ADSORPSI METILEN BLUE PADA KARBON AKTIF DARI BAN BEKAS DENGAN VARIASI KONSENTRASI NACL PADA SUHU PENGAKTIFAN 600 O C DAN 650 O C

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

PENGARUH SUHU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF KULIT KEMIRI

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

POTENSI ARANG AKTIF BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill) SEBAGAI ADSORBEN ION KADMIUM (II) DAN TIMBAL (II) DENGAN AKTIVATOR H 2 SO 4

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

Metodologi Penelitian

ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

JKK, Tahun 2016, Volume 5(3), halaman ISSN ADSORPSI BESI DAN BAHAN ORGANIK PADA AIR GAMBUT OLEH KARBON AKTIF KULIT DURIAN

Jurnal Kependidikan Kimia Hydrogen Vol. 1 Nomor 1, Juli 2013 ISSN:

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

PENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na +

PENURUNAN KADAR COD (Chemical Oxygen Demand) LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN ARANG AKTIF BIJI KAPUK (Ceiba Petandra)

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

BAB III METODE PENELITIAN

ACTIVATED CARBON PRODUCTION FROM COCONUT SHELL WITH (NH 4 )HCO 3 ACTIVATOR AS AN ADSORBENT IN VIRGIN COCONUT OIL PURIFICATION ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 6. Pada Gambar 6 ditunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

BAB III. BAHAN DAN METODE

Cation Exchange Capacity of Zeolite X from Bagasse Ash against Magnesium(II)

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

POTENSI ARANG AKTIF MENGGUNAKAN AKTIVATOR

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB III BAHAN DAN METODE

ANALISIS DAYA SERAP TONGKOL JAGUNG TERHADAP KALIUM, NATRIUM, SULFIDA DAN SULFAT PADA AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

PENGARUH SUHU, KONSENTRASI ZAT AKTIVATOR DAN WAKTU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KEMIRI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG BUAH KARET UNTUK ADSORPSI ION BESI (II) DALAM LARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

ADSORPSI FENOL MENGGUNAKAN ADSORBEN KARBON AKTIF DENGAN METODE KOLOM

Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

ANALISIS SIFAT ADSORPSI KARBON AKTIF KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA PADA LIMBAH CAIR BATIK DI KOTA PEKALONGAN

POTENSI ARANG AKTIF BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) SEBAGAI ADSORBEN ION Zn 2+ DAN SO 4 2- DALAM AIR SUMUR BOR BURUK BAKUL, BENGKALIS

POTENSI ARANG AKTIF DARI TULANG SAPI SEBAGAI ADSORBEN ION BESI, TEMBAGA, SULFAT DAN SIANIDA DALAM LARUTAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

JKK, Tahun 2015, Volume 4(1), halaman ISSN ADSORPSI FENOL MENGGUNAKAN ADSORBEN KARBON AKTIF DENGAN METODE KOLOM

Pengaruh Konsentrasi Dan Waktu Kontak Pada Pengolahan Limbah Domestik Menggunakan Karbon Aktif Tongkol Jagung Untuk Menurunkan BOD dan COD

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

Lampiran 1. Gambar Kertas HVS Bekas, ᾳ selulosa, dan SMKHB. Gambar 1. Gambar 2. Keterangan : Gambar 1 : Kertas HVS bekas. Gambar 2 : Alfa Selulosa

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

JKK,Tahun 2014,Volum 3(3), halaman 7-13 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-116

STUDI AKTIVASI ARANG DARI TEMPURUNG KELAPA DENGAN PENGOZONAN ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI LIMBAH PADAT SINTESIS FURFURAL BERBAHAN DASAR SEKAM PADI MELALUI AKTIVASI KIMIA

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT UNTUK PRODUKSI KARBON AKTIF DENGAN AKTIVASI KIMIA

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI PELEPAH KELAPA (Cocus nucifera) A. Fuadi Ramdja, Mirah Halim, Jo Handi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRODUKSI KARBON AKTIF DARI BAMBU ANDONG (GIGANTOCHLOA VERTICILLATA) MENGGUNAKAN ACTIVATING AGENT ZnCl 2 DAN CO 2. Abstrak

KARAKTERISASI SIFAT FISIS MEMBRAN PADAT SILIKA (SiO 2 ) UNTUK FILTRASI AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SINTESIS KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN UNTUK PEMURNIAN AIR GAMBUT

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

Transkripsi:

ADSORPSI METILEN BLUE PADA KARBON AKTIF DARI BAN BEKAS DENGAN VARIASI KONSENTRASI NACL PADA SUHU PENGAKTIFAN 600 O C DAN 650 O C Oleh: Anton Prasetyo 1, Ahmad Yudi 2, Rini Nafsiati Astuti 3 ABSTRACT : Permintaan karbon aktif dunia tiap tahunnya mengalami peningkatan. Ditinjau dari komposisinya maka ban bekas mengandung unsur utama karbon, oleh karenanya mempunyai peluang untuk dijadikan karbon aktif. Salah satu parameter kualitas karbon aktif adalah daya adsorpsinya terhadap metilen blue oleh karenanya dalam penelitian akan dikaji daya adsorpsi karbon aktif terhadap metilen blue dengan aktivator kimia NaCl dan pada suhu pengaktifan 600 o C dan 650 o C. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa bahwa kemampuan mengadsorpsi metilen blue meningkat dengan kenaikan konsentrasi activator kimia. Kemampuan mengadsorpsi didapatkan pada NaCl sebesar 30 %. Kemampuan adsorpsi juga meningkat dengan kenaikan suhu pengaktifan dengan suhu pengaktifan terbaik pada 650 o C. Dari perbandingan hasil adsorpsi pada berbagai kondisi didapatkan hasil bahwa kemampuan adsorpsi terbesar karbon aktif adalah 18,9082 mg/g pada kondisi konsentrasi aktivator kimia NaCl 30 % dan suhu pengaktifan 650 o C. Analisis menggunakan SEM-EDAX menunjukkan permukaan pori karbon aktif yang masih belum terbuka secara sempurna dengan kandungan unsur karbon sebesar 95,41%. Kata Kunci: karbon aktif,ban bekas, NaCl, Suhu Pengaktifan, adsorpsi, metilen blue PENDAHULUAN Karbon aktif merupakan golongan karbon amorph yang diproduksi dari bahan dasar dengan susunan senyawa mayoritas mengandung karbon (Mayer, dkk, 2005). Karbon aktif dapat digunakan untuk mengadsorbsi bahan yang berasal dari cairan maupun fasa gas (Ruiz, 2008). Daya adsorpsi tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Saat ini karbon aktif banyak digunakan sebagai bahan penyaring, pengolahan limbah, pengolahan air, dan banyak lagi aplikasinya. Dengan aplikasi yang luas dalam dunia industri maka permintaan dunia terhadap karbon aktif cukup besar di mana pada tahun 2005 sebesar 970.000 ton. Kebutuhan karbon aktif ini tiap tahun diperkirakan meningkat 5 % dan pada tahun 2009 hingga tahun 2010 mencapai 1.200.000 ton. Dengan permintaan yang semakin meningkat maka mendorong banyak peneliti untuk mensintesis karbon aktif dari berbagai bahan. Sumber bahan mentah yang pernah dilakukan penelitian sebagai bahan karbon aktif diantaranya biji apricot, biji chery, biji 1,2,3 Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Alamat korespodensi : antoniaprasetyo@gmail.com 16

Jurnal Neutrino Vol.4, No.1. Oktober 2011 17 anggur, kulit kacang, kulit almond, tongkol jagung, kulit jagung dan ban bekas (Rao, et al, 2006). Dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor memberikan konsekuensi dengan banyaknya ban bekas. Jumlah ban bekas yang melimpah yang jika tidak dilakukan upaya pemanfaatan atau pengolahannya maka akan menimbulkan masalah lingkungan hidup dan salah satu penyelesaiannya adalah mengubah ban bekas menjadi karbon antif (Danny et, al, 2004). Banyaknya kandungan karbon dalam ban, membuat ban berpotensi dijadikan sebagai karbon aktif yang mempunyai daya adsorben yang tinggi. Penelitian tentang pemanfaatan ban bekas sebagai karbon aktif telah dilakukan beberapa peneliti. Ariyadejwanich et al (2002) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa karbon aktif dari ban bekas yang dikarbonisasi pada temperatur 500 oc menghasilkan luas permukaan BET 737 m2/g. Adsorbsi metilen blue telah banyak dilakukan untuk menentukan kapasitas adsorbsi karbon aktif. Penetapan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan arang aktif untuk menyerap larutan berwarna dan menentukan luas permukaan pori karbon aktif. Oleh karenanya kemampuan mengadsorpsi metilen blue menjadi salah satu ukuran kualitas dari metilen blue yang dihasilkan di mana SNI mensyaratkan kemampuan minimal menyerap adalah 120 mg/g untuk serbuk karbon aktif (Anonim, 1995). Dalam penelitian ini akan dilakukan sintesis karbon aktif dari ban bekas dengan dengan menggunakan zat activator NaCl pada berbagai konsentrasi dan suhu pengaktifan pada 650 o C dan 700 o C dan selanjutnya dilakukan uji kualitasnya berdasarkan kemampuan karbon aktif dalam mengadsorpsi metilen blue. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven, tanur, seperangkat alat gelas, fluidized bed reaktor, neraca analitik, piknomoter, hot plate, desikator, ayakan ukuran 120 mesh-250 mesh, spektrokopi UV-Vis. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ban bekas (waste tires). Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah natrium klorida (NaCl) teknis, asam klorida (HCl, p.a), AgNO3, kertas saring, aluminium foil, aquades dan metilen blue. Cara Kerja Karbonisasi Sampel berupa ban bekas dikarbonisasi dalam tanur pada temperatur awal 200 ºC selama 30 menit. Setiap 30 menit temperatur dinaikkan dengan interval 50 ºC sampai temperatur menjadi 500 ºC agar ban bekas menjadi karbon.

18 Jurnal Neutrino Vol.4, No.1. Oktober 2011 Aktivasi Kimia Karbon hasil proses karbonisasi diblender sampai halus kemudian diayak dengan menggunakan ayakan ukuran 120 mesh sampai 250 mesh. Karbon yang lolos dari 120 mesh dan tertahan pada ayakan 250 mesh ditimbang dan direndam dalam larutan natrium klorida dengan variasi konsentrasi 0 %, 10 %, 20 %, 30 %, dan 35 % selama 5 jam dengan ratio 1:4 (b/v) pada temperatur 80 C, kemudian disaring dan dikeringkan dalam oven pada temperatur 105 ºC selama 24 jam. Aktivasi Fisika Karbon yang telah terbentuk dan telah dilakukan aktivasi kimia dimasukkan dalam fluidized bed reactor dan dialiri N 2 dengan kecepatan alir 200 ml/menit dan diaktivasi pada variasi temperatur yakni 600 o C dan 650 ºC selama 45 menit. Aktivasi fisika ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fisika Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Karbon aktif yang dihasilkan dicuci dengan 100 ml HCl 0,1 M kemudian dilanjutkan dengan pencucian menggunakan air panas sampai bebas Cl (dengan AgNO 3 0,1 N) dan filtrat mempunyai ph netral (ph 6-7). Setelah dicuci, karbon aktif dikeringkan pada temperatur 105 ºC selama 24 jam kemudian dikarakterisasi. Uji Adsorpsi Metilen Blue Pada Karbon Aktif Untuk mengetahui kemampuan adsorpsi karbon aktif maka dilakukan uji adsorpsi terhadap metilen blue. Penentuan daya adsorpsi karbon aktif terhadap metilen blue dengan menimbang karbon aktif sebanyak 0,1 gram lalu ditambahkan larutan metilen blue 100 ppm sebanyak 20 ml kemudian ditempatkan dalam erlenmeyer 50 ml dan ditutup alumunium foil, sampel diaduk menggunakan magnetik stirrer selama 15 menit dan didiamkan selama 30 menit dengan kecepatan 100 rpm. Kemudian dilakukan penyaringan dan metilen blue sisa diukur konsentrasinya dengan metode spektroskopi UV-Vis. Pengukuran konsentrasi metilen blue dengan spektroskopi UV-Vis dilakukan pada panjang gelombang 664 nm. Uji SEM-EDAX Untuk mengetahui morfologi permukaan dan kandungan unsur pada karbon aktif yang terbentuk, maka dilakukan Uji SEM EDAX. Uji tersebut dilakukan di Laboratorium Sentral FMIPA Universitas Negeri Malang. HASIL DAN PEMBAHASAN Daya Serap terhadap Metilen Blue Kemampuan karbon aktif dalam mengsdsorbsi metilen blue merupakan salah satu standar kualitas karbon aktif menurut SNI. Berdasarkan Standar Industri Indonesia karbon aktif yang baik mampu menyerap metilen blue minimal 120 mg/g (Anonim, 1995). Pengukuran larutan metilen blue dilakukan pada pada panjang gelombang 664 nm. Hasil uji daya serap karbon aktif terhadap larutan metilen blue dengan konsentrasi 100 ppm menghasilkan nilai daya serap metilen blue sesuai data berikut:

Jurnal Neutrino Vol.4, No.1. Oktober 2011 19 Tabel 1. Kemampuan daya serap karbon aktif terhadap metilen blue Daya adsorpsi metilen blue Konsentrasi NaCl (%) T 600 o C (mg/g) Daya adsorpsi metilen blue T 650 o C (mg/g) 0 17,4265 18,2614 10 18,2990 18,4632 20 18,4780 18,6612 30 18,7490 18,9082 35 18,2467 18,5649 Gambar 1. Daya serap karbon aktif konsentrasi NaCl terhadap metilen blue variasi Tabel 1 di atas menjelaskan bahwa berat metilen blue teradsorpsi menunjukkan nilai yang berbeda-beda pada masing-masing perlakuan aktivasi kimia maupun aktivasi fisika. Dari hasil adsorpsi diketahui bahwa dengan kenaikan kadar NaCl maka kemampuan adsorpsi semakin tinggi di mana kemampuan mengadsorpsi tertinggi ada pada konsentrasi NaCl 30 % dan akan turun pada konsentrasi NaCL 35 %. Apabila dibandingkan dengan perbandingan suhu aktivasi maka diperoleh hasil bahwa suhu 650 oc memiliki kemampuan mengadsorpsi yang lebih baik dibandingkan dengan 600 oc.

20 Jurnal Neutrino Vol.4, No.1. Oktober 2011 Karbon aktif yang tidak diaktivasi menggunakan NaCl menunjukkan hasil daya adsorpsi terkecil dari semua sampel yang dianalisis, dan kemampuan mengadsorpsi akan naik sampai pada konsentrasi NaCl 30 % dan akan turun pada konsentrasi NaCl 35 %. Aktivator kimia umumnya berfungsi sebagai bahan pengaktif yang berfungsi untuk mendegradasi atau penghidrasi molekul organik selama proses karbonisasi, membatasi pembentukan tar, membantu dekomposisi senyawa organik pada aktivasi berikutnya, dehidrasi air yang terjebak dalam rongga-rongga karbon, membantu menghilangkan endapan hidrokarbon yang dihasilkan saat proses karbonisasi dan melindungi permukaan karbon sehingga kemungkinan terjadinya oksidasi dapat dikurangi (Manocha, 2003). NaCl sebagai aktivator kimia mampu menekan pengotor hidrokarbon dan pengotor dalam pori karbon aktif menyebabkan semakin besarnya volume pori, selain itu NaCl mampu menghidrasi kandungan air yang ada dalam pori sehingga volume pori semakin besar. Dari penelitian didapatkan hasil bahwa semakin tinggi konsentrasi NaCl maka daya adsorpsi semakin tinggi, hal ini menunjukkan bahwa pori karbon aktif semakin besar sehingga kemampuan mengadsorpsi juga semakin besar. Akan tetapi NaCl yang berlebih menyebabkan NaCl sulit keluar dari pori karbon sehingga akan mempersempit volume pori karbon aktif. Hal ini terlihat dari karbon aktif yang diaktivasi kimia dengan NaCl 35% mempunyai daya adsorpsi metilen blue yang lebih kecil jika dibandingkan dengan karbon aktif yang diaktivasi NaCl 30 % (konsentrasi terbaik). Ini disebabkan karena pada konsentrasi 35 % telah terjadi keadaan jenuh (kandungan NaCl berlebih di permukaan karbon aktif) sehingga menghalangi proses penyerapan metilen blue. Dalam aktivasi fisika terjadi proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik. (Sembiring, 2003). Aktivasi secara fisika biasanya digunakan uap air, gas karbon dioksida, oksigen, dan nitrogen. Gas-gas tersebut berfungsi untuk mengembangkan struktur rongga yang ada pada arang sehingga memperluas permukaannya, menghilangkan konstituen yang mudah menguap dan membuang produksi tar atau hidrokarbon-hidrokarbon pengotor pada arang. Dengan aktivasi fisika dapat dihasilkan karbon aktif yang memiliki luas permukaan dan pori dengan ukuran besar.(swiatkowski, 1998). Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa karbon aktif yang diaktivasi fisika dengan suhu 650 oc mempunyai daya adsorpsi terhadap metilen blue yang lebih besar dari pada karbon aktif yang diaktivasi pada suhu 600 oc. Hal ini menandakan suhu pemanasan berpengaruh terhadap ukuran pori yang dihasilkan, di mana dengan pemanasan lebih tinggi maka ukuran pori menjadi lebih besar, sehingga daya adsorpsinya menjadi lebih besar. Karakteristik karbon dengan SEM-EDAX Pada penelitian ini dilakukan uji SEM EDAX untuk mengetahui morfologi permukaan dan susunan unsur dari serbuk karbon aktif yang dihasilkan. Uji SEM dilakukan pada sampel yang memiliki kemampuan adsorpsi paling bagus yang dalam hal

Jurnal Neutrino Vol.4, No.1. Oktober 2011 21 ini pada konsentrasi NaCl 30 % dan suhu pengaktifan 650 o C. Hasil uji SEM dengan perbesaran 10.000 dan 15.000 kali adalah seperti di bawah ini: (a) (b) Gambar. 2. Hasil Uji SEM Karbon Aktif Dengan Konsentrasi NaCl 30 % dan Suhu Aktivasi 650 o C. (a) Perbesaran 10.000 kali; (b) Perbesaran 15.000.000 kali. Pada gambar SEM-EDAX di atas menunjukkan bahwa karbon aktif yang dihasilkan mempunyai permukaan pori dengan rongga kecil dan rapat. Ukuran rongga yang kecil dan rapat ini, dimungkinkan karena proses aktivasi fisika yang kurang lama dan tinggi, sehingga proses pembukaan pori yang belum sempurna. Pada gambar juga diperlihatkan adanya bintik bintik putih, ini dimungkinkan adanya NaCl pada permukaan. Seharusnya NaCl masuk ke dalam pori, akan tetapi dengan pori yang terlampau kecil sehingga tidak bisa masuk dalam rongga. Ukuran pori ini tentunya akan mempengaruhi jumlah metilen blue yang terserap yang apabila dibandingkan dengan SNI maka masih lebih kecil di

22 Jurnal Neutrino Vol.4, No.1. Oktober 2011 mana SNI mensyaratkan kemampuan mengadsorpsi metilen blue adalah minimal 120 mg/g. Gambar 3. Hasil Analisa EDAX Dari Karbon Aktif Yang Dihasilkan Pada Konsentrasi Aktivator NaCl 30 % dan Suhu Aktivasi 650 o C. Sesuai difraktogram EDAX di atas dapat dilihat bahwa terdapat unsur unsur pengotor selain karbon pada sampel karbon aktif yang dihasilkan. Pengotor tersebut adalah belerang, silika, alumunium, natrium, seng dan oksigen. Akan tetapi jumlah persen unsur terbesar pada sampel karbon aktif adalah unsur karbon dengan prosentase sebesar 95,41%. Unsur unsur pengotor tersebut dimungkinkan berasal dari mineral aditif pada proses pembuatan ban dan juga dari senyawa activator NaCl. KESIMPULAN Dari hasil uji adsorpsi metilen blue terhadap karbon aktif dari ban bekas dengan activator NaCl dan suhu aktivasi 600 o C dan 650 o C, diperoleh hasil bahwa kemampuan mengadsorpsi metilen blue terbesar adalah 18,9082 mg/g dengan kondisi konsentras activator kimia 30 % dan suhu pengaktifan sebesar 650 o C. Analisis menggunakan SEM- EDAX menunjukkan permukaan pori karbon aktif yang masih belum terbuka secara sempurna dengan kandungan unsur karbon sebesar 95,41%. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1995. Arang Aktif Teknis SNI 06-3730-1995. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta

Jurnal Neutrino Vol.4, No.1. Oktober 2011 23 Ariyadejwanich P, Tanthapanichakoon W, Nakagawa G, Mukai S.R, Tamon H, 2003 Preparation and characterization of mesoporous activated carbon from waste tires, Carbon 41 (2003) 157 164. Danny C.K. Ko, Edward L.K. Mui, Ken S.T. Lau, Gordon McKay, Production of activated carbons from waste tire process design and economical analysis, waste Management 24 (2004) 875 888 Jankowska, H., Swiatkowski, A., Choma, J. 1991. Active Carbon. London: Horwood. Manocha, Satish M. 2003. Porous Carbons. India: Journal Sadhana vol 28, parts 1&2. Mayer, V.A,dkk. 2005. ASTM Dictionary of Engineering Science and Technology Tenth Edition. Amerika: ASTM International. Rao M.Madhava, Rao Chandra G.P, Seshaiah K, Choudary N.V, Wang M.C, 2008 Activated carbon from Ceiba pentandra hulls, an agricultural waste,as an adsorbent in the removal of lead and zinc from aqueous solutions, Waste Management 28 (2008) 849 858 Ruiz, Isabel.S and Crelling, John C. 2008. Applied Coal Petrology. Amsterdam: Elsevier. Swiatkowski, A., 1998, Adsorption and its Aplication in Industry and Environmental Protection Studies in Surface Science and Catalysis. Belanda: Elsivier.