan bahwa Modul yang telah dikembangkan telah dapat digunakan. Persentase penilaian pengujian Modul oleh kedua ahli (media dan materi) dapat disajikan dalam gambar 1. dikarenakan pendapat yang beragam dalam menilai modul semakin spesifik, baik dalam tampilan maupun sistematikanya. KESIMPULAN Berdasarkan tahapan-tahapan tersebut maka Modul yang telah dikembangkan sesuai komponenkomponen Modul pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya telah berhasil dan Modul ini baik digunakan dan siap untuk dijadikan sebagai salah satu referensi bahan ajar biologi berbasis inkuiri pada pelajaran IPA biologi materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. SARAN a. Modul dapat dimemanfaatkan sebagai proses pembelajaran, guna menunjang kompetensi yang harus dimiliki siswa. b. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan skala lebih luas guna mengetahui tingkat keefektifan produk modul pembelajaran berbasis inkuiri pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. 1. Desiminasi Modul pembelajaran hasil pengembangan diharapkan dapat diterapkan di sekolah-sekolah lain khususnya kelas VII SMP/MTs. 112

2. Pengembangan Lanjut Produk Modul pembelajaran berbasis inkuiri ini efektif digunakan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, perlu pengembangan lanjut pada meteri-materi yang lain. DAFTAR PUSTAKA Dharma, S. 2008. Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Hlm 1-27. Elvinawati. 2008. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Kimia sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal ISSN 112-3617. Exacta, Vol. VI No. 2. Program Studi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB. Hlm 17-22. Hendarwati, E. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar melalui Metode Inkuiri terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Vol. 2. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Hlm 9-70 Hidayah, N. H. 201. Upaya Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Prinsip Kerja Pneumatik. Jurnal INVOTEC, Volume X, No.1. FPTK Universitas Pendidikan Indonesia. Hlm 7-6. Novana, Tri. Sajidan. Maridi. 201. Pengembangan Modul Inkuiri Terbimbing Berbasis Potensi Lokal pada Materi Tumbuhan Lumut (Bryophyta ) dan Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal Inkuiri. ISSN: 222-7893, Vol 3, No. II. Hlm 108-122. Purwasari, Y. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Perubahan Kenampakkan Permukaan Bumi dan Benda Langit Melalui Peta Pikiran Pada Anak Kesulitan Belajar. Jurnal Vol 1 No 1 Ilmiah Pendidikan Khusus. Hlm 36-8. Sumiati. A. 2008. Metode Pembelajaran. CV Wacana Prima: Bandung. Trianto. 201. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 113