KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : HERA YULIANA NPM :

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh: DAVID AMRIS CAHYONO NIM

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : MEIRINA PURWITASARI NPM :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa secara individual (Ralph. C Benson, 2009). Adapun Komplikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh: RUPI AH NPM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : MAGDALENA AMALO NPM :

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Surakarta. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu pertama di indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

KEPERAWATAN NYERI DENGAN DIAGNOSA MEDIS MYOMA UTERI DAN ANEMIS DI RUANG DAHLIA II RUMAH SAKIT UMUMM DAERAH GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar. R, 2002). dengan jalan pembedahan atau sectio caesarea meskipun bisa melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi sangat penting artinya, kesehatan reproduksi

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN POST PARTUM SECTIO CEASAREA INDIKASI PRESENTASI BOKONG DI RUANG BOUGENVILE RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak yang tumbuh pada rahim. Dalam istilah kedokteranya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

BAB I PENDAHULUAN. dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Menunjukkan AKI yang sangat signifikan

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komperhensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan. berkesinambungan diantaranya adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan

SATUAN ACARA PENGAJARAN

BAB I PENDAULUAN. kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia 2010 adalah meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

BAB I PENDAHULUAN. dan angka harapan hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. Definisi WHO (World Health Organization), kematian maternal ialah

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode

NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN POST SECTIO CAESARIA ATAS INDIKASI FETAL DISTRES DI BANGSAL ANNISA RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

BAB I PENDAHULUAN. per kelahiran hidup, AKI yang dicapai masih jauh dari target

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan selama kehamilan dan prinsip makan yang besar (Noerpramana

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) terendah pada tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 32/1.000 kelahiran hidup pada Tahun 2015 (Depkes RI, 2009).

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB V PENUTUP. primer akibat robekan portio, perineum derajat II, dan hematoma vagina di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pasien bernama Ny. S P 2 A 0 umur 34 tahun mengatakan bahwa ia

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Leny Dwi Oktaviani, Kebidanan DIII UMP, 2015

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut hasil SDKI 2007 yang dikutip Wahdi (2007) Indonesia yaitu 307 per kelahiran hidup, menempatkan upaya

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan keturunan yang sehat dan cerdas. Setiap ibu hamil

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

STUDI KASUS PADA Ny. P UMUR 47 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST KURETASE ATAS INDIKASI DUB DI RUANG DAHLIA II RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH Oleh : HERA YULIANA NPM : 1.2.05.01.0017 PROGAM STUDI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 1

2

3

STUDI KASUS PADA Ny. P UMUR 47 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST KURETASE ATAS INDIKASI DUB DI RUANG DAHLIA II RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH Oleh : HERA YULIANA NPM : 1.2.05.01.0017 PROGAM STUDI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 4

ABSTRAK Studi Kasus pada Ny. P Yang Mengalami Masalah Keperawatan Nyeri Akut dengan diagnosa medis Post Kuretase Atas Indikasi DUB di Ruang Dahlia II Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri, Hera Yuliana (2015). Pembimbing 1: Dwi Retnowati S.Kep.,Ns.M.Kes, Pembimbing 2 : Endah Tri Wijiyanti S.Kep.,Ns.M.Kep Disfungsional Uterine Bleeding merupakan perdarahan yang terjadi diluar siklus menstruasi yang dianggap abnormal. Perdarahan Uterus Abnormal dapat disebabkan oleh faktor hormonal (Sadikin, 2012). Tujuan penulisan adalah untuk mempelajari dan mempraktikkan asuhan keperawatan pada Ny.P yang mengalami masalah keperawatan Nyeri akutmelalui pendekatan proses keperawatan secara komprehensif. Metode yang digunakan desain deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Responden yang digunakan dalam studi kasus ini adalah pasien Post Kuretase Atas Indikasi DUB yang dirawat di Ruang Dahlia II RSUD Gambiran. Berdasarkan studi kasus pada Ny.P ditemukan diagnosa utama yaitu nyeri akut. Adapun tindakan keperawatan yang dilakukan adalah mengajarkan manajemen nyeri dengan cara mengajarkan pasien tekhnik relaksasi (nafas dalam), dan tekhnik distraksi (kompres dingin pada daerah nyeri). Nyeri akut pada Ny.P dikarenakan setelah dilakukan tindakan kuretase mengenai penyakit pencetus terjadinya DUB (Perdarahan Uterus). Nyeri merupakan masalah yang kompleks karena dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan pasien dan bisa menganggu aktivitas pasien sehingga akan timbul rasa ketakutan untuk melakukan gerakan dan tindakan. Penulis berharap pasien selalu mempertimbangkan alat kontrasepi hormonal yang akan dilakukan karena menstruasi yang terus menerus kebanyakan d isebabkan oleh tingkatan hormon dalam tubuh yang tidak seimbang dan segera periksakan kembali jika terjadi kejadian berulang. Kata kunci : DUB (Disfungsi Uterine Bleeding), Nyeri Akut, Post Kuretase 5

A. LATAR BELAKANG Disfungsi uterine bleeding (DUB) adalah perdarahan abnormal dari uterus (lama, frekuensi, jumlah) yang terjadi di dalam dan di luar siklus haid, tanpa kelainan organ, hematologi, dan kehamilan, dan merupakan kelainan poros hipotalamus-hipofise-ovarium (Sadikin, 2012). Kuretase adalah suatu tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan dari dalam rahim. Jaringan itu sendiri bisa beupa tumor, selaput rahim, atau janin yang dinyatakan tidak berkembang maupun sudah meninggal. Dengan alasan medis, tidak ada cara lain jaringan semacam itu harus dikeluarkan (Harnawatij, 2008). Menurut WHO tahun 2011,10% wanita mengalami DUB dari seluruh kunjungan ginekologik. Sekitar 4% berusia kurang dari 20 tahun, 39% berusia diatas 40 tahun dan sisanya pada usia reproduksi (Hilmy, 2010). Berdasarkan survey demografi kesehatan Indonesia 2007 melaporkan angka kematian ibu (AKI) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut data depkes RI 2008, secara nasional penyebab langsung kematian ibu dengan penyumbang AKI terbesar adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%, komplikasi puerperium 8%, dan partus macet 5% (Depkes RI, 2008). Sedangkan presentase penyebab kematian langsung ibu maternal di Jawa Timur tahun 2011 adalah perdarahan (29,35%), pre eklampsia (27,27%), infeksi (6,06%), penyakit jantung (15,47%), lain-lain (21,85%) (Dinkes provinsi Jawa Timur, 2012). Studi pendahuluan di RSUD Gambiran Kota Kediri angka kejadian post kuretase atas indikasi disfungsi uterine bleeding (DUB) pada tahun 2012 sebanyak 20 kasus, pada tahun 2013 sebanyak 11 kasus, dan pada tahun 2014 sebanyak 9 kasus (Rekam Medik RSUD Gambiran, 2014). Indikasi dilakukan kuretase 1 menurut ginekologi dari Morula Fertility Clinic, RS Bunda Jakarta, adalah untuk membersihkan rahim dan dinding rahim dari benda benda atau jaringan yang tidak diharapkan. Perdarahan rahim disfungsional disebabkan oleh adanya kelainan hormon yang mempengaruhi pengendalian sistem reproduksi oleh 6

hipotalamus dan kelenjar hipofisa. Pada perdarahan rahim disfungsional biasanya kadar estrogen tetap, sehingga terjadi penebalan lapisan rahim. Selanjutnya lapisan rahim dilepaskan secara tidak lengkap dan tidak teratur, menyebabkan perdarahan. Bila penebalan dinding rahim tidak segera di lakukan tindakan dapat membetuk sel-sel yang yang abnormal dan memicu keganasan. Penanganannya pun tergantung kepada usia penderita, keadaan lapisan rahim dan rencana penderita untuk hamil lagi. Jika lapisan rahim menebal dan mengandung sel-sel abnormal (terutama jika usia penderita lebih dari 35 tahun dan tidak memiliki rencana untuk hamil lagi), seringkali dilakukan histerektomi (pengangkatan rahim), karena sel-sel yang abnormal tersebut bisa berubah menjadi keganasan. Jika lapisan rahim menebal tetapi selselnya normal dan perdarahannya hebat, diberikan pil KB dosis tinggi yang mengandung estrogen dan progestin atau diberikan estrogen intravena (melalui pembuluh darah) yang diikuti dengan pemberian progestin per-oral (melalui mulut). Berdasarkan data di atas dan mengingat pentingnya penanganan yang adekuat untuk kasus post kuretase atas indikasi DUB, maka penulis tertarik untuk mengambil studi kasus dengan judul Studi Kasus Pada Ny. P Umur 47 Tahun Yang Mengalami Masalah Keperawatan Nyeri Akut Dengan Diagnosa Medis Post Kuretase Atas Indikasi DUB (Disfungsi Uterine Bleeding) Di Ruang Dahlia II RSUD Gambiran Kota Kediri Metode penelitian 1. Tehnik Pengumpulan Data a. Wawancara Adalah suatu metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab secara langsung pada pasien atau keluarga. b. Studi Kepustakaan Pengumpulan data dari buku-buku, hasil workshop, dan seminar. c. Observasi 7

A. SIMPULAN 1. Pengkajian Artikel Skripsi Pengkajian pasien untuk mengetahui status kesehatan, pola interaksi pasien dengan keluarga serta tenaga kesehatan yang memberikan asuhan kepada pasien tentang masalah yang sedang dihadapinya dan pengetahuan pasien tentang kesehatan. d. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari kepala-kaki (head to toe) dengan tehnik inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan pemeriksaan penunjang seperti hasil laboratorium serta ultrasonografi (USG) untuk mendapatkan data yang objektif mengenai keadaan pasien. Dalam melakukan pengkajian pada Ny.P tanggal 02 Juli 2015 didapatkan data subjektif keluhan utama pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah nyeri terasa krues-krues / mules-mules, nyeri terasa terus menerus dengan skala nyeri 6. 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan prioritas yang muncul pada Ny. P adalah nyeri akut berhubungan dengan luka post kuretase ditandai dengan pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah nyeri terasa krues-krues, nyeri terasa terus menerus dengan skala nyeri 6. Ekspresi wajah pasien terlihat meringis kesakitan. TD : 100/60 mmhg, N : 68 x/mnt, RR : 20 x/mnt, S : 36 C. Adanya nyeri tekan di atas simpisis pubis. 3. Intervensi Keperawatan Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan pada diagnosa prioritas adalah observasi TTV, lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif (lokasi, durasi, karakteristik, frekuensi, kualitas), ajarkan pasien tekhnik nonfarmakologis ( relaksasi, dan tekhnik distraksi), kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi keadaan 96 8

pasien terhadap ketidaknyamanan (misal suhu, pencahayaan dan kegaduhan), kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi analgesik 4. Implementasi Keperawatan Implementasi yang dilakukan berdasarkan intervensi keperawatan adalah mengobservasi TTV pasien, melakukan pengkajian nyeri secara komperhensif (lokasi, durasi, karakteristik, frekuensi, kualitas), mengajarkan pasien tekhnik nonfarmakologis ( tekhnik relaksasi dengan cara mengambil napas melalui hidung dan mengeluarkan pelan pelan melalui mulut, dan mengajarkan pasien tekhnik distraksi dengan cara menganjurkan pasien untuk melakukan kompres hangat pada daerah yang nyeri), menganjurkan keluarga pasien untuk tetap tenang dan tidak gaduh ketika menjaga pasien, agar pasien merasa pasien, berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi analgesik yaitu asam mefenamat 500 mg per oral. 5. Evaluasi Pada pasien post kuretase atas indikasi DUB dengan diagnosa nyeri akut berhubugan dengan luka post kuretase setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x4 jam yaitu pada evaluasi dituliskan sebagai catatan perkembangan pasien, diperoleh hasil dari data yaitu sudah ada yang tercapai kriteria hasil yang ditetapkan a ntara lain, sedikit nyeri, P: post curetase, Q: krues krues, R: nyeri perut bagian bawah, S: skala 2 ( ringan, T: hilang timbul, TTV: TD: 120/70 mmhg, N : 80 x / mnt, S : 36 0 C, RR: 20 x /mnt. 9

DAFTAR PUSTAKA Artikel Skripsi Anonim. 2006. Disfungsi Uterus Bleeding. www.medicastore.com di akses pada 20 2015 pukul 17.00 Juli Asmadi. 2009. Tekhnik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika Aziz, M.Farid. 2006. Onkologi Ginekologi. Jakarta : YBPSP Benson, Ralph C. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC Estephan.Amir dkk.2005.dysfunctional Uterine Bleeding. Tanggal akses : 24 Mei 2011. Diakses dari http://emedicine.medscape.com/article/795587-clinical Guyton, A.C & Hall, J.E. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Philadelphia: Elsevier-Saunders: 946. Isselbacher.Harrison Prinsip Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.Edisi ke -13.Cetakan I. Jakarta:EGC,1999.Hal 307 Manuaba. 2009. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta Morgan,Geri dkk.2009.obstetri dan Ginekologi Edisi II,EGC,Jakarta Rudolph,Abraham M.Buku Ajar Pediatri Rudolph.Perdarahan Uterus Disfungsi.Edisi ke - 20.Cetakan I.Jakarta:EGC,2006.Hal 67-70 Stork,Susan.2006. Dysfunctional Uterine Bleeding (DUB). Tanggal akses : 24 Mei 2010. Diakses dari http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000903. htm Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBPSP Wiknjoksastro, hanifa dkk. 2007. ILMU KANDUNGAN. Ed 2. Cet. 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 10