PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DI BPM BIDAN P KOTA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN MASASE PUNGGUNG DENGAN TEKNIK EFFLUERAGE

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

PENGARUH PIJAT COUNTER PRESSURE TERHADAP TINGKAT NYERI IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI BPM ELLOK EKARIA SAFITRI GEDONGKIWO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

2 Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, hormon ini dapat menyeba

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

Aplikasi Tekhnik Effleurage Sebagai Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kecamatan Tembalang

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan

PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Responden Penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah adalah ibu primigravida

BAB III KERANGKA KONSEP. dalam penelitian ini adalah metode masase dan variabel dependen adalah nyeri

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena disertai nyeri berat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditentukan dengan cara menanyakan intensitas atau merujuk pada skala nyeri.

PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPS NY.MUJIYATI,

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat melahirkan bayi dengan selamat. Ada dua cara persalinan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan/ pertolongan dalam waktu kurang dari 24 jam (Maryunani, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN. Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia

Diploma III Kebidanan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang. Abstrak

Astried Mulyani 1, Sinar Pertiwi 2, Helmi Diana 3 Mahasiswi D4 Kebidanan Poltekes Kemenkes Tasikmalaya 2,3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan rasa nyeri, rasa takut, penderitaan bahkan kematian (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN PADA KALA 1 FASE AKTIF DI BPS BIDAN KOKOM KOMARIAH CIJATI-MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KOMUNIKASI TERAUPETIK DENGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE LATEN DI KLINIK DELIMA MEDAN TAHUN 2014

Sumiati Tenaga Pengajar Prodi. D III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

BAB 3 METODE PENELITIAN. komparasi. Karena bertujuan untuk menganalisis pengaruh antar variabel

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH METODE RELAKSASI PERNAFASAN TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HJ. MARIA OLFAH, SST BANJARMASIN ABSTRAK

Volume VII Nomor 2, Mei 2017 pissn eissn

1. Menjelaskan maksud, tujuan, dan cara dilakukannya teknik relaksasi Pernapasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan intrapartum merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP PENGURANGAN RASA NYERI PERSALINAN PADAIBUINPARTU KALA I

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

PERBEDAAN EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT DAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPS PIPIN HERIYANTI GEDONGKIWO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini adalah ibu inpartu kala I di BPM Ny. Umi Salamah Desa Kauman Kec.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

EFEKTIFITAS PRENATAL YOGA TERHADAP PENGURANGAN KETIDAKNYAMANAN IBU SELAMA HAMIL

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

HUBUNGAN TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA PROSES PERSALINAN KALA 1 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUGIO KABUPATEN LAMONGAN

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI BPS MUKSININ

BAB III METODE PENELITIAN

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

Lilin Turlina*, Heny Ekawati** ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH HYPNOBIRTHING TERHADAP TINGKAT NYERI DAN KEMAJUAN PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI BPM KOTA CIMAHI

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PENGARUH METODE AKUPRESUR TERHADAP INTENSITAS KONTRAKSI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) NY.H DESA KRAMAT KABUPATEN TEGAL

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH TEKNIK AKUPRESUR DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA I

PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPS NY. MUJIYATI KABUPATEN LAMONGAN

EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA ABSTRAK

HUBUNGAN MASSASE DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN THE CORRELATIONS OF MASSAGE WITH A CHILDBIRTH PROGRESS

(Pratiwi Nasution) ( )

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data statistik yang dikeluarkan World Health Organization. (WHO) sebagai badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MASSAGE DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DI BPM BIDAN P KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: WINNY PUTRI LESTARI 201410104200 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DI BPM BIDAN P KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang D IV Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh: WINNY PUTRI LESTARI 201410104003 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015 i

ii

PENDAHULUAN Nyeri selama persalinan merupakan tanda untuk memberitahu bahwa ibu telah memasuki tahapan proses persalinan. Sehingga ibu akan mengalami nyeri pada saat proses persalinannya dan menimbulkan ketakutan, yang mengakibatkan rasa tegang, kepanikan serta merupakan suatu sumber stres bagi ibu bersalin. Stres dapat merangsang hormon seperti katekolamin dan hormon adrenalin keluar berlebihan yang mengakibatkan uterus akan menjadi semakin tegang sehingga aliran darah dan oksigen kedalam otot uterus berkurang karena arteri mengecil dan menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yang terelakan dan mengurangi pasokan oksigen ke janin (Judha, 2012). Respon nyeri pada setiap individu adalah unik dan relatif berbeda. Hal ini dipengaruhi antara lain oleh pengalaman, persepsi, maupun sosial kultural individu. Setiap ibu hamil memiliki persepsi dan dugaan yang unik tentang proses persalinan, baik itu tentang nyeri dan bagaimana kemampuannya mengatasi nyeri. Persalinan sebagai proses yang fisiologis yang dihubungkan dengan penderitaan akibat rasa nyeri yang ditimbulkan. Nyeri pada persalinan bukanlah hal baru, dan menjadi salah satu penyebab timbulnya perasaan cemas dan ketakutan pada ibu bersalin (Hani, 2010). Ibu bersalin yang sulit beradaptasi dengan rasa nyeri persalinan dapat menyebabkan tidak terkoordinasinya kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan perpanjangan kala I persalinan dan kesejahteraan janin terganggu. Tidak ada kemajuan persalinan atau kemajuan persalinan yang lambat merupakan salah satu komplikasi persalinan yang mengkhawatirkan, rumit, dan tidak terduga. Persalinan lama dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi salah satu atau keduanya antara lain infeksi intra partum, rupture uteri, cincin retraksi patologis, pembentukan fistula, cidera otot-otot dasar panggul, dan efek bagi janin dapat berupa kaput suksedaneum, molase kepala janin. Ini dapat meningkatkan angka kematian dan kesakitan ibu dan janin (Hani, 2010). Penanggulangan nyeri pada persalinan sangat penting karena akan dapat memperbaiki keadaan fisiologis dan psikologi ibu dan bayi baru lahir serta mengurangi kematian ibu dan janin. Sehingga pemerintah diindonesia memperhatikan cara untuk mengurangi kematian ibu dan janin dengan adanya pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) dengan menerapkan asuhan sayang ibu. Sehingga bidan dituntut harus melakukan pertolongan persalinan tanpa rasa nyeri, dengan mendalami dan menerapkan metode asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan menggunakan metode-metode pengurangan rasa nyeri. Saat ini proses persalinan dengan menggunakan metode-metode pengurangan rasa nyeri sedang berkembang dimasyarakat, karena ibu bersalin meyakini bahwa persalinan itu nyeri, dan menganggap lebih penting mengatasi rasa nyeri pada proses persalinan dibandingkan dengan tempat persalinan atau siapa yang mendampingi (Aprillia, 2014). Nyeri persalinan dapat dikendalikan dengan 2 metode yaitu farmakologis dan nonfarmakologis. Metode penghilang rasa nyeri secara farmakologis adalah metode penghilang rasa nyeri dengan menggunakan obat-obat kimiawi, sedangkan metode non farmakologis adalah metode penghilang rasa nyeri secara 1

alami tanpa menggunakan obat-obat kimiawi caranya dengan melakukan teknik relaksasi, yang merupakan tindakan eksternal yang mempengaruhi respon internal individu terhadap nyeri. Manajemen nyeri dengan tindakan relaksasi mencakup relaksasi otot, nafas dalam, masase, meditasi dan perilaku (Judha, 2012). Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin secara nonfarmakologi. Dengan menarik nafas dalamdalam pada saat ada kontraksi dengan menggunakan pernafasan dada melalui hidung akan mengalirkan oksigen kedarah yang kemudian dialirkan keseluruh tubuh sehingga ibu bersalin akan merasakan rileks dan nyaman karena tubuh akan mengeluarkan hormon endorphin yang merupakan penghilang rasa sakit yang alami didalam tubuh (Andriana, 2007). Berdasarkan studi pendahuluan di 3 Bidan Praktik Mandiri, terdapat bahwa data persalinan yang paling banyak adalah dibidan Praktik Mandiri Bidan P. Maka Penelitian ini dilakukan di Bidan Praktik Mandiri Bidan P karena BPM ini rata-rata persalinan setiap bulannya adalah 20 persalinan. Selanjutnya peneliti melakukan observasi di BPM Bidan P kepada 5 orang ibu yang inpartu baik primi maupun multi didapatkan hasil ibu merasa tidak tahan dengan rasa nyeri karena proses persalinannya. Dari 5 orang ibu yang inpartu tersebut 1 orang mengalami nyeri ringan, 1 orang nyeri sedang, 2 orang nyeri berat terkontrol, dan 1 orang nyeri berat tidak terkontrol sampai mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi. Di Bidan Praktik Mandiri tersebut belum menerapkan terapi non-farmakologis seperti teknik relaksasi nafas dalam kepada ibu Inpartu sesuai dengan teori, karena di Bidan Praktek Mandiri tersebut pasiennya sangat banyak sementara tenaganya masih kurang. Berdasarkan uraian tersebut penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif di Bidan Praktik Mandiri Bidan P Kota Yogyakarta. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis pre eksperiment. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang memberikan keleluasaan kebebasan penelitian untuk melakukan modifikasi atau intervensi terhadap sesuatu variabel pada suatu kondisi terkontrol (Sulistyaningsih, 2010). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan One Group Pre Test-Post Test Design untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif di Bidan Praktik mandiri Bidan P Kota Yogyakarta. Pre test sudah dilakukan pada desain ini, walapun tidak ada kelompok kontrol. Dengan demikian dapat diperoleh informasi ada tidaknya kemajuan keadaan antara keadaan sebelum dan setelah dilakukan perlakuan (Sulistyaningsih, 2010). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu inpartu kala I fase aktif di BPM Bidan P Kota Yogyakarta pada periode Maret - April 2015 sebanyak 35 orang. Menurut 2

Notoatmodjo (2010), sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dapat mewakili seluruh populasi. Fraenkel dan Wallen dalam Kasjono dan Yasril (2009) menjelaskan besar sampel pada penelitian eksperimen adalah minimal 15 orang. Sehingga besar sampel yang diambil oleh peneliti adalah sebanyak 30 orang. Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara accidental sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi yang sudah baku yang telah dibuat oleh Bourbonis sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas, dan lembar daftar tilik teknik relaksasi nafas dalam pada persalinan. Analisis data hasil penelitian adalah uji statistik parametrik Paired sample t.test yang berfungsi untuk menguji signifikansi perbedaan rerata antara pasangan kelompok. Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dengan sampel berkolerasi atau berpasangan jika datanya berbentuk interval atau ratio. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengambilan sampel dilakukan sejak bulan Maret sampai April 2015, dan didapatkan 30 responden yang memenuhi kriteria untuk menjadi subyek penelitian. Dari 30 responden penelitian tersebut diberikan teknik relaksasi nafas dalam selama 30 menit. Perlakuan ditujukan untuk mengurangi nyeri pada saat persalinan. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan umur Umur F % 20-30 30-35 Jumlah 17 13 30 56.7 43.3 100.0 Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa dari 30 responden didapatkan umur responden yang paling banyak adalah 20-30 tahun yaitu 17 orang (56,7%). 3

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan status persalinan Status Persalinan F % Primi Multi Jumlah 8 22 30 26.7 73.3 100.0 Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa dari 30 responden didapatkan status persalinan responden yang paling banyak adalah multi yaitu 22 orang (73.3%). Tabel 4 Distribusi Frekuensi Karaktersitik Responden berdasarkan Pendidikan Pendidikan F % SD SMP SMA Jumlah 3 8 19 30 10.0 26.7 63.3 100.0 Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa dari 30 responden didapatkan pendidikan responden yang paling banyak adalah SMA yaitu 19 orang (63,3%). 1. Gambaran respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dalam Tabel 5 Distribusi Frekuensi Hasil Respon Adaptasi Nyeri Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Sebelum Dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam di BPM Bidan P Kota Yogyakarta Tahun 2015 Status Persalinan Primi Multi Total Sedang Berat Total F (N) P(%) F(N) P (%) 0 0 8 26.7 8 11 36.7 11 36.7 22 11 36,7 19 63,3 30(100%) Sumber: Data Primer, 2015 Pada tabel 5 dapat diketahui bahwa respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif Di BPM Bidan P Kota Yogyakarta sebelum 4

dilakukan teknik relaksasi nafas dalam mendapatkan hasil sebagian besar adaptasi nyeri berat yaitu 19 orang (63,3%). 2. Gambaran respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala I setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam Tabel 6 Distribusi Frekuensi Hasil Respon Adaptasi Nyeri pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Setelah Dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam di BPM Bidan P Kota Yogyakarta Tahun 2015 Status Persalinan Primi Multi Total F (N) 2 9 11 Ringan Sedang Berat Total P (%) 6.7 30 36.7 F (N) 3 12 15 P (%) 10 40 50 F (N) 3 1 4 P (%) 10 3.3 13.3 8 22 30(100%) Sumber: Data Primer, 2015 Pada tabel 6 dapat diketahui bahwa respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu Kala 1 fase aktif di BPM Bidan P kota Yogyakarta setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam mendapatkan hasil sebagian besar adaptasi nyeri sedang yaitu 15 orang (50,0%). 3. Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu Inpartu Kala I fase aktif di BPM Bidan P Kota Yogyakarta. Untuk melihat perbandingan pre test dan post test pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu Kala I fase aktif di BPM Bidan P Kota Yogyakarta maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t. Dengan pengujian jika t hitung 1 t hitung 2 maka terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu Kala I fase aktif di BPM Bidan P Kota Yogyakarta. Tabel 7 Hasil Pengujian Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Respon Adaptasi Nyeri Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Di BPM Bidan P Kota Yogyakarta Periode Maret-April 2015 No. Perbandingan Mean Uji-T Value 1. 2. Pre Test Post Test 6.9667 4.6667 8.595 0.000 Sumber: Data Primer, 2015 5

Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa untuk pre test dan post test diperoleh nilai rata-rata sebesar 6.9667 dan 4.6667 dengan harga t hitung sebesar 8.595. Berdasarkan hasil uji T dengan menggunakan program komputer diperoleh value sebesar 0.000 jika dibandingkan dengan 0.05, maka nilai tersebut menunjukkan value <, sehingga kesimpulannya adalah Ha diterima dan H 0 ditolak. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari teknik relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu Kala I fase aktif di BPM Bidan P Kota Yogyakarta. Pembahasan 1. Gambaran respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dalam Pengambilan sampel dilakukan sejak bulan Maret sampai April 2015, dan didapatkan 30 responden yang memenuhi kriteria untuk menjadi subyek penelitian. Dari 30 responden penelitian tersebut diberikan teknik relaksasi nafas dalam selama 30 menit. Perlakuan ditujukan untuk mengurangi nyeri pada saat persalinan. Dari hasil penelitian bahwa sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dalam terdapat 11 orang (36,7%) yang mempunyai nyeri sedang dan 19 orang (63,3%) yang mempunyai nyeri berat. Hal ini karena nyeri persalinan merupakan tanda untuk memberitahu ibu bahwa ibu telah memasuki tahapan proses persalinan. Dimana nyeri dalam persalinan memiliki intensitas yang berbeda. Dilihat dari hasil observasi bahwa nyeri merupakan subyektif, setiap ibu akan merasakan, mengalami, dan mendeskribsikan nyerinya sendiri. Beberapa ibu mengatakan nyeri yang dirasakan pada bagian bawah area punggung, dan kemudian menyebar pada bagian di bawah perut termasuk pada kaki. Selain itu rasa sakit dengan rasa seperti tertusuk hingga mencapai puncak dan kemudian hilang dengan sendirinya. Ibu yang mengalami nyeri persalinan banyak yang masih merasakan takut, cemas, belum siap, capek, tidak kuat, sehingga menyebabkan nyeri persalinan yang hebat. Ibu yang mengalami nyeri persalinan yang hebat, ibu akan menangis, merintih, menjerit, menolak bantuan, atau bergerak tanpa arah pada saat mengalami nyeri persalinan, dan sedikit ibu yang dapat mentoleri nyeri pada persalinanya. Ibu yang mempunyai sikap toleran akan lebih sabar, pasrah dalam menghadapi rasa nyerinya dengan hanya memejamkan mata, menggertakan giginya, menggigit bibirnya, dan bercucuran keringat yang banyak. Sesuai dengan teori (Anik Maryunani, 2010) bahwa ibu yang akan bersalin berespon terhadap nyeri dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa ibu akan merasa takut, dan cemas, sementara yang lainnya bersikap toleran dan optimis. Beberapa ibu ada yang menangis, merintih, menjerit, menolak bantuan, atau bergerak tanpa arah pada saat mengalami nyeri persalinan yang hebat, sementara yang lainnya tetap berbaring dengan tenang di tempat tidur dan mungkin hanya menutup matanya, mengertakkan giginya, menggigit bibirnya atau bercucuran keringatnya pada waktu waktu mengalami nyeri persalinan. 6

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nyeri persalinan dari hasil penelitian bahwa dari 30 responden didapatkan umur responden adalah 20-30 tahun yaitu 17 orang (56,7%), dengan hasil sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dalam yaitu 2 orang (11,7%) mempunyai nyeri sedang dan 15 orang (88,2%) mempunyai nyeri berat. Sedangkan untuk umur responden adalah 31-35 tahun yaitu 13 orang (43,3%), dengan hasil sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dalam yaitu 9 orang (69,2%) mempunyai nyeri sedang dan 4 orang (30,7%) mempunyai nyeri berat, Umur ibu yang paling banyak adalah 20-30 tahun yang mempunyai nyeri berat. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rumbin (2008), bahwa semakin muda usia ibu maka akan semakin nyeri bila dibandingkan dengan umur ibu yang lebih tua. Intensitas kontraksi uterus lebih meningkat pada ibu lebih muda sehingga nyeri yang dirasakan lebih lama. Dari hasil penelitian pada status persalinan bahwa dari 30 responden didapatkan status persalinan primi ada 8 orang dengan hasil 8 orang (100%) mempunyai nyeri berat, sedangkan status persalinan multi ada 22 orang dengan hasil 11 orang (50%) mempunyai nyeri sedang dan 11 orang (50%) mempunyai nyeri berat. Status persalinan yang paling banyak adalah multi 22 orang (50%). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Siti ( 2012) bahwa Tingkat nyeri persalinan ibu primigravida sebagian besar mengalami nyeri berat sebanyak 17 responden (56,7%), nyeri sedang 10 responden (33,3%) nyeri ringan 3 responden (10,0%). Tingkat nyeri persalinan ibu multigravida sebagian besar mengalami nyeri sedang sebanyak 17 responden (56,7%), nyeri ringan 9 responden (30,0%), nyeri berat 4 responden (13,3%). Hal ini dikarenakan primi maupun multi akan mengalami yang namanya nyeri pada saat persalinan. Karena nyeri persalinan diakibatkan karena membukanya servik, dan peregangan segmen bawah rahim dan terjadinya kontraksi. Sesuai dengan teori (Long, 2005) bahwa nyeri pada kala pembukaan adalah disebabkan oleh membukanya mulut rahim misalnya peregangan otot polos merupakan rangsang yang cukup untuk menimbulkan nyeri, terdapat hubungan yang erat antara besarnya pembukaan mulut rahim dan intensitas nyeri (makin membuka makin nyeri), terdapat hubungan antar tirnbulnya kontraksi rahim, rasa nyeri terasa kira-kira 15-30 detik setelah mulainya kontraksi rahim Pada status persalinan primi semua responden mempunyai nyeri berat, karena dari hasil wawancara ibu mengatakan khawatir karena tidak mengerti bagaimana cara menghadapi persalinan. Ibu cenderung lebih banyak mengalami kecemasan hingga menimbulkan ketegangan dan ketakutan. Sesuai dengan teori bahwa bagi primipara persalinan yang dialaminya merupakan pengalaman pertama kali dan ketidaktahuan menjadi faktor penunjang timbulnya rasa tidak nyaman atau nyeri. persepsi terhadap nyeri persalinan karena primipara mempunyai proses persalinan lebih lama dan lebih melelahkan. hal ini disebabkan oleh serviks pada primipara memerlukan tenaga yang lebih besar untuk meregangkannya, sehingga menyebabkan intensitas kontraksi lebih besar selama persalinan. Disamping itu primipara menunjukkan peningkatan kecemasan dan keraguan untuk 7

mentolerir rasa nyeri selama persalinan, perasaannya lebih terfokus pada nyeri yang dirasakan (Hutahaean, 2009). Pada status persalinan multi mempunyai nyeri sedang dan mempunyai nyeri berat karena dari hasil wawancara ibu mengatakan sudah pernah mengalami nyeri pada saat persalinan dulu, sehingga ibu lebih siap dalam menghadapi persalinan yang sekarang, tetapi masih banyak ibu yang masih sedikit takut terhadap nyeri persalinan, karena nyeri yang dirasakan dulu sangat nyeri dan tidak tertahankan sehingga ibu akan meminta bantuan orang lain untuk mengurangi rasa sakitnya dengan memijat punggungnya. Sesuai dengan teori bahwa pada status persalinan multi ibu sudah pernah bersalin sehingga sudah mempunyai pengalaman nyeri saat persalinan. Ibu yang sudah mempunyai pengalaman bersalin akan mampu merespon rasa nyeri tersebut, tetapi pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa seseorang akan menerima nyeri lebih mudah pada masa yang akan datang (Perry & Potter, 2005). Dari hasil penelitian dilihat dari pendidikan bahwa dari 30 responden didapatkan pendidikan responden yaitu 3 orang (10,0%) pendidikan SD dengan 1 orang (33,3%) mempunyai nyeri sedang dan 2 (66,6%) orang mempunyai nyeri berat, 8 orang (26,7%) pendidikan SMP dengan 2 orang (25%) mempunyai nyeri sedang dan 6 orang (75%) mempunyai nyeri berat, 19 orang (63,3%) SMA dengan 8 orang (42,1%) mempunyai nyeri sedang dan 11 orang (57,8%) mempunyai nyeri berat. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa untuk tingkat pendidikan tidak ada pengaruh nyeri pada persalinan. 2. Gambaran respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam Setelah diberikan teknik relaksasi nafas dalam, respon adaptasi nyeri ibu Inpartu Kala I fase aktif tersebut mengalami perubahan menjadi 11 orang (36.7%) yang mempunyai nyeri ringan, 15 orang (50.0%) yang mempunyai nyeri sedang, dan 4 orang (13.3%) yang mempunyai nyeri berat, dengan status persalinan primi ada 8 orang dengan hasil 2 orang (25%) mempunyai nyeri ringan, 3 orang (37,5%) mempunyai nyeri sedang, 3 orang (37,5%) mempunyai nyeri berat. Sedangkan status persalinan multi ada 22 orang dengan hasil 9 orang (40,9%) mempunyai nyeri ringan, 12 orang (54,6%) mempunyai nyeri sedang, dan 1 orang (4,5%) mempunyai nyeri berat. Sehingga didapatkan hasil 22 responden mengalami penurunan nyeri, sedangkan 8 orang mengalami nyeri tetap. Hal ini disebabkan oleh karena diberikannya teknik relaksasi nafas dalam. Teknik relaksasi nafas dalam ini merupakan salah satu metode penghilang rasa nyeri secara non farmakologi. Pada prinsipnya teknik relaksasi nafas dalam ini dapat mengurangi ketegangan pada ibu yang membuat stress pada saat nyeri persalinan, dengan dilakukannya teknik relaksasi nafas dalam ini akan membuat rileks tubuh dan akan menghentikan produksi hormon adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat stress, maka hormon tersebut akan digantikan dengan hormon endorphin. Hormon endorphin merupakan hormon penghilang rasa sakit (Judha, 2012). Selanjutnya 8

pernyataan Mander (2004) bahwa tindakan utama relaksasi dianggap menutup gerbang untuk menghambat perjalanan rangsang nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada sistem saraf pusat. Selanjutnya ransangan taktil dan perasaan positif yang berkembang ketika dilakukan teknik relaksasi nafas dalam yang penuh perhatian dan empatik bertindak memperkuat efek teknik relaksasi nafas dalam untuk mengendalikan nyeri (Judha, 2012). 3. Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif Dari hasil analisis didapatkan mean untuk pre test sebesar 6,9667 dan untuk post test sebesar 4,6667. Sedangkan untuk median didapatkan pre test sebesar 7,0000 dan post test sebesar 5,0000. Sebelum dilakukan uji statistik maka dilakukan uji normalitas terlebih dahulu menggunakan onesample kolmogrov smirnov dengan hasil untuk pre test sebesar 0,383 dan post test sebesar 0,128. Dari hasil diketahui bahwa distribusi data normal karena nilai >0,05. Karena distribusi data normal maka dilakukan tes statistik paired sample t.test dengan hasil Asymp. Sig. sebesar 0,000. Karena hasilnya <0,05 maka Ho ditolak serta Ha diterima, artinya ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu Kala I fase aktif di BPM Bidan P Kota Yogyakarta dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1. Gambaran respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu Kala I fase aktif di BPM Bidan P Kota Yogyakarta sebelum di diberikan teknik relaksasi nafas dalam sebagian besar yaitu 19 orang (63.3%) respon nyeri berat. 2. Gambaran respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu Kala I fase aktif di BPM Bidan P Kota Yogyakarta setelah di berikan teknik relaksasi nafas dalam sebagian besar yaitu 15 orang (50.0%) respon nyeri sedang. 3. Terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu Kala I fase aktif di BPM Bidan P Kota Yogyakarta nilai value < yaitu 0,000 < 0.05. Dengan dilakukan teknik relaksasi nafas dalam bisa mengurangi nyeri pada persalinan. Saran 1. Bagi Bidan Praktek Mandiri Bidan P Kota Yogyakarta Diharapkan semua bidan di BPM dapat melaksanakan asuhan persalinan normal sesuai dengan standar SOP, dan memberikan teknik relaksasi nafas dalam pada saat melakukan pertolongan persalinan guna mengurangi nyeri pada saat persalinan. 2. Bagi Ibu Bersalin Diharapkan semua Ibu bersalin dapat menjadikan teknik relaksasi nafas dalam sebagai upaya untuk menurunkan nyeri persalinan yang dirasakan 9

karena teknik relaksasi nafas dalam terbukti memiliki pengaruh dalam menurunkan nyeri persalinan. 3. Bagi Peneliti selanjutnya Diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan metode nonfarmakologi yang lain atau memberikan perlakuan secara berkala atau lebih dari satu kali agar dapat diketahui intensitas nyeri responden secara maksimal dan tepat. DAFTAR PUSTAKA Andriana, Evariny. 2007. Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta. Aprillia, Yessie, 2014. Gentle Birth Balance. Mizan Pustaka. Bandung Hani, U. 2010. Pengaruh Stimulasi Counter Pressure Disertai Teknik Pernafasan terhadap Tingkat Nyeri pada Ibu Primigravida Kala Satu Fase Aktif. Vol 7, No. 1, hlm 11-15. Judha, Mohammad. (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Nuha Medika. Jakarta. Maryunani, A. 2010. Nyeri Dalam Persalinan:Tehnik dan Cara Penanganannya. Trans Info Media. Jakarta. Long, B.C. 2005. Sinopsis Psikiatris. Bina Putra Aksara. Jakarta Perry and Potter. (2005). Fundamental Keperawatan. Alih Bahasa: Adriana Ferderika Nggie dan Mariana Albar. Salemba Medika. Jakarta. Sulistyaningsih. 2011. Metode Penelitian Kebidanan: Kuantitatif-Kualitatif. Graha Ilmu. Yogyakarta 10