BAB III PERANCANGAN SISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

Bab III. Operational Amplifier

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

Penguat Inverting dan Non Inverting

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia, berbagai aktivitas dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya. Seiring dengan perkembangan jaman, manusia mulai berpikir untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT. hardware dan perancangan software. Pada perancangan hardware ini meliputi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

BAB II TEORI DASAR. gelas yang mempunyai bentuk yang sama, maka arus yang dihasilkan sangat

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS DATA Kalibrasi IDAC sebagai pembangkit tegangan bias

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. ABSTRAKSI... DAFTAR ISI...

Petunjuk Penggunaan SENSOR TEGANGAN (GSC )

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. sistem. Blok diagram sistem dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

Kompas Magnetik Digital dengan Output Suara

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

PERCOBAAN VII PENGUAT OPERASI ( OPERATIONAL AMPLIFIER )

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB III HARDWARE & SOFTWARE

BAB III PERENCANAAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR PENDINGIN CPU OTOMATIS BERBASIS PC (PERSONAL COMPUTER)

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis

OPTIMASI COMMON MODE REJECTION RATIO (CMRR) PADA PENGUAT INSTRUMENTASI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

Suwito 1, Dimas Anton, Gilang Dwi P

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

PERANCANGAN TIMBANGAN DIGITAL DENGAN PC SEBAGAI MEDIA DATABASE INFORMASI INVENTORI BUAH

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN THERMOMETER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 OLEH : PUTU SEPTIANI UTAMI DEWI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus pada bahan untuk memperoleh besar resistansinya. Sedangkan nilai panjang dan luas penampang melintang bahan yang telah diukur sebelumnya diolah oleh komputer bersama dengan nilai resistansi yang terukur menjadi resistivitas. Gambar 3.1 menunjukkan diagram skematik dari alat ukur ini. Gambar 3.1 Diagram skematik alat ukur resistivitas Sistem terbagi menjadi dua yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras merupakan modul untuk mengukur arus dan tegangan pada material dan mengolahnya menjadi nilai resistivitas. Sedangkan perangkat lunak digunakan untuk mengatur perangkat keras dan menampilkan hasil dari pengukuran kepada user.

III.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS (HARDWARE) Perangkat keras yang dibuat adalah modul pengukur tegangan dan arus pada bahan. Dari nilai tegangan dan arus inilah diperoleh nilai resistansi dan lebih lanjut akan diolah yang menghasilkan nilai resistivitas. Rancangan perangkat keras alat ukur reisistivitas material terdiri dari Mikrokontroller H8/3069F, rangkaian pengukur arus yang terdiri dari sensor Hall UGN3503, Toroida, dan pengkondisi sinyal, dan sebuah PC (Personal Computer). Untuk lebih jelas, sistem perangkat keras alat ukur resistivitas dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 Sistem perangkat keras alat ukur resistivitas III.1.1 Rancangan Rangkaian Pengukur Arus Sampel yang diberi beda potensial akan timbul arus listrik. Arus pada sampel ini lah yang diukur. Pengukuran dilakukan dengan mengalirkan arus melalui toroida. Toroida yang digunakan adalah toroida bercelah. Inti Ferrit dililit kawat email tipis dan diberi celah kira-kira 3mm. Di dalam celah diletakkan sensor Hall UGN3503 seperti yang terlihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Sensor Hall di dalan toroida bercelah. Medan magnet akan berpusat pada celah toroida. Perubahan medan magnet pada celah bergantung pada arus yang mengalir pada toroida. Perubahan medan magnet akan dideteksi oleh sensor Hall yang menghasilkan output tegangan yang sebanding dengan arus yang mengalir pada toroida. Sensor Hall yang dipakai adalah UGN3503. Sensor ini memiliki tegangan offset pada saat arus toroida nol. Untuk mengurangi tegangan offset ini dibuat rangkaian differensial amplifier. Input noninverting pada differensial amplifier merupakan output dari sensor Hall. Sedangkan input inverting differensial amplifier berasal dari pembagi tegangan yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga sama dengan tegangan offset sensor Hall. Dengan rangkaian ini diharapkan output dari differensial amplifier nol ketika tidak ada arus yang mengalir pada toroida dan perubahan tegangan output differensial amplifier sebanding dengan perubahan arus toroida.

Gambar 3.4 Rangkaian Differensial Amplifier Tegangan output differensial amplifier relatif kecil dalam orde milivolt. Untuk itu sebelum masuk ke ADC MAX128, tegangan keluaran differesial amplifier diperkuat dengan PGA204 (Programmable Gain Amplifier). PGA adalah Instrumentation Amplifier yang diproduksi oleh Texas Instrument yang penguatannya dapat diatur atau diprogram secara digital. Instrumentation amplifier merupakan rangkaian penguat yang mampu meredam sinyal-sinyal noise, serta mempunyai impedansi input dan CMRR yang tinggi.

Gambar 3.5 Instrumentation Amplifier Jika nilai R2,R3,R4,R5,R6 dan R7 sama, maka penguatan hanya bergantung pada nilai R1. Besar penguatan rangkaian di atas adalah 2R A 2 1 (3.1) 2 R Instrumentation amplifier dapat dirangkai dengan komponenkomponen terpisah atau terintegrasi dalam satu chip. Salah satu chip yang terintegrasi rangkaian instumentation amplifier adalah PGA204 atau PGA205 buatan Burr-Brown, Texas Instrument. 1

Gambar 3.6 PGA 204 dan 205 Texas Instrument membuat PGA dalam dua jenis yaitu PGA204 dan PGA205. Perbedaan dari kedua jenis ini adalah besarnya penguatan yang dihasilkan. Untuk PGA 204, penguatan yang dihasilkan 1,10,100, dan 1000 sedangkan penguatan PGA205 1,2,4, dan 8. Besarnya penguatan dapat diatur dengan memberikan logika tertentu pada input A 0 dan A 1. Gambar 3.6 merupakan rangkaian analogi yang terdapat dalam satu chip PGA. PGA yang digunakan adalah PGA204. Besarnya penguatan diatur oleh mikrokontroller dengan menghubungkan pin A 0 dan A 1 pada port mikrokontroller. Kombinasi nilai-nilai digital yang diberikan mikrokontroller menghasilkan penguatan seperti pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Nilai penguatan PGA GAIN A 1 A 0 1 10 100 1000 0 0 1 1 0 1 0 1

Tegangan keluaran dari PGA masih berupa tegangan analog. Untuk itu, supaya mikrokontroller dapat membaca nilai tegangannya diperlukan ADC (Analog to Digital Converter). Pada mikrokontroller H8/3069F terdapat ADC internal, namun ADC ini belum dapat membaca tegangan negatif. Oleh karena itu, ADC yang digunakan adalah ADC MAX128. ADC MAX128 ini memiliki 8 kanal masukan dan resolusi sebesar 12 bit serta dapat menerima masukan tegangan positif dan negatif. Kanal ADC yang digunakan adalah kanal 0 dan kanal 1. Kanal 0 ADC dihubungkan dengan pengkondisi sinyal kanal 1 dan kanal 1 ADC dihubungkan dengan pengkondisi sinyal kanal 2. Sebagai tegangan referensi ADC digunakan rangkaian buffer yang menghasilkan tegangan referensi sebesar 5,12 Volt yang dihubungkan dengan pin REF yaitu pin 23 pada IC ADC. Gambar 3.7 Fungsi transfer bipolar

2 FS LSB (3.2) 4096 Dari persamaan 3.1 di atas dapat diketahui resolusi ADC sebesar 2,5 mv setiap step-nya. Artinya, bila ADC menunjukkan angka 4, maka angka tersebut merupakan hasil konversi dari sinyal analog yang besarnya 10 mv. Nilai tegangan positif akan muncul dengan angka 0 sampai dengan 2047 dan nilai tegangan negatif akan muncul dengan angka 2048 sampai dengan 4095. Gambar 3.8 Blok diagram ADC MAX128 III.1.2 Rancangan Rangkaian Pengukur Tegangan Beda potensial pada sampel diukur langsung pada ujung-ujung sampel dengan menggunakan ADC MAX128 agar dapat dibaca oleh mikrokontroller H8/3069F. Nilai tegangan ini diolah dengan nilai arus listrik pada sampel pada rangkaian pengukur arus oleh mikrokontroller H8/3069F menjadi nilai resistansi bahan dan dikirimkan ke komputer/pc.

III.2 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE) Perangkat lunak yang dipakai adalah WinAVR dan Delphi 7. Program kompiler mikrokontroller H8/3069F masih belum dapat ditemukan di Indonesia, oleh karena itu digunakan kompiler mikrokontroller AVR yaitu WinAVR. Program ini menggunakan bahasa C dan file motorola (*.mot) yang ditulis ke dalam mikrokontroller H8/3069F. Delphi 7 menjadi intefacing mikrokontroller dengan komputer/pc sekaligus GUI (Graphical User Interface). Gambar 3.9 Diagram Alir perangkat lunak sistem Gambar diatas menunjukkan diagram alir (flowchart) dari sistem perangkat lunak. Dimulai dengan inisialisasi komunikasi serial antara mikrokontroller dengan PC. Setelah terkoneksi, mikrokontroller mengambil

data berupa tegangan dan arus pada sampel dan mengirimkannya ke PC untuk diolah. Proses pengambilan data dapat dilakukan secara kontinu.

BAB IV PENGUJIAN dan ANALISIS Pengujian untuk mengetahui komponen atau sistem bekerja dengan baik meliputi pengujian perangkat keras dan pengujian perangkat lunak. Pengujian perangkat keras ditujukan untuk mengetahui liniearitas, menentukan persamaan sistem dan mengetahui apakah alat bekerja dengan baik. Pengujian perangkat keras dilakukan terlebih dahulu, setelah bekerja dengan baik, pengujian perangkat lunak dilakukan sekaligus pengujian sistem secara keseluruhan. IV.1 PENGUJIAN SENSOR DAN DIFFERENSIAL AMPLIFIER Sensor Hall UGN3503 diuji untuk mengetahui linearitasnya. Pengujian sensor Hall dilakukan dengan cara mengukur arus yang melalui toroida dan tegangan keluaran sensor Hall dengan DMM (Digital Multimeter). Gambar 4.1 Pengujian Sensor Hall UGN3503 Gambar 4.1 menunjukkan prosedur pengujian sensor Hall. Tegangan yang terbaca pada voltmeter digital adalah sekitar 2,5 volt pada arus toroida

nol. Tegangan ini merupakan tegangan offset. Perubahan tegangan keluaran sensor Hall dalam orde milivolt untuk setiap perubahan arus toroida dalam miliampere. Pengukuran tegangan dalam orde milivolt pada voltmeter digital mempunyai nilai maksimum 2000 milivolt atau 2 volt. Jika tegangan offset 2,5 volt, maka perubahan tegangan keluaran tidak mampu diperlihatkan pada voltmeter digital. Oleh karena itu, pengujian dilakukan dengan menyertakan differensial amplifier sekaligus menguji differensial amplifier. Pengujian dilakukan tiga kali dengan memvariasikan jenis kawat dan jumlah lilitan pada toroida. Pengujian yang pertama menggunakan toroida dengan lilitan kawat email dengan jumlah lilitan ±80 lilitan. Grafik hasil pengujian ditunjukkan pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Grafik Hasil pengujian 1 Pada pengujian kedua, kawat lilitan toroida diganti dengan kabel tunggal. Karena ukurannya cukup besar, maka jumlah lilitan yang

memungkinkan hanya sedikit yaitu ±26 lilitan. Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Grafik hasil pengujian 2 Karena hasil pengujian 2 kurang memuaskan, maka pengujian 3 dilakukan kembali dengan menggunakan kawat email pada lilitan toroida dengan jumlah lilitan lebih banyak yaitu ±110 lilitan. Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Grafik hasil pengujian 3 IV.2 PENENTUAN PERSAMAAN SISTEM Setelah pengujian sensor dan differensial amplifier, dibuat rangkaian sensor dan pengkondisi sinyal dalam suatu PCB agar parameter-parameter seperti besar dan arah medan magnet pada sensor tidak berubah. Langkah selanjutnya adalah penentuan persamaan sistem. Yang dimaksud persamaan sistem adalah fungsi tegangan keluaran pada sensor Hall terhadap arus yang mengalir pada toroida. Hasil pengujian rangkaian terdapat dalam Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Hasil pengujian untuk persamaan sistem Dari grafik pada gambar 4.4 hasil pengujian, di dapat persamaan sistem pengukuran arus yaitu hubungan perubahan arus yang mengalir pada toroida dengan perubahan tegangan keluaran adalah 8.737 I V (4.1) 0.918 Dengan I adalah arus yang mengalir pada toroida atau arus pada sampel dan V tegangan keluaran differensial amplifier. IV.3 PENGUJIAN SISTEM Setelah persamaan sistem diperoleh, pengujian modul yang dibuat dilakukan untuk mengetahui kebenaran dari persamaan sistem tersebut. Uji coba dilakukan dengan dua tahap. Pertama adalah menguji rangkaian yang mengukur resistansi bahan dan dilanjutkan pengujian secara keseluruhan.

Untuk menguji rangkaian yang mengukur resistansi bahan digunakan dua buah resistor yang bernilai 1kΩ/0,5W dan 330Ω/0,5W. Dengan memvariasikan arus pada resistor, tegangan pada resistor dan tegangan output differensial amplifier diukur. Nilai tegangan output differensial amplifier dikonversi menjadi arus kemudian diplot bersama tegangan pada resistor. Grafik hasil pengukuran dapat dilihat pada Gambar 4.6. a.

b. Gambar 4.6 Grafik hubungan tegangan dan arus yang terukur. (a.) untuk resistor 1kΩ/0,5W. (b.) untuk resistor 330Ω/0,5W. Dapat dilihat bahwa gradien garis pada Gambar 4.6 merupakan nilai resistansi dari resistor karena R V I. Hasil pengujian mendekati nilai referensi yaitu 1,151kΩ untuk resistor 1kΩ dan 331,8Ω untuk resistor 330Ω. Setelah pengujian rangkaian pengukur resistansi, dilakukan pengukuran sebuah bahan grafit yaitu inti sebuah pensil staedtler TM HB, F, B, dan H. Grafik hasil pengukuran dapat dilihat pada Gambar 4.7.

a. b.

c. d. Gambar 4.7 Grafik hasil pengukuran inti pensil (a.) HB ;(b.) F ;(c.) H ;(d.) B;.

IV.4 ANALISIS Telah dibuat sebuah alat ukur resistivitas dan dilakukan pengujian pada alat ukur ini. Pengujian yang dilakukan terdiri dari beberapa langkahlangkah, yaitu pengujian sensor Hall, pengujian rangkaian pengukur resistansi, dan pengujian sistem. Pertama, pengujian linearitas sensor Hall dengan memvariasikan arus pada toroida dan mengukur tegangan keluaran differensial amplifier. Besar dan arah medan magnet yang terdeteksi pada sensor Hall tergantung pada toroida. Toroida merupakan solenoida yang dilengkungkan sehingga berbentuk lingkaran. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Toroida tanpa inti[11] Dengan demikian, medan magnet akan terpusat pada sumbu toroida. Sedangkan medan magnet pada daerah di luar toroida sangat kecil atau nol. Besarnya medan magnet pada sumbu toroida tanpa inti dapat dinyatakan dengan 0iN B (4.3) 2. r

Dengan B merupakan medan magnet pada sumbu toroida, µ 0 merupakan permeabilitas, i adalah arus yang mengalir pada toroida, N jumlah lilitan toroida, dan r jari-jari sumbu toroida. Medan magnet pada toroida yang mempunyai inti besi lebih besar daripada toroida tanpa inti. Ini disebabkan sifat besi yang menjadi magnet bila diberikan medan magnet luar, sehingga medan magnet pada sumbu toroida akumulasi medan magnet luar yang disebabkan arus listrik dengan medan magnet dari inti besi itu sendiri. Pada saat arus toroida mengalir, momen-momen magnet yang terdapat pada inti besi berusaha mensejajarkan arahnya dengan medan magnet yang berasal dari toroida. Untuk itu, pengukuran harus dilakukan perlahan agar kemungkinan kesalahan menjadi kecil. Toroida yang digunakan pada alat ukur resistivitas mempunyai inti besi yang diberi celah. UGN3503, sensor yang mendeteksi medan magnet bekerja berdasarkan efek Hall. Gambar 4.8 menunjukkan blok diagram dari sensor Hall UGN3503. Elemen Hall terintegrasi di dalam bersama supply dan penguatnya. Output tegangan di dapat dari perubahan medan magnet yang mengenai elemen Hall.

Gambar 4.7 Blok diagram sensor Hall UGN3503[8] Sensor ini diletakkan pada celah toroida. Pada arus toroida nol, sensor ini mempunyai tegangan offset yang besarnya setengah dari supply yaitu sekitar 2,5 Volt. Sensor ini mempunyai noise output yang rendah yang memungkinkan kesalahan pada pengukuran. Untuk mengurangi tegangan offset sensor Hall, dibuat rangkaian differensial amplifier. Rangkaian ini menggunakan LM358 dengan dual op-amp terintegrasi di dalamnya. IC LM358 tidak memiliki fasilitas null offset, sehingga noise yang tidak diinginkan tidak dapat dikurangi. Dengan adanya noise ini output differensial amplifier menjadi kurang stabil yang menghasilkan kesalahan pada pengukuran. Hasil pengujian yang ditunjukkan pada sub-bab 4.1 menunjukkan bahwa perubahan tegangan keluaran yang sebanding dengan perubahan medan magnet, sebanding pula dengan jumlah lilitan toroida. Pengukuran selanjutnya adalah pengukuran resistansi dari sebuah resistor. Pengukuran ini untuk menguji rangkaian pengukur resistansi atau hambatan. Tujuannya adalah menguji kebenaran dari persamaan sistem. Pengujian ini menggunakan dua buah resistor dengan nilai hambatan

masing-masing 1kΩ/0,5W dan 330Ω/0,5W. Arus pada resistor yang juga mengalir pada toroida divariasikan dengan multiturn variable resistor yang dipasang seri dengan resistor. Variabel-variabel yang diukur adalah tegangan pada resistor yang diukur langsung dan arus pada resistor yang diukur melalui tegangan pada differensial amplifier. Tegangan keluaran differensial ampifier ini dikonversi kembali menjadi arus dengan persamaan. Grafik tegangan terhadap arus hasil pengujian kedua resistor menunjukkan grafik garis yang relatif linear. Gradien garis pada grafik tersebut adalah nilai resistansi yang terukur. Hal ini sesuai dengan hukum ohm, yaitu arus yang mengalir pada sebuah konduktor sebanding dengan beda potensial pada kaki-kaki konduktor yang bergantung pada nilai hambatan konduktor tersebut yang dirumuskan dengan V R. I (4.2) Toleransi dari kedua resistor bernilai 5%, dengan kata lain nilai hambatan 1000,0 ± 50,0 Ω untuk resistor 1kΩ dan 330,0 ± 16,5 Ω untuk resistor 330Ω. Hasil pengukuran pada resistor 330Ω berada dalam batas toleransi pabrik, namun untuk hasil pengukuran resistor 1kΩ terjadi penyimpangan. Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan kesalahan (error) pada pengukuran dibahas kemudian. Yang kedua adalah mencari resistivitas suatu bahan. Pengujian kedua ini bertujuan untuk menguji sistem secara keseluruhan baik perangkat keras maupun perangkat lunak. Data yang ditunjukkan pada grafik pada Gambar 4.7 menunjukkan bahwa perubahan tegangan sangat kecil terhadap

arus. Tegangan referensi ADC MAX128 menyebabkan tegangan saturasi apabila tegangan masukan yaitu tegangan hall dan tegangan sampel pada ADC melebihi tegangan referensinya. Hasil pengukuran mendekati nilai referensi yaitu pada rentang 3 sampai 60 x 10-5 Ωm. besarnya nilai resistivitas grafit tergantung pada komposisi atau kemurnian karbon. Hal ini ditunjukkan pada perbedaan nilai resistivitas pada masing- masing pensil yang berbeda jenis. Untuk pensil HB nilai resistivitasnya 33 x 10-5 Ωm, pensil F nilai resistivitasnya 38 x 10-5 Ωm, pensil H nilai resistivitasnya 355 x 10-5 Ωm, dan pensil B nilai resistivitasnya 26 x 10-5 Ωm.