KAJIAN EFEKTIFITAS RENCANA STRATEGIK SISTEM INFORMASI KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENGADAAN LAPTOP PADA PENGADILAN NEGERI PANGKALPINANG

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENDUKUNG PEMILIHAN MERK KOMPUTER SERVER PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH BANGKA BELITUNG

PENERAPAN METODE ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) PADA PEMILIHAN WISATA PANTAI UNTUK DIKEMBANGKAN DI GUNUNG KIDUL

METODE AHP DALAM PENILAIAN KINERJA SALES PROMOTION GIRLS (SPG)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHICAL PROCESS (AHP) UNTUK PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

BAB III METODE KAJIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN SMK BERPROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAVORIT DI PANGKALPINANG

MODEL PEMILIHAN SERVER SIDE SCRIPTING UNTUK SISTEM INFORMASI SEKOLAH: STUDI KOMPARASI ASP, JSP, PHP, PYTHON, DAN RUBY.

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

ANALISIS FRAMEWORK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

BAB I PENDAHULUAN. membantu dalam pengolahan data sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat

Strategi Pemilihan Sistem Operasi Untuk Personal Computer

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

KAJIAN PEMILIHAN SOFTWARE DESAIN GRAFIS UNTUK PEMBELAJARAN DENGAN METODE AHP STUDI KASUS SMK MUHAMMADIYAH 9

PERANCANGAN APLIKASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU TELADAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI SMK NEGERI 1 KEDIRI SKRIPSI

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB 3 METODE PENELITIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MEMILIH PERGURUAN TINGGI NEGERI DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB 3 METODE PENELITIAN

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

STRATEGI MEMILIH INTERNET SERVICE PROVIDER TERBAIK UNTUK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS : STMIK ATMA LUHUR)

PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK ANTIVIRUS BERBAYAR MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS: STUDI KASUS PT. WASECO TIRTA JAKARTA

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

Magister Komputer Universitas Budi Luhur

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU FAVORIT DI MA AZ-ZAIN LENGKONG

PENERIMAAN SISWA BARU (PRAMUGARI) PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENERBANGAN (STUDI KASUS : LPP PENERBANGAN QLTC)

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pegawai Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Pegawai Berprestasi

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN RASKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN DELI)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET

EVALUASI KINERJA INSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENERBANGAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENERAPAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MEMILIH SUPPLIER Rudin Himu 1, Arip Mulyanto 2, Dian Novian 3 S1 Sistem Informasi /

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : DI STMIK POTENSI UTAMA MEDAN)

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

APLIKASI AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT KULIAH DI BANGKA BELITUNG

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS

Fitriyani 1, Ellya Helmud 2 1,2 Sistem Informasi, STMIK Atma Luhur Pangkalpinang

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

Strategi Pemanfaatan Kolam Bekas Tambang Timah Menggunakan Metode Analitical Hierarki Process (AHP)

MODEL ANALYTICAL NETWORK PROCESS UNTUK PEMILIHAN TEKNOLOGI DATA CENTER (STUDI KASUS PPID-DISPENDIK JATIM)

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT CHOICE DALAM MENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN. Warjiyono

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

AHP (Analytical Hierarchy Process)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

IMPLEMENTASI METODE AHP UNTUK REKOMENDASI TEMPAT KOST PADA APLIKASI KOST ONLINE

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS METHOD IN DECISION MAKING SHIPYARD ELECTION TO NEW TANKER SHIPBUILDING IN BATAM ISLAND. By Yuniva Eka Nugroho

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

PENEMPATAN JUKIR DI WILAYAH KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KEDIRI DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi dapat meminta bantuan kepada helpdesk. Ada perusahaan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN DESTINASI WISATA UNGGULAN DI KOTA PALEMBANG

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP

SELEKSI PEMILIHAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS DINKES KABUPATEN BANTUL

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

Transkripsi:

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015 KAJIAN EFEKTIFITAS RENCANA STRATEGIK SISTEM INFORMASI KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Soeparlan Kasyadi 1), Yuli Haryanto 2) dan Eko Harli 3) 1), 2),3) Teknik Informatika Universitas Indraprasta PGRI Jl Nangka No. 58 Tanjung Barat, Jakarta Selatan Email : kasyadi@hotmail.com 1), haryanto_yuli@yahoo.co.id 2), ekoharli@gmail.com 3) Abstrak Dalam rangka meningkatkan peran sistem informasi maka perlu adanya evaluasi atau kajian terhadap rencana strategik sistem informasi di Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang saat ini ada, sehingga dapat diketahui kebutuhan yang perlu dikembangkan dan tetap dipertahankan keberadaannya. Perubahan sistem informasi yang secara signifikan berpengaruh terhadap pola kerja, perilaku pengguna, dan kinerja pegawai dapat menjadi tolak ukur keberhasilan dalam melakukan pelayanan publik. Faktor sumber daya manusia, fasilitas, kualitas, perkembangan sistem informasi dapat secara bersama-sama secara langsung meningkatkan kinerja pengguna sistem informasi. Seluruh komponen yang ada pada Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mendapatkan peluang untuk memberdayakan potensi, manajemen, administrasi dan finansial secara independen dan bertanggung jawab. Kajian rencana strategik sistem informasi/ teknologi informasi ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process. Dalam kerangka manajemen hubungan antara pengguna ( user) pada fasilitas sistem informasi dan masyarakat sebagai penerima jasa layanan publik, untuk mengetahui apakah rencana strategik sistem informasi memiliki peran penting dalam pengembangan organisasi kepramukaan di Indonesia. Keyword : Strategic Plan, Analytical Hierarchy proccess, Expert Choice. 1. Pendahuluan Pengelolaan sistem informasi/teknologi informasi dirancang sedemikian rupa pada jajaran instansi pemerintahan dan organisasi masyarakat di Indonesia melalui sebuah rencana strategik jangka pendek dan jangka panjang. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka merupakan salah satu organisasi kepemudaan yang memanfaatkan era globalisasi informasi dalam melaksanakan visi dan misinya melalui berbagai penerapan sistem informasi di jajarannya hingga tingkat gugus depan. Untuk dapat mengetahui sejauh mana perubahan rencana strategik sistem informasi yang ada dapat berperan dan mengarah pada aktifitas organisasi, perlu adanya kajian yang dapat digunakan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan sistem informasi / teknologi informasi. Adapun rumusan masalah adalah : a. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi rencana strategik sistem informasi di lingkungan organisasi? b. Bagaimana rencana strategik sistem informasi di lingkungan Gerakan Pramuka dapat di implementasikan pada setiap jajaran kwartir yang ada di bawahnya? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Melakukan identifikasi, analisis, dan evaluasi tentang sejauh mana efektifitas pada penerapan rencana strategik sistem informasi di jajaran Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Daerah di Indonesia. 2. Pembahasan 2.1 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Mengambil keputusan adalah suatu proses yang dilaksanakan orang berdasarkan pengetahuan dan informasi yang ada dengan harapan bahwa akan terjadi. Keputusan dapat diambil dari alternatif alternatif keputusan yang ada. Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan dua kerangka kerja, meliputi : a. Pengambilan keputusan tanpa percobaan b. Pengambilan keputusan yang berdasarkan suatu percobaan. Pengambilan keputusan tanpa berdasarkan eksperimen, dilakukan dengan cara menyusun secara sistematis cara kerja umum sebelum mencari solusi bagi masalah yang diharapkan. Teori ini dikembangkan sejalan dengan pendekatan statistik di mana secara sederhana, keputusan yang dihasilkan diupayakan mempunyai pengaruh kesalahan seminimum mungkin. Gambar 1. Bagan Siklus Analisis Keputusan[5] 2.2-1

Sesuai dengan gambar 1 dari informasi awal yang dikumpulkan, dilakukan pendefinisian dan penghubungan variabel variabel yang mempengaruhi keputusan pada tahap deterministik. Setelah itu dilakukan penetapan nilai untuk mengukur tingkat kepentingan variabel variabel tersebut tanpa memperhatikan unsur unsur ketidakpastian. Pada tahap probabilistik, dilakukan penetapan nilai ketidakpastian secara kuantitatif yang meliputi variabel variabel yang sangat berpengaruh. Setelah didapatkan nilai nilai variabel, selanjutnya dilakukan peninjauan terhadap nilai nilai tersebut pada tahap informasional untuk menentukan nilai ekonomisnya pada variabel-variabel yang cukup berpengaruh, sehingga di dapatkan suatu keputusan. Keputusan yang dihasilkan dari tahap informasional dapat langsung ditindaklanjuti beberapa tindakan,atau dapat dikaji ulang dengan mengumpulkan informasi tambahan dengan tujuan untuk mengurangi kadar ketidakpastian. Dan jika hal ini terjadi, maka akan kembali mengikuti ketiga tahap tersebut, begitu seterusnya. Proses Hierarki Analitik (AHP) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharaton Scholl of Business pada tahun 1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan judgement dalam memilih alternatif yang paling disukai [5]. Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan yang akan dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan dapat diekspresikan untuk mengambil keptusan yang efektif atas persoalan tersebut. 2.2 Prinsip Kerja AHP AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki,. Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternative, sesuai gambar 2 berikut : Gambar 2. Representasi Hirarki Keputusan 2.3 Metode Penelitian Dilihat dari jenis informasi yang dikelola, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri(independen) tanpa membuat perbandingan atau membangun hubungan dengan variable yang lain[9]. Penelitian Deskriptif dimana penelitian ini ditujukan untuk memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang akan diteliti[3]. Penelitian Kuantitatif dimana peneliti melakukan pengujian dari hipotesa dengan teknik-teknik statistik. Data statistik tersebut didapatkan dari kuisioner dengan menggunakan metode pendekatan Analitical Hierarchy Process (AHP) dan kemudian diuji dengan menggunakan tool atau software Expert Choice 2000. Penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research) yaitu dengan mempelajari teori-teori penelitian terdahulu ( library research), kemudian dilanjutkan dengan terjun kelapangan atau survey langsung ( Survey Research), untuk mendapatkan data dalam menentukan kriteria-kriteria yang telah digunakan di tempat riset tersebut, kemudian di kelompokan dan di bentuk kedalam sebuah kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data sampel dalam waktu tertentu ( cross-sectional survey) [1] dari beberapa responden untuk kajian renstra sistem informasi pada Kwartir Daerah. Kegiatan penelitian ini melalui beberapa tahap dalam pengembangannya yaitu: a. Pengumpulan data merupakan bagian paling penting dalam sebuah penelitian. Ketersediaan data akan sangat menentukan dalam proses pengolahan dan analisa selanjutnya. Karenanya, dalam pengumpulan data harus dilakukan teknik yang menjamin bahwa data diperoleh itu benar, akurat dan bisa dipertanggung jawabkan sehingga hasil pengolahan dan analisa data tidak berbeda. b. Studi pendahuluan, Kegiatan yang dilakukan pada saat studi pendahuluan yaitu mengumpulkan materi-materi kepustakaan yang berhubungan dengan pengambilan judul. Kemudian langkah selanjutnya yaitu survey langsung ke tempat penelitian yaitu Kwartir Daerah, hasil dari survey ini adalah berupa kegiatan yang berhubungan dengan sistem informasi pada tempat riset dan melihat beberapa kriteria yang digunakan untuk penelitian lebih lanjut. c. Kuesioner. Berdasarkan kebutuhan tempat riset maka dibutuhkan beberapa responden ahli yang expert dibidang mengenal sistem informasi yang terdapat didalam tempat riset tersebut. Langkah selanjutnya adalah menyebarkan kueisoner kepada responden penilai yaitu dengan metode penilaian 360 derajat. d. Pengolah Data Kuesioner. Setelah kuesioner diisi oleh responden. Maka data diolah menggunakan metode AHP, yaitu pertama kali menggunakan software excel untuk memperhitungkan secara 2.2-2

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2014 manual gabungan dari beberapa responden untuk dibandingkan dengan penggunaan software. Baru kemudian data yang diperoleh dari perhitungan tersebut dientri kedalam software Expert choice untuk memperoleh hasil akhir berupa alternative terpilih dan bobot penilaian masing-masing kriteria maupun subkriteria. e. Laporan. Setelah ketiga tahap diatas dilakukan maka disusunlah laporan penelitian ini. 2.5 Hasil Penelitian Responden dalam penelitian Kajian Rencana Strategik Sistem Informasi ini seluruhnya merupakan responden ahli yang berjumlah 5 (enam) responden. Pengertian responden ahli dalam hal ini adalah seluruh responden sangat memahami sistem informasi pada kwartir daerah masing-masing.kelima responden ahli tersebut mewakili 3(tiga) kategori, yaitu Sekretaris Kwarda, Bidang Pusat Penelitian dan Pengembangan Kwarda, Andalan Daerah, Ketua Sekretariat Harian Kwarda baik dikwartir daerah maupun dikwartir cabang. Pada Gambar3 berikut merupakan hirarki yang diperoleh berdasarkan tahapan-tahapan Analytical hierarchy Process (AHP). 2.4 Rancangan Model Sistem Informasi Kwartir Nasionak Gerakan Pramuka Menggunakan Metode AHP. 2.4.1 Perbandingan Berpasangan Karena sulitnya menentukan bobot-bobot ataupun prioritas-prioritas yang sering berubah-ubah, digunakan perbandingan berpasangan yang menggunakan data, pengetahuan, dan pengalaman untuk memperoleh prioritas. Prinsip ini berarti membuat penilaian berkenaan dengan pertimbangan relatif pentingnya satu elemen terhadap yang lain. Untuk itu diperlukan suatu skala perbandingan antar dua elemen, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pertanyaan biasanya diajukan dalam penyusunan skala kepentingan adalah: a. Elemen mana yang lebih penting (penting/ disukai/ mungkin/. )? b. Berapa kali lebih penting (penting/disukai/ mungkin/ )? Dalam penyusunan skala kepentingan atau kesukaan digunakan pedoman dasar seperti tabel1 berikut: Tabel 1. Skala Perbandingan Berpasangan Intensitas Kepentingannya 1 3 5 7 9 2,4,6,8 Kebalikan Definisi Penjelasan Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen penyumbangnya sama besar pada sifat itu Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas yang lainnya Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah terlihat dalam praktek Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan. Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lainnya Elemen yang satu esensial atau sangan penting ketimbang elemen yang lainnya Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lainnya Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya Nilai nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan suatu aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan aktivitas i. Gambar 3.Kerangka Rancangan Efektifitas Renstra Sistem Informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka 2.2-3

2.6 Kriteria yang digunakan untuk kajian rencana strategik sistem informasi Secara garis besar, ada tiga tahapan AHP dalam penyusunan prioritas, yaitu : 1. Dekomposisi dari masalah; 2. Penilaian untuk membandingkan elemen-elemen hasil dekomposisi 3. Sintesis dari prioritas. Rincian kriteria utama yang dianggap penting dan sangat berpengaruh dalam kajian rencana strategik sistem informasi yaitu : a. Manajement Puncak, yaitu Pemimpin sangat berpengaruh terhadap seluruh aspek dalam organisasi yang dipimpinnya termasuk penggunaan sistem informasi sebagai sarana dalam menyelesaikan tugas. b. Teknologi yaitu aspek-aspek yang terkait dengan teknologi di dalam organisasi. c. Efektifitas Sistem Informasi, yaitu efektivitas sistem informasi akan terbentuk apabila suatu organisasi memiliki program pelatihan dan pendidikan. Rincian sub kriteria yang dianggap penting yang melandasi ditentukannya kajian rencana strategik sistem informasi yaitu: Sub kriteria untuk kriteria MANAJEMENT PUNCAK: a. Pimpinan memberi program pelatihan, yaitu pimpinan saya memberikan motivasi orang-orang dalam divisi sistem informasi. b. Pimpinan ikut menggunakan sistem informasi, yaitu pimpinan saya ikut serta menggunakan sistem informasi di organisasi. c. Pimpinan memberi motivasi dalam devisi, yaitu pimpinan saya memberikan program pelatihan sistem informasi di organisasi. d. Pimpinan mengandalkan pihak luar, yaitu pimpinan saya mengandalkan bantuan pihak luar dalam keputusan yang berkaitan dengan sistem informasi. e. Pimpinan proaktif, yaitu pimpinan saya berperan proaktif dalam hubungannya dengan sistem informasi di organiasasi. f. Manajemen SI aktif membuat keputusan organisasi, yaitu manajemen sistem informasi sangat aktif dalam pembuatan keputusan untuk organisasi kwartir daerah. g. Peran devisi sesuai dengan visi, yaitu peran pada divisi sistem informasi sesuai dengan visi organisasi kwartir daerah. h. Devisi SI setuju oleh manajemen SI, yaitu orangorang devisi sistem informasi setuju dengan pengambilan keputusan yang dibuat oleh manajemen sistem informasi. Sub kriteria untuk kriteria TEKNOLOGI: a. Flexibilitas, yaitu fleksibilitas dalam penggunaannya. b. Aplikasi berbasis web, yaitu perangkat lunak tersebut dapat berjalan dengan tampilan web. c. Backup data, yaitu berkaitan dengan backup data. d. Manajemen kesalahan, yaitu kemampuan dalam mengelola dan mendeteksi kesalahan (error). Sub kriteria untuk kriteria EFEKTIFITAS SISTEM INFORMASI: a. Efektifitas sistem informasi pada pekerjaan, yaitu sistem informasi organisasi mempunyai dampak terhadap keefektifan dan produktifitas organisasi. b. Efektifitas sistem informasi pada komunikasi, yaitu sistem informasi organisasi dapat meningkatkan komunikasi dengan divisi lain dalam organisasi c. Dampak sistem informasi pada keputusan, yaitu sistem informasi organisasi meningkatkan kualitas pengambilan keputusan yang harus dibuat. d. Efektifitas sistem informasi pada tanggung jawab, yaitu sistem informasi organisasi dapat meningkatkan tanggung jawab pada pekerjaan. 2.7 Solusi dengan Expert Choice 2000 Hasil perhitungan dengan geometric mean tiap responden,akhirnya digabungkan dan nilai hasil penggabungan tersebut akan dihitung tingkat consistency ratio-nya (CR) menggunakan tool Expert Choice 2000. Berikut hasil yang didapat: Gambar4. Nilai Bobot Berdasarkan Kriteria Prioritas Alternatif berdasarkan Sasaran Menentukan Kajian Rencana Strategik Informasi Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama penentuan kriteria pada gambar4 adalah Teknologi perlu menjadi perhatian khusus dalam menghasilkan efektfitas sistem informasi yang baik pada setiap kwartir daerah. Kemudian peringkat prioritas kriteria berikut berdasarakan grafik diatas adalah Manajemen Puncak(nilai bobot 26,4%), Teknologi(nilai bobot 65,4%),Efektifitas Sistem(8,2%). 2.2-4

Gambar5. Nilai Bobot Global Prioritas Alternatif berdasarkan Sasaran Menentukan Kajian Rencana Strategik Informasi Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama penentuan Kajian Rencana Strategik Informasi pada gambar5 adalah Ketidak Efektifan Rencana Strategik Sistem Informasi yang dilakukan pada setiap Kwartir Daerah yang dijadikan sample pengujian. Hasil nilai bobot alternatif ini ternyata sesuai dengan hipotesa yang dibuat pada perumusan masalah di bab sebelumnya. Kemudian peringkat prioritas alternatif berikut berdasarakan grafik diatas adalah TIDAK EFEKTIF(nilai bobot 63,5%), EFEKTIF (nilai bobot 36,5%). Persepsi strategis ini memberikan implikasi bahwa Kajian Rencan Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi sesuai dengan mayoritas jawaban para responden berdasarkan kriteria, sub kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para responden. Inconsistency ratio atau rasio inkonsistensi data responden merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak. Rasio inkonsistensi data dianggap baik jika nilai CR-nya 0.1. Untuk mengecek rasio inkonsistensi data responden, berikut ini ditampilkan pada tabel6 nilai rasio inkonsistensi pada masing-masing matriks perbandingan. Tabel 6. Rasio Inkonsistensi perbandingan antara elemen matriks penggabungan data responden No Matriks perbandingan elemen Nilai CR 1 2 3 4 Informasi Informasi Perihal Manajemen Puncak Informasi Perihal Teknologi Informasi Perihal Efektifitas Sistem Informasi 0,06 0,02 0,05 0,08 Dapat disimpulkan bahwa perbandingan berpasangan yang diberikan responden ahli memiliki nilai rasio inkonsistensi yang lebih kecil dari 0,1 sebagai batas maksimum nilai rasio inkonsistensi. Dengan demikian hasil perhitungan data responden cukup konsisten. 3 KESIMPULAN Faktor-faktor yang mempengaruhi rencana strategik sistem informasi di lingkungan organisasi menjadi kriteria dalam menggunakan metode AHP. Faktorfaktor tersebut adalah manajemen puncak, teknologi, dan efektifitas sistem informasi. Rencana strategik sistem informasi di lingkungan Gerakan Pramuka dapat diimplementasikan pada setiap jajaran kwartir yang ada di bawahnya dengan skema rencana sistem informasi dan memperhatikan faktorfaktor yang menjadi kriteria dalam penelitian ini. Penerapan rencana strategik sistem informasi dapat dilakukan dengan merancang aplikasi sistem informasi yang terarah sesuai kebutuhan organisasi pada bidang administrasi dan kegiatan organisasi. Perancangan aplikasi sistem informasi dapat berbentuk aplikasi dekstop dan aplikasi berbasis web. Rencana strategik sistem informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka merupakan bagian yang sangat penting pada objek penelitian ini, sehingga faktor-faktor pendukung sebagai komponen dari sistem informasi sangat membantu proses pelaksanaan penelitian. Daftar Pustaka [1] Alanbay, Oyku,. Erp selection using expert choice software., ISAHP Honolulu, Hawai. April 2005. [2] Saaty, Thomas L,. The Essentials of the Analytic Network Process with Seven Examples. Decision Making with Dependency and Feedback: The Super Decisions Software,1999. [3] Saaty, Thomas L, Vargas Luis G,. Decision Making with The Analytic Network Process. USA : Pittsburgh. PA,2006. [4] Darnius, Open,. Pemakaian Peluang Dalam Membuat Keputusan, Sumatra utara : Universitas Sumatera Utara,2004. [5] Marimin,. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, Jakarta, Cetakan Kedua, Grasindo, 2005. [6] Maheshwari, Sharad K.,. Selection of Accounting Software Tools for Small Businesses: Analytical Hierarchy Process Approach, Hapmton University,2005. [7] Widodo, Pudjo, Prabowo., Lokakarya Penelitian dan Pengembangan Bidang TIK, Pemilihan Ragam Metode dan Instrumen Penelitian yang Berbasis TIK, STMIK Nusa Mandiri, bogor, 2010. 2.2-5

Biodata Penulis H.Soeparlan Kasyadi, memperoleh gelar Doktorandus (Drs), Jurusan Bimbingan Konseling IKIP Jakarta, lulus tahun 1982. Memperoleh gelar Magister of Managemen (MM) UNKRIS, Jurusan Manajemen Pemasaran, lulus tahun 2000. Memperoleh gelar Doktoral (DR) UNJ, lulus tahun 2010. Saat ini menjadi Dosen di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta Yuli Haryanto, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, lulus tahun 2008. Memperoleh gelar Magister Komputer (M.Kom) Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri Jakarta, lulus tahun 2011. Saat ini menjadi Dosen di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta Eko Harli, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Komputer Universitas Gunadarma, lulus tahun 2009. Memperoleh gelar Magister Komputer (M.Kom) Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri Jakarta, lulus tahun 2012. Saat ini menjadi Dosen di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta. 2.2-6